4 - Deteksi Karbohidrat (Templated)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 58

KARBOHIDRAT

KELOMPOK

-Andy Khootama 1406573912


-Michaelle Flavin C 1406533516
-Nadia Alisha
1406533623
-Nur Annisa
1406605862
-Sangghadatu Abda M
1406569913

DETEKSI/ ANALISIS
KARBOHIDRAT

PENDAHULUAN
Karbohidrat
adalah
polihidroksil-aldehida
atau
polihidroksil-keton,
atau
senyawa
yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
Karbohidrat mengandunggugus fungsi karbonil
(sebagaialdehidaatauketon) dan banyak gugus
hidroksil.
Pada
awalnya,
istilah
karbohidrat
digunakan
untuk
golongan
senyawa
yang
mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa
yangnatom
karbonnya
tampak
terhidrasi
olehnmolekul air. Namun, terdapat pula karbohidrat
yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula
yang mengandungnitrogen, fosforus atau sulfur.

Analisis Karbohidrat
Kualitatif
Uji
Molisch

Uji
Benedic
t

Uji
Barfoed

Uji
Seliwan
of

Uji
Tollens

Uji
Iodium

Uji Bial

Uji
Osazon

Hidrolis
a
Sukrosa

Hidrolis
a Pati

Kualitatif: Uji Molisch


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Semua jenis karbohidrat
Prinsip:
Prinsip uji ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat
oleh
asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa
menghasilkan senyawa
hidroksi
metil furfural,
sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa
fulfural. Uji bersifat positif jika timbul
cincin merah
ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan -naftol dalam pereaksi
molish (-naftol yang terlarut dalam etanol 95%).

Kualitatif: Uji Molisch


Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.1. Reaksi pada uji molisch


Sumber: en.wikipedia.org

Kualitatif: Uji Molisch


Memasukan 15 tetes
Prosedur:larutan
yang ingin diuji

ke dalam tabung reaksi

Menambahkan 3 tetes
pereaksi molisch

Menambahkan 1mL
H22SO44 pekat

Memperhatikan
perubahan yang terjadi

Gambar 5.2. Hasil Positif


Uji Molisch
Sumber:

Kualitatif: Uji Benedict


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Gula
(karbohidrat)
pereduksi
semua
jenis
monosakarida dan
beberapa disakarida seperti
laktosa, glukosa dan maltosa
Prinsip:
Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton
bebas akan
mereduksi ion Cu 2+ dalam suasana
alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata.

Kualitatif: Uji Benedict


Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.3. Reaksi pada uji


benedict
Sumber: www.edubio.info

Kualitatif: Uji Benedict


Prosedur:
Memasukan 3
tetes larutan uji

Gambar 5.4. Hasil uji


benedict
Sumber:
www.harpercollege.edu

Menambahkan
2mL pereaksi
benedict

Memasukan ke
dalam
penangas air
selama 5 menit

Kualitatif: Uji Barfoed


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Monosakarida
dan
disakarida
(membedakan
keduanya dengan mengontrol kondisi percobaan; pH
dan waktu pemanasan)
Prinsip:
Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi
monosakarida
daripada
disakarida
dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.

Kualitatif: Uji Barfoed


Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.5. Reaksi pada uji barfoed


Sumber: www.harpercollege.edu

Kualitatif: Uji Barfoed


Prosedur:
Memasukan 1
mL larutan uji ke
dalam tabung
reaksi

Menambahkan 1
mL pereaksi
barfoed

Memanaskan
selama 3 menit

Mendinginkanny
a dalam air
mengalir

Bila tidak terjadi


reduksi selama 5
menit,
mengulang
pemanasan
selama 15 menit

Gambar 5.6. Hasil uji


barfoed
Sumber:
www.harpercollege.edu

Kualitatif: Uji Seliwanof


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus
keton)
Prinsip:
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hodroksimetilfurfural
dan
dengan
penambahan
resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna merah oranye.

Kualitatif: Uji Seliwanof


Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.7. Reaksi pada uji seliwanoff


Sumber: en.wikipedia.org

Kualitatif: Uji Seliwanof


Prosedur:
Memasukan 5
tetes larutan uji
ke dalam
tabung reaksi

Menambahkan
15 tetes
pereaksi
seliwanoff

Memanaskan
dalam
penangas air
selama 1 menit

Gambar 5.8. Hasil uji seliwanoff


Sumber: www.harpercollege.edu

Kualitatif: Uji Tollens


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Karbohidrat yang memiliki gugus aldehida
Prinsip:
Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion
Ag+ dalam reagen Tollens direduksi menjadi logam Ag.
Uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak
pada dinding dalam tabung
reaksi.

Kualitatif: Uji Tollens


Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.9. Reaksi pada uji Tollens


Sumber: sciencetechengiesmath.tumblr.com

Kualitatif: Uji Tollens


Prosedur:
Memasukan 2mL
pereaksi Tollens ke
dalam tabung
reaksi

Menambahkan
beberapa tetes
larutan uji

Memasukkan
tabung reaksi ke
dalam penangas
air selama 1 menit

Gambar 5.10. Hasil uji Tollens


Sumber: www.wonderwhizkids.com

Kualitatif: Uji Iodium


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Polisakarida
Prinsip:
Polisakarida dengan penambahan iodium akan
membentuk
kompleks adsorpsi berwarna yang
spesifik.
Amilum
atau
pati
dengan
iodium
menghasilkan warna biru , dekstrin
menghasilkan
warna merah anggur, sedangkan glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium
membentuk warna cokelat.

Kualitatif: Uji Iodium


Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.11. Reaksi pada uji iodium


Sumber: en.wikipedia.org

Kualitatif: Uji Iodium


Prosedur:
Memasukkan
3 tetes larutan
uji ke dalam
tabung reaksi

Menambahkan
2 tetes larutan
iodium

Gambar 5.12. Hasil uji iodium


Sumber: www.harpercollege.edu

Kualitatif: Uji Bial


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Pentosa
Prinsip:
Dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan
furfural dengan
penambahan orsinol (3.5-dihidroksi
toluena) akan berkondesasi
membentuk senyawa
kompleks berwarna biru.

Kualitatif: Uji Bial


Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.13. Reaksi pada uji bial


Sumber: en.wikipedia.org

Kualitatif: Uji Bial


Prosedur:
Memasukkan 5
tetes larutan uji
ke dalam tabung
reaksi

Menambahkan
10 tetes pereaksi
bial dan 2 tetes
HCl pekat

Memanaskan
dengan api kecil
sampai timbul
gelembung

Gambar 5.14. Hasil uji bial


Sumber: www.harpercollege.edu

Kualitatif: Uji Osazon


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau
keton
Prinsip:
Suatu aldosa atau ketosa dengan fenil hidrazin
akan
membentuk Kristal osazon. Kristal osazon yang
terbentuk khas sesuai dengan jenisnya.

Kualitatif: Uji Osazon


Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.15. Reaksi pada uji osazon


Sumber: en.wikipedia.org

Kualitatif: Uji Osazon


Prosedur:
Memasukkan 5mL
larutan uji ke dalam
tabung reaksi

Menambahkan
campuran fenil
hidrazon Na-asetat
kering

Mendinginkan
tabung reaksi

Mengamati
endapan yang
terbentuk di bawa
mikroskop

Memasukkan
tabung reaksi ke
dalam penangas air
selama 30 menit

Gambar 5.16. Hasil uji osazone di bawah mikroskop


Sumber: pharm-d-notes.blogspot.com

Kualitatif: Hidrolisa
Sukrosa
Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Sukrosa
Prinsip:
Sukrosa dalam HCl dalam keadaan panas akan
terhidrolisis, lalu
menghasilkan fruktosa dan glukosa.
Hal ini menyebabkan uji
Benedict dan Seliwanof
yang sebelumnya hidrolisis
menghasilkan hasil
negative menjadi positif. Uji Barfoed menjadi
positif
pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa
menghasilkan monosakarida.

Kualitatif: Hidrolisa
Sukrosa
Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.17. Reaksi pada hidrolisa sukrosa


Sumber: students.flatworldknowledge.com

Kualitatif: Hidrolisa
Sukrosa
Prosedur:

Mengisi
tabung reaksi
dengan 5 mL
larutan uji

Menambahkan
1 mL HCl
100%

Memasukkan
tabung reaksi
ke dalam
penangas air
selama 15
menit

Menguji
hidrolisa
dengan
reagen
benedict,
seliwanoff atau
barfoed

Kualitatif: Hidrolisa Pati


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Pati atau amilum
Prinsip:
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan
terhidrolisis
menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium
dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.
Hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji Benedict.

Kualitatif: Hidrolisa Pati


Reaksi yang terjadi:

Gambar 5.18. Reaksi pada hidrolisa pati


Sumber: users.rcn.com

Kualitatif: Hidrolisa Pati


Prosedur:
Memasukkan 25 mL
larutan pati 1% ke
dalam gelas kimia

Menambahkan 10
tetes HCl pekat

Memanaskannya
dengan penangas
air

Memanaskan uji
benedict dalam
penangas air

Pada waktu yang


sama menguji 3
tetes larutan dengan
pereaksi benedict

Menguji satu tetes


larutan dengan
iodium setiap 3
menit sekali

Analisis Karbohidrat
Kuantitatif
Analisis total gula (Metode Anthrone)

Analisis total gula (Metode Fenol)

Analisis gula reduksi (Metode Lane-Eynon)

Analisis Gula Reduksi (Nelson-Somogyi)

gula
(Metode Anthrone)
Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Seluruh karbohirat
Prinsip:
Prinsip dasar dari metode anthrone adalah senyawa
anthrone akan bereaksi secara spesifik dengan
karbohidrat dalam asam
sulfat pekat menghasilkan
warna biru kehijauan yang khas.
Senyawa anthrone
(9,10-dihydro-9- oxanthracene) merupakan
hasil
reduksi anthraquinone.

gula
(Metode Anthrone)
Reaksi yang berlangsung:

Gambar 5.19. Reaksi antara pereaksi anthrone dengan furfural dari karbohidrat
Sumber: thaimisc.pukpik.com

gula
(Metode Anthrone)
Prosedur pengerjaan:
A. Pembuatan kurva standar
1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup,
pipet
larutan
glukosa
standar
sebanyak
0,2;0,4;0,6;0,8; dan 1,0 ml (glukosa standar 0,2
mg/ml), lalu mengencerkan sehingga total
volume masing-masing tabung 1,0 ml.
2. Membuat larutan blanko dengan cara memipet 1
ml air destilasi ke dalam tabung reaksi lain.
3. Menambahkan pereaksi 5 ml Anthrone dengan
cepat ke dalam larutan glukosa standard dan
blanko kemudian tutup. Vortex dan kocok hingga
merata.

gula
(Metode Anthrone)
A. Pembuatan kurva standar
5.
Memindahkan larutan ke
dalam kuvet dan baca
absorbans dengan UV-Vis
spektrofotometer pada 630
nm.
6.
Membuat plot kurva yaitu
konsentrasi
(g)
glukosa
standar pada sumbu x dan
nilai absorbans pada sumbu
y.

Gambar 5.20. Cara kerja UV-Vis spektrofotometer


Sumber: en.wikipedia.org

gula
(Metode Anthrone)
Prosedur pengerjaan:
B. Analisis larutan uji
1. Melakukan pengenceran larutan uji
2. Memasukkan sebanyak 1ml larutan uji ke
dalam tabung reaksi tertutup
3. Melakukan tahap seperti pada pembuatan
kurva standar

gula
(Metode Anthrone)
Perhitungan
Perhitungan metode ini adalah dengan menentukan
konsentrasi gula dalam bahan uji mengguanakan
kurva standar (hubungan antara konsentrasi gula
standar dengan absorbans) dan memperhitunkan
pengenceran yang dilakukan.
Dimana:
G = konsentrasi gula dari kurva standar (gram)
FP = faktor pengenceran
W = berat bahan uji (gram)

Kuantitatif: Analisis total


gula (Metode Fenol)
Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Karbohidrat pada makanan
Prinsip:
Gula sederhana, oligosakarida, polisakarida, dan
turunannya
dapat bereaksi dengan fenol dalam
asam sulfat pekat
menghasilkan warna oranye
kekuningan yang stabil.

Kuantitatif: Analisis total


gula (Metode Fenol)
Reaksi yang berlangsung:

Gambar 5.21. Reaksi antara glukosa dengan naftol.


Naftol merupakan isomer dari fenol, namun dengan gugus hidroksil yang dimilikinya naftol lebih rekatif.

Kuantitatif: Analisis total


gula (Metode Fenol)
Prosedur pengerjaan:
A. Pembuatan kurva standar
1. Mengambil sebanyak 2ml larutan pada beberapa
konsentrasi
2. Menambahkan 1ml larutan fenol (5%) kemudian
melakukan vortex
3. Menambahakan 5 ml larutan asam sulfat pekat
dengan cepat secara tegak lurus kepermukaan
cairan
4. Mendiamkan selama 10 menit, vorteks, dan
menempatkan dalam penangas air selama 15
menit
5. Mengukur absorbansnya pada 490 nm untuk

Kuantitatif: Analisis total


gula (Metode Fenol)
Prosedur pengerjaan:
B. Analisis larutan uji
1. Melakukan pengenceran larutan uji
2. Memasukkan 2ml larutan uji ke dalam
tabung reaksi dan melakukan tahap seperti
pada pembuatan kurva standar

Kuantitatif: Analisis total


gula (Metode Fenol)
Perhitungan:
Perhitungan menggunakan metode fenol adalah
konsentrasi gula dalam bahan uji ditentukan dengan
menggunakan kurva standar (hubungan antara
konsentrasi gula standar dengan absorbans) dan
memperhitungkan pengenceran yang dilakukan.
Dimana:
G = konsentrasi gula dari kurva standar (gram)
FP = faktor pengenceran
W = berat bahan uji (gram)

reduksi (Metode LaneEynon)


Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Gula pereduksi
Prinsip:
Metode Lane-Eynon didasarkan pada reaksi reduksi
pereaksi
Fehling oleh gula-gula pereduksi. Penetapan
gula pereduksi dengan melakukan pengukuran volume
larutan gula pereduksi standar yang dibutuhkan untuk
mereduksi pereaksi tembaga
(II) basa menjadi
tembaga (II) oksida (Cu2O). Udara yang
mempengaruhi reaksi dikeluarkan dari campuran
reaktan
dengan cara mendidihkan laruta selama
titrasi. Titik akhir titrasi
ditunjukkan dengan metilen
blue yang warnanya akan hilang
karena kelebihan
gula pereduksi di atas jumlah yang dibutuhkan untuk

reduksi (Metode LaneEynon)


Reaksi yang berlangsung:

Gambar 5.22. Reaksi pada metode Lane-Eynon.


Sumber: sites.jmu.edu

reduksi (Metode LaneEynon)

Prosedur:
A. Standarisasi larutan fehling
1. Memasukkan 10 ml laruta campuran Fehling A dan B kedalam
erlenmeyer dan menambahkan 2-4 tetes metilen blue 0,2%.
2. Kemudian melakukan tahapan seperti pada analisis bahan uji.
B. Analisis larutan uji
1. Mencampurkan larutan fehling A dan B dengan volumen yang
sama
2. Mempipet 10 ml larutan dari hasil persiapan larutan uji ke dalam
erlemeyer
3. Menambahkan ke dalam erlenmeyer 10 ml larutan campuran
fehling A dan B serta 2-4 tetes metilen blue 0,2 %.
4. Memanaskan campura larutan di atas hot plate magnetic stirrer
5. Setelah mendidih, melakukan titrasi dengan larutan gula standart
sampai warna biru hilang

reduksi (Metode LaneEynon)


Perhitungan:
Dimana:
V0 = volume larutan glukosa standar untuk titrasi
larutan Fehling (ml)
VS = volume larutan glukosa standar untuk titrasi
contoh (ml)
G = konsentrasi larutan glukosa standar (g/ml)
TS = volume bahan uji total dari persiapan bahan uji
(ml)
T = volume bahan uji yang diperlukan untuk titrasi

Kuantitatif: Analisis Gula


Reduksi (Nelson-Somogyi)
Jenis karbohidrat yang dapat diuji:
Gula pereduksi
Prinsip:
Metode Nelson-Somogyi didasarkan pada reaksi
reduksi pereaksi tembaga sulfat oleh gula-gula
pereduksi. Gula
pereduksi mereduksi pereaksi
tembaga (II) basa menjadi tembaga (I) oksida (Cu2O).
Cu2O ini bersama dengan arsenomolibdat membentuk
senyawa komplek berwarna.
Intensitas warna
menunjukkan banyaknya gula pereduksi
dengan
pengujian menggunakan =520 nm.

Kuantitatif: Analisis Gula


Reduksi (Nelson-Somogyi)
Reaksi yang berlangsung:

Gambar 5.21. Reaksi pengendapan Cu 2O


Sumber: www.harpercollege.edu

Kuantitatif: Analisis Gula


Reduksi (Nelson-Somogyi)
Prosedur:
A. Pembuatan kurva standar
1. Menyiapkan 6 tabung reaksi masing
masing diisi dengan 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8
dan 1 ml larutan glukosa standar.
2. Menambahkan aquadest dalam tiap tiap
tabung tersebut sehingga volume untuk
tiap-tiap tabung mencapai 1 ml
3. Menambahkan 1 ml reagen Nelson pada
tiap-tiap tabung dan memanaskan dalam
air mendidih selama 20 menit
4. Mendinginkan semua tabung dengan cara

Kuantitatif: Analisis Gula


Reduksi (Nelson-Somogyi)
A. Pembuatan kurva standar
5. Menambahkan 1 ml reagen
Arsenomolibdat pada tiap-tiap tabung,
kocok homogen sampai semua endapan
kuprooksida larut semua.
6. Menambahkan 7 ml aquadest,kocok
homogen
7. Menghitung absorbansinya pada 540
nm dengan spektrofotometer
8. Membuat kurva standar hubungan antara
absorbansi dan konsentrasi
9. Menentukan persamaan kurva standarnya

Kuantitatif: Analisis Gula


Reduksi (Nelson-Somogyi)
B. Penentuan kadar gula reduksi sampel:
1. Mengambil 1 ml larutan sampel jernih,
lakukan prosedur yang sama dengan
pembuatan kurva standar mulai dari no. 3
7.
2. Menentukan kadar gula reduksi sampel
dengan menggunakan persamaan kurva
standar.

reduksi (Metode LaneEynon)


Perhitungan:
Perhitungan dalam metode ini adalah kandungan
gula pereduksi dalam contoh ditentukan dengan
menggunakan kurva standar (hubungan antara
konsentrasi gula standar dengan absorbans) dan
memperhitungkan pengenceran yang dilakukan.
Apabila kandungan gula pereduksi diketahui, maka
kandungan gula non-pereduksi dapat ditentukan
sebagai selisih antara kadar total gula dengan kadar
gula pereduksi.

DAFTAR
PUSTAKA
Lehninger, A.L. (1997).Dasar-dasar Biokimia(Jilid 1,
diterjemahkan oleh M. Thenawidjaja ed.). Jakarta: Erlangga.
pp.hlm. 313.
Kuchel, P.; Ralston, G.B. (2006). Schaum's Easy Outlines:
Biokimia (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku)
(diterjemahkan oleh E. Laelasari ed.). Jakarta: Erlangga. pp.
hlm. 1. Diakses pada tanggal 2016-05-06
Sudarmaji, B. dkk. 1982. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty : Yogyakarta
Yazid, Estien dan Lisda, Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum
BIOKIMIA untuk Mahasiswa Analis. Andi Ofset : Yogyakarta.

THANK
S!
Any
questions?

Anda mungkin juga menyukai