Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom adalah
komplemen lengkap gen-gen atau materi genetik suatu organisme dan terorganisasi
menjadi kromosom. DNA genom adalah semua gen-gen dan semua sekuens DNA
(urutan polinukleotida) yang fungsional maupun non-fungsional dalm inti suatu
organisme. DNA genom meliputi gen dan intergen. DNA manusia dapat diisolasi
melalui darah. Darah adalah modifikasi jaringan dengan matriks cair yang disebut
plasma (Campbell, 2002 : 221).
Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan dalam
proses rekayasa genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar
isolasi total DNA/RNA dari jaringan adalah dengan memecah dan mengekstraksi
jaringan tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri DNA, RNA dan
substansi dasar lainnya. Ekstrak sel kemudian dipurifikasi sehingga dihasilkan pelet sel
yang mengandung DNA/RNA total. Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu:
(1)Isolasi sel; (2)Lisis dinding dan membran sel; (3)Ekstraksi dalam larutan;
(4)Purifikasi; dan (5)Presipitasi. Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2,
yaitu sentrifugasi dan presipitasi (Faatih, 2009).
Isolasi DNA berkualitas tinggi murni, utuh, dan sangat penting untuk setiap
studi molekuler. Namun, isolasi DNA dari tanaman biasanya terganggu oleh
kontaminasi yang berlebihan oleh metabolit sekunder. Metode isolasi DNA perlu
disesuaikan untuk setiap spesies tanaman dan bahkan untuk setiap jaringan tanaman
karena kehadiran metabolit ini, tidak seperti hewan dan mikroba. Pencarian lebih untuk
mencari cara yang efisien mengekstraksi DNA dari kedua kualitas yang lebih tinggi dan
hasil telah menyebabkan pengembangan beberapa protocol untuk mengisolasi DNA dari
tanaman yang mengandung metabolit sekunder tingkat tinggi. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan pergeseran atau perubahan dari DNA selama ekstraksi. Degradasi DNA
karena endonuklease adalah salah satu masalah yang ditemui di isolasi dan pemurnian
DNA berat molekul tinggi dari tanaman, yang langsung atau tidak langsung
mengganggu reaksi enzimatik. Polisakarida mungkin sangat bermasalah ketika hadir
dalam sampel DNA, karena kehadiran mereka juga dapat menghambat aktivitas
enzimatik (Sahu, 2012).
Untuk
mengetahui
efektifitas
dalam
memperoleh
konsentrasi
dan
kemurnian DNA serta efisiensi waktu pengerjaan dari metode isolasi DNA
dengan membandingkan beberapa metode isolasi DNA diantaranya ektraksi DNA
dengan Kit (Promega), CTAB dengan phenol, modifikasi CTAB, dan ekstraksi
DNA dengan thermal lysis. Parameter yang digunakan adalah nilai kemurnian dan
kualitas DNA hasil isolasi yang diperoleh dari analisis spektrofotometri dan analisis
elektroforesis serta efisiensi waktu pengerjaan. Konsentrasi DNA dan kemurniannya
diukur dengan metode spektrofotometri, sedangkan untuk visualisasi DNA hasil
isolasi menggunakan metode elektroforesis serta pengujian keberadaan KHV
dideteksi dengan bantuan PCR dengan menggunakan Primer pendeteksi KHV. Hasil
penelitian
secara
umum
menunjukkan
bahwa
metode
modifikasi
CTAB
memberikan hasil isolasi DNA dengan konsentrasi yang tertinggi yaitu 70,10
g/ml dengan nilai kemurnian berkisar antara 1,9-2,0. Namun waktu yang
dibutuhkan untuk pengerjaannya cukup lama. Metode ekstraksi DNA dengan
thermal lysis memiliki waktu pengerjaan yang singkat. Namun konsentrasi DNA
yang diperoleh cukup rendah yaitu 9,25 g/ml dengan nilai kemurnian berkisar
antara 1,6-1,8 (Mulyani, 2012).
DNA diisolasi dari berbagai sumber seperti pisang, kembang kol, otot dan
limpa kambing. Seluruh DNA yang telah diekstrak ditemukan memiliki berat molekul
yang berbeda dan dipandang sebagai pta-pita terpisah bila dilihat di bawah sinar UV.
Konsentrasi DNA diperkirakan dengan menggunakan spektrofotometer UV. Konsentrasi
DNA ditemukan paling banyak dari bawang merah dan rasio absorbansi mereka pada
260 dan 280 nm, adalah 1,88 yang menunjukkan kontaminasi sedikit. Konsentrasi DNA
ditemukan paling sedikit dari limpa dan rasio ditemukan 1,48 menunjukkan adanya
kontaminasi. DNA diisolasi dari kembang kol ditemukan 100% murni dan bebas dari
kontaminasi (Paikara, 2014).
D. SKEMA KERJA
1. Pembuatan Etanol Dingin
Hasil
Ditambahkan 50 mL aquades
Diblender selama 40 detik
Hasil
Filtrat
Hasil
Hasil
b. Isolasi DNA
4 mL larutan detergen krim
Filtrat
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Larutan Buah
No
1
Langkah Kerja
50 gram daging buah (bawang bombay,
Hasil Pengamatan
Daging buah dibuat menjadi potongan-
potongan kecil.
kecil-kecil
Dimasukkan ke dalam blender,
(slurry).
Langkah Kerja
5 gram detergen bubuk dilarutkan dalam
Hasil Pengamatan
Warna awal detergen putih. Setelah
15 menit
4 mL larutan detergen bubuk
kemudian dikocok
warna.
Didapatkan larutan campuran menjadi
bagian bawah.
Tidak terjadi perubahan warna pada DNA
masing-masing tumbuhan.
3. Isolasi DNA dengan Detergen Krim
No
1
Langkah Kerja
5 gram detergen krim dilarutkan dalam
Warna
Hasil Pengamatan
awal detergen biru.
15 menit
Setelah
kemudian dikocok
warna.
Didapatkan larutan campuran menjadi
bagian bawah.
Tidak terjadi perubahan warna pada DNA
masing-masing tumbuhan.
4. Tabel Kerja
No
Buah
Pepaya
Pisang
Tomat
4
5
Bawang
bombay
Brokoli
Bubuk
Krim
Bubuk
Krim
Bubuk
Krim
Bubuk
Krim
Warna
Orange muda
Kuning coklat
Putih keruh
Bening biru
Bening keruh
Hijau lumut
Kuning muda
Hijau muda
Pengamatan
Bentuk
Waktu
Benang terpilin
21 menit
Benang terpilin
9,10 menit
Benang terpilin
12,56 menit
Benang terpilin
7,59 menit
Benang terpilin
10,8 menit
Benang terpilin
9,34 menit
Benang terpilin
6,9 menit
Benang terpilin
8,2 menit
Bubuk
Krim
Kuning hijau
Hijau muda
Benang terpilin
Benang terpilin
Detergen
Keterangan:
+
= sedikit
++
= cukup banyak
+++
= banyak
++++
= sangat banyak
25 menit
5,23 menit
Jumlah
+
++
++
+
+
+
+
+
+
+
F. ANALISIS DATA
1. Buah Pepaya dengan Detergen Bubuk
Keterangan:
Hasil dari campuran antara larutan buah pepaya,
larutan detergen bubuk dan etanol dingin adalah
terbentuk 2 fase larutan dimana bagian atas
berwarna bening keruh dan bagian bawah
berwarna orange muda. Di antara kedua fase
terlihat cincin kabut yang sedikit. DNA terlihat
pada menit ke 21, dengan jumlah yang sangat
sedikit.
Keterangan:
Campuran antara larutan buah pisang, larutan
detergen
bubuk
dan
etanol
dingin
adalah
Keterangan:
Campuran antara larutan buah tomat, larutan
detergen
bubuk
dan
etanol
dingin
adalah
bubuk
dan
etanol
dingin
adalah
Keterangan:
Campuran antara larutan brokoli, larutan
detergen krim dan etanol dingin adalah
terbentuk 2 fase larutan dimana bagian atas
berwarna bening dan bagian bawah berwarna
hijau muda. Pada fase antara terlihat larutan
berwarna hijau bening dengan sedikit kabut
cincin yang sangat sedikit. Waktu yang
diperlukan untuk munculnya DNA adalah 5,23
menit.
G. PEMBAHASAN
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah molekul utama yang mengkode semua
informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme setiap organisme hidup. DNA
tersusun atas tiga komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat.
DNA terletak pada kromosom, dijumpai di nucleus, mitokondria dan kloroplas. DNA
dapat mengalami denaturasi yaitu proses pemisahan untai ganda molekul DNA sehingga
konformasinya berubah, sedangkan renaturasi DNA merupakan proses pembentukan
kembali struktur untai ganda DNA dari keadaan terdenaturasi. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi proses denaturasi antara lain suhu yang tinggi, pH yang ekstrim ,
kandungan elektrolit Na+ atau K+ dan lain-lain.
Untuk memperoleh DNA murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk
hidup dapat dilakukan teknik isolasi. Hasil isolasi DNA setiap jenis atau bagian
tumbuhan dapat berbeda-beda, hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan
konsentrasi senyawa polifenol dan polisakarida yang terkandung di dalamnya. Proses
isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan untuk memisahkan
DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan
hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan
DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel membrane plasma dam
membrane inti baik dengan cara mekanik maupun secara kimiawi (Tim Biokimia
FMIPA Unram, 2016).
dinding sel tidak hancur secara sempurna sehingga DNA di dalamnya tidak dapat
keluar. Sedangkan jika proses dilakukan lebih dari 40 detik sampel akan sangat hancur
dan DNA didalamnya juga akan rusak. Warna sampel bawang bombay, brokoli, papaya,
pisang dan tomat setelah diblender berturut-turut yaitu putih kehijauan, hijau muda,
orange, kuning kecoklatan dan orange kemerahan.
Tahap ketiga dan keempat yaitu proses isolasi DNA dengan detergen bubuk dan
krim. Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat menyebabkan rusaknya membrane
sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan
lemak pada membrane membentuk senyawa lipid protein-deterjen kompleks.
Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan
hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan
kimia. Pertama dilakukan proses pelarutan detergen bubuk dan krim dengan aquades
dan diaduk secara perlahan agar tidak menimbulkan gelembung selama 15 menit.
Gelembung-gelembung tersebut dapat mengganggu pengamatan pada proses isolasi
DNA. Proses pengadukan dilakukan selama 15 menit bertujuan agar proses pelarutan
detergen bubuk dengan aquades dapat terjadi sempurna. Warna larutan detergen bubuk
ialah putih dan larutan krim biru muda. Selanjutnya proses isolasi DNA dilakukan
dengan menambahkan larutan detergen bubuk dengan larutan sampel dan ditambahkan
garam dapur dan dihomogenkan. Penambahan garam ini bertujuan untuk memisahkan
benang-benang DNA dari larutan, juga untuk mengendapkan kotoran-kotoran sehingga
benang DNA akan mudah diamati. Kemudian larutan yang telah homogen dipanaskan
dalam waterbath selama 2 menit. Warna pada larutan setelah dipanaskan tidak berubah.
Proses pemanasan dilakukan untuk mencegah denaturasi DNA karena DNA akan rusak
pada suhu kamar. Dan dengan pemanasan ini akan mempercepat reaksi karena molekulmolekul dalam campuran akan lebih sering bertumbukan.
Penggunaan detergen dan garam ini juga berfungsi sebagai buffer yaitu
mempertahankan pH larutan. Dimana seperti yang kita ketahui bahwa DNA dapat rusak
pada pH yang tinggi sehingga dibutuhkan buffer agar DNA pada tumbuhan tidak rusak
dan dapat diamati. Larutan buffer juga dapat berfungsi untuk purifikasi dimana RNA
dan protein yang menempel pada DNA akan hilang dan mencegah aktivitas ezim
pendegradasi DNA sehingga molekul DNA tidak mengalami perubahan. Sampel yang
telah dipanaskan menjadi lebih jernih hal ini dapat terjadi karena adanya proses
presipitasi protein, lipid, dan karbohidrat yang tidak diinginkan pada proses isolasi
DNA. Kemudian sampel larutan disaring dengan kertas saring untuk didapatkan
filtratnya. Selanjutnya ditambahkan etanol dingin untuk membantu proses pemisahan
DNA. Penambahan etanol dilakukan melalui dinding tabung agar etanol tidak
bercampur dan larut dalam sampel. Etanol berfungsi untuk menggumpalkan dan
membawa DNA ke permukaan sehingga mudah diamati.
Hasil pengamatan isolasi DNA dengan detergen bubuk pada sampel papaya
terbentuk 2 fase dimana bagian atas berwarna bening keruh dan bagian bawah berwarna
orange muda. Di antara kedua fase terlihat cincin kabut yang sedikit. DNA terlihat pada
menit ke 21, dengan jumlah yang sangat sedikit. Pada sampel pisang terbentuk 2 fase
larutan dimana bagian atas berwarna bening dan bagian bawah berwarna putih keruh. Di
antara kedua fase terlihat cincin kabut. Gumpalan DNA terlihat setelah 12,56 menit
dengan jumlah yang cukup banyak. Pada sampel tomat terbentuk 2 fase larutan dimana
bagian atas berwarna bening dan bagian bawah berwarna bening keruh. Di antara 2 fase
terlihat cincin kabut dengan jumlah yang sedikit. DNA tomat terisolasi dengan jumlah
yang sedikit. Waktu yang diperlukan DNA terpisah adalah 10,8 menit. Pada sampel
bawang bombay terbentuk 2 fase, bagian atas berwarna bening, bagian bawah berwarna
hijau muda dan terdapat cincin kabut di antara kedua fase tersebut. DNA terisolasi
kurang baik, DNA yang terlihat sangat sedikit sehingga susah diamati. Waktu yang
diperlukan untuk munculnya DNA adalah 6,9 menit. Pada sampel brokoli terbentuk 2
fase larutan dimana bagian atas berwarna bening dan bagian bawah berwarna kuning
kehijauan. Pada fase antara terlihat kabut yang tipis dan sedikit. DNA tidak terisolasi
dengan baik dan sulit diamati Waktu yang diperlukan DNA adalah 25 menit.
Hasil pengamatan isolasi DNA dengan detergen krim. Pada sampel papaya
terbentuk 2 fase larutan dimana bagian atas berwarna bening dan bagian bawah
berwarna kuning kecoklatan. Di antara kedua fase terdapat cincin kabut kuning bening
kecoklatan dengan DNA yang muncul ke permukaan cukup banyak. Waktu yang
diperlukan untuk munculnya DNA adalah 9,10 menit. Pada sampel pisang terbentuk 2
fase larutan dimana bagian atas berwarna bening dan bagian bawah berwarna bening
kebiruan. Di antara kedua fase terdapat cincin kabut. DNA pisang terisolasi kurang baik
sehingga DNA yang muncul sangat sedikit. Waktu yang dibutuhkan DNA adalah 7,59
menit. Pada sampel tomat terbentuk 2 fase larutan dimana bagian atas berwarna bening
dan bagian bawah berwarna hijau lumut dan terdapat cincin kabut yang sedikit di antara
2 fase. DNA yang muncul sedikit. Waktu yang diperlukan untuk munculnya DNA
adalah 9,34 menit. Pada sampel bawang bombay terbentuk 2 fase larutan dimana bagian
atas berwarna bening dan bagian bawah berwarna hijau muda. Di antara kedua fase
terdapat cincin kabut dengan warna hijau pudar yang sedikit. DNA bombay kurang
terisolasi dengan baik dan dalam jumlah yang sedikit sehingga sulit untuk diamati.
Waktu yang diperlukan adalah 8,2 menit. Pada sampel brokoli terbentuk 2 fase larutan
dimana bagian atas berwarna bening dan bagian bawah berwarna hijau muda. Pada fase
antara terlihat larutan berwarna hijau bening dengan sedikit kabut cincin yang sangat
sedikit. Waktu yang diperlukan untuk munculnya DNA adalah 5,23 menit.
Berdasarkan hasil pengamatan sampel pisang dan papaya memiliki hasil
isolasi DNA yang cukup banyak diantara sampel yang lainnya. Hal ini dapat terjadi
karena kandungan air pada buah papaya dan pisang lebih sedikit dibandingan sampel
tomat, bawang bombay dan brokoli. Dimana kandungan air yang sedikit memiliki sel
yang lisis lebih banyak dibandingkan sampel yang memiliki kandungan air yang
banyak. Sehingga DNA pada sampel yang kandungan airnya sedikit akan banyak yang
dipresipitasikan. Waktu munculnya DNA pada masing-masing sampel berbeda-beda.
Perbedaan ini terjadi dikarenakan perbedaan jenis detergen yang digunakan.
Keefektifan penggunaan detergen bubuk dan krim dapat dilihat dari jumlah
DNA yang mengalami presipitasi pada saat isolasi. Detergen krim memiliki kualitas
yang paling baik dalam pembentukan DNA pada sampel tumbuhan dikarenakan dalam
detergen krim, kandungan senyawa kimia untuk melisiskan sel terdapat dalam
konsentrasi yang lebih tinggi daripada jenis detergen bubuk. Berdasarkan hasil literature
didapatkan hasil bahwa antara detergen cair, bubuk, dan cream yang seharusnya
mempunyai daya rusak paling tinggi dalam memecah membran sel adalah detergen cair.
Karena di dalam detergen cair mengandung konsentrasi yang tinggi misalnya lauryl
sulfat yang dapat berfungsi sama dengan dodesil sulfat dan disodium EDTA, serta
kandungan zat pewarna dan zat aktif pemutih yang biasanya ada dalam detergen cair.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Isolasi DNA pada beberapa jenis tumbuhan dapat dilakukan dengan beberapa tahap.
Tahap penghancuran membrane dan dinding sampel agar DNA tumbuhan dapat
diisolasi dengan baik. Tahap isolasi DNA yang dilakukan dengan mencampurkan
larutan sampel dengan larutan detergen dan larutan garam yang akan
mempertahankan pH larutan sehingga DNA tidak rusak. Garam juga akan
membantu memisahkan benang-benang DNA dan mengendapkan kotoran-kotoran.
2. Keefektifan detergen yang digunakan dalam isolasi DNA berbeda berdasarkan jenis
detergennya. Dimana detergen krim memiliki konsentrasi senyawa kimia yang lebih
tinggi dibandingkan detergen bubuk untuk melisiskan dinding dan membrane sel
sehingga isolasi DNA lebih efektif menggunakan detergen krim.
3. DNA dari sel tumbuhan berbentuk benang terpilin atau serabut-serabut putih yang
dapat diamati pada proses isolasi DNA. Larutan etanol akan membantu
mengendapkan DNA dan membuat DNA terapung ke permukaan karena perbedaan
massa jenis DNA yang lebih ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Faatih, Mukhlissul. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Surakarta : Jurnal
Penelitian Sains dan Teknologi.
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi, Diet dan Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Mulyani, Yuniar, dkk. 2012. Perbandingan Beberapa Metode Isolasi DNA Untuk
Deteksi Dini Koi Herpes Virus (KHV) pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.).
Jatinangor : Universitas Padjajaran.
Paikara, Divya, dkk. 2014. Isolaton, Qualitative and Quantitative Estimation of DNA
from Various Sources. India: Department of Biotechnology and Microbiology
Bhilai Mahila Mahavidyalaya.
Sadava, D. 2004. Life: The Science of Biology 5th Edition. United States: Sinauer
Associates Inc.
Sahu, Sunil Kumar, dkk. 2012. DNA Extraction Protocol for Plants with High Levels of
Secondary Metabolites and Polysaccharides without Using Liquid Nitrogen and
Phenol. India : International Scholarly Research Network.
Tim Biokimia. 2016. Petunjuk Praktikum Biokimia II untuk Prodi Kimia. Mataram :
Universitas Mataram.
Triwibowo, Y. 2005. Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga.
Disusun Oleh
NAMA
NIM