Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 3
Disusun oleh :
Fauziah Ulfah
(201401500333)
Dicky Prasetyo
(201401500404)
Oktaviana Radiani
(201401500365)
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW berkat limpahan
dan rahmatnya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar.
Dalam penyusunan tugas dalam materi ini, penulis menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan temanteman, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang Ilmu Kealaman Dasar, yang penulis sajikan
berdasarkan sumber-sumber data yang penulis dapat.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada teman teman dan
dosen
pembimbing yaitu Ibu Lusiana Wulansari,S.P.Mpd. selaku dosen mata kuliah Ilmu
Kealaman Dasar.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada para
Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan . Untuk itu penulis mengharapakan kritik dan saran kepada para
pembaca. Sekian dan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................1
Latar Belakang...............................................................................................1
Identifikasi Masalah .....................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................1
Tujuan............................................................................................................2
Sistematiaka Penulisan..................................................................................3
BAB II Pembahasan................................................................4
Metode Ilmiah dikatakan sebagai dasar IPA dan Sikap Ilmiah .4
Metode Ilmiah dan Implementasinya .....9
Pengertian,Pembagian dan Perkembangan IPA 13
Relativitas IPA ... 20
IPA bersifat Dinamis ..22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan
rahasia dan gejala alam, meliputi asal usul alam semesta dengan segala isinya, termasuk
proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Manusia memilki rasa
ingin tahu terhadap alam hingga menyebabkan diperolehnya pengetahuan dari alam
semesta ini. Pengetahuan dari alam semesta inilah yang nantinya akan berkembang dan
menjadi dasar ilmu pengetahuan alam. Dengan pengetahuan tersebut, informasi akan
terus bertambah dan berkembang dari masa ke masa, serta berkembang sesuai zamannya,
sejalan dengan cara berfikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Oleh karena itu,
pengetahuan alam sangat penting dalam kehidupan dan perkembangan zaman.
Sejalan dengan cara berfikir dan sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa
yang sudah diketahuinya, menjadikan ilmu pengetahuan menjadi siklus yang akan terus
berkembang. Munculnya istilah metode ilmiah tidak lepas dari hal di atas. Dalam hal
ini, metode ilmiah merupakan jembatan untuk berkembangnya ilmu pengetahuan alam.
Betapa pentingnya ilmu pengetahuan alam dengan bantuan metode ilmiahnya menjadikan
berbagai negara dan elemen-elemen di dalamnya berlomba lomba untuk menjadi lebih
baik lagi. Karena berbeda zaman akan berbeda pula pengetahuan yang di dapat serta
bertambah pula pengetahuan yang ada. Ilmu pengetahuan alam sangat berpengaruh pada
segala aspek dan segala bidang. Metode ilmiah menjadi suatu yang penting yang di
dalamnya terdapat langkah langkah operasional yang mendukung terciptanya
pengetahuan.
B. Identifikasi Masalah
1. Mengapa metode Ilmiah dikatakan sebagai dasar IPA dan sebutkan Sikap
2.
3.
4.
5.
Ilmiah ?
Bagaimana metode Ilmiah dan Implementasinya?
Berikan penjelasan mengenai pengertian,pembagian dan perkembangan IPA?
Jelakan Relativitas IPA?
Mengapa IPA bersifat Dinamis?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas yang telah di uraikan, maka dapat di
rumuskan metode ilmiah sebagai ciri IPA
D. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana metode ilmiah dikatakan sebagai dasar IPA serta
sikap Ilmiah
2. Mengetahui apa saja metode ilmiah dan implementasinya
3. Mengetahui penjelasan mengenai pengertian,pembagian dan
perkembangan IPA
3. Mengetahui bagaimana relativitas IPA
4. Mengetahui tentang IPA bersifat Dinamis
E. Sistematika penulisan
Makalah ini disusun dengna sistematika pembahasan yang meliputi:
BAB I PENDAHULUAN :
E. Sistematik penulisan.
BAB II PEMBAHASAN :
A. Metode Ilmiah dikatakan sebagai dasar IPA dan
B.
C.
D.
E.
Sikap Ilmiah.
Metode Ilmiah dan Implementasinya
Pengertian,Pembagian dan Perkembangan IPA .
Relativitas IPA .
IPA bersifat Dinamis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
pengalaman inilah yang nantinya menjadi pengetahuan dan diwariskan kepada generasi
berikutnya.
Ilmu tentang alam merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis.
Artinya, hasil percobaan yang dilakukan manusia akan menghasilkan suatu konsep yang
mendorong dilakukannya percobaan-percobaan berikutnya, karena ilmu alam bertujuan
untuk mencari kebenaran yang relatif dari suatu hal.
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu merupakan
pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu.
Adapun syarat-syarat suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah
sebagai berikut:
a. Logis
Pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan.
b. Objektif
Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta
empiris.
c. Metodik
Pegetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati, dan
dikontrol.
d. Sistematik
Pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan menjelaskan satu
sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
e. Universal
Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan cara
eksperimentasi yang sama akan diperoleh hasil yang sama atau konsisten di manapun
dilakukan uji coba tersebut.
f. Komulatif
Berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang selalu
bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti
salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar (tentatif)
Untuk mencapai kebenaran, yakni persesuaian antara pengetahuan dan objeknya,
tidaklah terjadi secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang
tepat, yaitu prosedur atau metode ilmiah (scientific method) .Adapun Kelebihan dan
kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah, maka pemecahan segala
masalah yang tidak dapat diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah.
dapat diramalkan kejadian di masa datang. Kelemahannya belum tentu sistimatis, dan
keterbatasan alat yang digunakan (misal panca indera).
2.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah dilaksanakan dengan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
a)
Perumusan masalah
Masalah adalah topik atau objek yang dteliti dengan batasan yang jelas serta dapat
diidentifikasi faktor-faktor yangterkait.
b)
Penyusunan hipotesis
Hipotesis yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk
memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan
dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis disusun
berdasarkan pengetahuan atau teori yang ada dan harus di uji kebenarannya dengan
obserevasi atau eksperimentasi.
c)
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat faktafakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh
melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba
atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta dikumpulkan melalui penginderaan.
d)
Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta
(data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.
Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan
hipotesis. Bila fakta tidak mendukung maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima
merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
3.Sikap Ilmiah
Salah satu tujuan dalam mempelajari Ilmu Alamiah adalah pembentukan sikap
ilmiah. Penerapan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan membentuk seorang ilmuwan
memiliki sikap ilmiah, yaitu :
a. Memiliki rasa ingin tahu atau kuriositas yang tinggi dan kemampuan
belajar yang besar.
Seseorang yang mempunyai sikap ilmiah apabila melihat peristiwa gejala
alam akan terangsang untuk ingin tahu lebih lanjut, mengenai apa,
bagaimana, dan mengapa peristiwa dan gejala itu terjadi. Dengan
pertanyaan-pertanyaan tersebut ia akan mencari dari berbgai sumber dan
salah satu sumber adalah teks buku yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
b. Tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti.
Apabila dalam masyarakat timbul suatu isu atau berita, seseorang yang
memiliki sikap ilmiah tidak begitu saja menerima begitu saja informasi
tersebut. Dalam diskusi ilmiah satiap pendapat harus disertai data dan
cara data itu diperoleh sehingga dapat di verivikasi.
c. Jujur
Seorang ilmuan telah dilatih untuk memperhatikan kontrol internal dalam
setiap
penelitiannya,
dengan
ini,
faktor-faktor
kebetulan
dapat
kebenaran yang terkandung dalam Ilmu Alamiah terletak pada metode ilmiah.
Kelebihan dan Kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah,maka pemecahan segala
masalah yang tidak dapat diterapkan metode ilmiah, tidaklah Ilmiah sebagai langkah pemecahan
atau prosedur ilmiah dapat di rinci sebagai berikut :
1. Pengindraan
Pengindraan merupakan langkah pertama dari metode ilmiah dansegala sesuatu
yang tidak dapat diindra, maka tidak dapat diselidiki oleh ilmu alamiah , walaupun
pengindraan tidak selalu langsung. Misalnya,mengenai magnetism dan inti atom yang
tidak dapat kita indra secara langsung,tetapi efek-efeknya dapat ditunjukan melalui alatalat. Seperti halnya pikiran, tidak dapat kita indera secara langsung , tetapi efeknya dapat
ditujukan dalam bentuk tingkah laku.
Agar pengindraan tepat dan benar, mka perlu pengulangan, dan pengulangan itu
dapat dilakukan juga oleh orang lain. Penginderaan yang tepat adalah sulit, memerlukan
waktu yang lama, dan setelah dicoba berkali-kali sering mengalami kegagalan. Setiap
orang dapat melakukan penginderaan melalui kelima inderanya, tetapi penginderaan yang
tepat sukur dilakukan karena sering adanya prasangka yang melekat pada pengindera itu.
Seorang ahli hukum lebih tajam penginderaannya terhadap saksi daripada orang umum,
demikian pula ahli music yang indera pendegarannya dengan latihan dan mengunakan
alat-alat yang telah ditera.
Untuk meminimalkan subjektivitas penginderaan, seringkali pengamatan
menggunakan instrumen standar. Contohnya, untuk mengetahui suhu air, tidak cukup
dengan kulit/tangan, tetapi perl dibantu dengan thermometer.
2. Masalah atau problem
Setelah penginderaan dan perenungan dilakukan, langkah kedua adalah
menemukan masalah. Dengan kata lain, membuat pertanyaan: Apakah yang ditemukan
melalui penginderaan itu? Mengapa begitu? Bagaimana hal itu terjadi? Dan seterusnya.
Penginderaan yang dilakukan oleh orang umum dan ilmuwan jelas berbeda karena
ilmuwan menunjukan kuriositas yang tinggi. Pertanyaan-pertanyaan seperti tersebut di
atas hendaknya relevan dan dapat diuji. Pengujiannya jelas memerlukan teknik yang
akurat.
Secara umum, untuk menemukan masalah digunakan pertayaan Bagaimana?
atauApa?. Pertayaan Mengapa ? menimbulkan kesukaran, dan sering diganti
Bagaimana? atau Apa?. Pertanyaan Mengapa Ala mini ada? termasuk katagori
yang tidak dapat diuji sehingga hal itu tidak termasuk bidang I.A.
3. Hipotesis
Pertanyaan yang tepat akan melahirkan suatu jawaban dan jawaban itu bersifat
sementara yang merupakan suatu dugaan. Dalam I.A. duagan sementara itu disebut
hipotesis. Untuk membuktikan apakah dugaan itu benar atau tidak, diperlukan fakta atau
data. fakta itu dapat diperlukan melalui survey atau eksperimen. Bila dat tidak
mendukung hipotesis, harus disusun hipotesis baru.
Hipotesis, kecuali didukung oleh data, agar muda dibuktikan harus bersifat
sederhana dan memiliki jangkauan yang jauh. Dalam membuat hipotesis, tidak asal aja,
walaupun dalam sejarah perna terjadi, yaitu ketika Kekule, seorang ahli kimia bangsa
Jerman membuat hipotesis tentang struktur zat kimia benzene. Pada suatu malam, setelah
menghadiri pesta yang banyak menghidangkan alcohol, Kekule bermimpi adanya enam
ekor kera yang menyusun diri saling menggigit ekor sehingga terbentuk konfigurasi
lingkaran segi enam. Rumus benzene yang disusun berdasarkan hipotesis Kekule itu pada
saat ini merupakan rumus yang dapat menghasilkan 400 jenis senyawa yang banyak
diproduksi dalam industri kimia.
Keadaan yang ideal untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis adalah melalui
pengujian dengan eksperimen.
4. Eksperimen
Eksperimen atau percobaan merupakan langkah ilmiah keempat. Pada titik ini,
I.A. dan non-I.A. dapat dipisakan secara sempurna.
Sebagian bessar orang mengadakan penginderaan, menyusun pertanyaan, dan
menduga jawabannya. Namun orang biasa akan berhenti sampai di situ saja. Sebaliknya,
seorang ilmuwan tidak berhenti sampai di situ saja. Sebaliknya, seorang ilmuwan tidak
akan berhenti sampai di situ, tetapi akan meneruskan pertanyaan, Mana buktinya?
Dalam sejarah, cara demikian merupakan suatu cara untuk menghilangkan pendapat
umum yang emosional, tidak didukung oleh bukti. Pendapat atau jawaban atas masalah
yang tidak didukung oleh bukti merupakan ilusi dan tidak bijaksana. Eksperimen dapat
menunjukan bukti, sehingga jawaban yang bersifat dugaan itu menjadi jawaban yang
benar atau alamiah sehingga semua faktor dapat dikendalikan dan hipotesis dapat diuji
kebenarannya.
Sebagai ulasan, akan dikemukakan hal berikut. Pada permulaan musim hujan,
kita melihat gejalah bahwa beberapa jenis lampu, missal lampu pijar, neon atau T.L., dan
merkuri pada malam hari dikerumuni berbagai jenis serangga. Gejalah ini
membangkitkan suatu hipotesis bahwa serangga tertarik pada sinar tertentu, tetapi tidak
tertarik pada sianr yang lain.
Teori
Bukti eksperimen merupakan dasar langka ilmiah berikutnya, yaitu teori. Apabila
suatu hipotensi telah didukung oleh bukti atau data yang meyakinkan dan bukti itu
diperoleh dari berbagai eksperimen yang dilakukan oleh berbagai peneliti dan bukti-bukti
menunjukan hal yang dapat dipercaya dan valid, walaupun dengan keterbatasan tertentu,
maka di susun teori.
Contoh serangga yang telah dikemukakan menunjukkan bukti kebenaran
hipotesis dan disokong oleh bukti dari berbagai penguji, lalu disusunlah suatu teori:
Serangga tertarik pada sinar yang memiliki panjang gelombang tertentu, tetapi tidak
tertarik pada sinar yang memiliki panjang gelombang tertentu, tetapi tidak tertarik pada
sinar yang memilik panjang gelombang tertentu lainnya harus sama. Bila teori tersebut
memiliki ramalan atau prediksi tinggi, kemungkinan berlakunya menjadi lebih luas.
Beberapa teori menunjukan validitas yang umum sehingga memiliki rangkuman
yang tinggi, maka teori itu menjadi hukum alam. Hukum gravitasi juga ditemukan dari
penginderaan semacam itu, yakni dari peristiwa jatuhnya buah apel ke bawah oleh
Newton. Berdasarkan hukum gravitasi itulah manusia dapat meninggalkan Bumi dengan
roket menuju ke benda-benda angkasa lainya.
Dari teori hubungan sinar dengan serangga di atas dikembangkan teori-teori baru
atau memanfaatkan teori itu untuk bidang pertanian, dan kesehatan, misalnya
dikembangkan lampu pengusir serangga yang dipasang di sekitar gudang bibji-bijian
( padi,gandum,jagung), lampu perangkap nyamuk, dan sebagainya.
Dari urain dia atas, I.A terdiri dari tiga komponen, yaitu produk, proses,dan
sikap. Contoh produk adalah konsep, teori, dan hukum. Proses merupakan keterampilan
untuk menemukan produk seperti keterampilan pengamatan, eksperimen. Sementara
contoh sikap adalah teliti, dan jujur.
C.
Pengertian,
Pembagian
dan
Perkembangan
IlmuPengetahuanAlam(IPA)
I.
Pengertian IPA
IPA merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan
dengan gejalah-gejalah kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan
induksi (H.W. Fowler et-al, 1951).
Sedangkan Menurut Nokes didalam bukunya 'Science in Education' menyatakan
bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
Kedua pendapat diatas sebenarnya tidak berbada. Memang benar IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) merupakan suatu ilmu teoritis, akan tetapi teori tersebut
didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan pada gejala-gejala alam.
Jadi dapatlah disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang
diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusu, yaitu melakukan observasi
eksperimentasi, penyimpul, penyusun teori, eksperimentasi, observasi dan
dimikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dan yang lain. Cara
untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah.
Metode ilmiah pada dasarnya merupakan cara yang logis untuk memecahkan
suatu masalah tertentu.
Pemecahan masalah itu dilakukan tahap demi tahap demi tahap dengan
urut langka-langka yang logis, dikumpulkannya fakta-fakta yang berkaitan
masalah tersebut, mengujinya berulang-ulang melalui eksperimen-eksperimen,
barulah diambil kesimpulan berdasarkan hasil-hasil eksperimen tersebut yang
diyakini kebenarannya.
Pendekatan
induktif
ialah
mengambil
suatu
kesimpulan
umum
berdasarkan hal-hal yang sudah dianggap benar diambil suatu kesimpulan dengan
menggunakan hal-hal yang sudah dianggap benar.
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan
yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan
berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada
pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat
unsur utama yaitu:
1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;
2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode
ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;
3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu
diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran
secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode
ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.
II.
b. Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan.
c.
Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan
tingkah laku sosial.
d. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan
pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya.
e.
Sejarah, pencatatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara
atau individu.
o Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan
serentetan sel sejenis
o Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu
III.
imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengetahuan dan ajaran semacam itu dapat disebut
Pseudo science (sains palsu), artinya mirip sains tetapi bukan sains sebenarnya.
2. Abad 15-16
Nicolas Copernicus (1473-1543) seorang astronom, ahi matematika dan ahli
pengobatan. Tulisannya yang terkenal dan merobak pandangan astronom jaman yunani
berjudul De Revolutionibus Orbium Calaestium (peredaran alam semesta). Buku tersbut
ditulis pada tahun 1507 M, tetapi tidak segera dipublikasikan karena prinseip
helosentrisme bertentangan dengan kepercayaan penguasa dan gereja pada saat itu.
Pokok ajaran yang dipaaprkan oleh Copernicus antara lain:
jauh, yaitu:
3. Awal abad 20
Pada waktu ini, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cukup cepat, degan
adanya revolusi industry, terjadi perkembangan pemanfaattan IPA dalam penerapan
teknologi secara nyata.
4. Abad 20
Perkembangan IPA sangat pesat setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan
relativitas pada abad 20. Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara
keseluruhan dan menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke
arah yang modern.
Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA Klasik dan
IPA Modern.
IPA klasik
merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling
melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik,
yakni mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan
cara tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah
lebih mendahulukan eksperimen dari pada teori.
IPA modern
adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada
praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang
bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di
mana ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.
Berdasarkan pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang dipaparkan di atas,
dapat diketahui bahwa penggolongan IPA menjadi IPA Klasik dan IPA Modern
didasarkan pada konsepsi, yang meliputi cara berfikir, cara memandang, dan cara
menganalisis suatu gejala alam.
Secara umum, langkah-langkah penerapan metode ilmiah pada IPA Klasik dan
IPA Modern adalah sama, yakni harus melalui penginderaan, perumusan masalah,
pengajuan hipotesis, eksperimen, dan penarikan kesimpulan (teori). Baik IPA Klasik
maupun IPA Modern keduanya memiliki tujuan akhir yang sama, yakni keingintahuan.
Namun pada IPA Klasik, suatu pengetahuan didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari
hasil eksperimen yang dilakukan dan kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena
terbatas pada media atau alat bantu penelitian. Sedangkan pada IPA Modern, suatu
pengetahuan diperoleh melalui eksperimen yang dilakukan dengan berkiblat pada teori
yang telah ada dan dengan bantuan teknologi yang lebih canggih dan maju, maka kajian
dari IPA Modern lebih mendetail. Sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai suatu fenomena alam. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa IPA Modern
merupakan pengembangan dari IPA Klasik.
1.
Abad 21
Pada abad ke 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi
dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi
dan komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat
menyiapkan peserta didik untuk melek akan IPA dan teknologi, mampu berpikir
logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan,
memang tidak banyak peserta didik yang menyukai bidang kajian IPA, karena
dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak
berminat menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap
berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik,
efisien, dan efektif.
D.
Relativitas IPA
tuntas. Oleh karena itu,tindakan yang paling baik adalah mendapatkan kesimpulan
sementara yang bersifst tentatif yang didasarkan pada semua data yang ada.
Demikianlah kebenaran dalam sians, tidak pernah mutlak dan tidak pernah
lengkap sebagai manusia. Sebagian manusia ,para ilmuan tetap bersikap rendah diri,
karena mereka yakin masih sedikit yang mereka ketahui. Pada suatu hari Dr,Walter
Stewart,seorang ekonom,berdiri di muka pintu Audororium di Princeton University
mengamati sekelompok mahasiswa Fakultas Sains dan matematika ysng keluar dari
seminar. Mereka itu riuh,aktif,cerdas, dan cekatan. Ia menghentikan mahasiswa yang
berjalan-jalan tergesah dan bertanya Bagaimana sminarnya ? mereka menjawab Hebat
,segala sesuatu yang kami ketahui minggu lalu tentang sains tidak benar lagi saat ini.
Seorang ilmuan mula mula berpegang pada konsep/teori (1) dari konsep/teori
merumuskan hipotesis (jawaban sementara terhadap masalah yang dijumpainya), (2)
berdasarkan pada hipotesisnya, ilmuwan merancang cara pengujian hipotesisnya (3) hasil
pegujiannya merupakan konsep/teori baru atau pembaruan kocep (4) siklus inilah yang
disebut dedukto-hipotetiko-verifikatif yamg merupakan siklus pengembangan ilmu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang
mempunyai rasa ingin tahu yang juga selalu berkembang (dinamis).
Dengan sifat ini, dalam benak manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa
sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu terjadi (how), dan mengapa demikian (why).
Ilmu Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar
dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Dan, manusia sebagai subjek pokoknya yang
dalam hal ini merupakan makhluk hidup yang paling tinggi kedudukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aly, dkk. 2011. Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Jasin Maskoeri. 1987. Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta : PT Rajagrapindo
Persada.
Soewandi, Hariwijaya dan Estu Sinduningrum. 2011. Ilmu Kealaman
Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.