Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, yang senantiasa rahmat dan
hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul PEMBELAHAN
MITOSIS dan SITOKENESIS
Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
yang penyusun miliki, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,oleh karena itu
pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1 selaku dosen pembimbing dan pengajar yang telah memberi pengetahuan
2. Teman-teman kelompok kami yang telah banyak membantu dalam terselesainya
makalah ini
3.
Literatur yang ada di Internet dan perpustakaan serta milik pribadi yang menambah
wawasan.
Selanjutnya penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Apabila banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis mohon maaf sebesar- besarnya.
Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi yang membacanya.

Malang, 29 November 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Setiap sel dapat memperbanyak diri membentuk sel-sel yang baru melalui proses
pembelahan. Pada makhluk hidup bersel tunggal, pembelahan sel tersebut merupakan cara
untuk berkembang biak. Misalnya pada bakteri atau protozoa, terjadi proses pembelahan sel
dari satu sel menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya.
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel
anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung amitosis dan
pembelahan secara tidak langsung mitosis dan meiosis. Sel-sel mengalami pembelahan
melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali darin pertumbuhan ke pembelahan,
yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis,
dan sitokinesis.
Pembelahan Mitosis adalah bentuk pembelahan sel menghasilkan sel anak diploid. Ini
artinya, mitosis tidak terjadi pada sel kelamin, tetapi terjadi pada sel tubuh atau sel
somatikPembelahan ini bertujuan untuk memperbaiki sel-sel yang telah rusak/tua dan
pertumbuhan organisme. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan
membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi
organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis
(fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetik yang sama dengan sel awal.
A. . Fase Mitosis
Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel.
Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M)
pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang
sama dengan sel awal.Lebih lengkapnya prosesnya adalah seperti berikut:

Profase
Metafase
Anafase
Telofase

B. Sitokinesis
Sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk
menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan
sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan
misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi
terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.Sitokinesis
terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Disjunctive
Sitokinesis yang disjunctive, menghasilkan sel-sel anak yang lepas-lepas. Contoh:
profiliferasi limfosit dalam reaksi immune, sehingga terbentuk klon. Sel tidak berhubungan /
berlekatan satu sama lain
2. Astral

Sitokinesis astral menghasilkan sel-sel anak yang masih berhubungan / berlekatan.


Contoh: cleavage pada zygote membentuk blastula. Tiap sel dalam blastula (blastomer) masih
berlekatan dan berhubungan. Hubungan antara sel bersebelahan berupa gap junction, yang
merupakan tempat keluar masuk / transport berbagai bahan bermolekul kecil, ion, air, dan
juga terjadi perimbangan muatan listrik.
1.2 Tujuan
Dengan mempelajari atau mendalami ilmu pembelahan mitosis ini kita akan
mengetahui tujuan utamanya, yaitu untuk memperbaiki sel-sel yang telah rusak/tua dan
pertumbuhan organisme.
Dengan pembuatan makalah ini juga telah memberikan informasi kepada orang lain
tentang masalah yang sama, yaitu memberi pengetahuan yang lebih mendalam tentang
pembelahan mitosis. Penulisan makalah dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti untuk
semua kalangan yang ingin membaca.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembelahan Sel


Adalah suatu proses yang terjadi pada sel, yang membagi dirinya menjadi dua atau
lebih. Dengan langkah dan hasil tertentu. Umumnya bertujuan untuk menggandakan diri.
2.2 Macam-macam Pembelahan
Ada dua jenis pembelahan sel, pembelahan langsung(amitosis) dan tak langsung.
Pembelahan langsung terjadi pada organisme bersel satu, misal Amoeba sp. Sedangkan
pembelahanan langsung terjadi pada organisme bersel banyak, misal manusia.
Pembelahan tak langsung dibagi dua, mitosis dan meiosis.
1. Pembelahan amitosis ( langsung)
2. Pembelahan tak langsung:
a. Pembelahan mitosis
b. Pembelahan meiosis (pembelahan reduksi)
2.3 Pengertian Pembelahan Mitosis
Pembelahan Mitosis adalah bentuk pembelahan sel menghasilkan sel anak diploid. Ini
artinya, mitosis tidak terjadi pada sel kelamin, tetapi terjadi pada sel tubuh atau sel somatik
Pembelahan ini bertujuan untuk memperbaiki sel-sel yang telah rusak/tua dan pertumbuhan
organisme. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel.
Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama.
2.4 Tahapan Pembelahan Mitosis
Pembelahan sel secara mitosis meliputi sejumlah tahapan tertentu. Sebenarnya,
pembelahan mitosis hanyalah sebagian kecil dari siklus sel. Siklus sel terdiri dari fase
pembelahan mitosis (M) dan periode pertumbuhan yang disebut interfase. Interfase
merupakan bagian ter-besar dari siklus sel. Interfase terdiri dari tiga sub fase, yaitu fase G1
(pertumbuhan primer), fase S (sintesis) , dan fase G2 (pertumbuhan sekunder ).
Pembelahan mitosis merupakan pembelahan yang menghasil-kan sel-sel tubuh (sel somatik).
Secara garis besar, pembelahan sel secara mitosis terdiri dari fase istirahat (interfase), fase
pembelahaninti sel (kariokinesis), dan fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
Interfase (Fase Istirahat)
Pada tahap ini, sel dianggap sedang istirahat dan tidak melaku-kan pembelahan.
Namun, interfase merupakan tahap yang penting untuk mempersiapkan pembelahan atau
melakukan metabolisme sel. Pada interfase, tingkah laku kromosom tidak tampak karena
berbentuk benang-benang kromatin yang halus. Walaupun begitu, sel anak yang baru
terbentuk sudah melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis
sebelum memasuki proses pembelahan berikutnya.
Apa saja kegiatan sel pada saat interfase?
Pada saat interfase, sel mengalami subfase berikut.
a. Fase Pertumbuhan Primer ( Growth 1 disingkat G1 )
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Pada subfase ini, selsel belum mengadakan replikasi DNA yang masih bersifat 2n (diploid). Sementara organelorganel yang ada di dalam sel, seperti mitokondria, retikulum endoplasma, kompleks golgi,
dan or-ganel lainnya memperbanyak diri guna menunjang kehidupan sel.

b. Fase Sintesis (S)


Pada subfase ini, sel melakukan sintesis materi genetik. Materi ge-netik adalah bahanbahan yang akan diwariskan kepada keturunannya, yaitu DNA. DNA dalam inti sel
mengalami replikasi (penggandaan jumlah salinan). Jadi, subfase sintesis (penyusunan)
menghasilkan 2 salinan DNA.
c. Fase Pertumbuhan Sekunder ( Growth 2 disingkat G2 )
Setelah DNA mengalami replikasi, subfase berikutnya adalah per-tumbuhan sekunder
(G2). Pada subfase ini, sel memperbanyak organel-organel yang dimilikinya. Ini bertujuan
agar organel-organel tersebut dapat diwariskan kepada setiap sel turunannya. Pada subfase
ini, rep-likasi DNA telah selesai dan sel bersiap-siap mengadakan pembelahan secara mitosis.
Selain itu, inti sel (nukleus) telah terbentuk dengan jelas dan terbungkus membran inti.
Pada subfase ini, inti sel mempunyai satu atau lebih nukleolus (membran inti sel). Di
luar inti terdapat dua sentrosom yang terbentuk oleh replikasi sentrosom pada tahap
sebelumnya. Sentrosom mengala-mi perpanjangan menyebar secara radial yang isebut aster
(bintang). Pada sentrosom terdapat sepasang sentriol yang berfungsi menentukan orientasi
pembelahan sel. Walaupun kromosom telah diduplikasi pada fase S, namun pada fase G2,
kromosom belum dapat dibedakan secara individual karena masih berupa benang-benang
kromatin.
Setelah ketiga tahapan interfase dilalui, sel telah siap menjalani pembelahan secara mitosis.
Seperti fase interfase, pembelahan mitosis juga terdiri dari beberapa fase. Untuk mengetahui
lebih jauh tentang fase-fase pada pembelahan mitosis, simaklah penjelasan dari gambar di
bawah berikut.

2.5 Pembelahan Mitosis


Kalian telah mengetahui bahwa pembelahan mitosis menghasil-kan sel anakan yang

identik dengan induknya. Secara garis besar, fase pembelahan mitosis terbagi menjadi dua
fase, yaitu fase pembelahan inti (kariokinesis) dan fase pembelahan sitoplasma
(sitokinesis).Kariokinesis adalah fase pembelahan inti sel. Secara rinci, fase kariokinesis
dibagi menjadi empat subfase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Sekarang,
marilah kita bahas keempat subfase tersebut.
a. Profase
Pada permulaan profase, di dalam nukleus mulai terbentuk kro-mosom , yaitu benangbenang rapat dan padat yang terbentuk akibat menggulungnya kromatin. Pada fase ini,
kromosom dapat dilihat menggunakan mikroskop. Selanjutnya, nukleolus menghilang dan
terjadi duplikasi kromosom (kromosom membelah dan memanjang) menghasilkan 2
kromosom anakan yang disebut kromatid. Kedua kromatid tersebut bersifat identik sehingga
disebut kromatid kembar (sister chromatid), yang bersatu atau dihubungkan oleh sentromer
pada lekukan kromosom. Sentromer merupakan bagian kromosom yang menyempit, tampak
lebih terang dan membagi kromosom menjadi 2 lengan.
Pada akhir profase, di dalam sitoplasma mulai terbentuk gelendong pembelahan (spindel)
yang berasal dari mikrotubulus. Mikrotubulus tersebut memanjang, seolah-olah mendorong
dua sentrosom di sepanjang permukaan inti sel (nukleus). Akibatnya, sentrosom saling
menjauh.
b. Metafase
Tahap awal metafase (prometafase) ditandai dengan semakin memadatnya kromosom
(kromosom ini terdiri dari 2 kromatid) dan terpecahnya membran inti (membran nukleus).
Hal ini menyebab-kan mikrotubulus dapat menembus inti sel dan melekat pada struktur
khusus di daerah sentromer setiap kromatid, disebut kinetokor . Oleh karena itu, kinetokor ini
berfungsi sebagai tempat bergantung bagi kromosom Sebagian mikrotubulus yang melekat
pada kinetokor disebut mikro-tubulus kinetokor, sedangkan mikrotubulus yang tidak
memperoleh kinetokor disebut mikrotubulus non kinetokor. Sementara itu, mikrotubulus non
kinetokor berinteraksi dengan mikrotubulus lain dari kutub sel yang berlawanan. Pada
metafase, kromosom tampak jelas.
Pada tahap metafase sesungguhnya, sentrosom telah berada pada kutub sel. Dinding inti sel
menghilang. Sementara itu, kromosom me-nempatkan diri pada bidang pembelahan yang
disebut bidang metafase. Bidang ini merupakan bidang khayal yang terletak tepat di tengah
sel, seperti garis katulistiwa bumi sehingga disebut juga bidang ekuator. Pada bidang ini,
sentromer dari seluruh kromosom terletak pada satu baris yang tegak lurus dengan gelendong
pembelahan. Kinetokor pada setiap kromatid menghadap pada kutub yang berlainan. Dengan
letak kromosom berada di bidang pembelahan, maka pembagian jumlah informasi DNA yang
akan diberikan kepada sel anakan yang baru, benar-benar rata dan sama jumlahnya. Tahapan
ini merupakan akhir dari metafase.
c. Anafase
Setelah berakhirnya tahap metafase, pembelahan sel berlanjut pada tahap anafase.
Tahap anafase ditandai dengan berpisahnya kromatid saudara pada bagian sentromer
kromosom. Gerak kromatid ini disebabkan tarikan benang mikrotubulus yang berasal dari
sentriol pada kutub sel. Kalian telah mengetahui bahwa mikrotubulus melekat pada
sentromer. Hal ini menyebabkan sentromer tertarik terlebih dahulu. Akibatnya, sentromer
berada di depan dan bagian lengan kromatid berada di belakang. Struktur ini seperti huruf V.
Gerakan ini menempuh jarak sekitar 1m (10-6 meter) tiap menit. Pada saat bersamaan,
mikrotubulus non kinetokor semakin memanjang sehingga jarak kedua kutub sel semakin
jauh. Selanjutnya, masing-masing kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan dan

berfungsi sebagai kromosom lengkap, dengan sifat keturunan yang sama (identik). Untuk
menjalankan tugasnya ini, mikrotubulus telah mengalami peruraian pada bagian
kinetokornya.
Salah satu perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah ada tidaknya sentriol. Pada sel
tumbuhan, peran sentriol digantikan oleh kromosom sehingga arah pembelahan tetap menuju
ke kutub sel. Pada sel hewan, sentriol pada kutub sel merupakan arah yang dituju oleh
gerakan kromatid saat pembelahan.
d. Telofase
Pada tahap telofase ini, inti sel anakan terbentuk kembali dari fragmen-fragmen
nukleus. Bentuk selnya memanjang akibat peran mikrotubulus non kinetokor. Benang-benang
kromatin mulai longgar. Dengan demikian, fase kariokinesis yang menghasilkan dua inti sel
anak yang identik secara genetik telah berakhir, namun dua inti sel masih berada dalam satu
sel.
Agar kedua inti terpisah menjadi sel baru, perlu adanya pembelahan sitoplasma yang disebut
sitokinesis. Sitokinesis terjadi, segera setelah telofase selesai. Pada fase sitokinesis terjadi
pembelahan sitoplasma diikuti pembentukan sekat sel baru, sehingga terbentuk dua sel
anakan.
Pada sel hewan, sitokinesis ditandai dengan pembentukan alur pembelahan melalui
pelekukan permukaan sel di sekitar bekas bidang ekuator. Di sepanjang alur melingkar,
terdapat mikrofi lamen yang terdiri dari protein aktin dan miosin. Protein tersebut berperan
dalam kontraksi otot atau pergerakan sel yang lain. Kontraksi ini semakin ke dalam sehingga
menjepit sel dan membagi isi sel menjadi 2 bagian yang sama.
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang keras. Oleh karena
itu, pada sitokinensis tidak terbentuk alur pembelahan. Sitokinesis terjadi dengan
pembentukan pelat sel (cell plate) yang terbentuk oleh vesikula di sekitar bidang ekuator.
Vesikula-vesikula yang dibentuk oleh badan golgi tersebut saling bergabung. Penggabungan
juga terjadi dengan membran plasma diikuti terbentuknya dinding sel yang baru oleh materi
dinding sel yang dibawa oleh vesikula.

2.6 Sitokenesis
Sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk
menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan
sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan
misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi
terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.
Ada empat langkah utama dalam proses sitokinesis yaitu:
Perhatikan gambar berikut.

Tahap 1.
Langkah pertama dalam sitokinesis adalah penentuan di mana cincin
kontraktil akan terbentuk. Cincin kontraktil adalah struktur yang berfungsi mirip
dengan otot. Filamen yang membentuk cincin kontraktil meremas semakin ketat,
mencubit sel sampai itu dibagi dua. Posisi cincin kontraktil ditentukan sesuai
dengan posisi poros. Spindle adalah struktur selular yang bertanggung jawab
untuk memisahkan kromosom. Cincin kontraktil terbentuk tegak lurus spindle
pada titik tengah mereka.
Tahap 2
Langkah kedua sitokinesis adalah sebenarnya dari perakitan filamen yang
membentuk cincin kontraktil. Filamen ini terdiri dari protein yang disebut aktin.
Aktin berlimpah dalam sel dan terus rusak dan dibangun kembali sesuai
kebutuhan. Filamen aktin yang digunakan selama langkah ini kemungkinan besar
direkrut selama tahap-tahap awal mitosis.
Tahap 3
Selama langkah ketiga sitokinesis kontraksi cincin kontraktil membagi sel
dalam setengah. Sebuah protein yang disebut miosin menyebabkan filamen
aktin cincin untuk bergerak melewati satu sama lain untuk menimbulkan
kontraksi. Proses ini sangat mirip dengan proses dimana otot-otot tubuh.
Beberapa filamen aktin menyusun cincin dikeluarkan selama langkah ini untuk
memungkinkan penurunan ukuran cincin.
Tahap 4
Langkah terakhir dari sitokinesis juga merupakan langkah terakhir dari
pembelahan sel. Membran plasma dan sitoplasma dipecah dan dibangun kembali
untuk membentuk sel-sel baru. Langkah ini membeku pemisahan itu dan
memungkinkan sel anak yang baru dibentuk untuk berfungsi secara independen.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelahan mitosis adalah pembelahan satu sel membelah menjadi dua sel yang
sama persis.
Pembelahan Mitosis pada sel tumbuhan terbagi menjadi 2 fase yaitu Kariokinesis dan
Sitokinasis.
Kariokinesis terbagi atas fase : Profase, Prometafase, Metafase, Anafase dan Telofase.
Sitokinesis adalah pembelahan sitoplasma, yang pada tumbuhan ditandai dengan
terbentuknya lempeng sel.
3.2 Kritik dan Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kitik yang membangun sangat dibutuhkan.
Berharap dengan adanya makalah ini kami serta teman teman semua menjadi lebih
paham dan mendapat ilmu dari membaca makalah ini. Khususnya pegetahuan yang lebih
tetang pembelahan meiosis, baik dalam tahap interphase maupun meiosis serta tujuan dan
hasil dari pembelahan meiosis.

Anda mungkin juga menyukai