Anda di halaman 1dari 10

JUDUL = ASAP CAIR SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA

KELOMPOK = APRILIANTI SIBAU


RIFIAN JOE PREMILENIO
DEDY SETIAWAN
CHATARINA SENTOSA JEMALI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kabupaten merauke merupakan lumbung pangan tertinggi di papua. Penghasil
pangan terbesar yang banyak lahan untuk pertanian khususnya penanaman padi yang saat
ini sangat luas bisa mencapai 2.000 hektar di tahun ini. Dimana saat musim panen tiba
petani memanen hasil mereka dikumpulkan dan digiling menghasilkan beras yang
berkualitas. Di akhir penggilingan kulit-kulit padi (sekam padi) terbuang tanpa
digunakan dan sangat mengganggu lingkungan jika sekam padi tersebut sudah
menumpuk.
Mengingat bahwa pestisida mempunyai dampak buruk bagi lingkungan pertanian
antara lain dapat meracuni manusia dan hewan domestik. Meracuni organisme yang
berguna, misalnya, musuh alam, hama, lebah, dan serangga yang membantu penyerbukan
dan satwa liar yang mendukung fungsi kelestarian alam. Mencemari lingkungan dengan
segala akibatnya termasuk residu pestisida. Menimbulkan strain hama baru yang resisten
terhadap pestisida. Menimbulkan terjadinya resorgensi hama atau peristiwa
meningkatnya populasi hama setelah diperlakukan dengan pestisida tertentu.
Menyebabkan terjadinya ledakan hama sekunder dan hama potensial. Memerlukan biaya
yang mahal karena sifat ketergantungan keberhasilan budi daya tanaman pada pestisida.
Jadi kami mencari cara agar sekam padi yang sudah terbuang dimanfaatkan menjadi
asap cair yang digunakan sebagai pengganti pestisida.

1.2 RUMUSAN MASALAH


- Bagaimana cara mengolah sekam padi menjadi asap cair?
- Bagaimana cara memanfaatkan asap cair sebagai pengganti pestisida?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


- Untuk mengolah sekam padi menjadi asap cair
- Untuk mengetahui cara pemanfaatan asap cair sebagai pestisida

1.4 BATASAN MASALAH


Dalam penelitian ini kami membatasi pada:
- Bahan yang digunakan untuk membuat asap cair adalah sekam padi
- Asap cair diuji cobakan pada tanaman padi

1.5 MANFAAT PENELITIAN


- Petani padi dapat memanfaatkan asap cair sebagai pengganti pestisida

BAB II

Dapat mengurangi dampak buruk penggunaan pestisida bagi petani dan konsumen
Dapat meningkatkan nilai ekonomi sekam padi

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sekam padi

Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran yang kering,
bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam (endospermium dan
embrio). Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan (Poaceae),
meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam (misalnya
jagung dan gandum). Dalam pertanian, sekam dapat dipakai sebagai campuran pakan, alas
kandang, dicampur di tanah sebagai pupuk, dibakar, atau arangnya dijadikan media tanam.

2.2 Asap cair


Asap cair (bahasa Inggris: wood vinegar, liquid smoke) merupakan suatu hasil
kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak
langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta
senyawa karbonlainnya. Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam
jenis kayu,bongkol kelapasawit, tempurung kelapa, sekam,ampas atau serbuk gergaji kayu
dan lain sebagainya. Selama pembakaran, komponen dari kayu akan mengalami pirolisa
menghasilkan berbagai macam senyawa antara lain fenol, karbonil, asam, furan,
alkohol, lakton, hidrokarbon, polisiklik aromatik dan lain sebagainya. Asap cair mempunyai
berbagai sifat fungsional, seperti ; untuk memberi aroma, rasa dan warna karena adanya
senyawa fenol dankarbonil ; sebagai bahan pengawet alami karena mengandung senyawa
fenol dan asam yang berperan sebagai antibakteri danantioksidan; sebagai bahan koagulan
lateks pengganti asam format serta membantu pembentukan warna coklat pada produk sit.
2.3 Pestisida
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,
atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi
akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma,
burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi
tak selalu, beracun. Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem.
Berdasarkan Konvensi Stockholm mengenai Polutan Organik Persisten, 9 dari 12
senyawa kimia organik berbahaya adalah pestisida.

2.4 Pemanfaatan
Pemanfaatan sekam padi salah satu jenis limbah padi yang banyak dimanfaatkan
banyak orang terutama mereka daerah pedesaan dan juga dekat di daerah lumbung padi yang
ternyata dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup kita sehari-hari.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 KUALITATIF
A. Waktu dan Tempat
10 Mei 2016 dan Kampung Semangga Waninggap Kai
B. Alat dan bahan
a. Alat
1. Tangki pembakaran

2. Tangki pendingin

3. Tabung tar

4. Jerigen

5. Tangki destilasi

6. Saringan

b. Bahan
1. Korek

2. Sedotan

3. Kaleng

4. Sekam padi

c. Cara kerja
1. Sekam padi dibersihkan dan dikeringkan untuk mengurangi
kadar Kemudian dilanjutkan dengan metode Pirolisis yang merupakan proses
reaksi penguraian senyawa-senyawa penyusun kayu keras menjadi beberapa
senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering pembakaran tanpa
oksigen. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang bekerja pada
temperatur 300-650oC selama 8 jam pembakaran. Asap hasil pembakaran
dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar. Hasil dari proses
pirolisis diperoleh tiga produk yaitu asap cair, tar, dan arang. Kondensasi
dilakukan dengan koil melingkar yang dipasang dalam bak pendingin.Air
pendingin dapatberasal dari air hujan yang ditampung dalam bak
penampungan, air sumur, air sungai maupun PDAM.
2. Proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak
mengandung bahan berbahaya sehingga aman bagi bahan pengawet
makanan. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis
diendapkan selama seminggu. Kemudian cairannya diambil dan dimasukkan
ke dalam alat destilasi. Suhu destilasi sekitar 150oC, hasil destilat ditampung.
Destilat ini masih belum bisa digunakan sebagai pengawet makanan karena
ada lagi proses lain yang harus dilewati.
3. Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif ditujukan untuk mendapatkan zat
aktif yang benar-benar aman dari zat berbahaya. Caranya, zat destilat asap
cair dialirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrat asap cair yang
aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet makanan non
karsinogenik.

4. Proses Filtrasi Filtrat Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif Proses filtrasi filtrat
zeolit aktif dengan karbon aktif dimaksudkan untuk mendapatkan filtrat asap
cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat. Caranya, filtrat dari
filtrasi zeolit aktif itu dialirkan ke dalam kolom yang berisi karbon aktif
sehingga filtrat yang diperoleh berupa asap cair dengan bau asap ringan dan
tak menyengat. Maka sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet
makanan yang aman, efektif dan alami.

Proses pembuatan asap cair

D.

Analisis data

Berdasarkan data hasil penelitian telah dilakukan (Darmadji, 2002) asap


cair yang sudah dipisahkan tadi berdasarkan titik didihnya maka di ujikan
ke bakteri untuk melihat daya antibakteri dan antioksidannya serta
melihat potensi pencoklatan fraksi-fraksi asap cair. Semakin tinggi suhu
fraksinasi maka kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri
pathogen semakin besar, hal ini disebabkan karena kenaikan suhu pada
kadar fenol dan kadar asam pada destilasi, sebab daya antibakteri dan
daya antioksidan diperankan oleh kadar fenol dan kadar asam dalam asap
cair. Serta warna-warna yang dihasilkan oleh fraksi-fraksi asap cair tidak
begitu menonjol kecoklatannya, hal ini disebabkan karena kadar karbonil
tidak mencerminkan untuk membentuk warna coklat walaupun kadar
karbonil dihasilkan banyak pada fraksi A, berarti kemampuan karbonil
untuk memberikan warna coklat pada pangan tidak begitu berperan pada
suhu rendah.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sekam padi yang telah diolah dari penggilingan padi di kampung semangga. Setelah
dibersihkan dan dikeringkan di bawah sinar matahari pengeringan ini bertujuan untuk
mengurangi kadar air didalam kandungan sekam padi hasil penggilingan. Pengeringan
pada dasarnya merupakan suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian
air dari suatu bahan dengan cara menguapkan sebagian air yang di kandungnya dengan
menggunakan energi panas.
4.2 Pembahasan

Asap cair diproduksi dengan proses Pirolisa sekam padi pada suhu 4000C selama
1 jam. Asap yang terbentuk kemudian di kondensasikan dengan air sebagai media
pendinginnya. Pemurnian asap cair ini dilakukan dengan metode destilasi, dimana
asap cair dimasukkan ke dalam labu destilasi. Menurut (Suwarso, 2002) asap cair
yang diperoleh dari tahap pirolisiss atau grade 3 masih mengandung tinggi tar dan
benzopiren sehingga tidak aman untuk diaplikasikan untuk pengasapan dan
pengawetan makanan, sehingga diperlukan proses lebih lanjut untuk
meningkatkan mutu asap cair dari grade 3 nebjadi grade 2 dan grade 1 yang aman
untuk diaplikasikan dengan metoda destilasi.
Asap cair yang diperoleh dari tahap destilasi pertama atau grade 2 dapat
digunakan untuk pengawet ikan pengganti formalin, namun untuk diaplikasikan
sebagai alternatif pengganti pengawet makanan dengan taste asap yang rendah
atau langsung digunakan sebagai pelarut adonan. (Suwarso, 2002).
Pemurnian asap cair dengan metode destilasi akan menghasilkan rendemen, kadar
fenol, karbonil, dan keasaman dari asap cair.
Asap cair yang sudah dipisahkan tadi berdasarkan titik didihnya maka di ujikan
ke bakteri untuk melihat daya antibakteri dan antioksidannya serta melihat
potensi pencoklatan fraksi-fraksi asap cair. Semakin tinggi suhu fraksinasi maka
kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen semakin besar, hal ini
disebabkan karena kenaikan suhu pada kadar fenol dan kadar asam pada destilasi,
sebab daya antibakteri dan daya antioksidan diperankan oleh kadar fenol dan
kadar asam dalam asap cair.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap penelitian tentang Pemurnian


asap cair dengan ddestilasi dapat disimpulkan bahwa senyawa fenol, senyawa
karbonil, dan senyawa asam hasil destilasi dari asap cair dapat digunakan
sebagai antibakteri dan antioksidan serta untuk pemberi aroma dan citarasa
pada pangan.
5.2 Saran
1. kegiatan meneliti ini belum ada data yang sangat akurat sehingga masih bisa
dilanjutkan bagi peneliti lain yang berkepentingan dalam rangka lebih dalam
mengenal dan mengetahui kegunann dari sekam padi.
2. masih banyak rahasia dari sekam padi yang belum terungkap untuk itu perlu
menjadi tugas bagi peneliti-peneliti konservasi di masa mendatang.
3. peneliti menyadari bahwa hasil penelitian masih kurang dari kata sempurna unruk
itu kami bersedia menerima saran dan masukan guna kesdempurnaan dari penelitian
yang kami lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Aziamanda pemanfaatan limbah sekam padi sebagai
http://aziamanda00.blogspot.co.id/

Anonim.Liquid Smoke (Myzus persicae Sulz.). Http://uniiqueok.multiply.com.


Diakses tanggal 11 Mei 2016.
Anonim. Komponen Liquid Smoke.
Http://komplexliquidsmoke.wordpress.com. Diakses tanggal 11 Mei 2016.
Anshari, Dedi. 2009. Impregnasi Asap Cair Sekam padi Poliester Tak jenuh.
Jurnal Kimia Pangan. Diakses tanggal 11 Mei 2016.
Budijanto, Slamet. 2008. Identifikasi dan uji Keamanan Asap Cair Sekam padi
untuk Produk Pangan. Jurnal Pascapanen. Diakses tanggal 11 Mei 2016.
Wikipedia.com
Hilmawati, Endah. 2010. Pengaruh Penambahan Asap Cair Sekam padi
Destilasi Dan Redestilasi Terhadap Sifat Kimia. Jurnal Kimia Analitik.
Diakses tanggal 11 Mei 2016.
Luditama, Candra. 2006. Isolasi dan Pemurnian Asap Cair Berbahan Dasar
Tempurung dan Sekam padi Secara Pirolisis dan Distilasi. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Anda mungkin juga menyukai

  • Drone 2 PDF
    Drone 2 PDF
    Dokumen19 halaman
    Drone 2 PDF
    Pradipta Agus
    100% (1)
  • Drone 2 PDF
    Drone 2 PDF
    Dokumen19 halaman
    Drone 2 PDF
    Pradipta Agus
    100% (1)
  • DDL, DML PDF
    DDL, DML PDF
    Dokumen50 halaman
    DDL, DML PDF
    Rifian Joe Premilenio
    Belum ada peringkat
  • Gerak Tari
    Gerak Tari
    Dokumen6 halaman
    Gerak Tari
    Rifian Joe Premilenio
    Belum ada peringkat
  • Kartesius
    Kartesius
    Dokumen2 halaman
    Kartesius
    Rifian Joe Premilenio
    Belum ada peringkat
  • Gerak Tari
    Gerak Tari
    Dokumen6 halaman
    Gerak Tari
    Rifian Joe Premilenio
    Belum ada peringkat
  • Gerak Tari
    Gerak Tari
    Dokumen6 halaman
    Gerak Tari
    Rifian Joe Premilenio
    Belum ada peringkat
  • Drama
    Drama
    Dokumen4 halaman
    Drama
    Rifian Joe Premilenio
    Belum ada peringkat