Anda di halaman 1dari 7

THE COHERENCE FACTORS OF ASPHYXIA HAPPEN TO THE NEONATORUM IN THE

PERYNTOLOGHY ROOMS IN RSUD Dr. MOEWARDI OF SURAKARTA


Widaryati, Anggraeni, Lilis Murtutik, Fitri Budi Astuti
Background: Asphyxia is one of the many factors causes of the fetal death at perinatology in
RSDM. Asphyxia is syndrome dysfunction of air circulation, its causes by the obstruction of
airway and this obstruction lead to stop the circulation. This situation lead decrease of oxygen
and the increasing of carbon oxide. If it happended can causes death.
Aim: The aim of this study is for along time finding the information that have relationship of
many factors lead to asphyxia of neonatorum at perinatology in Dr. Moewardi Surakarta
Hospital.
Method: This study used descriptive methode with cross sectional. The population of this study
are babies with asphyxia neonatorum at perinatology room in. The methode of the study is
used descriftive with cross-sectional. The population for the study are babies with asphyxia
neonatorum in perinatology room. A sample of population are 41 babies. The methods of data
collecting are observation an documentation.
Result: The born process are coherence with asphyxia but not significant (r: - 0,022; p: 0,883);
Significant with the water fetal membrane conditions (r: 0.834, p: 0,000); and the times of born
but not significant (r: 196, p: 0.191).
Conclusion: Asphyxia have related with fetal membrane condition.

PENDAHULUAN

karbondioksida. Keadaan ini jika terus

Bayi yang baru dilahirkan dituntut


mampu beradaptasi dengan lingkungan luar
rahim.

Kemampuan

serangkaian

ini

dinilai

pemeriksaan

dengan

kematian,
Asfiksia

bisa

membuat

tumbuh

yang

kembang anak terganggu. Tapi itu pun jika

dikenal dengan tes Apgar. Asfiksia adalah

asfiksianya termasuk dalam kategori berat.

kumpulan dari berbagai keadaan dimana

Dampaknya, bayi mengalami keterlambatan

terjadi gangguan dalam pertukaran udara

perkembangan

pernafasan

Gangguan

umumnya bayi sudah bias tengkurap pada

tersebut dapat disebabkan karena adanya

usia 3 bulan, sampai umur 6 bulan ia belum

obstruksi pada saluran pernafasan dan

mampu

gangguan

terburuk, bayi mengalami keterbelakangan

yang

yang

klinis

dibiarkan dapat menyebabkan terjadinya

normal.

diakibatkan

karena

motorik.

melakukannya.

Jika

pada

Kemungkinan

terhentinya sirkulasi. Gangguan ini akan

mental.

menimbulkan

tumbuh kembang tak akan terganggu jika

oksigen
disertai

suatu

dalam
dengan

keadaan

darah

dimana

berkurang

peningkatan

yang
kadar

Tapi

cepat ditangani.

jika

asfiksianya

sedang,

Angka kematian bayi baru lahir di

2008 hingga 2009, terdapat penurunan.

Indonesia menurut SDKI 2002/2003 adalah

Namun kejadian asfiksia yang terjadi di

20/1.000

satu

ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum

penyebab utama kematian bayi yang baru

Daerah Dr. Moewardi Surakarta tetap harus

lahir adalah asfiksia bayi baru lahir. Faktor

menjadi perhatian paramedik.

kelahiran

hidup.

Salah

yang berkaitan dengan terjadinya Asfiksia

Dari fenomena tersebut di atas peneliti

yaitu faktor ibu, faktor persalinan, faktor

tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang

janin dan factor plasenta. Faktor ibu meliputi

berhubungan

usia ibu waktu hamil, umur kehamilan saat

neonaturum di ruang Perinatologi Rumah

melahirkan,

Sakit

status

kesehatan,

status

dengan

Umum

Daerah

asfiksia
Dr.

pada

Moewardi

Surakarta.

paritas, dan riwayat obstetri.


Asfiksia merupakan salah satu faktor
penyebab meninggalnya bayiyang terjadi di
ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum

METODE PENELITIAN
Jenis

desain

penelitian

yang

Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Kasus bayi

dilakukan adalah deskriptif, yaitu penelitian

yang meninggal karena kasus asfiksia di

bertujuan

ruang

Dr.

suatu nama, situasi atau fenomena dalam

Moewardi Surakarta pada tahun 2008

menemukan ide baru. Pendekatan dalam

tercatat sebanyak 58 bayi. Pada tahun 2009

penelitian ini adalah cross-sectional adalah

antara bulan Januari hingga Mei tercatat

jenis penelitian yang menekankan pada

sebanyak 25 bayi. Kejadian asfiksia di

waktu pengukuran/observasi data variabel

ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum

independen dan dependen hanya satu kali,

Daerah Dr. Moewardi Surakarta pada tahun

pada satu saat. Pada jenis ini variabel

2008 sebanyak 208 kasus, dan yang

independen dan dependen dinilai secara

meninggal 58 bayi. Artinya 28% dari kasus

simultan pada suatu saat, jadi tidak ada

asfiksia, bayi tidak dapat diselamatkan.

follow up. Tentunya tidak semua subjek

Sedang pada antara bulan Januari hingga

penelitian harus diobservasi pada hari atau

Mei tahun 2009, ada 100 kejadian asfiksia,

pada waktu yang sama.

yang meninggal 25 bayi. Kejadian pada

Populasi dan Sampel

tahun 2009 tersebut menunjukkan bahwa

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien

masih ada 25% kasus asfiksia yang gagal

bayi yang berhubungan dengan asfiksia

diselamatkan. Secara statistik, berdasarkan

neonatorum di ruang perinatologi RSUD Dr.

tingkat persentase di atas, antara tahun

Moewardi,

Perinatologi

Rumah

Sakit

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011

untuk

menjelaskan,

Surakarta.

Sampel

memberi

adalah
2

sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

segera

bernafas secara spontan dan

Penentuan besar sampel dengan cara non

teratur setelah lahir.

probability sampling dengan tehnik total

b. Alat ukur : check list apgar score.

sampling, di mana sampel yang dipilih

c. Skala pengukuran : ordinal, meliputi

sejumlah populasi penelitian selama 1 bulan

ringan apgar scorenya 7-10, skala

dengan mempertimbangkan kriteria inklusi

pengukuran sedang apgar scorenya 4-6

dan ekslusi.

sedang, sedangkan skala pengukuran

a. Kriteria Inklusi

berat apgar scorenya 0-3 berat

1) Pasien berhubungan dengan asfiksia

2.

neonatorum

asfiksia

2) Pasien telah menjalani perawatan di

a. Definisi : hal-hal yang menyebabkan

ruang perinatologi

terjadinya

3)

Keluarga

pasien

bersedia

menjadi

Faktor

yang

berhubungan

kegagalan

kejadian

pernafasan

pada

neonatorum.

responden.

b. Alat ukur : catatan angka kejadian

4) Keluarga pasien dapat berkomunikasi

asfiksia rekam medis

dengan baik, dapat membaca

c. Skala pengukuran: nominal,


proses persalinan :1 persalinan normal

dan menulis

2persalinan

b. Kriteria Ekslusi
1)

Pasien

tidak

berhubungan

normal

dengan

Kondisi ketuban : 1 ketuban jernih

asfiksia neonatorum

2 ketuban keruh

2) Pasien tidak menjalani perawatan di

lama persalinan :1 Persalinan normal

ruang perinatologi

(kurang dari 12 jam)

3) Keluarga pasien tidak bersedia menjadi

2 Persalinan lama (lebih

responden.
4)

Keluarga

tidak

pasien

tidak

dari 12 jam)

dapat

berkomunikasi dengan baik, tidak


dapat membaca dan menulis

Metode pengumpulan data dalam penelitian


ini meliputi:
1. Observasi

Definisi Operasional

Beberapa

1. Asfiksia neonatorum

keperawatan

a. Definisi : Asfiksia neonatorum adalah

pengamatan

suatu keadaan dimana bayi tidak dapat

jenis
memerlukan

atau

observasi

masalah
suatu
untuk

mengetahuinya. Pengukuran tersebut dapat


digunakan sebagai fakta yang nyata dan

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011

akurat dalam membuat suatu kesimpulan.


Observasi
langsung

digunakan
kejadian

untuk

asfiksia

b. Karakteristik

melihat
di

Responden

Berdasarkan Data Air Ketuban

ruang

Data

lainnya

yang

dikumpulkan

perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

dalam

Moewardi Surakarta. Setelah pengamatan

ketuban. Hasil pengumpulan data

atau observasi maka penelitian dilanjutkan

tentang air ketuban bayi adalah

dengan

sebagai berikut.

teknik

memastikan

wawancara

data

hasil

guna

pengamatan

penelitian

ini

adalah

air

Tabel 2

tersebut.

Kondisi Ketuban

2. Studi Dokumentasi
Dokumentasi

digunakan

untuk

Valid

memperoleh data yang sudah dibukukan

Jernih
Keruh
Total

Frequency

Percent

13
33
46

28.3
71.7
100.0

Valid
Percent
28.3
71.7
100.0

Cumulative
Percent
28.3
100

atau arsip rekam medis.


HASIL DAN PEMBAHASAN

c. Karakteristik

a. Karakteristik Responden Berdasarkan

Berdasarkan Data Waktu Persalinan

Proses Persalinan
Sampel

yang

Lamanya

waktu

persalinan

bayi

dalam

berbeda-beda. Berdasarkan temuan

penelitian ini sebanyak 46 responden.

hasil penelitian, berikut ini adalah

Berdasarkan data persalinan diketahui

data tentang waktu persalinan.

informasi

digunakan

Responden

proses

persalinan.

Hasil

Tabel 3

klasifikasi informasi proses persalinan


bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Surakarta.

Valid

Tabel 1
Proses Persalinan

Lama
Normal
Total

Frequency

Percent

20
26
46

43.5
56.5
100.0

Data lama persalinan

d. Karakteristik

Va
lid

Norm
al
Tidak
Norm
al
Total

Freque
ncy

Perce
nt

13

Valid
Percent
43.5
56.5
100.0

Responden

Berdasarkan Kejadian Asfiksia

Cumulat
ive
Percent
28.3

Angka kejadian asfiksia di Rumah

28.3

Valid
Perce
nt
28.3

33

71.7

71.7

100

berdasarkan hasil penelitian adalah

46

100.0

100.0

Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011

Cumulative
Percent
43.5
100

Va
lid

sebagaimana dalam tabel di bawah

diketahui nilai rhitung sebesar 0,196. Pada

ini.

rtabel diketahui sebesar 0,279, sehingga

Ring
an
Seda
ng
Berat
Total

Tabel 4

rhitung lebih kecil dari rtabel yakni 0,196<

Data Kejadian Asfiksia

0,279. Hal ini menunjukkan hubungan

Freque
ncy

Perc
ent

12

26.1

Valid
Perc
ent
26.1

Cumula
tive
Percent
26.1

30

65.2

65.2

91.3

4
46

8.7
100.
0

8.7
100.
0

100.0

antara waktu persalinan dengan kejadian


asfiksia tetapi tidak bermakna.
PEMBAHASAN
Persalinan

pada

dasarnya

merupakan proses alamiah yang sudah


merupakan tugas seorang ibu yang harus

Analisis Multivariat
Analisis

pada

dengan

menggunakan

dihadapi. Namun demikian, tidak jarang

penelitian

ini

korelasi

dilakukan
product

moment. Pada hasil uji korelasi product


moment proses persalinan dengan kejadian
asfiksia diketahui nilai rhitung sebesar 0,022. Pada rtabel diketahui sebesar 0,279,
sehingga rhitung lebih kecil dari rtabel yakni
-0,022<
terdapat

0,279.

Hal

hubungan

ini

menunjukkan

antara

proses

persalinan dengan kejadian asfiksia tetapi


tidak signifikan. Pada hasil uji korelasi
product moment kondisi air ketuban dengan
kejadian asfiksia diketahui nilai rhitung
sebesar

0,834.

Pada

rtabel

diketahui

terjadi penyimpangan, sehingga keadaan ini


bukan saja menimbulkan risiko bagi ibu,
tetapi juga berisiko terhadap bayinya. Salah
satu risiko yang mungkin terjadi bagi bayi
akibat

neonatorum.

menunjukkan

terdapat

hubungan

yang

cukup kuat dan bermakna antara proses


persalinan dengan kejadian asfiksia. Pada
hasil uji korelasi product moment waktu
persalinan

dengan

kejadian

asfiksia

ini

adalah

Asfiksia atau

mati

asfiksia
lemas

adalah suatu keadaan berupa berkurangnya


kadar oksigen (O2) dan berlebihnya kadar
karbondioksida (CO2) secara bersamaan
dalam darah dan jaringan tubuh akibat
gangguan

pertukaran

antara

oksigen

(udara) dalam alveoli paru-paru dengan


karbondioksida dalam darah kapiler paruparu

sebesar 0.279, sehingga rhitung lebih besar


dari rtabel yakni 0,834> 0.279. Hal ini

persalinan

Proses

persalinan

merupakan

perlakuan medis yang diberikan kepada ibu


hamil oleh penolong persalinan pada saat
proses

persalinan

persalinan

berlangsung.

sebenarnya

Proses

merupakan

perlakuan medis yang justru digunakan


untuk menghindari resiko buruk dalam

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011

persalinan termasuk

resiko tinggi bayi

antara

seperti asfiksia.
yang

berlangsung. Tidak terjadinya hubungan


kejadian

asfiksia

dengan

lama

Penelitian ini mendukung penelitian

persalinan di bangsal perinatologi RSUD Dr.

dilakukan

Moewardi Surakarta bisa jadi disebabkan

bahwa

oleh

Ajeng

faktor-faktor

Tisnaratih,

risiko

yang

karena ketepatan dan kecepatan tenaga

berhubungan dengan terjadinya asfiksia

medis

adalah faktor biomedis ibu (paritas, status

digunakan penanganan tindakan medis

gizi, anemia, pemeriksaan kehamilan, hamil

terhadap

dengan komplikasi, hamil dengan penyakit

pernyataan Hasan R, Alatas H, dkk (1985)

dan riwayat obstetri) dan faktor biomedis

bahwa semakin lama waktu persalinan,

janin

kelainan

semakin tinggi mordibilitas dan mortalitas

bawaan dan gangguan tali pusat), jadi

janin dan semakin sering terjadi keadaan:

bukan karena faktor proses persalinan.

(1) asfiksia, (2) trauma serebri, (3) cedera,

Kondisi air ketuban berpengaruh secara

(4)

langsung terhadap bayi asfiksia. Hasil

kelahiran.

(BBLR,

penelitian

ini

kelainan

letak,

mendukung

teori

rumah sakit. Dasar


lama

pecahnya

persalinan

ketuban

sebelum

penelitian

didapat

yang
SIMPULAN

ketuban bisa disebabkan beberapa hal,

Berdasarkan

diantaranya

kesimpulan sebagai berikut:

menurunnya

fungsi

plasenta akibat kehamilan yang melebihi

asfiksia

janin

kondisi

berhubungan

dengan

penyumbatan saluran kandung kemih. Hal

hasil

1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

waktu, ketuban yang bocor, atau kelainan


yang

adalah

lama

dilakukan oleh peneliti. Kekurangan cairan


adalah

teori yang

adalah
air

proses

ketuban

dan

persalinan,
lama

persalinan.

ini mendukung teori yang dikemukakan oleh

2. Proses persalinan berhubungan dengan

Amore (2008) bahwa asfiksia terjadi bila air

asfiksia tetapi tidak signifikan (r: - 0,022; p:

ketuban pecah baik dini ataupun lama.

0,883).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

3. Kondisi air ketuban berhubungan secara

lama persalinan tidak berhubungan dengan

signifikan dengan asfiksia (r: 0,834; p:

kejadian asfiksia. Hasil uji korelasi pada

0,000).

lama persalinan menunjukkan hasil rtabel <

4. Lama persalinan berhubungan dengan

rhitung sebesar (0,196 < 0.191). Lama

asfiksia tetapi tidak signifikan (r: 196; p:

persalinan merupakan durasi waktu yang

0,191).

terjadi

pada

saat

proses

persalinan

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Amore,
2008,
word.blogspot.com.

http://www.myother-

Depkes RI, 1977. Buku Pedoman


Pelayanan Kesehatan Perinatal di Wilayah
Kerja Puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina
Kesehatan Keluarga.
Fisher DE, Paton DB, 1998. Resusitasi Bayi
Baru Lahir. Di dalam: Klaus MH et.al.
(editor): Penatalaksanaan Neonatus Risiko
Tinggi, Terjemahan, EGC.
Humoniora. 2007. Kesehatan Masyarakat,
Teknologi Sederhana Turunkan Kematian
Bayi.
Diakses
dari
http://www.kompasmobile.com tanggal 4
Mei 2009.
Husodo L,. 2002. Bedah Kebidanan, di
dalam Wiknyo Sastro H., Abdul Basri,
Rachimhadhi, Ilmu Kebidanan, Edisi ke-4,
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta.
Katriningsih. 2009. Hubungan Antara Faktor
Ibu Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum
di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali.
http://skripsistikes.wordpress.com
Kharis. 2008. Asfiksia Neonatorum. Diakses
dari:
http://khariskharis.wordpress.com
tanggal 29 Mei 2009.

http://calonpulmonolog.blogspot.com
tanggal 29 Mei 2009
Mardingsih, Sri. 2006. Skripsi. Faktor-faktor
yang Berhubungan Dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum di Bidan RSUD
Sukoharjo Tahun 2005. Surakarta: USAHID.
Nakita. 2007. Berat Badan Bayi. Diakses
dari: http://www.mailarchive. com/milisnakita@news.gramedia-majalah.com
tanggal 12 Mei 2009.
Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nayka, 2009, Landasan Teoritis: Asfiksia
Neonatorum.
Diakses
dari
http://calonpulmonolog.blogspot.com,
tanggal 1 Nopember 2009
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Parenting, 2009, http://www.parenting.co.id.
Risza. 2008. Asfiksia. Diakses dari:
http://rizsa82.wordpress.com tanggal 4 Mei
2009.
Sulaeman, 2009. Artikel Tentang Resusitasi
Jantung Paru dan Asfiksia. Diakses dari
http://one.indoskripsi.com tanggal 4 Mei
2009.

Kosim, dkk. 2008. Neonatologi. Jakarta:


Badan Penerbit IDAI.
Kusuma. 2008. Askep Asfiksia. Diakses
http://kusuma.blog.friendster.com
dari:
tanggal 30 Mei 2009.
Manay. 2009. Landasan Teoriitis Asfiksia
Neonatorum.
Diakses
dari:
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011

Anda mungkin juga menyukai