Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang
yang berada dalam taraf halusinasi menuju industrialisasi tentunya
akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat /mobilitas
masyarakat

yang

meningkat

otomatisasi

terjadi

peningkatan

penggunaan alat-alat transportasi /kendaraan bermotor khususnya


bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga menambah
kecelakaan arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang tidak teratur
dapat

meningkatkan

kecenderungan

terjadinya

kecelakaan

kendaraan bermotor. Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan


cidera tulang atau disebut fraktur.
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi
mungkin taklebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau primpilan korteks;
biasanya patahan lengkap dan fragmen tulang bergeser. Kalau kulit diatasnya masih
utuh, keadaan ini disebut fraktur tetutup (atau sederhana) kalau kulit atau salah satu
dari rongga tubuh tertembus keadaan ini disebut fraktur terbuka (atau compound)
yang cendrung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi (A,Graham,A & Louis, S,
2005).
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiridan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak
lengkap (Price, A dan L. Wilson, 2005)
Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya
fraktur adalah dengan mengimobilisasi bagian fraktur salah satu
penanganan tersebut ialah dengan dilakukannya pemasangan balu
bidai untuk mencegah terjadinya pergerakan. Balut bidai adalah
penanganan umum trauma ekstremitas / imobilisasi dari lokasi trauma dgn
memanfaatkan penyangga misalnya splinting (spalk).
Kerap kali kita jumpai pada saat mengevakuasi korban kecelakaan / korban
bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, bisanya di pergunakan sebuah

penopang kayu / besi & sebagainya di bagian tubuh tertentu yg diduga terjadi syok,
patah tulang, ataupun retak. Benda tersebut ialah balut bidai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Fraktur?
2. Bagaimana Fraktur terjadi?
3. Bagaimana penatalaksanaan medis pada Fraktur?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada pasien Fraktur?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas BLS (Basic Live Suport)

dengan topik

pembahasan Fraktur sehingga mampu membuat tindakan keperawatan dengan


benar dan sesuai.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran Fraktur secara jelas.
b.

Mengetahui bagaimana proses terjadinya Fraktur dapat diketahui.


c. Mengetahui penatalaksanaan medis pada pasien Fraktur.
d. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis capai adalah untuk memberikan informasi kepada
para pembaca, utamanya bagi sesama mahasiswa keperawatan tentang Fraktur,
sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk dapat membatu pasien dan
memberikan pertolongan pertama apabila menemukan pasien yang mengalami fraktur
dengan cara yang benar dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai