Anda di halaman 1dari 20

HEALTH RISK ASSESSMENT

PAPARAN BENZENE PADA PEKERJA DI


PUSAT PENGUMPUL PRODUKSI (PPP) PT
PERTAMINA EP ASSET 2 PRABUMULIH
FIELD TAHUN 2014

SUMBER : MANUSKRIF SKRIPSI OLEH UCI DIANA


HTTP://WWW.KESEHATANKERJA.COM/
HTTPS://EN.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/HEALTH_RISK_ASSES
SMENT

HEALTH RISK ASSESSMENT


Sebuah langkah penilaian risiko di tempat kerja yang dapat
menimbulkan dampak/gangguan pada kesehatan pada pekerja

Tahapan
1.

2.
3.

Identifikasi bahaya : Data-data tempat kerja, MSDS untuk


bahan kimia dll
Penilaian Risiko
Pengendalian Risiko

1. Identifikasi bahaya

PEMAPARAN BENZENE DI TEMPAT KERJA


Tenaga kerja yang bekerja di tempat pembuatan atau menggunakan
benzene dapat terpapar oleh kadar tinggi benzene.
Industri tersebut adalah : rubber industry, oil refineries, pabrik kimia,
pabrik sepatu, industri yang berhubungan dengan bensin.
Benzene juga digunakan di industri: lubrikan( oli ), dyes( zat warna ),
deterjen, obat-obatan dan pestisida.
Tenaga kerja lain yang mungkin juga terpapar oleh benzene adalah
steel workers, printers, lab technicians, pemadam kebakaran.

Identifikasi Paparan
Karakteristik antropometri merupakan variabel penting yang sangat
mempengaruhi besar dosis aktual suatu risk agent yang diterima individu

Melalui uji Kolmogorov-smirnov diperoleh nilai rata-rata lama paparan adalah


1,88 jam/hari, nilai rata-rata frekuensi paparan 234 hari/tahun dan nilai rata-rata
durasi paparan adalah 3 tahun.

Dari hasil perhitungan intake/asupan diketahui bahwa intake rata-rata untuk


risiko

nonkarsinogenik paparan realtime 0,04507 mg/kg/hari dan 0,56854 mg/kg/hari


untuk risiko nonkarsinogenik paparan lifetime.
Adapun intake rata-rata risiko karsinogenik paparan realtime adalah 0,02212
mg/kg/hari dan 0,24365 mg/kg/hari untuk intake risiko karsinogenik paparan
lifetime.

MSDS
Benzene

2. Penilaian risiko
Penilaian risiko kesehatan meliputi 4 langkah:
1) Rekognisi faktor risiko (asal, jenis, dan hubungan
faktor risiko dengan efek kesehatan menurut
kepustakaan berdasar studi manusia atau
binatang. Bila tak ada dokumen kepustakaan)
2) Penilaian pemajanan (intensitas atau konsentrasi
dan lama waktu)
3)Penilaian
hubungan
pemajanan
terhadap
insidensi
4)Sifat risiko (jenis risiko misalnya riversible atau
irreversible, besarnya risiko, atau kenaikan risiko
sebagai akibat pemajanan)

Rekognisi faktor risiko


Proses untuk mengenali bahaya di tempat kerja, dsni bisa menggunakan berbagai
tool untuk mengidentifikasi bahaya. Pada fase ini dibagi menjadi 2, yaitu :

1.Penelitian ( Research)
mengumpulkan informasi dari data base hygienist, medical records, hasil penelitian,
jurnal ilmiah, dan publikasi dari pemerintah dan industri.
Dapat berupa catatan :
a. Secara Logika Biomedik Memiliki Potensi Untuk Menimbulkan Kerugian
Kesehatan.
b. Sejarah Kesehatan Merekam Bukti Timbulnya Efek Kesehatan Tertentu Akibat
Pemajanan Oleh Faktor Risiko

a. Secara Logika Biomedik Memiliki Potensi Untuk


Menimbulkan Kerugian Kesehatan
Minyak bumi di Indonesia banyak mengandung senyawa aromatik
seperti benzene dengan persentase 3-30%. Dikarenakan sifatnya
yang sangat mudah menguap, sebagian besar paparan benzene
terjadi melalui jalur inhalasi atau pernafasan.
Efek toksik benzene dapat dirasakan dengan paparan pada jangka
pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek apabila terhirup
uap benzene dapat menyebabkan iritasi mata dan tenggorokan.
Dalam konsentrasi tinggi akan menyebabkan rasa mengantuk,
pusing, sakit kepala, bingung, tidak sadarkan diri bahkan
mengakibatkan kematian. Pada jangka panjang efek kesehatan
akibat paparan benzene adalah pada sumsum tulang yang
merupakan tempat pembuatan sel-sel darah sehingga dapat
menyebabkan
: anemia, leucopenia dan thrombositopenia. Bahkan paparan
benzene dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker pada organ

Contoh Form
Untuk Sejarah
Kesehatan

2. Survey jalan selintas (Walk-through survey)


penilaian oleh team dengan mendatangi area kerja, ketika melakukan
walk-through survey kita harus mencatat beberapa hal yaitu :
nama dan kelompok yang terlibat di dalam walk-through survey
tanggal dan waktu pemeriksaan
nama departemen, seksi dan sub-seksi tempat diadakannya walk
through survey
jumlah pekerja yang bekerja di area tsb
flow diagram atau deskripsi proses
identifikasi bahaya kesehatan yang ada di area seperti kimia, fisika,
biologi,
ergonomik, dan psikologi
deskripsi dari pengendalian yang sudah ada dan efektivitasnya,
termasuk alat pelindung diri yang digunakan.

Penilaian pemajanan
Konsentrasi Benzene di Pusat Pengumpul
Produksi (PPP)
Pengukuran konsentrasi benzene dilakukan pada 6
titik area yaitu area pumping, oil catcher, water
disposal, tangki, laboratorium dan rumah chemical.
Sedangkan
untuk
area
boiler
dan
ruang
administrasi tidak dilakukan pengukuran karena
tidak terdeteksi adanya benzene

Dari pengukuran langsung diketahui bahwa empat dari enam


area sampling telah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2011 yaitu untuk TimeWeighted Average (TWA) atau waktu pertimbangan rata-rata
untuk paparan 8 jam adalah 0,5 ppm atau sama dengan 1,59
mg/M3, sedangkan untuk Short Term Exposure Limit (STEL)
atau batas paparan singkat untuk 15 menit adalah 2,5 ppm
atau setara 7,98 mg/M3. Area tangki merupakan area dengan
konsentrasi rata-rata benzene paling tinggi yaitu sebesar 27,2
ppm atau sama dengan 86,89 mg/M3.

Berdasarkan lama paparan

3. Pengendalian risiko
Berdasarkan penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa hampir
sebagian pekerja mempunyai risiko kesehatan nonkarsinogenik
dan karsinogenik untuk paparan realtime.
1. Upaya manajemen risiko yang paling memungkinkan untuk
dilakukan
adalah dengan menurunkan konsentrasi benzene dengan waktu
kontak tetap.
Oleh karena itu perlu dilakukan engineering control terutama pada
area tangki
dengan melakukan perbaikan sistem pengukuran crude oil dari
sistem manual
ke sistem otomatis menggunakan control panel (unit sistem
kontrol) yang
terhubung dengan sensor level ketinggian crude oil di dalam
tangki, sehingga

2. Administratif control juga perlu diperhatikan antara lain dengan


melakukan rotasi kerja pada pekerja di area PPP khususnya pada
bagian operator tangki dan petugas laboratorium dengan
memindahkannya ke bagian lain yang memiliki area kerja dengan
konsentrasi benzene berada dibawah NAB.
3. Pemasangan safety sign mengenai bahaya benzene harus tepat
sasaran, hendaknya safety sign tersebut lebih banyak terpasang di
lapangan seperti PPP yang merupakan area kerja dengan potensi
bahaya yang tinggi akibat paparan benzene daripada dipasang di
kantor-kantor yang notabene jauh dari sumber bahaya benzene.

4. OSHA :mengatur bahwa batas konsentrasi benzene di tempat kerja


selama jam kerja adalah 1 ppm, dan jika bekerja selama 15 menit batas
maksimum adalah 5 ppm. Jika bekerja dengan konsentrasi EPA lebih tinggi ,
maka wajib untuk memakai PPE respiartor.
Pekerja harus diwajibkan mengenakan APD sesuai potensi bahaya di
tempat kerja, seperti sarung tangan dan masker terutama untuk pekerja yang
bertugas sebagai operator tangki, operator pompa dan petugas laboratorium.
5. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan biological
monitoring dengan mengambil sampel urin atau darah sehingga dapat
diketahui sejauh mana tingkat paparan benzen

6. Pelaporan dan pencatatan


Hasil dari HRA harus dilaporkan kepada pihak manajemen dan dicatat
untuk ditindak lanjuti.
7.Mengkomunikasikan Risiko
Mengkomunikasikan hasil dari HRA kepada manajemen, pekerja atau
pemegang saham.
8. Peninjauan
Proses penilaian risiko merupakan proses yang berkelanjutan, jika
proses berubah, maka harus dilakukan penilaian risiko ulang, karena
saat itu bisa saja timbul bahaya dan risiko yang baru.

Anda mungkin juga menyukai