Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, yang senantiasa rahmat dan
hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul PEMBELAHAN
MITOSIS dan SITOKENESIS
Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
yang penyusun miliki, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,oleh karena itu
pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1 selaku dosen pembimbing dan pengajar yang telah memberi pengetahuan
2. Teman-teman kelompok kami yang telah banyak membantu dalam terselesainya
makalah ini
3.
Literatur yang ada di Internet dan perpustakaan serta milik pribadi yang menambah
wawasan.
Selanjutnya penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Apabila banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis mohon maaf sebesar- besarnya.
Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Setiap sel dapat memperbanyak diri membentuk sel-sel yang baru melalui proses
pembelahan. Pada makhluk hidup bersel tunggal, pembelahan sel tersebut merupakan cara
untuk berkembang biak. Misalnya pada bakteri atau protozoa, terjadi proses pembelahan sel
dari satu sel menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya.
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel
anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung amitosis dan
pembelahan secara tidak langsung mitosis dan meiosis. Sel-sel mengalami pembelahan
melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali darin pertumbuhan ke pembelahan,
yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis,
dan sitokinesis.
Pembelahan Mitosis adalah bentuk pembelahan sel menghasilkan sel anak diploid. Ini
artinya, mitosis tidak terjadi pada sel kelamin, tetapi terjadi pada sel tubuh atau sel
somatikPembelahan ini bertujuan untuk memperbaiki sel-sel yang telah rusak/tua dan
pertumbuhan organisme. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan
membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi
organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis
(fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetik yang sama dengan sel awal.
A. . Fase Mitosis
Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel.
Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M)
pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang
sama dengan sel awal.Lebih lengkapnya prosesnya adalah seperti berikut:
Profase
Metafase
Anafase
Telofase
B. Sitokinesis
Sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk
menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan
sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan
misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi
terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.Sitokinesis
terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Disjunctive
Sitokinesis yang disjunctive, menghasilkan sel-sel anak yang lepas-lepas. Contoh:
profiliferasi limfosit dalam reaksi immune, sehingga terbentuk klon. Sel tidak berhubungan /
berlekatan satu sama lain
2. Astral
BAB II
PEMBAHASAN
identik dengan induknya. Secara garis besar, fase pembelahan mitosis terbagi menjadi dua
fase, yaitu fase pembelahan inti (kariokinesis) dan fase pembelahan sitoplasma
(sitokinesis).Kariokinesis adalah fase pembelahan inti sel. Secara rinci, fase kariokinesis
dibagi menjadi empat subfase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Sekarang,
marilah kita bahas keempat subfase tersebut.
a. Profase
Pada permulaan profase, di dalam nukleus mulai terbentuk kro-mosom , yaitu benangbenang rapat dan padat yang terbentuk akibat menggulungnya kromatin. Pada fase ini,
kromosom dapat dilihat menggunakan mikroskop. Selanjutnya, nukleolus menghilang dan
terjadi duplikasi kromosom (kromosom membelah dan memanjang) menghasilkan 2
kromosom anakan yang disebut kromatid. Kedua kromatid tersebut bersifat identik sehingga
disebut kromatid kembar (sister chromatid), yang bersatu atau dihubungkan oleh sentromer
pada lekukan kromosom. Sentromer merupakan bagian kromosom yang menyempit, tampak
lebih terang dan membagi kromosom menjadi 2 lengan.
Pada akhir profase, di dalam sitoplasma mulai terbentuk gelendong pembelahan (spindel)
yang berasal dari mikrotubulus. Mikrotubulus tersebut memanjang, seolah-olah mendorong
dua sentrosom di sepanjang permukaan inti sel (nukleus). Akibatnya, sentrosom saling
menjauh.
b. Metafase
Tahap awal metafase (prometafase) ditandai dengan semakin memadatnya kromosom
(kromosom ini terdiri dari 2 kromatid) dan terpecahnya membran inti (membran nukleus).
Hal ini menyebab-kan mikrotubulus dapat menembus inti sel dan melekat pada struktur
khusus di daerah sentromer setiap kromatid, disebut kinetokor . Oleh karena itu, kinetokor ini
berfungsi sebagai tempat bergantung bagi kromosom Sebagian mikrotubulus yang melekat
pada kinetokor disebut mikro-tubulus kinetokor, sedangkan mikrotubulus yang tidak
memperoleh kinetokor disebut mikrotubulus non kinetokor. Sementara itu, mikrotubulus non
kinetokor berinteraksi dengan mikrotubulus lain dari kutub sel yang berlawanan. Pada
metafase, kromosom tampak jelas.
Pada tahap metafase sesungguhnya, sentrosom telah berada pada kutub sel. Dinding inti sel
menghilang. Sementara itu, kromosom me-nempatkan diri pada bidang pembelahan yang
disebut bidang metafase. Bidang ini merupakan bidang khayal yang terletak tepat di tengah
sel, seperti garis katulistiwa bumi sehingga disebut juga bidang ekuator. Pada bidang ini,
sentromer dari seluruh kromosom terletak pada satu baris yang tegak lurus dengan gelendong
pembelahan. Kinetokor pada setiap kromatid menghadap pada kutub yang berlainan. Dengan
letak kromosom berada di bidang pembelahan, maka pembagian jumlah informasi DNA yang
akan diberikan kepada sel anakan yang baru, benar-benar rata dan sama jumlahnya. Tahapan
ini merupakan akhir dari metafase.
c. Anafase
Setelah berakhirnya tahap metafase, pembelahan sel berlanjut pada tahap anafase.
Tahap anafase ditandai dengan berpisahnya kromatid saudara pada bagian sentromer
kromosom. Gerak kromatid ini disebabkan tarikan benang mikrotubulus yang berasal dari
sentriol pada kutub sel. Kalian telah mengetahui bahwa mikrotubulus melekat pada
sentromer. Hal ini menyebabkan sentromer tertarik terlebih dahulu. Akibatnya, sentromer
berada di depan dan bagian lengan kromatid berada di belakang. Struktur ini seperti huruf V.
Gerakan ini menempuh jarak sekitar 1m (10-6 meter) tiap menit. Pada saat bersamaan,
mikrotubulus non kinetokor semakin memanjang sehingga jarak kedua kutub sel semakin
jauh. Selanjutnya, masing-masing kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan dan
berfungsi sebagai kromosom lengkap, dengan sifat keturunan yang sama (identik). Untuk
menjalankan tugasnya ini, mikrotubulus telah mengalami peruraian pada bagian
kinetokornya.
Salah satu perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah ada tidaknya sentriol. Pada sel
tumbuhan, peran sentriol digantikan oleh kromosom sehingga arah pembelahan tetap menuju
ke kutub sel. Pada sel hewan, sentriol pada kutub sel merupakan arah yang dituju oleh
gerakan kromatid saat pembelahan.
d. Telofase
Pada tahap telofase ini, inti sel anakan terbentuk kembali dari fragmen-fragmen
nukleus. Bentuk selnya memanjang akibat peran mikrotubulus non kinetokor. Benang-benang
kromatin mulai longgar. Dengan demikian, fase kariokinesis yang menghasilkan dua inti sel
anak yang identik secara genetik telah berakhir, namun dua inti sel masih berada dalam satu
sel.
Agar kedua inti terpisah menjadi sel baru, perlu adanya pembelahan sitoplasma yang disebut
sitokinesis. Sitokinesis terjadi, segera setelah telofase selesai. Pada fase sitokinesis terjadi
pembelahan sitoplasma diikuti pembentukan sekat sel baru, sehingga terbentuk dua sel
anakan.
Pada sel hewan, sitokinesis ditandai dengan pembentukan alur pembelahan melalui
pelekukan permukaan sel di sekitar bekas bidang ekuator. Di sepanjang alur melingkar,
terdapat mikrofi lamen yang terdiri dari protein aktin dan miosin. Protein tersebut berperan
dalam kontraksi otot atau pergerakan sel yang lain. Kontraksi ini semakin ke dalam sehingga
menjepit sel dan membagi isi sel menjadi 2 bagian yang sama.
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang keras. Oleh karena
itu, pada sitokinensis tidak terbentuk alur pembelahan. Sitokinesis terjadi dengan
pembentukan pelat sel (cell plate) yang terbentuk oleh vesikula di sekitar bidang ekuator.
Vesikula-vesikula yang dibentuk oleh badan golgi tersebut saling bergabung. Penggabungan
juga terjadi dengan membran plasma diikuti terbentuknya dinding sel yang baru oleh materi
dinding sel yang dibawa oleh vesikula.
2.6 Sitokenesis
Sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk
menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan
sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan
misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi
terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.
Ada empat langkah utama dalam proses sitokinesis yaitu:
Perhatikan gambar berikut.
Tahap 1.
Langkah pertama dalam sitokinesis adalah penentuan di mana cincin
kontraktil akan terbentuk. Cincin kontraktil adalah struktur yang berfungsi mirip
dengan otot. Filamen yang membentuk cincin kontraktil meremas semakin ketat,
mencubit sel sampai itu dibagi dua. Posisi cincin kontraktil ditentukan sesuai
dengan posisi poros. Spindle adalah struktur selular yang bertanggung jawab
untuk memisahkan kromosom. Cincin kontraktil terbentuk tegak lurus spindle
pada titik tengah mereka.
Tahap 2
Langkah kedua sitokinesis adalah sebenarnya dari perakitan filamen yang
membentuk cincin kontraktil. Filamen ini terdiri dari protein yang disebut aktin.
Aktin berlimpah dalam sel dan terus rusak dan dibangun kembali sesuai
kebutuhan. Filamen aktin yang digunakan selama langkah ini kemungkinan besar
direkrut selama tahap-tahap awal mitosis.
Tahap 3
Selama langkah ketiga sitokinesis kontraksi cincin kontraktil membagi sel
dalam setengah. Sebuah protein yang disebut miosin menyebabkan filamen
aktin cincin untuk bergerak melewati satu sama lain untuk menimbulkan
kontraksi. Proses ini sangat mirip dengan proses dimana otot-otot tubuh.
Beberapa filamen aktin menyusun cincin dikeluarkan selama langkah ini untuk
memungkinkan penurunan ukuran cincin.
Tahap 4
Langkah terakhir dari sitokinesis juga merupakan langkah terakhir dari
pembelahan sel. Membran plasma dan sitoplasma dipecah dan dibangun kembali
untuk membentuk sel-sel baru. Langkah ini membeku pemisahan itu dan
memungkinkan sel anak yang baru dibentuk untuk berfungsi secara independen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelahan mitosis adalah pembelahan satu sel membelah menjadi dua sel yang
sama persis.
Pembelahan Mitosis pada sel tumbuhan terbagi menjadi 2 fase yaitu Kariokinesis dan
Sitokinasis.
Kariokinesis terbagi atas fase : Profase, Prometafase, Metafase, Anafase dan Telofase.
Sitokinesis adalah pembelahan sitoplasma, yang pada tumbuhan ditandai dengan
terbentuknya lempeng sel.
3.2 Kritik dan Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kitik yang membangun sangat dibutuhkan.
Berharap dengan adanya makalah ini kami serta teman teman semua menjadi lebih
paham dan mendapat ilmu dari membaca makalah ini. Khususnya pegetahuan yang lebih
tetang pembelahan meiosis, baik dalam tahap interphase maupun meiosis serta tujuan dan
hasil dari pembelahan meiosis.