TUBERKULOSIS PARU
Disusun oleh:
Vicky Lusbianti, S. Ked
0918011085
Perceptor:
dr. Tantry Dwi Kaniya, Sp. Rad
KATA PENGANTAR
Pertama saya ucapkan terima kasih kepada Allah SWT. karena atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan referat yang berjudul Tuberkulosis Paru
tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan referat ini adalah sebagai salah
satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Tantry Dwi Kaniya, Sp.Rad yang telah
meluangkan waktunya untuk kami dalam menyelesaikan referat ini.
Kami
menyadari banyak sekali kekurangan dalam referat ini, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga referat ini dapat
bermanfaat bukan hanya untuk saya, tetapi juga bagi siapa pun yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (MTB). Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul
di dalam paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang
dengan daya tahan tubuh yang rendah) dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TB dapat menginfeksi
hampir seluruh organ tubuh seperti: paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang,
kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru. Diagnosis TB ditegakkan atas dasar anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologis dan
pemeriksaan bakteriologis. Hanya 5% penderita TB fase awal yang memberikan
gejala
klinis,
sehingga
sulit
mendapatkan
sputum
untuk
pemeriksaan
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh,
dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi
primer
2.2 Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah
mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency . Laporan WHO
tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis
pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif.
Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut
regional WHO jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 %
dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk
terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika hampir 2 kali lebih
besar dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk.
Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2 - 3
juta setiap tahun. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah
terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia tenggara yaitu 625.000 orang
atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Angka
mortaliti tertinggi terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk,
prevalens HIV yang cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus
TB yang muncul.
2.3 Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium
bovis,
sangat
jarang
disebabkan
oleh
Mycobacterium
avium.
juga
akan
mengalami
fibrosis
dan
enkapsulasi,
tetapi
Laboratorium
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai
keberhasilan
pengobatan
dan
menentukan
potensi
penularan.
Dahak
dikumpulkan
pada
hari
kedua,
saat
Radiologis
Kelainan pada foto toraks bisa sebagai usul tetapi bukan sebagai
diagnosa utama pada TB. Namun, Foto toraks bisa digunakan untuk
menyingkirkan kemungkinan TB paru pada orang-orang yang dengan
hasil tes tuberkulin ( +) dan tanpa menunjukkan gejala.
terapi
seperti
Pneumotoraks
torakoplastik,
torakoplastik dsb
9. Pemeriksaan roentgen tuberculosis paru saja tidak cukup dan
dewasa ini bahkan tidak boleh dilakukan hanya dengan
fluoroskopi. Pembuatan foto roentgen adalah suatu keharusan,
yaitu foto posterior anterior (PA), bila perlu disertai proyeksiproyeksi tambahan seperti foto lateral, foto khusus puncak APlordotik dan tekhnik-tekhnik khusus lainnya.
kemungkinan
kelanjutan
suatu
sarang
tuberculosis:
1. Penyembuhan tanpa bekas
Sering terjadi pada anak-anak (tuberkulosis primer dan pada orang
dewasa apabila diberikan pengobatan yang baik.
2.7 Penanganan
Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri
dari paduan obat utama dan tambahan.
Obat yang dipakai:
1. Jenis obat utama (lini I) yang digunakan adalah :
o
INH
Rifampisin
Pirazinamid
Streptomisin
Etambutol
Kanamisin
Amikasin
Kuinolon
Panduan Pengobatan :
I.
II.
TB paru kronik
RHZES / sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT yang sensitif) + obat lini 2
(pengobatan minimal 18 bulan)
VI.
MDR TB
TB paru primer
Pembesaran KGB pada TB paru
primer : Limfoma, sarkoidosis Pada TB paru primer, pembesaran
KGB dimulai dari hilus, baru ke paratrakea, dan pada umumnya
paru
TB anak: Pneumonia
TB post primer
1. NTM
2. Silikosis
3. Respiratory bronchiolitis interstitial lung disease (RB ILD)
4. Kavitas pada usia tua, kemungkinan karena tumor paru
5. kavitas multiple bisa dijumpai juga pada wegener granulomatosis
dan jamur.
2.9 Komplikasi
Pleuritis
Terjadi karena meluasnya infiltrat primer langsung ke pleura atau melalui
penyebaran hematogen. Pada keadaan normal rongga pleura berisi cairan
10-15 ml. Efusi pleura bias terdeteksi dengan foto toraks PA dengan tanda
meniscus sign/ellis line, apabila jumlahnya 175 ml. Pada foto lateral
dekubitus efusi pleura sudah bias dilihat bila ada penambahan 5 ml dari
jumlah normal. Penebalan pleura di apikal relative biasa pada TB paru atau
bekas TB paru. Pleuritis TB bias terlokalisir dan membentuk empiema. CT
Toraks berguna dalam memperlihatkan aktifitas dari pleuritis TB dan
empiema.
Penyebaran miliar
BAB III
KESIMPULAN
Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri dari paduan
obat utama dan tambahan. Obatnya yaitu antibiotik isoniazid, rifampisin,
pirazinamid, etambutol, streptomisin dan lainnya.
Komplikasi dini: pleuritis , efusi pleura, empiema, laryngitis. Komplikasi lanjut;
TB usus, Obstruksi jalan nafas , Fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis,
karsinoma paru, sindrom gaal nafas dewasa, meningitis TB
DAFTAR PUSTAKA