Materi PKN
Materi PKN
DISUSUN
Huslin. B. Ralla
DOSEN PEMBIMBING
Mulyadi Guli, S.Sos, M.Si
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MANAJEMEN PERKEBUNAN
SEMESTER II
ENREKANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah kewarganegaraan berasal dari kata warga negara yang secara singkat
berarti sekelompok manusia yang menjadi anggota suatu negara. Dalam pengertian
secara umum dinyatakan bahwa warga negara merupakan anggota negara yang
mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya dan mempunyai hubungan hak
dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Hak dan kewajiban
warga negara terhadap negara diatur dalam UDD 1945 dan berbagai peraturan di
bawahnya. Dalam UUD 1945 memuat tentang hak asasi manusia, yaitu kewajiban
yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksananya dan tegaknya
hak asasi manusia. Seperti setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara dan setiap warganegara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
Kemampuan warga negara suatu negara untuk hidup berguna dan bermakna
sangat memerlukan pembekalan masa depannya. Pembekalan ilmu pengetahuan,
teknologi serta seni (IPTEKS) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan atau nilai
religius dan nilai budaya bangsa sebagai panduan atau petunjuk kehidupan bangsa
Indonesia dalam bermasyarakat dan bernegara. Semangat perjuangan bangsa
merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan perilaku
heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan dan kemauan yang
luar biasa.
Embrio konsepsi (pemikiran) mengapa Pendidikan Kewarganegaraan
diberikan di Perguruan Tinggi, semata-mata diupayakan dalam menjawab tantangan
regenerasi. Yaitu suatu proses penyiapan generasi muda yang pada gilirannya akan
mengganti sebagai pemegang tumpuk kepemimpinan nasional. Proses regenerasi
berjalan dalam proses alamiah yang persiapannya memerlukan waktu yang relative
panjang. Konsep regenerasi tidak hanyab upaya penyiapan kepemimpinan secara
biologis (perkembangan fisik dan usia), melainkan lebih ditekankan pada proses
penyiapan mentalitas generasi muda yang benar-benar mampu meminpin bangsa
ini, mengganti para generasi pendahulunya.
Sebagai rasional penetapan Pendidikan Kewarganegaraan diberikan di
Perguruan Tinggi, didasarkan pada tingkat perkembangan kepribadian mahasiswa
yang secara kualitas dapat diamati dalam kehidupan mereka. Ada perbedaan
penampilan sebagai cerminan kepribadiannya, antara yang ditampilkan oleh
mahasiswa dengan penampilan pemuda lain, misalnya pelajar. Apabila dilihat dari
pola pemikirannya, kedua pemuda ini memiliki daya kritis, namun sifat kekritisan
mereka berbeda. Sifat kritis seorang pelajar masih nampak cenderung ke arah kritis
yang emosional, sedangkan mahasiswa telah mampu menampilkan pola pikir yang
bersifat kritis rasional.
Dengan mengandalkan kemampuan penalarannya, mahasiswa dipandang
telah mampu menyelesaikan segala persoalan yang timbul dalamkehidupannya.
Inipun muncul sebagai suatu kewajaran, karena kehidupan mahasiswa paling tidak
didukung oleh lingkungannya, yaitu lingkungan kampus sebagai masyarakat ilmiah
dan berada dalam naungan Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiahnya.Itulah
sebabnya, mahasiswa diprediksi lebih mampu mengekspresikan diri untuk berpikir
ilmiah ketimbang pemuda yang lain.
Oleh karena itu, pilihan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi bukan
hanya retorika, namun didasarkan atas totalitas kepribadian yang melekat pada diri
mahasiswa yang dipandang layak dalam mendukung upaya percepatan program
regenerasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Negara Republik Indonesia adalah salah satu bagian dari Republik Indonesia
Serikat yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949. NRI juga menjadi pusat dari
RIS karena ibukotanya Jakarta ada di wilayah NRI. Karena presiden Soekarno
menajadi RIS maka diangkat Mr. Assaat menjadi Acting Presiden Indonesia dan
Mr. Soesanto Tirtoprodjo sebagai Perdana Menteri hingga pada 17 Agustus 1950
RIS bubar dan berdiri Kesatuan Republik Indonesia dan Assaat melepaskan
jabatan kepada Soekarno
J. Konstitusional
Konstitusional dari akar kata konstitusi atau Undang-Undang Dasar, dengan
demikian merujuk pada semua langkah politik yang sesuai dengan aturan hukum
yang berlaku di suatu negara. Karena Undang-Undang Dasar adalah hukum
tertinggi dalam suatu negara maka suatu tindakan konstitusional adalah semua
langkah yang sesuai hukum. Tetapi selanjutnya karena konstitusi diuraikan dalam
berbagai undang-undang dan lain peraturan perundang-undangan, maka sering
pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk membuat undang-undang
bersama parlemen (di Indonesia Dewan Perwakilan Rakyat) maka dalam
beberapa situasi pelanggaran hukum bisa merupakan pelanggaran terhadap
peraturan di bawah konstitusi sehingga untuk menetapkan apakah suatu undangundang tidak bertentangan dengan konstitusi dibentuklah Mahkamah Konstitusi.
K. Fungsi Pokok Konstitusi
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak berbuat sewenang-wenang dan otoriter.
Dengan demikian, hak-hak warga negara akan terlindungi. Gagasan ini
dinamakan konstitusionalisme.
L. Keberadaan dan Tujuan Konstitusi
Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat(kontrak
sosial), artinya bahwa konstitusi merupakan konklusi dari kesepakatan
masyarakat untuk membina negara dan pemerintahanyang akan mengatur
mereka.Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia dan
warga negara sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajibanwarga negara
dan alat-alat pemerintahannya.
Loewenstein mengatakan bahwa konstitusi merupakan sarana dasar
untuk mengawasi proses-proses kekuasaan. Sementaramenurut Bagir Manan,
hakikatdari dari konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi atau
konstitunalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak
dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak
lain.
Pada prinsipnya, adanya konstitusi memiliki tujuan untuk membatasi
kewenangan pemerintah dalam menjamin hak-hak yang diperintah dan
merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. oleh karena itu, tujuan-
denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia
adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP
berubah menjadi lembaga legislatif.
Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan
Partai Politik.
Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan
sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer
2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama
a) Masa demokrasi Liberal 1950 1959
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau
berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa
demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik.
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
Dominannya partai politik
Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 :
Bubarkan konstituante
Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
Pembentukan MPRS dan DPAS
b) Masa demokrasi Terpimpin 1959 1966
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat
secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif
revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
Dominasi Presiden
Terbatasnya peran partai politik
Berkembangnya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan
Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR
Jaminan HAM lemah
Terjadi sentralisasi kekuasaan
Terbatasnya peranan pers
Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.
c) Pelaksanaan demokrasi Orde Baru 1966 1998
Prinsip atau asas hukum, sebagai sarana yang membuat hukum itu hidup,
tumbuh dan berkembang serta menunjukan kalau hukum itu bukan sekedar
kosmos kaedah. Kekosongan atau kumpulan dari peraturan belaka, sebab asas
hukum itu mengandung nilai-nilai dan tuntutan etis. Asas hukum tidak akan habis
kekuatannya dengan melahirkan suatu peraturan hukum, melainkan tetap saja
ada dan akan melahirkan suatu peraturan selanjutnya.
Asas hukum menjadi alat anasir untuk mengisi kekosongan dan kesenjangan
hukum. Asas hukum akan menghindari keterbelakangan aturan normatif dari
realitas. Dari hukum yang normatif dan terus berjalan tertatih-tatih di belakang
kenyataan (het recht hint antcher).
Q. Prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodasi
dalam konstitusi Negara
Kesatuan RepublikIndonesia.Prinsipprinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal
dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
Kedaulatan rakyat;
Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
Kekuasaan mayoritas;
Hak-hak minoritas;
Jaminan hak asasi manusia;
Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
Persamaan di depan hukum;
Proses hukum yang wajar;
Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.