Hakikat Manusia Dalam Islam
Hakikat Manusia Dalam Islam
MAKALAH
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas
limpahan
rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.
Makalah ini berjudulHAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM. Dengan
tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Manusia adalah aspek yang sangat penting dalam agama Islam. Pembahasan
tentang hubungan manusia dan agama, sejak dahulu, merupakan topik yang
sangat menarik bagi para pemikir dan cendekiawan. Mungkin hal itu disebabkan
oleh fakta sejarah umat manusia dengan suku bangsanya yang beragam bercerita
kepada kita akan keterkaitan makhluk Tuhan ini dengan agama. Umat manusia
secara umum meyakini adanya Tuhan yang menciptakan alam dan wajib untuk
dipuja dan disembah. Keyakinan yang demikian itu merupakan asas dan pokok
dari sebuah agama.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang misterius dan sangat
menarik. Dikatakan misterius karena semakin di kaji semakin terungkap betapa
banyak hal hal mengenai manusia yang belum terungkapkan. Dan dikatakan
mearik karena manusia sebagai subjek sekaligus sebagai objek kajian yangtiada
henti hentinya dilakukan manusia khususnya ara ilmuan. Oleh karena itu ia telah
menjadi sasaran studi sejak dahulu, kini dan kemudian hari. Hamper semua
lembaga perguruan tinggi mengkaji manusi, karya dan dmapak karyanya terhadap
dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
BAB II
PEMBAHASAN
manusia, yaitu kata ins dijumpai sebanyak 18 kali dalam 9 surat. Kata ins
digunakan untuk dihadapkan (berlawanan) dengan kata jinn yang berarti jin atau
makhluk halus, atau dihadapkan dengan kata jaan yang juga bermakna jin.
(Aflatun Mukhtar, 2001:106-107).
Kata insan dijumpai dalam al-Quran sebanyak 65 kali. Penekanan kata insan
ini adalah lebih mengacu pada peningkatan manusia ke derajat yang dapat
memberinya potensi dan kemampuan untuk memangku jabatan khalifah dan
memikul tanggung jawab dan amanat manusia di muka bumi, karena sebagai
khalifah manusia dibekali dengan berbagai potensi seperti ilmu, persepsi, akal,
dan nurani. (Aflatun Mukhtar, 2001:107).
Kata nas merupakan bentuk jamak dari kata insan yang tentau saja memiliki
makna yang sama. Al-Quran menyebutkan kata nas sebanyak 240 kali.
Penyebutan manusia dengan nas lebih menonjolkan bahwa manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan dan bersama-sama
manusia lainnya. Al-Quran menginformasikan bahwa penciptaan manusia
menjadi berbagai suku dan bangsa bertujuan untuk bergaul dan berhubungan
antarvsesamanya (taaruf) (QS. al-hujurat [49]: 13), saling membantu dalam
melaksanakan kebajikan (QS. al-Maidah [5]: 2), saling menasihati agar selalu
dalam kebenaran dan kesabaran (QS. al-Ashr [103]: 3), dan menanamkan
kesadaran bahwa kebahagiaan manusia hanya mungkin terwujud bila mereka
mampu membina hubungan antar sesamanya (QS. Ali Imran [3]: 112).
Kata insan dan nas inilah yang paling banyak digunakan oleh al-Quran dalam
menyebut manusia (Quraish Shihab, 1996: 280). Di antara ayat al-Quran yang
menyebut manusia dengan kata insan adalah (QS. al-Alaq [96]: 2 dan 5) :
...
Artinya: Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah ... Dia
mengajarkepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq [96]: 2
dan 5).
Sedang penyebutan kata nas dalam al-Quran misalnya QS. al-Hujurat
[49]:13:
Adam dari tanah (turab) dan hanya dengan firman-Nya: kun fayakun yang
berarti jadilah, maka jadilah ia. Allah Swt. Berfirman :
Artinya:
Sesungguhnya
misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:
"Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS. Ali Imran [3]: 59).
Manusia yang lain (selain Adam atau keturunan Adam) diciptakan oleh Allah
dari saripati tanah, yang berproses menjadi sperma (nuthfah), segumpal darah
(alaqah), segumpal daging (mudghah), tulang belulang (izham), hingga
menjadi janin (khalqan akhar). Firman Allah Swt. dalam surat al-Muminun
(23): 12-14:
Artinya:
Dan
Dia
mengajarkan
kepada
Adam
nama-nama
(benda-benda)
Hal ini diisyaratkan oleh al-Quran dengan persaksian yang diberikan oleh
Allah kepada jiwa (ruh) yang ada pada setiap calon bayi yang masih dalam
kandungan sang ibu. Semua jiwa itu mempersaksikan bahwa Allah sebagai
Tuhannya. Demikian firman Allah Swt. dalam surat al-Araf (7): 172 :
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya
berfirman):
"Bukankah
Aku
ini
Tuhanmu?"
Mereka
masing-masing
yang
banyak
didukung
oleh
potensi
10
11
jawaban-jawaban
terhadap
pertanyaan-pertanyaan
yang
12
Mengingat hal demikian wajarlah jika agama menjadi sangat dibutuhkan oleh
manusia, karenanya ia mampu memberikan jawaban sekaligus inspirasi bagi
terwujudnya kehidupan yang diinginkan manusia.
2.3.2 Fungsi Agama Dalam Kehidupan Manusia
a. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia
Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia
sentiasanya memberipenerangan kepada dunia (secara keseluruhan), dan juga
kedudukan manusia di dalam dunia.Contohnya, agama Islam menerangkan
kepada umatnya bahwadunia adalah ciptaan Allah SWT dan setiap manusia
harus menaati Allah(s.w.t). begitu jugauntuk yang beragama lain dengan
kepercayaan kepada Tuhan yg di miliki.
b. Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia
Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan
pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri.
c. Memberi rasa keterikitaan kepada sesuatu kelompok manusia
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini
adalah
karena
sistemagama
menimbulkan
keseragaman
bukan
saja
13
14
b.
c.
15
Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)
Tanggung jawab abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang
dimiliki dan bersifat fluktuatif (naik-turun), yang dalam istilah hadist Nabi SAW
dikatakan yazidu wayanqushu (terkadang bertambah atau menguat dan terkadang
berkurang atau melemah).
Seorang hamba Allah juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga .
tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggung jawab
terhadap diri sendiri, karena memelihara diri sendiri berkaitan dengan perintah
memelihara iman keluarga. Oleh karena itu dalam al-quran dinyatakan dengan
quu anfusakum waahlikum naaran (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman,
dari neraka).
2.4.2 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah
Tugas hidup yang dipikul manusia dimuka bumi adalah tugas kekhalifahan,
yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allahdi muka bumi untuk mengelola dan
memelihara alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.Manusia
menjadi khalifah, berarti manusia memperoleh mandat Tuhan untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepadamanusia bersifat
16
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa
yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran
orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada
sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan
menambah kerugian mereka belaka. (Q.S Fathir [35]:39)
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua
peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.
Pertama, memakmurkan bumi (al imarah).
Yakni dengan mengexploitasi alam dengan sebaik-baiknya dengan adil dan
merata dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah, supaya generasi
berikutnya dapat melanjutkan exploitasi itu.
Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak
manapun (ar riayah). Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara
akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara
dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi
kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangat
potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.
17
Dua peran yang dipegang manusia dimuka bumi, sebagai khalifah danabdun
merupakan keterpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika
hidup yang sarat dengan kreatifitas dan amaliyah yang selalu berpihak pada nilainilai kebenaran.
Dua sisi tugas dan tanggungjawab ini tertata dalam diri setiap muslim
sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat
tertentu yang menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling
rendah, seperti firman Allah dalam (Q.S At-Tin [95]:4)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaikbaiknya." (Q.S At-Tin [95]:4)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang di ciptakan Allah yang pada
dasarnya berasal dari tanah. Allah telah berfirman di dalam al-Quran tentang
penjelasan umum asal kejadian manusia, potensi dan fungsi manusia. Di dalam alQuran manusia di sebut dengan 4 sebutan yaitu Al basyar, Al Insan, An Nas, dan
Bani Adam. Asal kejadian manusia berdasarkan firman Allah salah satunya adalah
tentang penciptaan nabi Adam a.s. melalui proses yang unik seperti dalam surah
A-Muminun (23):12-14. Di dalam al-Quran sendiri Allah SWT menyebutkan
bahwa manusia diciptakan dengan dua potesi, yaitu, potensi kecerdasan (IQ) dan
potensi ketauhidan (agama). Namun apabila ke dua potensi tersebut tidak di
kembangkan maka yang yang akan berkembang adalah potesi keburukan
(jahiliyah).
Fungsi penciptaan manusia sejak awal dapat digaris besarkan ada dua, yaitu;
fungsi kekhalifahan; dan fungsi ibadah. Manusia diharapkan memenuhi ke dua
fungsi
tersebut agar dapat membawa keselamatan bagi dunia juga bagi dirinya
19
DAFTAR PUSTAKA
Yuda,
Radit.
Konsep
Manusia
dalam
Islam.
Oktober
2014.
Http://Www.Academia.Edu/4727825/KONSEP_MANUSIA_DALAM_ISL
AM_Manusia_Diciptakan_Allah_Swt
Wardana,
hadi.
Manusia
Dalam
Perspektif
Islam.
Oktober
Http://Elearning.Gunadarma.Ac.Id/Docmodul/Agama_Islam/Bab2Manusia_Dalam_Perspektif_Islam.Pdf
2014.
20
Tim Dosen PAI PTU. 1984. Proyek Pembinaan Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Grafindo
Meij, Dick van der. 2003. Dinamika Kontemporer dalam Masyarakat Islam.
Jakarta: INIS
Marzuki. Konsep Manusia dan Agama. 5 oktober 2014. http://staff.uny.ac.id/PAI
Lang, Jeffrey. 2004. Aku Beriman, maka Aku Bertanya. Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta
Fareed, saiyad. 2008. 5 Tantangan Abadi Terhadap Agama dan Jawaban Islam
Terhadapnya. Tanggerang: Mizan pustaka
Boisard, PROF. DR. Marcel A. 1979. Humanisme dalam Islam. Jakarta: Bulan
Bintang
Beck, Herman Leonard & Nico Kaptein. Studi Belanda Kontemporer Tentang
Islam. Jakarta: INIS