Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim,
zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi (kekebalan) dan senyawa N, dari
tempat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin
aliran darah sampai ke bagian jaringan-jaringan tubuh (Afrianto, 2012).sirkulasi darah di bantu
oleh system kardiovaskuler. Di mana, jantung sangat berperan penting dalam hubungannya
dengan pemompaan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah.
Keefektifan kerja jantung dikendalikan oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
instrinsik adalah sistem nodus, yang mengantarkan rambatan depolarisasi dan pacu jantung
(sinus spenosus ke bagian-bagian dari jantung. Meskipun kontraksi otot jantung tidak tergantung
pada impuls saraf tetapi laju kontraksinya dikendalikan oleh saraf otonom. Selain itu aktivitas
jantung juga dipengaruhi oleh bermacam-macam bahan kimia, hormon, ion-ion, dan metabolit
(Tim Dosen, 2012: h. 11).
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dipandang perlu untuk mengkaji lebih dalam
dengan melakukan percobaan kontraksi otot jantung.

B. TUJUAN
Mempelajari beberapa sifat faali dari otot jantung: morfologi dan denyut jantung, pengaruh suhu
dan zat kimia terhadap denyut jantung dan otomasi jantung.

BAB II
DASAR TEORI
Berbeda dengan otot polos dan otot kerangka, jaringan otot jantung terdiri atas sinsisium
serabut-serabut otot yang satu dengan yang lain tidak terpisahkan. Setiap impuls yang timbul di
jantung akan disebar ke seluruh otot jantung, dengan demikian kontraksinya selalu akan bersifat

all-or-none. Disamping itu, kuat kontraksi otot sangat ditentukan oleh panjang awal dari
serabut-serabutnya. Satu sifat utama otot jantung adalah kemampuannya untuk membangkitkan
sendiri impuls irama denyut jantung (otomasi jantung). Jantung yang dikeluarkan dari tubuh
mampu untuk tetap berkontraksi ritmis. Pada amfibia dan reptilia, irama ditentukan oleh sinus
venosus. Aurikel iramanya kurang cepat dan ventrikel paling rendah tingkat otomasinya. Otot
jantung peka terhadap perubahan-perubahan metabolik, kimia dan suhu. Kenaikan suhu
meningkatkan metabolisme dan frekuensi jantung.
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung sebagai pemompa dan pembuluh darah sebagai
saluran. Darah dipompakan oleh jantung ke dalam pembuluh darah dan akan disebarkan ke
seluruh tubuh dan kemudian kembali lagi ke jantung sebagai suatu sirkulasi (Halwatiah, 2009: h.
42).
Otot jantung berbeda dari otot kerangka dalam hal struktur dan fungsinya. Untuk
berkontraksi otot jantung tidak memerlukan stimulus sebab otot jantung memiliki sifat otomatis.
Pada sel otot jantung dapat terjadi peristiwa depolarisasi secara spontan tanpa ada stimulus.
Selain itu otot jantung juga memiliki sifat ritmis, peristiwa depolarisasi dan repolarisasi berjalan
menurut irama tertentu (Susanto, 2012).
Jantung berongga ditemukan pada vertebrata. Jantung ini merupakan organ berotot yang
mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung bertanggung jawab untuk
mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk
menjamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Apabila cairan tubuh
berhenti bersirkulasi maka hewan mati (Isnaeni, 2006:178-179).
Otot jantung (cardiacmuscle) vertebrata hanya ditemukan pada satu tempat yakni
jantung. Seperti otot rangka, otot jantung berlurik. Perbedaan utama antara otot rangka dan otot
jantung adalah dalam sifat membran dan listriknya. Sel-sel otot jantung mempunyai daerah
khusus yang disebut cakram berinterkalar (intercalateddisc), dimana persambungan longgar
memberikan pengkopelan listrik langsung di antara sel-sel otot jantung.
Dengan demikian suatu potensial aksi yang dibangkitkan pasa satu bagian jantung akan
menyebar keseluruh sel otot jantung. Dengan demikian, suatu potensial aksi yang dibangkitkan
pada satu bagian jantung akan menyebar ke seluruh sel otot jantung. Dan jantung akan
berkontraksi. Sel-sel otot jantung tidak akan berkontraksi kecuali dipicu oleh inpu neuron

motoris yang mengontrolnya. Akan tetapi, sel-sel otot jantung dapat membangkitkan potensial
aksinya sendiri, tanpa suatu input apapun dari sistem saraf. Membran plasma otot jantung
mempunyai ciri pacu jantung yang menyebabkan depolarisasi berirama, yang memicu potensial
aksi dan menyebabkan sel otot jantung tunggal untuk berdenyut bahkan ketika diisolasi daari
jantung dan ditempatkan dalam biakan sel. Potensial aksi sel otot jantung berbeda dari potensial
aksi sel otot rangka, yang bertahan sampai dua puluh kali lebih lama. Potensial aksi sel otot
rangka hanya berfungsi sebagai pemicu kontraksi dan tidak menguntrol durasi kontraksi tersebut.
Pada sel jantung durasi potensial aksi memainkan peranan penting dalam pengontrolan durasi
kontraksi (Campbell, 2004: h. 262).
Katak dan amfibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu
ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang
mengarahkan darah melalui dua sirkuit : pulmokutaneuscircuit mengarah ke jaringan pertukaran
gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen sembari
mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri jantung, dan kemudian
sebagian besar di antaranya dipompakan ke dalam sirkuit sistematik. Sirkuit sistemik
(systemiccircuit) membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ tubuh dan kemudian
mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini,yang
disebut sirkulasi ganda (doublecirculation), menjamin aliran darah yang keluar ke otak, otot, dan
organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanan
dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit (Campbell, 2004: h. 45).

SIFAT-SIFAT JANTUNG
Jantung memiliki sifat sifat diantaranya :

A. AUTOMASI
Artinya jantung ini masih dapat melakukan fungsinya tanpa dipengaruhi saraf. Dibuktikan
dengan cara merusak otak atau sumsum punggung. Jantung tetap normal melakukan fungsinya
untuk beberapa saat.

B. TERMOLABIL

Jantung dapat berubah denyutnya karena pengaruh suhu lingkungan. Sebagai contoh kita
berpindah dari daerah suhu panas ke daerah bersuhu dingin, maka denyut jantung menurun. Jadi,
pada suhu yang lebih panas, frekuensi denyut jantung menjadi naik dan sebaliknya.

C. SINSITIUM
Organ berupa serabut yang bekerja sebagai satu unit.
Jantung tetap berdenyut setelah seluruh persarafannya dipotong; bahkan bila jantung dipotongpotong, setiap potongan jaringan jantung masih berdenyut. Hal ini disebakan oleh adanya
jaringan khusus pemicu di jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang.
Jaringan picu jantung membentuk sistem hantaran yang dalam keadaan normal menyebarkan
impuls ke seluruh jantung.
Jantung menerima darah dari sistem vena yang berasal dari jaringan dan organ tubuh. Denyut
jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang khusus dan menyebar melalui sistem ini
kesemua bagian miokardium. Struktur yang membentuk sistem penghantar adalah simpul
sinoatrial ( simpul SA ), lintasan antar simpul di atrium, simpul atrioventrikular ( simpul AV ) ,
berkas His dan cabang-cabangnya dan sistem Purkinje

BAB III
MATERI DAN METODE
A. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum, sebagai berikut :
Hari/ tanggal : KAMIS, 30 MEI 2013
Waktu
: 13.00 18.30 WITA
Tempat
: Laboratorium PSKH UNDANA.

B. MATERI
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum jantung pada system kardiovaskuler
adalah sebagai berikut :
1. Alat :
papan gabus,

2.

pinset,
cawan petri,
jarum pentul,
benang
Bahan :
Katak Bufo sp,
Es Batu,
Cairan ringer,
Larutan Adrenalin,
Larutan Asetikolin
KATAK JANTAN rana sp.

C. METODE
Prosedur kerja dalam praktikum adalah sebagai berikut :
Ambil seekor katak dan rusakkan otak dan sumsum tulang belakang. Ikatkan katak pada
papan gabus dengan bagian ventral ke atas. Buatlah sayatan di garis median pada kulit perut dan
dada. Dengan pinset angkatlah episternum dan potonglah melalui tulang rawan sternum dengan
menggunting memanjang di samping stenum dan melalui bagian-bagian pektoral di kedua sisi.
Jantung akan terlihat dan angkatlah epikardium dengan ujung pinset dan bukalah perikardiuum
sehingga jantung keluar dari kantong.

Gambar 4. Anatomi jantung katak

a.
-

Morfologi denyut jantung


Gambarlah jantung yang terlihat di depan anda dan sebutkan bagian-bagiannya, juga dari
belakang dengan cara membalikkannya ke atas dengan memakai pinset (hati-hati jangan merusak

jaringan).
Amati denyut jantung. Apakah bagian-bagian jantung berkontraksi serempak atau bergantian?
Kontraksi otot jantung yang disebut SISTOLE ditandai oleh warna pucat, relaksasi jantung

disebut DIASTOLE, ditandai oleh warna merah kecoklatan.


b. Pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung

Basahi jantung dengan cairan ringer (suhu kamar). Hitunglah frekuensi denyut jantung

(banyaknya denyut per menit).


Dinginkan cairan ringer dengan es yang tersedia sehingga suhunya menjadi 40C-100C. Tuangkan
sebagian larutan ringer ke dalam rongga sekitar jantung sehingga suhu cairan sekitar jantung

menjadi 150C, tunggu sebentar dan hitunglah frekuensi denyutnya.


Gantilah cairan ringer dingin dengan yang bersuhu kamar, dengan menggunakan sebuah pipet

hisap, sehingga suhu sekitar jantung menjadi seperti semula dan catatlah frekuensi denyutnya.
Dengan cara yang sama sekarang cairan ringer diganti dengan yang bersuhu 40-50 0C, catatlah
frekuensi denyut jantungnya. Kembalikan suhu sekitar jantung ke normal dengan mengganti

cairan ringer panas dengan yang bersuhu kamar.


Hitung frekuensi denyut jantungnya sekarang. Dengan sebuah pipet teteskan larutan asetilkolin
1 : 10.000 sebanyak 2-3 tetes pada jantungnya, tunggu sebentar dan hitunglah frekuensi
denyutnya. Buanglah asetilkolin dengan membilas jantung dengan cairan ringer suhu kamar 2-3

kali dengan menggunakan kapas atau pipet sampai bersih.


Hitunglah frekuensi denyutnya. Kemudian teteskan larutan adrenalin 1 : 1000 sebanyak 2-3 kali
pada jantung, dan hitung pula frekuensinnya. Buanglah adrenalin dengan kapas dan gantilah

c.
-

cairan ringer di sekitar jantung 2-3 kali. Hitunglah kini denyut jantungnya.
Otomasi jantung
Sediakan cawan petri yang diisi dengan cairan ringer suhu kamar.
Jepitlah ujung ventrikel jantung (apeks) dan angkat ke atas.
Bebaskan jantung dari tenunan sekitarnya, kemudian potonglah pembuluh-pembuluh darah yang

berhubungan dengan jantung sejauh mungkin dari jantung.


Angkat jantung yang telah bebas dan letakkan dalam cawan petri yang berisi cairan ringer tadi.
Jantung akan tetap berdenyut walaupun telah dibebaskan dari susunan saraf pusat, susunan saraf
otonom dan tidak dialiri darah. Amatilah sifat otomasi urat daging jantung ini dan hitunglah
frekuensi denyutnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Dari praktikum yang telah di lakukan, maka di peroleh data sebagai berikut :
a) Morfologi Denyut Jantung
Gambar Jantung katak

Denyut jantung
Dalam berkontraksi, bagian jantung berkontraksi secara bergantian.

b) Pengaruh Suhu Dan Zat Kimia Terhadap Denyut Jantung


No
1
2

Perlakuan
Di tetesi cairan ringer
(suhu kamar)
Di tetesi cairan ringer
(dingin)

Di tetesi larutan Asetikolin

Di tetesi larutan Adrenalin

Frekwensi jantung
(denyut per menit )
61
denyut/menit
53
denyut/menit
44
denyut/menit
51
denyut/menit

KET

c) Otomasi Jantung
Sifat otomasi urat jantung : jantung masih berdenyut, namun denyutannya lebih lambat.
Frekuensi denyutnya : 16 denyutan/menit

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah di laksanakan, maka dapat akan di bahas secara
terperinci sebagai berikut :
Secara anatomis jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium
dan satu ventrikel. Sinus venosus adalah ruang disekitar jantung. Sistem sirkulasi pada katak
adalah sistem peredaran darah tertutup dan sistem peredaran darah ganda. Secara garis besar

peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia namun saat darah dialirkan kembali
melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus venosus. Darah mengalir melalui sinus venosus
kemudian darah mengalir ke atrium dan mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali
oleh otot-otot di ventrikel keseluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk
kesinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke
ventrikel yang kemudian dipompa keluar melalui arteri pulmonalis untuk di bawa ke paru paru
dan mengalami proses pertukanaran udara di alveolus paru paru, dan siklus akan berjalan terus
dan berkelanjutan. Dari aliran ini, maka dapat terlihat jelas bahwa bagian bagian jantung
berkontraksi bergantian. Di sini siklus jantung akan terjadi 2 urutan peristiwa yang akan terjadi
selama satu denyut lengkap. 2 peristiwa itu terdiri atas systole dan diastole. Bentuk kontraksi otot
jantung di sebut systole, yang mana bagian ventrikel akan memompa darah ke paru paru dan
ventrikel kiri ke aorta. Keadaan saat kontraksi otot jantung atau systole di tandai oleh warna
pucat. Sedangkan bentuk relaksasi otot jantung di sebut diastole, yang mana darah dari sirkulasi
sistemik dibawa kembali ke atrium kanan, dan dari paru paru ke atrium kiri. Keadaan saat
relaksasi otot jantung di tandai dengan warna jantung merah kecoklatan.
Pada pengamatan tentang pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung , di
temukan hasil yang berbeda mengenai denyut jantung permenit. Pada percobaan pertama ketika
jantung di tetesi cairan ringer (suhu kamar) fekuensi denyut jantung di peroleh 61 denyut
permenit. Larutan ringer berfungsi untuk mempercepat denyut jantung. Hal ini disebabkan
karena larutan ringer laktat bersifat hipertonis, sehingga konsentrasi cairan di dalam sel-sel otot
jantung meningkat yang menyebabkan otot jantung akan lebih cepat berkontraksi dari frekuensi
denyut jantung normal.
Pada percobaan kedua, jantung katak di tetesi dengan larutan ringer dingin dengan suhu
40C, mengalami perlambatan denyut jantung, hal ini menunjukan bahwa jantung bersifat
termolabil dimana Jantung dapat berubah denyutnya karena pengaruh suhu lingkungan. Sebagai
contoh kita berpindah dari daerah suhu panas ke daerah bersuhu dingin, maka denyut jantung
menurun.
Pada percobaan ketiga, jantung yang masih berdetak di tetesi dengan larutan asetikolin1 :
10.000 sebanyak 2 3 tetes, menunjukan penurunan yang cukup drastis menjadi 44 denyut
permenit, hal ini menunjukan bahwa dalam percobaan ini, larutan asetilkolin berperan sebagai

neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf saraf parasimpatis dan juga saraf saraf
preganglionik. Penurunan yang terjadi karena asetilkolin meningkatkan permeabilitas membran
sel terhadap ion K sehingga menyebabkan hiperpolarisasi, yaitu meningkatnya permeabilitas
negativitas dalam sel otot jantung yang membuat jaringan kurang peka terhadap rangsang. Di
dalam AV node, hiperpolarisasi menyebabkan penghambatan junctional yang berukuran kecil
untuk merangsang AV node sehingga terjadi perlambatan kontraksi impuls yang akhirnya
menyebabkan terjadinya penurunan kontraksi. Asetikolin berfungsi sebagai neurotransmitter.
Asetilkolin adalah satu dari berbagai neurotransmiter pada sistem saraf otomatis, dan satusatunya neurotransmiter pada sistem saraf sadar.
Pada percobaan ke empat, jantung katak di tetesi dengan larutan Adrenalin 1 : 1000
sebanyak 2 3 tetes, menunjukan kenaikan denyut jantung menjadi 51 denyut permenit. Hal ini
menunujkan bahwa adrenalin dapat meningkatkan permeabilitas membran terhadap Na dan Ca.
Di dalam SA node, peningkatan permeabilitas membran terhadap Na menyebabkan penurunan
potensial membran sampai nilai ambang. Sementara di dalam AV node peningkatan
permeabilitas membran terhadap Na akan mempermudah sabut otot jantung untuk mengkonduksi
implus sabut otot berikutnya sehingga mengurangi waktu pengkonduksian implus dari atrium ke
ventrikel. Sedangkan peningkatan permeabilitas terhadap Ca akan meningkatkan kontraksi otot
semakin cepat.
Pada pengamatan tentang otomasi jantung, seperti yang telah di jelaskan di landasan
teori, bahwa otomasi jantung merupakan kemampuan jantung yang dapat menjalankan fungsinya
tanpa di pengaruhi oleh saraf. Hal ini benar terbukti dalam percobaan ini. Yang mana, ketika
jantung di bebaskan dan di letakan di dalam cawan petri berisi larutan ringer (suhu kamar )
jantung masih tetap berdenyut. Hal ini di sebabkan karena jantung memiliki jaringan khusus
pemicu jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang yaitu terdapat serabut
purkinje dan serabut his yang membuat jantung tetap berdenyut secara otomatis.

BAB V
PENUTUP
5.1

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang di peroleh dari praktikum kardiovaskuler, maka dapat di tarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.

Secara umum antung katak terdiri atas tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium, dan satu

ventrikel.
2. Suhu dan zat kimia dapat mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Suhu rendah (dingin) akan
menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan suhu tinggi akan meningkatkat frekuensi
denyut jantung. Hal ini juga berlaku pada zat kimia, dimana cairan asetikolin memperlambat
kerja jantung, sedangkan cairan adrenalin berfungsi untuk mempercepat kerja jantung.
3. Pengaruh suhu dan zat kimia menjelaskan tentang sifat jantung yang termolabil.
4. Jantung memiliki otomasi sendiri di otot jantung berupa serabut purkinje dan serabut his. Tanpa
adanya koordinasi syaraf simpatis dan parasimpatis jantung tetap dapat berdetak diluar.
5. Otomasi jantung menjelaskan tentang pengaruh kerja jantung yang berkaitan dengan sifat
jantung sinsitium, dimana kerja jantung di pengaruhi oleh Organ berupa serabut yang bekerja
sebagai satu unit.

DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku kedokteranEGC, Jakarta.
snaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai