Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nilna Jauharotul

Kamelia
NIM

: 145070500111005

SOAL TUTORIAL FSO SISTEM PERNAFASAN &PENCERNAAN


DIARE NONINFEKSI

DATA BASE PASIEN


Nama
: An. Mardiana
Umur
: 3tahun 8 bulan
BB
: 14 kg
Keluhan : Diare sudah 3 hari ini, feses encer. Sehari BAB 5- 10 kali, mual dan
muntah, nyeri perut, badan demam. Sudah minum oralit namun selalu muntah.
Sudah mengkonsumsi Guanistrep 3 x 1 sdk takar. Kelopak mata sedikit cekung dan
selalu minta minum air putih. Nafsu makan hilang. Diare terjadi semenjak An.
Mardiana makan sosis tusuk bakar di sekolah PAUD. Selama diare BB turun 1 kg.
Riwayat pengobatan: Parasetamol, Amoksisilin dan Biolysin.
Riwayatpenyakit : DHF, Faringitis

PERTANYAAN :
1. Melihat gejala klinik pasien, tergolong macam diare apakah yang diderita An.
Mardiana? Jelaskan ! (Subjektif)
2. Apakah pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk An. Mardiana ?
(subjektif, objektif)
3. Mengapa pemberian Guanistrep tidak dapat mengatasi kondisi diare An.
Mardiana ? (Assesment)
4. Menurut pendapat anda, perlukah rekomendasi penggunaan antibiotika untuk
An. Mardiana? Mengapa?(subjektif, objektif,assasment, plan)
5. Apakah rekomendasi terapi yang anda berikan untuk An. Mardiana? Jelaskan !
(objektif, assesment,plan)
6. Jelaskan monitoring yang harus dilakukan untuk An. Mardiana ! (subjektif,
objektif, assesment, plan)

Jawaban
1. Subjektif:
Nama

: An. Mardiana

Umur

: 3 tahun 8 bulan

BB

: 14 kg

Riwayat pengobatan : Parasetamol, Amoksisilin dan Biolysin.


Riwayatpenyakit

: DHF, Faringitis

Keluhan/ kondisi pasien:


Diare sudah 3 hari, feses encer. Sehari BAB 5- 10 kali, mual dan muntah, nyeri
perut, badan demam. Kelopak mata sedikit cekung dan selalu minta minum air putih.
Nafsu makan hilang. Diare terjadi semenjak An. Mardiana makan sosis tusuk bakar di
sekolah PAUD. Selama diare BB turun 1 kg. Sudah minum oralit namun selalu muntah.
Sudah mengkonsumsi Guanistrep 3 x 1 sdk takar.
Anak mardiana terlihat bahwa dia terkena kondisi diare kerena terjadi 5-10x
BAB dalam 1 hari. Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses
tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24
jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila
diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan pada diare kronik. Feses dapat
dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah,
nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam,dan tanda-tanda dehidrasi. Termasuk diare
ringan/sedang, yang ditandai dengan anak gelisah, rewel, haus dan minum dengan lahap,
mata cekung dan turgor menurun. Diare yang dialaminya yaitu berjenis Acute Diare,
karena diare yang dialami An. Mardiana tidak terjadi dalam durasi lebih dari 14 hari (3
hari).
2. Pemeriksaan penunjang yang mungkin dapat dilakukan oleh anak mardiana adalah stool
test / kultur bakteri pada feses untuk mengetahui bakteri apa yang mungkin menyebabkan
anak mardiana terserang diare. Hal tersebut penting dilakukan untuk menentukan jenis
antibiotik apa yang perlu ditambahkan dalam terapi sehingga dapat memaksimalkan
fungsi dari terapi pengobatan untuk menghindari resistensi antibiotika. Stool test penting
untuk dilakukan mengingat riwayat diare yang dialami anak mardiana mulanya diduga
akibat mengkonsumsi makanan berupa sosis tusuk bakar, sehingga diduga diare yang

dialaminya akibat bakteri. Selain itu pemeriksaan kadar elektrolit terutama natrium,
kalium dan fosfor dalam serium juga dapat dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit
dalam tubuh.
3. Guanistrep merupakan obat kombinasi kaolin dan pektin. Kaolin adalah suatu absorben yang
menyerap toksin baik yang berupa gas atau bahan beracun lainnya yang merangsang dari saluran
usus, selanjutnya membentuk lapisan pelindung pada dinding usus. Pektin sebagai bahan yang
berfungsi untuk menghilangkan hasil pertumbuhan bakteri yang bersifat racun. Karena
kemampuannya membentuk asam galakturonat dari kuman maka bisa berefek mematikan kuman
yang merugikan. Kaolin sepertinya aman dikonsumsi, namun tetap saja ada efek samping yang
mungkin saja timbul. Konstipasi bisa timbul, khususnya jika kaolin dikonsumsi oleh anak-anak
atau orang tua. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak karena obat ini bekerja pada
dinding usus, sedangkan pada anak-anak perkembangan organ-organ tubuh masih belum
sempurna.

4. Tidak perlu, karena penyebab diare masih belum diketahui, apabila ingin menggunakan antibiotik
harus dialkukan kultur terlebih dahulu, apabila hasil kultur positif mengandung bakteri maka
disarankan untuk diberikan antibiotik. Karena pemberian antibiotik akan menyebabkan resistensi,
dan sistem imun pada anak tidak dapat tumbuh dengan baik.
5. Pasien anak ini mengalami diare dengan dehidrasi ringan, maka tindakan utama yang perlu
dilakukan adalah rehidrasi dengan larutan oralit. Targetnya adalah dalam 3 jam pertama.
Jumlah oralit yang diperlukan adalah sekitar 75 ml/kgBB. Jika anak muntah, kita dapat
menunggu selama 10 menit, kemudian berikan oralit secara lebih lambat, misalnya 1 sendok
setiap 2-3 menit. Apabila kelopak mata bengkak, pemberian oralit dihentikan dan anak diberi air
matang atau ASI. ASI dapat terus diberikan apabila anak masih mau menyusu. Kondisi pada anak
dapat kembali dinilai setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi sebelumnya. Jika anak
sudah tidak nampak dehidrasi, anak dapat dipulangkan dengan pemberian cairan tambahan
selama di rumah, tablet zinc (dosis sesuai usia) selama 10 hari. Pemberian makan dan minum
tetap dilanjutkan. Kunjungan ulang dapat dilakukan apabila anak tidak bisa atau malas minum
(mengganti cairan), kondisi anak memburuk, demam, dan terdapat darah dalam tinja.Sementara
itu, jika setelah pemberian oralit ternyata masih ada dehidrasi, prinsipnya adalah kembali lakukan
rehidrasi. Pemberian oralit untuk 3 jam berikutnya dapat kembali diberikan. Anak dapat mulai
diberi makanan, susu, atau jus serta ASI sesering mungkin. Jika anak justru nampak menjadi
dehidrasi berat, tatalaksana akan dilakukan sesuai dengan terapi pada dehidrasi berat. Meskipun
belum tampak tanda dehidrasi berat, apabila anak tidak bisa minum sama sekali seperti karena
muntah profus, dapat dilakukan pemberian infus dengan pemberian cairan ringer laktat atau
NaCl 0,9% secepatnya. Pada kondisi ini, banyaknya cairan yang diberikan adalah 70 ml/kg

selama 5 jam pada bayi (<12 bulan) atau selama 2,5 jam pada anak 12 bulan. Dapat
diperhatikan bahwa terapi ini sama seperti terapi pada dehidrasi berat, hanya saja tanpa
pemberian cairan awal sebesar 30 ml/kg. Pasien perlu diberikan paracetamol sirup karena terkena
demam dengan dosis 120 mg (3 4 kali sehari)
6. MONITORING

NO
.
1.
2.
4.

PARAMETER

TUJUAN MONITORING

Suhu tubuh

Dipanatu suhu nya agar tidak terjadi

Frekuensi BAB dalam sehari

demam
Dipantau

Mual, muntah, nyeri perut

frekuensi diare hingga 3 kali perhari


Dipantau untuk melihat efikasi terapi,

dengan

tujuan

mengurangi

diharapkan tidak terjadi setelah pemberian


5

Kondisi fisik pasien yang terlihat

terapi
Agar pasien dapat kembali ke kondisi

dehidrasi (mata cekung) dan dapat

normal dengan memantau kadar elektrolit

ditinjau dari kadar elektrolit pasien

dalam tubuh dan melihat kondisi fisik


pasien

LEMBAR KONSELING

No.

Sasaran

1.

Konseling
Keluarga

Uraian
Menjaga kebersihan
rumah dan sekitar
lingkungan rumah serta

Rekomendasi/Saran
-

Selalu bersihkan rumah agar tidak berdebu


Diperhatikan sirkulasi udara dan ventilasi

rumah
Diperhatikan kebersihan dari makanan

menjaga kebersihan

yang dimasak (peralatan, cara pembuatan,

makanan dan edukasi


pada anak agar tidak
jajan sembarangan.

pemnyimpanan)
Memperhatikan kondisi anak terutama
memantau keadaan dehidrasinya ,
perbanyak mengkonsumsi minuman atau
bila perlu diberikan oralit untuk mengganti

cairan tubuh yang hilang


Mengedukasi anak agar tidak jajan
sembarangan serta memantau kebersihan

jajanan yang dibeli oleh anak.


Mengedukasi anak agar terbiasa cuci

tangan sebelum makan


Menyediakan bekal bagi anak dengan
makanan bergizi seimbang untuk

2.

Pasien

Memulai pola hidup


bersih dan sehat

mengurangi resiko anak jajan sembarangan


Mencuci tangan sebelum makan
Tidak jajan sembarangan
Meningkatkan asupan sayur dan buah serta

memakan makanan bergizi


Banyak istirahat.
Mengonsumsi air putih yang banyak.
Menjalani pengobatan hingga selesai,
termasuk mengonsumsi obat-obatan yang

3.

Perawat

Merawat pasien dengan

diresepkan.
Pemberian obat / oralit sesuai dosis, durasi

dan aturan cara pemberiam


Secara rutin memonitoring pasien, salah

tindakan yang tepat

satunya memonitoring kondisi elektrolit


(penggantian cairan yang hilang akibat
-

seringnya BAB)
Cara penyimpanan obat misalnya antibiotik

yang sensitif terhadap cahaya


Informasi detail pemakaina obat misal
infus berapa kali semenit, oralit diberikan
berapa kali, pemakaian antibiotik (jika
digunakan), dan lain-lain

Dilihat tanda dehidrasi nya. Jika Jika anak sudah tidak nampak dehidrasi, anak dapat dipulangkan
dengan pemberian cairan tambahan selama di rumah, tablet zinc (dosis sesuai usia) selama 10
hari. Pemberian makan dan minum tetap dilanjutkan. Apabila terdapat gejala demam, malas
minum, darah di tinja maka perlu dibawa ke dokter.

Apabila tanda dehidrasi berubah menjadi dehidrasi berat, maka diberikan cairan ringer laktat atau
NaCl 0,9% secepatnya sesuai dosis yang ditentukan.
Menghindari makanan atau jajanan di sekolah, diganti dengan membawa bekal dari rumah yang
terjamin kebersihannya. Banyak mengkonsumsi buah misal buah pisang karena terdapat
potasium : Kadar potasium yang tinggi dapat mengganti cairan elektrolit yang keluar bersama
feses ketika diare.
Pectin atau Serat Soluble : berfungsi untuk membantu terserapnya cairan didalam usus dan
merangsang gerak isi perut (stool)
Inulin : yakni merupakan zat prebiotic yang dapat membantu berkembangnya bakteri baik pada
usus. Makan makanan rendah serat karena dapat menahan keluarnya cairan dalam tubuh yang
berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai