Pembahasan Kartu Status Pasien Klinik Ilmu Konservasi Gigi
Shinta Permata Sari (141610101012)
Pada tanggal 5 April 2016 dilakukan skill lab diagnosa konservasi gigi. Pasien datang pukul 07.30 lalu pasien memasuki ruang skill lab konservasi. Pasien diinstruksikan untuk duduk di dental cair, pasien ditanyai mengenai kenyamanan posisi duduk. Ketika pasien telah nyaman selanjutnya dilakukanlah anamnesa tentang data diri kepada pasien. Dari anamnesa yang dilakukan diketahui nama pasien adalah Siti Khotijah biasa dipanggil Khotijah. Berumur 43 tahun. Pasien tinggal di Jalan Yos Sudarso, Kanjingan. Status telah menikah. Dalam kegiatan keseharian ibu Khotijah bekerja sebagai ibu rumah tangga Selanjutnya dilakukan anamnesa mengenai penyakit pasien. Didaptkan hasil bahwa keluhan utama pasien adalah ingin merawat gigi depan atas kiri yang berlubang. Sakit gigi timbul 2 tahun yang lalu dan bengkak pada bibir dan pipi. Bengkak yang terjadi sering berulang. Gigi terasa ngilu saat minum dingin panas dan pada saat kemasukan makanan. Gigi berubah warna menjadi hitam dan sekarang tidak merasakan ngilu lagi. Pasien mengungkpan untuk meredakan rasa nyeri pasien meminum obat antalgin dan asam mefenamat. Keadaan umum pasien baik dan pasien pernah melakukan perawatan pasak mahkota pada gigi 21 dan 23. Kemudian dilakukan pemeriksaan objektif kepada pasien. Pada pemeriksaan ekstra oral tidak didapatkan pembengkakan pada kelenjar submental maupun submandibula. Tidak ditemui pembengkakan pula pada intraoral. Diketahui gigi yang dikeluhkan pasien adalah gigi 22 dimana gigi tersebut mengalami karies profunda. Saat gigi tersebut di tes tekan dan perkusi, pasien tidak mengeluhkan sakit. Hal ini menandakan bahwa keadaan dari jaringan periodontal maupun apikal gigi baik. Gigi berubah warna menjadi kehitaman. Pada gigi tersebut tidak didapatkan kegoyangan dan fraktur. Gingiva sekitar gigi normal dan tidak ditemukan adanya polip pada pulpa maupun gingiva. Untuk mengetahui keadaan vitalitas gigi 22 dilakukanlah tes vitalitas. Pada tes termal panas dan dingin pasien merasa ngilu. Hal ini menunjukkan keadaan pulpa yang masih vital. Tes kavitas yang dilakukan menunjukkan keadaan gigi yang masih vital. Tes jarum miller tidak dilakukan sebab karies pasien belum sampai pada keadaan perforasi Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan penunjang radiografi. Pada gambaraan radiografi karies yang terjadi pada gigi 22 menunjukkan telah mencapai lebih dari setengah dentin dan hanya meninggalkan selapis tipis dari dentin. Diketahui keadaan ruang pulpa / saluran akar pada pada gigi 22 normal. Tidak ditemui resorbsi interna maupun eksterna. Pada akar menunjukkan kondisi normal. Tidak ada fraktur dan resorbsi. Pada jaringan periodontal juga tidak ditemui keadaan abnormalitas. Tidak ditemui pelebaran space ligamen periodontal. Menurut pemeriksaan yang telah dilakukan melalui pemeriksaan subjektif, objektif maupun pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis mengalami pulpitis reversible. Perawatan yang dilakukan kepada pasien adalah pulpektomi. Pulpektomi dapat dilakukan pada pulpitis reversible bila karies telah menyisakan hanya selapis tipis dentin. Selain hal tersebut pada gambaran radiografi diketahui tidak ada kelainan abnormal pada ruang pulpa, akar, maupun pada jaringan periodontal. Namun pada saat skill lab tidak bisa dilakukan pulpektomi, pasien hanya diberi perawatan relief of pain pada gigi 22 untuk meredakan rasa nyeri.