Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RANGKUMAN MATERI BAB 1 SAMPAI 6

DISUSUN
Huslin. B. Ralla
DOSEN PEMBIMBING
Mulyadi Guli, S.Sos, M.Si
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MANAJEMEN PERKEBUNAN
SEMESTER II
ENREKANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

Istilah kewarganegaraan berasal dari kata warga negara yang secara singkat
berarti sekelompok manusia yang menjadi anggota suatu negara. Dalam pengertian
secara umum dinyatakan bahwa warga negara merupakan anggota negara yang
mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya dan mempunyai hubungan hak
dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Hak dan kewajiban
warga negara terhadap negara diatur dalam UDD 1945 dan berbagai peraturan di
bawahnya. Dalam UUD 1945 memuat tentang hak asasi manusia, yaitu kewajiban
yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksananya dan tegaknya
hak asasi manusia. Seperti setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara dan setiap warganegara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
Kemampuan warga negara suatu negara untuk hidup berguna dan bermakna
sangat memerlukan pembekalan masa depannya. Pembekalan ilmu pengetahuan,
teknologi serta seni (IPTEKS) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan atau nilai
religius dan nilai budaya bangsa sebagai panduan atau petunjuk kehidupan bangsa
Indonesia dalam bermasyarakat dan bernegara. Semangat perjuangan bangsa
merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan perilaku
heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan dan kemauan yang
luar biasa.
Embrio konsepsi (pemikiran) mengapa Pendidikan Kewarganegaraan
diberikan di Perguruan Tinggi, semata-mata diupayakan dalam menjawab tantangan
regenerasi. Yaitu suatu proses penyiapan generasi muda yang pada gilirannya akan
mengganti sebagai pemegang tumpuk kepemimpinan nasional. Proses regenerasi
berjalan dalam proses alamiah yang persiapannya memerlukan waktu yang relative
panjang. Konsep regenerasi tidak hanyab upaya penyiapan kepemimpinan secara
biologis (perkembangan fisik dan usia), melainkan lebih ditekankan pada proses
penyiapan mentalitas generasi muda yang benar-benar mampu meminpin bangsa
ini, mengganti para generasi pendahulunya.
Sebagai rasional penetapan Pendidikan Kewarganegaraan diberikan di
Perguruan Tinggi, didasarkan pada tingkat perkembangan kepribadian mahasiswa
yang secara kualitas dapat diamati dalam kehidupan mereka. Ada perbedaan
penampilan sebagai cerminan kepribadiannya, antara yang ditampilkan oleh
mahasiswa dengan penampilan pemuda lain, misalnya pelajar. Apabila dilihat dari
pola pemikirannya, kedua pemuda ini memiliki daya kritis, namun sifat kekritisan
mereka berbeda. Sifat kritis seorang pelajar masih nampak cenderung ke arah kritis

yang emosional, sedangkan mahasiswa telah mampu menampilkan pola pikir yang
bersifat kritis rasional.
Dengan mengandalkan kemampuan penalarannya, mahasiswa dipandang
telah mampu menyelesaikan segala persoalan yang timbul dalamkehidupannya.
Inipun muncul sebagai suatu kewajaran, karena kehidupan mahasiswa paling tidak
didukung oleh lingkungannya, yaitu lingkungan kampus sebagai masyarakat ilmiah
dan berada dalam naungan Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiahnya.Itulah
sebabnya, mahasiswa diprediksi lebih mampu mengekspresikan diri untuk berpikir
ilmiah ketimbang pemuda yang lain.
Oleh karena itu, pilihan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi bukan
hanya retorika, namun didasarkan atas totalitas kepribadian yang melekat pada diri
mahasiswa yang dipandang layak dalam mendukung upaya percepatan program
regenerasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila ialah sebagai dasar negara yang sering disebut dasar falsafah
negara (philosophiche grondslag atau dasar filsafat negara) ideologi negara
(staatsidee), dari negara.
Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara. Dengan
tujuan, pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan
suatu negara.
Pengertian Pancasila Sebagai dasar negara yang dimaksud sesuai dengan
bunyi pembukaan pada UUD 1945 Alenia IV yang menyatakan
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undangundang dasar Negara Republik Indonesia yang membentuk dalam suatu
susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rekyat dengan berdasarkan
kepada ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Norma hukum pokok yang disebut pokok
kaidah fundamental dari negara itu dalam hukum mempunyai hakikat dan juga
kedudukan yang kuat, tetap, dan tidak berubah bagi negara yang terbentuk
dengan perkataan lain. Dengan jalan hukum tidak bisa diubah-ubah. Fungsi dari
pancasila Sebagai pokok kaidah yang fundamental. Hal yang paling penting
sekali karena UUD harus berasal dan berada dibawah pokok kaidah negara
yang fundamental itu.
Sebagai dasar Negara Pancasila yang digunakan untuk mengatur seluruh
tatanan kehidupan bangsa dan juga negara Indonesia, segala sesuatu yang
hubungannya dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang wajib atau harus berdasarkan Pancasila. Hal ini

artinya semua peraturan yang berlaku di Negara Republik Indonesia harus


bersumberkan kepada Pancasila.
Maksud dari Pancasila Sebagai Dasar Negara yang artinya Pancasila dijadikan
sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintah Negara. Ketetapan
MPR NO. III/MPR/2000 menyatakan bahwa pancasila menurutnya yaitu
"sebagai hukum dasar Nasional"

B. Pancasila Sebagai Identitas Nasional


a) Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan.
Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata identitas dan
nasional. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki
pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang,
kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain.
Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Kata identitas berasal
dari bahasa Inggris identiti yang memiliki pengerian harfiah ciri-ciri, tandatanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga
sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan
hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara
yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua
warga Negara tanpa kecuali rule of law, yang mengatur mengenai hak dan
kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang
berkembang semakin dinamis di Indonesia. atau juga Istilah Identitas
Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
b) Pengertian Pancasila sebagai Identitas Nasional
Sebagai identitas nasional, Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus
mampu mendorong bangsa Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan
dalam koridornya yang bukan berarti menentang arus globalisasi, akan tetapi
lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan dan
peluang yang tercipta. Bila menghubungkan kebudayaan sebagai
karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian bangsa, tentunya
kedua hal ini merupakan suatu kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam
Pancasila yang mampu menggambarkan karakteristik yang membedakan
Indonesia dengan negara lain.Naskah Pancasila .
Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah
ada padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah
Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat
terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam
The Capitalist Revolution, eraglobalisasi dewasa ini, ideology kapitalisme
yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu
persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi

sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga


nasib, social, politik dan kebudayaan.
Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu
ideologi, yaitu dari ideologi partikular kearah ideology universal dan dalam
kondisi seperti ini kapitalismelah yang akan menguasainya. Dalam kondisi
seperti ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional yang
lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme.
Konsekuensinya,negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin
terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut
sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.
Menurut Toyenbee, cirri khas suatu bangsa yang merupakan local genius
dalam menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi Challence dan
response. Jika Challence cukup besar sementara response kecil maka
bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa
Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika
Challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan
berkembang menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi
globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang
merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan
kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di
dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yangcenderung
menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran
nasional.
c) Alasan Menjadikan Identitas Bangsa
Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa
Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional,
memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsabangsa lain di dunia .Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase
nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu
asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat
dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi
suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa
dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada
kepribadiannya sendiri.
Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan
Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan
keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.

C. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


Pancasila sebagai Ideologi Nasional seperti kita ketahui, selain sebagai
Dasar Negara, ia juga menjadi ideologi bangsa. Sebagai ideologi nasional,
Pancasila berfungsi menggerakkan masyarakat untuk membangun bangsa
dengan usaha-usaha yang meliputi dalam semua bidang kehidupan. Pancasila
tidak menentukan secara apriori sistem ekonomi dan politik, tetapi sistem apa pun
yang dipilih harus mampu menyalurkan aspirasi utama tersebut.
Pancasila sebagai Ideologi Nasional yang pada dasarnya menampilkan nilainilai universal menunjukan wawasan yang integral integratif dan sebagai ideologi
modern mampu memberikan gairah dan semangat yang tinggi. Berbeda dengan
ideologi-ideologi Barat, Pancasila yang dilahirkan dalam budaya dan sejarah
peradapan timur sangat menjunjung tinggi peran religiusitas yang justru sangat
didambakan dalam alam kehidupan dan peradapan teknokratis sekarang ini.
Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Nasional untuk memberikan orientasi ke
depan mengharuskan bangsa Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yang
sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan
pesatnya perkembangan sarana komunikasi membuat dunia makin kecil dan
independensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia semakin menguat.
D. Hakikat Negara
Peristilahan yang dipadankan dengan Negara :
1. Polis (city state).
2. Country (country state).
3. Civitas/civiteit.
4. Rijk/reich.
5. La stato; staat; state (nation state).
6. Monarchy (kerajaan).
7. Soulthan (kesultanan).
8. Nagara/negara/negeri.
9. desha, desa, desh (seperti Bangladesh).
10. Land (seperti : England, Deutschland).
Hakikat Negara adalah suatu ikatan sosial atau dalam status hidup bersama
sebagai komunitas politik dimana hak-hak warganya mendapatkan jaminan dari
penguasa pada waktu itu.
Hakikat Negara secara Sosiologis :
1. Ikatan suara bangsa adalah suatu komunitas sosiologis yang hidup bersama
dalam suatu wilayah; senasib dan sepenanggungan dalam menjalankan
hidupnya.
2. Organisasi Kewibawaan adalah negara sebagai organisasi yang memiliki
wibawa untuk memutuskan hal-hal yang penting bagi kehidupan bersama.
Kewibawaan ini ditunjukkan dengan adanya kepatuhan komunitas untuk
melaksanakan putusan bersama tersebut.
3. Organisasi Jabatan adalah negara terbagi dalam jabatan-jabatan
yangmenjalankan fungsi tertentu.Organisasi ini muncul karena organisasi

kewibawaan mengasumsikan adanya jabatan-jabatan untuk menjakankan


fungsi-fungsi negaraitu secara bersama-sama.
4. Organisasi Kekuasaan adalah negara merupakan alat untuk menjalankan
kekuasaan dalam arti luas. Kekuasaan ini dapat memaksakan kehendak
(dwang organisatie) orang yang berkuasa. Oleh sebab itu banyak orang ingin
menjadi pejabat negara untuk memperoleh kekuasaan guna memuaskan
vested interesnya.
Hakikat Negara secara Yuridis :
1. Pemilik atau penguasa atas tanah (teori patrimonial-feodal).
2. Pihak yang menguasai atau memerintah (hasil perjanjian timbal balik antara
dua pihak dualistis).
3. Sebagai pelindung dari hak-hak asasi manusia, negara sebagai pelaksana
dari kehendak umum (volente generale).
4. Penjelmaan tata hukum nasional (personificatie van het rechtorde) karena
eksistensi negara tampak dari adanya bangunan sistem hukum yang berlaku
dalam mengatur kehidupan komunitas bangsa tersebut.
E. Hakikat Konstitusi
Pada hakikatnya sebuah konstitusi harus memuat secara ketat materi-materi
yang secara substansial harus ada pada sebuah konstitusi. Menurut Miriam
Budiharjo, setiap undang-undang dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai
hal-hal sebagai berikut:
1. Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan
pemerintah Negara bagian, prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran
yurisdiksi oleh salah satu badan pemerintah dan sebagainya.
2. Hak-hak Asasi Manusia
3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar
4. Ada kalanya memuat larangan untung mengubah sifat tertentu dari UndangUndang Dasar
Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
ketatanegaraan suatu Negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda baik dalam
hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai kedudukan
formal yang sama, yaitu sebagai :
Konstitusi sebagai Hukum Dasar, karena ia berisi aturan dan ketentuan
tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara.
Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi, artinya bahwa aturan-aturan yang
terdapat dalam konstitusi, secara hierarki mempunyai kedudukan lebih
tinggi terhadap aturan-aturan lainnya, sehingga aturan-aturan yang lain
harus sesuai dengan undang-undang dasar.
F. Konstitusi Negara

Konstitusi atau Undang-Undang adalah instrumen of geverment yaitu


seperangkat kebijakan yang digunakan sebagai pegangan untuk memerintah
dalam suatu negara.
Negara yang berdasarkan konstitusi adalah negara yang kekuasaan
pemerintahannya, hak-hak rakyatnya, dan hubungan antara kekuasaan
pemerintah serta hak-hak warga negaranya diatur oleh hukum. Oleh karena itu,
negara konstitusional adalah negara yang kehidupannya didasarkan pada
konstitusi. Sifatnya nasional dan demokratis.
G. Teori-teori Terbentuknya Negara
Apa yang dimaksud dengan teoritis? Terbentuknya negara secara teoritis
adalah anggapan para ahli pada wilayah hukum dan tata negara tentang
terbentuknya negara. Bukan murni berdasarkan keadaan faktual yang terjadi di
lapangan akan tetapi hasil pemikiran tentang bagaimana asal mula terbentuknya
negara.
Terdapat tiga teori terjadinya negara yaitu teori hukum alam, teori ketuhanan dan
teori perjanjian. Berikut penjelasannya:
1. Teori hukum alam adalah teori awal tentang terbentuknya suatu negara. Teori
ini menurut sejarah ada pada zaman Plato dan Aristoteles. Menurut teori ini,
terjadinya negara adalah hal yang natural atau alami. Segala sesuatu terjadi
sesuai dengan hukum alam, begitupun dengan negara. Teori pembentukan
negara ini juga didasari atas kecenderungan manusia untuk selalu bersosial,
berkumul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya.
2. Teori kedua terbentuknya negara adalah teori ketuhanan. Teori ketuhanan
adalah teori yang ada saat agama agama besar telah tersebar ke dunia ini
contohnya Islam dan Kristen. Teori ini sesuai namanya tentu saja dipengaruhi
oleh paham keagamaan. Dan berdasarkan itulah, teori ketuhanan
terbentuknya negara didasari anggapan bahwa negara terbentuk atas dasar
keinginan Tuhan. Berdasar terhadap kepercayaan bahwa segala sesuatu
berawal dari Tuhan dan berjalan sesuai kehendaknya. Paham dan teori ini
diajukan oleh beberapa ahli seperti Freidericch Julius Stahl, Thomas Aquinas,
dan Agustinus. Paham ini, sesuai dengan ketentuannya, Tuhan yang
menciptakan negara sehingga negara dianggap penjelmaan kekuasaan
Tuhan. Hal ini mengakibatkan paham bahwa raja atau penguasa adalah
pilihan Tuhan untuk memerintah sehingga raja memiliki kekuasaan mutlak
pada suatu negara atau kerajaan, contohnya saja Inggris Raya pada zaman
kerajaan.
3. Teori ketiga terbentuknya negara adalah teori perjanjian. Teori perjanjian ada
atas reaksi terhadap kedua teori sebelumnya. Atas dasar apa? Atas dasar
kedua teori yang ada sebelumnya tidak mampu menjelaskan asal dan
bagaimana terbentuknya negara. Selain itu, teori ini merupakan bentuk
perlawanan atas kekuasaan raja ataupun penguasa yang menganggap
memiliki kekuasaan mutlak akibat kepercayaan sebagai titisan Tuhan. Teori
perjanjian ini ada dimasa abad pencerahan dan dipelopori oleh ahli ahli

seperti Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan Montesquieu.


Berdasarkan teori perjanjian, negara ada semata mata akibat perjanjian
antarmanusia. Menurut teori ini, negara merupakan wujud perjanjian
masyarakat sebelum bernegara dan kemudian menjadi masyarakat
bernegara. Hal ini senada dengan pengertian negara oleh Jean Bodin bahwa
negara adalah bentuk persekutuan keluarga dengan segala kepentingannya.
H. Bentuk Negara
Bentuk negara dengan bentuk pemerintahan itu berbeda. Bentuk negara kita
adalah negara kesatuan, sementara bentuk pemerintahannya adalah Republik.
Untuk kesempatan ini saya tidak membahas menegenai bentuk pemerintahan,
mengenai bentuk-bentuk negara. Dan berikut ini macam-macam dari bentuk
negara :
1. Negara kesatuan, adalah suatu bentuk negara yang bersusun tunggal, dimana
di dalam negara tersebut hanya terdapat satu buah negara, tidak ada negara
di dalam negara.
2. Neraga Serikat (Federasi, adalah suatu negara yang terdiri atas beberapa
negara bagian dengan mempunyai satu buah pemerintah federasi yang mana
bertugas untuk mengendalikan kedaulatan negara tersebut.
3. Perserikatan Negara (Konfederasi), adalah suatu gabungan dari beberapa
negara yang sudah merdeka.
4. Uni, adalah suatu gabungan dari berbagai negara yang memiliki satu kepala
negara untuk semua negara yang tergabung dalam uni. Uni terdapat dua
macam, yaitu uni riil dan uni personal.
5. Dominion, adalah suatu bentuk negara yang secara khusus terjadi didalam
sejarah ketatanegaraan.
6. Mandat, adalah suatu negara bekas jajahan negara-negara yang kalah dalam
Perang Dunia II yang kemudian diatur oleh pemerintah perwalian dengan
pengawasan Komisi Mandat Liga Bangsa-Bangsa.
7. Koloni atau Negara Jajahan, adalah suatu negara yang berada dalam
kekuasaan atau jajahan negara lain dan belum merdeka.
8. Protektorat, adalah suatu negara yang berada di bawah perlindungan negara
yang lain, dimana negara tersebut dianggap lebih kuat sehingga dijadikan
sebagai tempat perlindungan.
9. Trust, adalah suatu negara yang mana pemerintahannya diawasi Dewan
Perwalian (Trusteeship Council) PBB.

I. Lahirnya Negara Republik Indonesia

Negara Republik Indonesia adalah salah satu bagian dari Republik Indonesia
Serikat yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949. NRI juga menjadi pusat dari
RIS karena ibukotanya Jakarta ada di wilayah NRI. Karena presiden Soekarno
menajadi RIS maka diangkat Mr. Assaat menjadi Acting Presiden Indonesia dan
Mr. Soesanto Tirtoprodjo sebagai Perdana Menteri hingga pada 17 Agustus 1950
RIS bubar dan berdiri Kesatuan Republik Indonesia dan Assaat melepaskan
jabatan kepada Soekarno
J. Konstitusional
Konstitusional dari akar kata konstitusi atau Undang-Undang Dasar, dengan
demikian merujuk pada semua langkah politik yang sesuai dengan aturan hukum
yang berlaku di suatu negara. Karena Undang-Undang Dasar adalah hukum
tertinggi dalam suatu negara maka suatu tindakan konstitusional adalah semua
langkah yang sesuai hukum. Tetapi selanjutnya karena konstitusi diuraikan dalam
berbagai undang-undang dan lain peraturan perundang-undangan, maka sering
pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk membuat undang-undang
bersama parlemen (di Indonesia Dewan Perwakilan Rakyat) maka dalam
beberapa situasi pelanggaran hukum bisa merupakan pelanggaran terhadap
peraturan di bawah konstitusi sehingga untuk menetapkan apakah suatu undangundang tidak bertentangan dengan konstitusi dibentuklah Mahkamah Konstitusi.
K. Fungsi Pokok Konstitusi
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak berbuat sewenang-wenang dan otoriter.
Dengan demikian, hak-hak warga negara akan terlindungi. Gagasan ini
dinamakan konstitusionalisme.
L. Keberadaan dan Tujuan Konstitusi
Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat(kontrak
sosial), artinya bahwa konstitusi merupakan konklusi dari kesepakatan
masyarakat untuk membina negara dan pemerintahanyang akan mengatur
mereka.Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan
warga negara sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajibanwarga negara
dan alat-alat pemerintahannya.
Loewenstein mengatakan bahwa konstitusi merupakan sarana dasar
untuk mengawasi proses-proses kekuasaan. Sementaramenurut Bagir Manan,
hakikatdari dari konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi atau
konstitunalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak
dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak
lain.
Pada prinsipnya, adanya konstitusi memiliki tujuan untuk membatasi
kewenangan pemerintah dalam menjamin hak-hak yang diperintah dan
merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. oleh karena itu, tujuan-

tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat diklasifikasikan sebagai


berikut:
Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan
terhadap kekuasaan politik.
Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan daripenguasa itu
sendiri.
Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagipara
penguasa dalam menjalankan kekuasaannya.
Konstitusi bertujuan melindungi hak asasi manusia (HAM)
Konstitusi merupakan pedoman penyelenggaraan negaramaksudnya tanpa
adanya pedoman Negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
M. Negara Indonesia Adalah Negara Hukum
Dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Perubahan ke-4 disebutkan bahwa :
Negara Indonesia adalah negara hukum. Ketentuan pasal tersebut merupakan
landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas
hukum, hukum ditempatkan sebagai satu-satunya aturan main dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (supremacy of law). Sebelum dilakukan
perubahan terhadap UUD 1945, landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah
negara yang berdasar atas hukum, tercantum dalam pembukaan dan batang
tubuh UUD 1945 sebelum perubahan. Selain itu pernyataan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum juga dapat dilihat dalam penjelasan UUD 1945
sebelum perubahan. Dalam penjelasan UUD 1945 sebelum perubahan
dinyatakan ada tujuh kunci pokok sistem pemerintahan Negara Indonesia, yaitu:
1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat) dan tidak
berdasar atas kekuasaan belaka (maachtstaat).
2. Sistem konstitusionil.
3. Kekuasaan tertinggi ada di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah
MPR.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
6. Menteri Negara adalah pembantu Presiden dan tidak bertanggung jawab
kepada DPR.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
N. Memahani Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dibagi menjadi beberapa periodesasi:
1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 1950 ).
Tahun 1945 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang
ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum
berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik.
Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat
Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan
DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden

denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia
adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP
berubah menjadi lembaga legislatif.
Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan
Partai Politik.
Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan
sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer
2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama
a) Masa demokrasi Liberal 1950 1959
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau
berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa
demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
Dominannya partai politik
Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 :
Bubarkan konstituante
Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
Pembentukan MPRS dan DPAS
b) Masa demokrasi Terpimpin 1959 1966
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat
secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif
revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
Dominasi Presiden
Terbatasnya peran partai politik
Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan
Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR
Jaminan HAM lemah
Terjadi sentralisasi kekuasaan
Terbatasnya peranan pers
Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.
c) Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 1998

Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat


Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde baru
memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui
Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap
gagal sebab:
Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
Rekrutmen politik yang tertutup
Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
Pengakuan HAM yang terbatas
Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
Terjadinya krisis politik
TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden
Soeharto untuk turun jadi Presiden
Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d sekarang.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari
Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei
1998.
d) Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 sekarang
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya
adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,
dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturanperaturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran lembagalembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan
kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR
MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden
serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang
demokratis antara lain:
1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokokpokok reformasi
2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
yang bebas dari KKN
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI

5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV


Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan
umum sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
O. Negara Hukum
Negara Hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus
dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik. Ada dua unsur dalam
negara hukum, yaitu pertama: hubungan antara yang memerintah dan yang
diperintah tidak berdasarkan kekuasaan melainkan berdasarkan suatu norma
objektif, yang juga mengikat pihak yang memerintah; kedua: norma objektif itu
harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara formal, melainkan dapat
dipertahankan berhadapan dengan idea hukum.
Hukum menjadi landasan tindakan setiap negara. Ada empat alasan mengapa
negara menyelenggarakan dan menjalankan tugasnya berdasarkan hukum
1. Demi kepastian hukum
2. Tuntutan perlakuan yang sama
3. Legitimasi demokrasi
4. Tuntutan akal budi
Negara hukum berarti alat-alat negara mempergunakan kekuasaannya hanya
sejauh berdasarkan hukum yang berlaku dan dengan cara yang ditentukan dalam
hukum itu. Dalam negara hukum, tujuan suatu perkara adalah agar dijatuhi
putusan sesuai dengan kebenaran. Tujuan suatu perkara adalah untuk
memastikan kebenaran, maka semua pihak berhak atas pembelaan atau bantuan
hukum.
A. Unsur-unsur Negara Hukum
1.

Hak asasi manusia dihargai sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai manusia
2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hakhak itu
3. Pemerintahan dijalankan berdasarkan peraturan perundangundangan
4. Adanya peradilan administrasi dalam perselisihan antara rakyat
dengan pemerintahannya
B. Ciri-ciri Negara Hukum
1. Kekuasaan dijalankan sesuai dengan hukum positif yang berlaku
2. Kegiatan negara berada dibawah kontrol kekuasaan kehakiman
yang efektif
3. Berdasarkan sebuah undang-undang yang menjamin HAM
4. Menuntut pembagian kekuasaan

P. Prinsip Negara Hukum

Prinsip atau asas hukum, sebagai sarana yang membuat hukum itu hidup,
tumbuh dan berkembang serta menunjukan kalau hukum itu bukan sekedar
kosmos kaedah. Kekosongan atau kumpulan dari peraturan belaka, sebab asas
hukum itu mengandung nilai-nilai dan tuntutan etis. Asas hukum tidak akan habis
kekuatannya dengan melahirkan suatu peraturan hukum, melainkan tetap saja
ada dan akan melahirkan suatu peraturan selanjutnya.
Asas hukum menjadi alat anasir untuk mengisi kekosongan dan kesenjangan
hukum. Asas hukum akan menghindari keterbelakangan aturan normatif dari
realitas. Dari hukum yang normatif dan terus berjalan tertatih-tatih di belakang
kenyataan (het recht hint antcher).

Q. Prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodasi
dalam konstitusi Negara
Kesatuan RepublikIndonesia.Prinsipprinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal
dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:

Kedaulatan rakyat;
Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
Kekuasaan mayoritas;
Hak-hak minoritas;
Jaminan hak asasi manusia;
Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
Persamaan di depan hukum;
Proses hukum yang wajar;
Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

Anda mungkin juga menyukai