Kamelia
NIM
: 145070500111005
PERTANYAAN :
1. Melihat gejala klinik pasien, tergolong macam diare apakah yang diderita An.
Mardiana? Jelaskan ! (Subjektif)
2. Apakah pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk An. Mardiana ?
(subjektif, objektif)
3. Mengapa pemberian Guanistrep tidak dapat mengatasi kondisi diare An.
Mardiana ? (Assesment)
4. Menurut pendapat anda, perlukah rekomendasi penggunaan antibiotika untuk
An. Mardiana? Mengapa?(subjektif, objektif,assasment, plan)
5. Apakah rekomendasi terapi yang anda berikan untuk An. Mardiana? Jelaskan !
(objektif, assesment,plan)
6. Jelaskan monitoring yang harus dilakukan untuk An. Mardiana ! (subjektif,
objektif, assesment, plan)
Jawaban
1. Subjektif:
Nama
: An. Mardiana
Umur
: 3 tahun 8 bulan
BB
: 14 kg
: DHF, Faringitis
dialaminya akibat bakteri. Selain itu pemeriksaan kadar elektrolit terutama natrium,
kalium dan fosfor dalam serium juga dapat dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit
dalam tubuh.
3. Guanistrep merupakan obat kombinasi kaolin dan pektin. Kaolin adalah suatu absorben yang
menyerap toksin baik yang berupa gas atau bahan beracun lainnya yang merangsang dari saluran
usus, selanjutnya membentuk lapisan pelindung pada dinding usus. Pektin sebagai bahan yang
berfungsi untuk menghilangkan hasil pertumbuhan bakteri yang bersifat racun. Karena
kemampuannya membentuk asam galakturonat dari kuman maka bisa berefek mematikan kuman
yang merugikan. Kaolin sepertinya aman dikonsumsi, namun tetap saja ada efek samping yang
mungkin saja timbul. Konstipasi bisa timbul, khususnya jika kaolin dikonsumsi oleh anak-anak
atau orang tua. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak karena obat ini bekerja pada
dinding usus, sedangkan pada anak-anak perkembangan organ-organ tubuh masih belum
sempurna.
4. Tidak perlu, karena penyebab diare masih belum diketahui, apabila ingin menggunakan antibiotik
harus dialkukan kultur terlebih dahulu, apabila hasil kultur positif mengandung bakteri maka
disarankan untuk diberikan antibiotik. Karena pemberian antibiotik akan menyebabkan resistensi,
dan sistem imun pada anak tidak dapat tumbuh dengan baik.
5. Pasien anak ini mengalami diare dengan dehidrasi ringan, maka tindakan utama yang perlu
dilakukan adalah rehidrasi dengan larutan oralit. Targetnya adalah dalam 3 jam pertama.
Jumlah oralit yang diperlukan adalah sekitar 75 ml/kgBB. Jika anak muntah, kita dapat
menunggu selama 10 menit, kemudian berikan oralit secara lebih lambat, misalnya 1 sendok
setiap 2-3 menit. Apabila kelopak mata bengkak, pemberian oralit dihentikan dan anak diberi air
matang atau ASI. ASI dapat terus diberikan apabila anak masih mau menyusu. Kondisi pada anak
dapat kembali dinilai setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi sebelumnya. Jika anak
sudah tidak nampak dehidrasi, anak dapat dipulangkan dengan pemberian cairan tambahan
selama di rumah, tablet zinc (dosis sesuai usia) selama 10 hari. Pemberian makan dan minum
tetap dilanjutkan. Kunjungan ulang dapat dilakukan apabila anak tidak bisa atau malas minum
(mengganti cairan), kondisi anak memburuk, demam, dan terdapat darah dalam tinja.Sementara
itu, jika setelah pemberian oralit ternyata masih ada dehidrasi, prinsipnya adalah kembali lakukan
rehidrasi. Pemberian oralit untuk 3 jam berikutnya dapat kembali diberikan. Anak dapat mulai
diberi makanan, susu, atau jus serta ASI sesering mungkin. Jika anak justru nampak menjadi
dehidrasi berat, tatalaksana akan dilakukan sesuai dengan terapi pada dehidrasi berat. Meskipun
belum tampak tanda dehidrasi berat, apabila anak tidak bisa minum sama sekali seperti karena
muntah profus, dapat dilakukan pemberian infus dengan pemberian cairan ringer laktat atau
NaCl 0,9% secepatnya. Pada kondisi ini, banyaknya cairan yang diberikan adalah 70 ml/kg
selama 5 jam pada bayi (<12 bulan) atau selama 2,5 jam pada anak 12 bulan. Dapat
diperhatikan bahwa terapi ini sama seperti terapi pada dehidrasi berat, hanya saja tanpa
pemberian cairan awal sebesar 30 ml/kg. Pasien perlu diberikan paracetamol sirup karena terkena
demam dengan dosis 120 mg (3 4 kali sehari)
6. MONITORING
NO
.
1.
2.
4.
PARAMETER
TUJUAN MONITORING
Suhu tubuh
demam
Dipantau
dengan
tujuan
mengurangi
terapi
Agar pasien dapat kembali ke kondisi
LEMBAR KONSELING
No.
Sasaran
1.
Konseling
Keluarga
Uraian
Menjaga kebersihan
rumah dan sekitar
lingkungan rumah serta
Rekomendasi/Saran
-
rumah
Diperhatikan kebersihan dari makanan
menjaga kebersihan
pemnyimpanan)
Memperhatikan kondisi anak terutama
memantau keadaan dehidrasinya ,
perbanyak mengkonsumsi minuman atau
bila perlu diberikan oralit untuk mengganti
2.
Pasien
3.
Perawat
diresepkan.
Pemberian obat / oralit sesuai dosis, durasi
seringnya BAB)
Cara penyimpanan obat misalnya antibiotik
Dilihat tanda dehidrasi nya. Jika Jika anak sudah tidak nampak dehidrasi, anak dapat dipulangkan
dengan pemberian cairan tambahan selama di rumah, tablet zinc (dosis sesuai usia) selama 10
hari. Pemberian makan dan minum tetap dilanjutkan. Apabila terdapat gejala demam, malas
minum, darah di tinja maka perlu dibawa ke dokter.
Apabila tanda dehidrasi berubah menjadi dehidrasi berat, maka diberikan cairan ringer laktat atau
NaCl 0,9% secepatnya sesuai dosis yang ditentukan.
Menghindari makanan atau jajanan di sekolah, diganti dengan membawa bekal dari rumah yang
terjamin kebersihannya. Banyak mengkonsumsi buah misal buah pisang karena terdapat
potasium : Kadar potasium yang tinggi dapat mengganti cairan elektrolit yang keluar bersama
feses ketika diare.
Pectin atau Serat Soluble : berfungsi untuk membantu terserapnya cairan didalam usus dan
merangsang gerak isi perut (stool)
Inulin : yakni merupakan zat prebiotic yang dapat membantu berkembangnya bakteri baik pada
usus. Makan makanan rendah serat karena dapat menahan keluarnya cairan dalam tubuh yang
berlebihan.