Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan
kanker dan juga mengakibatkan disabilitas jangka panjang. Riset kesehatan dasar
tahun 2013 didapatkan prevalensi stroke di Indonesia sebesar 7 per mil dan yang
terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi penyakit
stroke pada kelompok yang telah didiagnosis meningkat seiring dengan
bertambahnya umur, tertinggi pada umur 75 tahun (43,1% dan 67,0%).1,2,3
Insidensi stroke di Asia umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika
Serikat dan juga lebih banyak terjadi pada Negara Eropa bagian timur dibandingkan
bagian barat. Insiden stroke pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
perempuan pada usia lebih muda,tetapi tidak demikian halnya pada usia tua. Di
Indonesia, penelitian berskala cukup besar pernah dilakukan oleh ASNA (ASEAN
Neurological Association) di 28 RumahSakit (RS) seluruh Indonesia. Dari 2.065
pasien stroke akut, dijumpai rata-rata usia adalah 58,8 tahun (range 18-95 tahun)
dengan kasus pada pria lebih banyak dari pada wanita.1
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai oleh kehilangan fungsi otak
fokal akut (kadang global) yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian (dini), yang disebabkan baik oleh perdarahan spontanatau suplai darah yang
tidak adekuatnya ke suatu bagian otak sebagai akibat aliran darah yang rendah,
trombosis, dan emboli yang berhubungan dengan suatu penyakit pembuluh darah,
jantung atau darah(stroke iskemik atau infark serebri). Stroke dapat dibagi menjadi
dua, yaitu stroke non hemoragik dan stroke hemoragik. Sebagian besar (80%)
disebabkan oleh stroke non hemoragik2,3.
Pada penyajian kasus ini akan dibahas mengenai Stroke Non Hemoragik
dengan harapan dapat menambah informasi tentang imejing Stroke Non Hemoragik
sehingga dapat membantu dalam mendiagnosisnya.

Anda mungkin juga menyukai