Anda di halaman 1dari 13

Rempah-Rempah Anti Malaria

1. Temulawak

Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang


semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di
Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari
mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia
Tenggara dapat ditemui pula di Cina, IndoCina, Bardabos, India, Jepang, Korea, di
Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa.
Temulawak berkhasiat untuk mencegah dan mengatasi beraneka macam penyakit. Berbagai
khasiat dari temulawak, antara lain, gangguan lever, mencegah hepatitis, meningkatkan produksi
cairan empedu, membantu pencernaan (sembelit), mengatasi radang kandung empedu, radang
lambung dan gangguan ginjal. Selain itu, temulawak juga bisa menurunkan kadar kolesterol
tinggi, anemia/kurang darah, melancarkan peredaran darah, gumpalan darah, malaria, demam,
campak, pegal linu, rematik, sakit pinggang, peluruh haid, keputihan, sembelit, ambeien,
menambah nafsu makan, batuk, asma, radang tenggorokan, radang saluran nafas, radang kulit,
eksim, jerawat, meningkatkan stamina, radang kandung empedu dan batu empedu.
Klasifikasi ilmiah tanaman temulawak adalah sebagai berikut:
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae


Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Zingiberales

Keluarga

: Zingiberaceae

Genus

: Curcuma

Spesies

: Curcuma xanthorrhiza ROXB. (Rahmat,1995)

Manfaat Tanaman
Di Indonesia satu satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk
dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59, 64 % zat tepung, 1,6-2,2 %
kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal
serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah
meningkatkan

nafsu

makan,

anti

kolesterol,

anti

sebagai

obat

jerawat,

inflamasi, anemia, anti oksidan,

pencegah kanker, dan anti mikroba (Rahmat, 1995).


Morfologi Tanaman Temulawak
Temulawak

termasuk

tanaman

berbatang

basah.

Tingginya

dapat mencapai 2,5m.

Bunganya berwarna Putih kemerah-merahan atau kuning. Panjang tangkai bunga 1,5-3 cm.
Kelompok bunga 3-4 buah. Bunganya langsung keluar dari rimpang dan berwarna merah,
kelopak hijau muda, sedangkan pangkal bunga bagian atas berwarna ungu (Hernani, 2005)
Uraian Tumbuhan
Tanaman temulawak berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang
dari 2m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan
bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2 9 helai dengan bentuk
bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai
gelap, panjang daun 31 84 cm dan lebar 10 18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian
43 80 cm. Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9
23 cm dan lebar 4 6 cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau
sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 13 mm,
mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5 cm, helaian bunga
berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu
atau merah, panjang 1.25 2 cm dan lebar 1cm.

Kandungan Kimia Temulawak


Komponen

komponen

yang

terkandung

dalam

temulawak

dapat

digolongkan

menjadi 2 golongan, yaitu minyak atsiri dan golongan kurkuminoid. Minyak atsiri atau
minyak

menguap

merupakan

komponen

dalam

temulawak

yang

memberikan bau

karateristik, sedangkan kurkuminuid terdiri dari beberapa zat warna kuning (Oei dkk, 1985).
Beberapa penelitian mengidentifikasi kandungan kimia minyak atsiri yang terkandung
dalam

rimpang

seskuiterpenoid
Selanjutnya

temulawak.
bisabolan

dibuktikan

Itokawa

yaitu:
bahwa

(1985

-kurkumen,
ketiga

melaporkan

adanya

ar-turmeron, -atlanto

senyawa

tersebut

yaitu

empat
dan

senyawa
xantorizol.

-kurkumen, ar-

turmeron dan xantorizol, mempunyai khasiat anti-tumor.


Resep Temulawak Sebagai Anti Malaria
Bahan:
Rimpang temulawak jari
Air masak 2 sendok makan
Madu 4 sendok makan
Cara Membuat:
Parut rimpang temulawak, remas dengan air masak, peras dan saring. Tambahkan madu lalu
aduk hingga rata.
Minum ramuan 3 x 1 hari 2 sendok makan.
Dapus :
http://etheses.uin-malang.ac.id/454/6/10620013%20Bab%202.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38017/4/Chapter%20II.pdf
http://biens-naturels.blogspot.co.id/2009/08/temulawak-dan-khasiatnya.html
http://herbal.tanijogonegoro.com/2013/04/obatmalaria.html

2. Lengkuas Merah

Lengkuas merah (Alpinia purpurata), termasuk ke dalam famili tumbuhan Zingiberaceae.


Ia mengandung suatu zat yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi ejakulasi
dini dan mengobati diare serta membunuh jamur pada kulit dan tentunya mengobati
malaria.
Lengkuas merah ditemukan menyebar di seluruh dunia. Untuk tumbuh, lengkuas
menyukai tanah gembur, sinar matahari banyak, sedikit lembab, tetapi tidak tergenang air.
Kondisi tanah yang disukai berupa tanah liat berpasir, banyak mengandung humus. Dapat
tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di permukaan laut.
Klasifikasi (MEDA, 2013).
Kingdom : Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Monocotyledoneae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies: Alpinia purpurata (Vieill.) K. Sch
Sinonim :Alpinia pyramidata, Alpinia galanga (L.) Swartz., Alpinia officinarum
Hance, Languas galanga (L.) Merr., Languas galanga (L.) Stunz., Languas vulgare
Koenig, Maranta galanga L., Amomum galanga (L.) Lour, Amomum medium Lour
Kandungan Kimia
Kandungan kimia dari lengkuas merah yaitu 1% minyak atsiri berwarna kuning kehijauan
yang terdiri dari metil-sinamat 48%, sineol 20-30%, eugenol, kamfer 1%, galangin,
flavanoid, saponin, tanin dan lain-lain. Penelitian yang lebih intensif menemukan
bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat
antitumor

atau

antikanker,

diantaranya

Asetoksi

bersifat

sebagai

Chavikol Asetat yang mampu

menghambat enzim xhantin oksidase (Anonimb, 2008).


Morfologi Tumbuhan Rimpang Lengkuas Merah
Merupakan terna berbatang semu, tinggi sekitar 1 sampai 2 meter.

Biasanya tumbuh dalam rumpun yang rapat. Batangnya tegak, tersusun oleh
pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau
agak keputih-putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang
tua. Daun tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, tersusun berseling. Daun
disebelah atas dan bawah biasanya lebih kecil dari pada yang ditengah. Bentuk
daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata.
Pertulangan daun menyirip, panjang daun sekitar 20-60 cm, dan lebarnya 4-15cm.
Pelepah daun lebih kurang 15-30 cm, beralur, warnanya hijau. Pelepah daun ini
saling menutup membentuk batang semu be
rwarna hijau. Bunga lengkuas merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng,
berbau

harum,

berwarna

putih

kehijauan

atau

putih

kekuningan,

terdapat

dalam tandan bergagang panjang dan ramping, yang terletak tegak diujung batang
(Sinaga, 2009).
Buahnya berbentuk bulat dan keras. Sewaktu masih muda berwarna
hijau-kekuningan, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdimeter
lebih kurang 1 cm. Ada juga yang buahnya berwarna merah. Bijinya kecilkecil, berbentuk lonjong, berwarna hitam (Sinaga, 2009).
Rimpang kecil dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4
cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar agak coklat berwarna kemerahan atau
kuning kehijauan pucat, mempunyai sisik-sisik berwarna putih dan kemerahan, keras
mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah
tua

berserat

kasar. Apabila

udah

dikeringkan

rimpang berubah menjadi agak

kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat. Untuk mendapat rimpang yang masih
berserat halus, panen harus dilakukan sebelum tanaman berumur lebih kurang 3
bulan.

Rasanya

tajam

pedas,

menggigit dan berbau harum karena kandungan

minyak atsirinya (Sinaga, 2009).


Uraian Tumbuhan
Habitus: Semak, tahunan, tinggi 1 2 m.
Batang: Semu, tegak, masif, terdiri dari pelepah daun, hijau kemerahan.
Daun: Tunggal, duduk dalam roset akar, lanset, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang
30 90 cm, lebar 5 15 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga: Majemuk, berkelamin dua, di ujung batang, kelopak hijau, mahkota merah.
Buah: Kotak, bulat, hijau.
Biji: Bulat, hitam.
Akar: Serabut, coklat muda.

Manfaat Lengkuas bagi kesehatan, ketahui juga cara mengolah lengkuas untuk dijadikan
ramuan obat herbal dalam mengobati berbagai penyakit. Lengkuas memang sudah
dijadikan tanaman obat sejak zaman nenek moyang.
Cara membuat Ramuan obat malaria menggunakan lengkuas merah adalah :
Bahan:
Lengkuas merah 1 jari tangan
Batang brotowali 3 jari tangan
Temu hitam 3 jari tangan
Meniran 3 batang
Cara Meramu:
Cucui semua bahan, Iris tipis temulawak, dan potong kecil lengkuas, brotowali, meniran.
Kemudian rebus semua bahan engan 5 gelas air hingga tersisa sekitar 3 gelas. Angkat dan
saring.
Aturan pakai:
Minum ramuan sesudah makan 3 kali sehari, masing-masing gelas.

Dapus :
http://cabe2anseger.blogspot.co.id/2012/11/obat-malaria-dengan-lengkuas-merah.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41191/4/Chapter%20II.pdf
https://abuanjeli.wordpress.com/2010/09/07/a038/
http://manfaat.co/manfaat-lengkuas.html
Rempah-Rempah Imunodulator
1. Bawang Merah

Tumbuhan

bawang merah

adalah

sejenis tumbuhan semusim,

yang memiliki umbi

berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Tumbuhan bawang
merah (Allium cepa L. var. ascalonicum (L.) Back.), famili Alliaceae adalah spesies
dengan nilai ekonomi yang penting, yang dibudidayakan

secara luas di seluruh dunia

khususnya di benua Asia dan Eropa (Rukmana, 1995).


Bawang merah adalah salah satu rempah multiguna. Paling penting didayagunakan
sebagai bahan bumbu dapur sehari- hari dan penyedap berbagai masakan. Kegunaan lain
dari umbi bawang merah adalah sebagai obat tradisional untuk

pelayanan

kesehatan

masyarakat. Sudah sejak lama, nenek moyang menggunakan umbi bawang merah sebagi
obat nyeri perut dan penyembuhan luka atau infeksi. Selain itu banyak digunakan untuk
penyembuhan penyakit demam, kencing manis dan batuk (Wibowo, 1999).
Bawang merah mengandung beberapa nutrisi seperti kalsium, zat besi, fosfor, Vitamin A dan C,
dan bahkan bahan bumbu dapur ini mengandung 'antibiotik' yang lebih kuat dibandingkan
penisilin dan aeromisin.
Morfologi Bawang Merah (Allium cepa L.)
Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek
dan berakar serabut, tinggi dapat mencapai 15-20 cm dan membentuk rumpun. Akarnya
berbentuk akar serabut yang tidak panjang. Bentuk daun tanaman bawang merah seperti pipa,
yakni bulat kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing,
berwarna hijau muda sampai hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya
relatif pendek. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis(Hapsoh dan
Yaya Hasanah, 2011).
Klasifikasi Bawang merah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Liliales

Family : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies

: Allium cepa L.

Nama Lokal : Bawang Merah


Manfaat Bawang Merah (Allium cepa L.)
Kulit

tumbuhan

bawang

merah

banyak

digunakan

sebagai

obat

untuk

penyakit-

penyakit seperti batuk, haid tidak teratur, kencing manis, demam pada anak-anak (obat luar) dan
perut kembung pada anak-anak (obat luar) (Hapsoh dan Yaya Hasanah, 2011).
Uraian Tumbuhan
Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada didunia. Bawang
merah (Allium Cepa L) merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun dan tumbuh
tegak dengan tinggi mencapai 15-40 cm (Rahayu, 1999).
bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu akar,batang, daun, bunga, buah dan
biji. Bawang merah memiliki akar serabut dengansistem perakaran dangkal dan bercabang
terpencar, pada kedalaman antara 15-20cm di dalam tanahdengan diameter akar 2-5 mm (AAK,
2004).
Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang berbentuk seperti
cakram , tipis, dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata tunas, diatas discus terdapat batang
semu yang tersusun dari pelepah- pelepah daun dan batang semua yang berbeda didalam tanah
berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007).
Menurut Sudirja (2007), daun bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70
cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing berwarna hijau mudasampai tua, dan letak daun
melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek,sedangkanbunga bawang merah keluar dari
ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan diujungnya terdapat 50-200
kuntum bunga yangtersusun melingkar seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas

5-6 helai daun bunga berwarna putih, 6 benangsari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1
putik dan bakal buah berbentuk hampir segitga (Sudirja, 2007).
Buah bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3
butir. Biji bawang merah berbentuk pipih, berwarna putih,tetapiakan berubah menjadi hitam
setelah tua (Rukmana, 1995).
Senyawa Kimia Bawang merah
Bawang merah memiliki karakteristik senyawa kimia, yaitu senyawa kimiayang

dapat

merangsang keluarnya air mata jika bawang merah tersebut disayatpada bagian kulitnya
dan senyawa kimia yang mengeluarkan bau yang khas (Lancaster dan Boland, 1990;
Randle, 1997). Zat kimia yang dapat merangsangkeluarnya air mata disebutlakrimator,
sedangkan bau khas dari bawang merahdisebabkan oleh komponenvolatile (minyak atsiri).
Minyak atsiri dihasilkan oleh proses biokimia flavor, dimana flavor memiliki prekursor atau
bahan

dasar

yang bereaksi dengan enzim spesifik dari bawang merah yang kemudian

menghasilkanberbagai jenis zat kimia antara lain lakrimator, minyak atsiri, asam piruvat,
dan amonia (Lancaster dan Boland, 1990)
Dapus:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38221/4/Chapter%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/7293/14/BAB%20II.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25084/5/Chapter I.pdf
http://eprints.uny.ac.id/8340/3/bab%201%20-%2007306141010.pdf
http://suchahealthylife.blogspot.co.id/2015/11/rempah-bumbu-dapur-yang-dapat.html

2. Bawang putih

Bawang putih sebenarnya berasal dari Asia Tengah, diantaranya Cina dan Jepang yang
beriklim subtropik. Dari sini bawang putih menyebar ke seluruh Asia, Eropa, dan
akhirnya ke seluruh dunia. Di Indonesia, bawang putih dibawa oleh pedagang Cina
dan Arab, kemudian dibudidayakan di daerah pesisir atau daerah pantai. Seiring
dengan berjalannya waktu kemudian masuk kedaerah pedalaman dan akhirnya
bawang putih akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Peranannya sebagai
bumbu penyedap masakan modern sampai sekarang tidak tergoyahkan oleh
penyedap masakan buatanyang banyak kita temui di pasaran yang
dikemas sedemikian menariknya (Syamsiah dan Tajudin, 2003).
Klasifikasi bawang putih, yaitu :
Divisio: Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa: Liliales
Suku: Liliaceae
Marga: Allium
Jenis : Allium sativum (Syamsiah dan Tajudin, 2003).
Morfologi Tanaman
Bawang putih (Allium sativum L.) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai
ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah
pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari (Syamsiah dan Tajudin, 2003).Adapun
morfologi dari tanaman bawang putih (Allium sativum L.) ialah sebagai berikut :
a. Daun
Berupa helai-helai seperti pita yang memanjang ke atas. Jumlah daun yang dimiliki oleh
tiap tanamannya dapat mencapai 10 buah. Bentuk daun pipih rata, tidak berlubang,
runcing di ujung atasnya dan agak melipat ke dalam (arah panjang/membulur).

b.

Batang

Batangnya merupakan batang semu, panjang (bisa 30 cm) tersusun


pelepah daun yang tipis, namun kuat.
c. Akar
Terletak di batang pokok atau di bagian dasar umbi ataupun pangkal umbi yang
berbentuk cakram. Sistem perakarannya akar serabut, pendek, menghujam ke tanah, mudah
goyang dengan air dan angin berlebihan.

d. Siung dan Umbi


Di dekat pusat pokok bagian bawah, tepatnya diantara daun muda dekat pusat batang
pokok, terdapat tunas, dan dari tunas inilah umbi-umbi kecil yang disebut siung muncul.
Hampir semua daun muda yang berada di dekat pusat batang pokok memiliki umbi.
Hanya sebagian yangtidak memiliki umbi (Syamsiah dan Tajudin,2003)
Manfaat Bawang Putih
Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki
beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur, bawang putih memegang peranan sebagai
tanaman apotek hidup yang sanggup berkiprah. Manfaat utama bawang putih adalah
sebagai bumbu penyedap masakan yang membuat
mengundang

selera.

masakan

menjadi

beraroma

dan

Meskipun kebutuhan untuk bumbu masakan hanya sedikit, namun

tanpa kehadirannya masakan akan terasa hambar (Tim Penulis Swadaya, 1999).
Penangkal Dari Serangan Kanker. Bawang putih mengandung dialil sulfida yang memiliki
peran mencegah kanker yang bisa membahayakan jiwa anda. Bagi perempuan, mengkonsumsi
bawang putih secara tidak berlebihan dapat menangkal kanker pada payudara.
Obat Alami Bagi Penderita Diabetes. Bawang putih mampu mengontrol kadar gula dalam
darah bagi penderita diabetes. Sehingga sangat cocok sebagai obat alami bagi yang mengalami
penyakit atau gejala diabetes.

Mengurangi Kadar Kolesterol Jahat dalam Darah. Kandungan kolesterol jahat dalam darah
tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh anda. Mengkonsumsi bawang putih
merupakan langkah tepat dan terbukti ampuh mengurangi kadar kolesterol jahat tersebut.
Pelindung Ampuh Bagi Organ Jantung Anda. Radikal bebas yang bercampur dengan oksigen
yang dihirup dapat membahayakan kesehatan jantung anda. Bawang putih mampu melindungi
organ jantung dari berbagai radikal bebas yang bertebaran di udara.
Menghindarkan Dari Berbagai Penyakit Kulit. Kandungan zat kimia yang bernama ajoene
didalam bawang putih berkhasiat untuk membasmi berbagai infeksi jamur yang menyerang kulit
tubuh anda.
Bawang Putih Juga Bersifat Antivirus dan Antibakteri. Sehingga bawang putih dapat
menangkal berbagai serangan virus maupun bakteri yang dapat masuk ke dalam tubuh anda.
Ampuh Mengontrol Tekanan Darah Anda. Kandungan gas hidrogen sulfida dalam bawang
putih bermanfaat untuk melebarkan pembuluh darah serta berperan besar dalam mengontrol
tekanan darah seseorang.
Zat Kimia Yang Terdapat Pada Bawang Putih
Zat-zat kimia yang terdapat pada bawang putih adalah Allisin yang berperan memberi
aroma pada bawang putih sekaligus berperan ganda membunuh bakteri gram positif maupun
bakteri gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoat, Sedangkan
Scordinin berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi sebagai antioksidan (Yuwono,
1991).
Tidak seperti antibiotika sintetis, daya antibiotika bawang putih bekerja ke seluruh tubuh,
bukan hanya ditempat yang sakit. Sebagai antibiotik alami, bawang putih bisa dimakan
langsung dalam bentuk mentah, bisa pula direbus terlebih dahulu atau dicampurkan ke
dalam masakan.
Kandungan Gizi Bawang Putih
Bawang putih mampu jadi obat tradisional karena di dalamnya tertanam banyak zat gizi yang
memiliki kemampuan khusus untuk menjaga kesehatan organ dalam tubuh manusia.

Berikut ini daftar gizi pada bawang putih:


Energi
Serat
Gula
Lemak
Protein
Karbohidrat
Thiamin (Vitamin B1)
Riboflavin (Vitamin B2)
Niacin (Vitamin B3)
Dapus :
http://manfaatnyasehat.com/manfaat-bawang-putih-untuk-kesehatan-dan-kecantikan/
http://intips-kesehatan.blogspot.co.id/2014/03/manfaat-dahsyat-bawang-putih-kesehatan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29772/4/Chapter%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/7016/11/BAB%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20177/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai