Ductus hepaticus
Ductus hepaticus dextra dan sinistra keluar dari lobus hepatis dextra dan
sinistra pada port hepatis. Keduanya bersatu membentuk ductus hepatis comunis.
Panjang ductus hepatis comunis sekitar 1,5 inchi (4 cm) dan berjalan turun di
pinggir bebas omentum minus. Ductus ini bergabung dengan ductus cysticus dari
vesica billiaris yang ada di sisi kanannya membentuk ductus choledochus.1
b. Ductus Choledochus
Panjang ductus choledochus sekitar 3 inchi (8 cm). Pada bagian
perjalanannya, ductus ini terletak pada pinggir bebas kanan omentum minus, di
depan foramen epiploicum. Di sini ductus choledochus terletak di depan pinggir
kanan venae portae bawah hepatis dan pada sisi kanan arteri hepatica. Pada
bagian kedua perjalanannya, ductus terletak di belakang pars duodenum di
sebelah kanan arteri gastroduodenalis. Pada bagian ketiga perjalanannya, ductus
terletak di dalam sulcus yang terdapat pada facies posterior caput pancreatis. Di
sini ductus choledochus bersatu dengan ductus pankreaticus. 1
Ductus chodedochus berakhir di bawah dengan menembus dinding medial
pars descendens duodenum kira-kira di pertengahan panjangnya. Biasanya ductus
choledochus bergabung dengan ductus pankreatikus, dan bersama-sama bermuara
ke dalam ampula kecil di dinding duodenum, yang disebut ampula
hepatopankreatica (ampula vater). Ampula ini bermuara pada lumen duodenum
melalui sebuah papila kecil, yaitu papila duodeni major. Bagian terminal kedua
ductus beserta ampula dikelilingi oleh serabut otot sirkular yang disebut musculus
sphinter ampullae (sphincter oddi).1,2
Ductus Cysticus
Panjang ductus cysticus sekitar 1,5 inchi (4 cm) dan menghubungkan
colum vesica biliaris dengan ductus hepatis comunis untuk membentuk ductus
choledochus.. Biasanya ductus cysticus berbentuk huruf S dan berjalan turun
dengan jarak yang bervariasi pada pinggir bebas kanan omentum minus. Tunica
mukosa ductus cysticus menonjol untuk membentuk plica spiralis yang
melanjutkan diri dengan plica yang sama pada colum vesica biliaris. Plica ini
umumnya dikenal sebagi valvula spiralis. Fungsi valvula spiralis adalah untuk
mempertahankan lumen terbuka secara konstan.1
Komposisi Empedu
Tabel 1. Komposisi empedu4
Komponen
Air
Garam Empedu
Bilirubin
Kolesterol
Asam Lemak
Lecithin
Elektrolit
Dari Hati
97,5 gm %
1,1
gm %
0,04 gm %
0,1
gm %
0,12 gm %
0,04 gm %
-
1. Garam Empedu
Asam empedu berasal dari kolesterol. Asam empedu dari hati ada dua
macam yaitu : Asam Deoxycholat dan Asam Cholat.
Fungsi garam empedu adalah :5
kuman usus dirubah menjadi deoxycholat dan lithocholat. Sebagian besar (90
%) garam empedu dalam lumen usus akan diabsorbsi kembali oleh mukosa
usus sedangkan sisanya akan dikeluarkan bersama feses dalam bentuk
lithocholat. Absorbsi garam empedu tersebut terjadi disegmen distal dari ilium.
Sehingga bila ada gangguan pada daerah tersebut misalnya oleh karena radang
atau reseksi maka absorbsi garam empedu akan terganggu.4,5
2. Bilirubin
Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit akan pecah menjadi heme dan
globin. Heme bersatu membentuk rantai dengan empat inti pyrole menjadi
bilverdin yang segera berubah menjadi bilirubin bebas. Zat ini di dalam plasma
terikat erat oleh albumin. Sebagian bilirubin bebas diikat oleh zat lain
(konjugasi) yaitu 80 % oleh glukuronide. Bila terjadi pemecahan sel darah
merah berlebihan misalnya pada malaria maka bilirubin yang terbentuk sangat
banyak.6
2.2 Definisi serosis biliaris
Sirosis biliaris terjadi cedera pada atau obstruksi berkepanjangan system biliaris intra
hepatic dan ekstrahepatik.. kelainan ini ditandai dengan gangguan ekskresi empedu, destruksi
parenkim hati, dan fibrosis progresif. Sirosis biliaris primer ditandai dengan peradangan kronik
dan obliterasi fibrosa ductulus empedu intra hati. Serosis biliaris sekunder terjadi akibat
sumbatan jangka panjang ductus ekstrahepatik yang berukuran lebih besar. Walaupun
patogenesisnya berbeda akan tetapi keduanya memiliki banyak gambaran klinis yang sama.
2.3 Sirosis biliaris primer
a. Etiologi
penyebab sirosis biliaris primer masih tidak diketahui. Beberapa pengamatan
mengisyaratkan bahwa mungkin terjadi gangguan system imun. Sirosi biliaris primer serin
berkaitan dengan penyakit yang diprkirakan bersifat autoimun.
b. Patologi
1. Kolangitis sestruktif nonsupuratif kronik (stadium 1)
Proses peradangan nekrotikan pada triad portal. Proses ini ditandai dengan kerusakan
ductus biliaris kecil dan sedang, serbukan sel radang akut dan kronik, fibrosis ringan, dan
kadang stasis empedu. Kadang-kadang ditemukan granuloma periduktus dan folikel limfe
didekat ductus biliaris yang rusak.
2. Proliferasi (stadium 2)
Infiltrate peradangan berkurang, jumlah dktus biliaris menurun, dan duktulus biliaris yang
lebih kecil berproliferasi.
3. Jaringan parut (stadium 3)