PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan asas kemandirian.
Namun, karena pembangunan tersebut memerlukan pembiayaan yang cukup
besar, asas kemandirian tidak dapat dilaksanakan secara utuh. Oleh karena itu,
pemerintah harus menggali segala sumber - sumber dana untuk membiayai
kebutuhan pembangunan nasional yang dimaksud. Salah satu dari sekian banyak
sumber - sumber dana untuk membiayai pembangunan nasional ini adalah dengan
cara penanaman modal.
Di masa globalisasi sekarang ini, peran penanaman modal semakin krusial.
Apalagi terhadap Negara - negara yang sedang taraf membangun seperti Negara
Republik Indonesia ini. Istilah membangun secara berdikari (berdiri di atas kaki
sendiri) berdasarkan asas kemandirian dengan mengabaikan sama sekali
penanaman modal terutama terhadap penanaman modal asing
sudah bukan
zamannya lagi . 1
Berkaitan dengan hal tersebut, penanaman modal harus menjadi bagian
dari bentuk penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai
upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatkan pembangunan ekonomi
berkelanjutan meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional,
1
Munir Fuadi, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, ( Bandung; Citra Aditya Bakti,
2002 ), hlm. 131
membangunan
pembangunan
ekonomi
kerakyatan,
serta
mewujudkan
Ibid., hal.134.
Lihat Penjelasan Umum UU No.25 Thun 2007 Tentang Penanaman Modal
Jonker Sihombing, Investasi Asing Melalui Surat utang Negara di Pasar Modal,
(Bandung;Alumni 2008 ),hlm.82
5
Penjelasan Umum UU No.25 Tahun 2007
sumber
penerimaan
daerah
melalui
investasi
dengan
12
Ibid.hlm 117
Terutama pada daerah hasil pemekaran seperti Kabupaten Padang Lawas Utara,
yang mana daerah ini masih jauh dari kata maju. Hal ini disebabkan karena
sebagai daerah yang baru pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan maka
dengan otomatis pendapatan daerah belum mapan sebagai sebuah daerah
kabupaten. Dengan daerah yang masih banyak memiliki potensial untuk
dikembangkan maka daerah Kabupaten Padang Lawas Utara memerlukan
investasi ( penanaman modal ) baik penanaman modal dalam negeri dan
penanaman modal asing untuk meningkatkan pendapatan daerah. Investasi yang
dapat dilakukan oleh penanaman modal ialah di bidang perkebunan, di bidang
peternakan, di bidang perikanan dan lain-lain.Dengan di latar belakangi oleh
permasalahan di atas maka penulis untuk mengangkat judul tentang Sistem
Koordinasi Antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah Hasil
Pemekaran Dalam Bidang Penanaman Modal Ditinjau Dari UU No.25 Tahun
2007 ( Studi Penanaman Modal di Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten
Padang Lawas Utara ) .
B. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana ketentuan pelayanan penanaman modal berdasarkan UU No.25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ?
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam
rangka
perkembangan
ilmu
hokum
pada
umumnya,
D. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini berjudul Sistem Koordinasi Antara Pemerintah
Propinsi Sumatera Utara dengan Pemerintah
Dengan demikian, jika dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak
dicapai oleh penulisan skripsi ini maka, dapat disimpulkan bahwa apa yang ada di
dalam skripsi ini adalah murni dari si penulis dan bukan hasil jiplakan dari skripsi
orang lain, dan dimana diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi,
referensi, buku buku, makalah- makalah, dan bahan-bahan seminar, serta media
cetak berupa koran-koran ,media elektronik seperti internet serta bantuan dari
berbagai pihak , berdasarkan pada asas- asas kelimuan yang jujur, rasional dan
terbuka. Semua ini adalah merupakan impliksi dari proses penemuan kebenaran
ilmiah, sehingga hasil penulis dapat dipertanggung jawabkan kebenaran secara
ilmiah.
E.Tinjauan Pustaka
Istilah investasi dan penanaman modal merupakan istilah-istilah yang
dikenal, baik dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundangundangan. Istilah investasi merupakan istilah yang popular dalam dunia
usaha,sedangkan istilah penanaman modal lebih banyak digunakan dalam
perundang-undangan. Namun pada dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai
pengertian
yang
sama
sehingga
kadang-kadang
digunakan
secara
interchangeable. 13
Istilah penanaman modal merupakan terjemahan dari kata investment,
berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai
13
penanaman modal atau investasi. Penanaman modal atau investasi sering kali
dipergunakan dalam arti yang berbeda-beda. 14
Di kalangan masyarakat luas, investasi memiliki pengertian yang lebih
luas karena dapat mencakup baik investasi langsung ( direct investment ) maupun
investasi tidak langsung ( portofolio investment ) sedangkan penanaman modal
lebih mempunyai konotasi kepada investasi langsung . 15
Menurut Dhaniswara K.Harjono,secara umum, investasi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan baik orang pribadi ( natural person )
maupun badan hokum ( juridical person ), dalam upaya meningkatkan dan /atau
mempertahankan niali modalnya,baik yang berbentuk uang tunai ( cash money ),
peralatan ( equipment ), asset tak bergerak, hak atas kekayaan intelektual, maupun
keahlian. 16
Dari pengertian tersebut di atas, dapat ditarik unsur- unsur terpenting
kegiatan investasi, yaitu : 17
1. Adanya motif untuk meningkatkan atau setidaknya tidaknya
mempertahankan nilai modalnya.
2. Bahwa model tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat
mata dan dapat diraba ( tangible ), tetapi juga mencakup sesuatu yang
bersifat tidak kasat mata dan tidak dapat diraba ( intangible ). Intangible
mencakup keahlian, pengetahuan, jaringan, dan sebagainyayang dalam
14
Rosyidah Rakhmawati,op.cit.hlm.3.
Lihat Pasal 1Angka 1 UU No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
secara langsung ataupun secara tidak langsung oleh suatu investor ( Every kind
ofasset ownedor controlled, directly or indirectly, by on investor ) . 20
Oentoeng soerapati mengemukakan bahwa hal tersebut termasuk : 21
1. suatu perusahaan;
2. saham-saham atau bentuk lain partisipasi ekuitas dalam suatu perusahaan
dan hak hak yang diperolah dari padanya ;
3. obligasi ,surat hutang, pinjaman atau bentuk lain dari piutang dan hak-hak
yang diperoleh dari padanya;
4. klaim atas uang atau kinerja;
5. hak-hak atas kekayaan intelektual;
6. hak-hak yang diberikan berdasarkan hukum atau kontrak seperti konsesi,
lisensi,otoritas dan izin;
7.
kekayaan lain yang bertubuh atau tidak bertubuh, bergerak, atau tetap,
dan hak-hak yang terkait pada kekayaan lain seperti sewa, mortgage,
liens, dan gadai.
Pengertian penanaman modal secara luas akan membuka wawasan
F. Metode Penulisan
Dalam setiap penulisan haruslah menggunakan metode penelitian yang
sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang digunakan oleh
penulis dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan
dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian hukum normative yang bersifat deskriptif.
Penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang menganalisis hukum
yang
tertulis.
Sedangkan
yang
bersifat
deskriptif
maksudnya
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari lapangan melalui riset dan
pengambilan data dengan informasi yang berasal dari Badan
Penanaman Modal dan Promosi Sumatera Utara, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Padang Lawas Utara serta pihak-pihak yang
terkait dan memenuhi karakteristik untuk mendapatkan data dan
informasi mengenai masalah yang diteliti guna mendukung data- data
sekunder.
b. Data Sekunder
Dalam penulisan skripsi ini, data sekunder yang digunakan adalah
bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
1. Bahan hukum primer yanitu bahan-bahan hukum yang mengikat,
terdiri dari peraturan perundang-undangan antar lain UndangUndang Nomor 25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal ,
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 jo Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemekaran Daerah dan beberapa
Peraturan Kepala BKPM tentang koordinasi dalam penanaman
modal seperti
lain lain.
2. Bahan sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer misalnya : hasil penelitian, hasi
karya ilmiah dari kalangan hukum dan sebagainya.
sedangkan
metode
induktif
dilakukan
dengan
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang permasalahan,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan
kepustakaan, metode penelitian yang digunakan, serta sistematika
penulisan skripsi ini.
BAB II
BAB III
DAN
Dalam bab
ini
diuraikan
mengenai
bentuk
kewenangan
PEMEKARAN
PADANG
LAWAS
PEMERINTAH
UTARA
KABUPATEN
DALAM
BIDANG
PENANAMAN MODAL.
Dalam bab ini diuraikan mengenai bentuk kebijakan koordinasi
yang dilakukan antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
dengan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dalam hal
penanaman modal yang dilakukan oleh seorang investor.
BAB V