Anda di halaman 1dari 3

Angkutan Umum dan Kemacetan di Batam

Kemacetan di kota Batam disebabkan oleh jumlah pengguna kendaraan


yang

semakin

meledak. Meledaknya jumlah

kendaraan kebanyakan

dari

pengguna kendaraan pribadi baik kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4.


Bisa kita bayangkan jika jumlah showrum kendaraan roda dua yang ada di Batam
berjumlah 100 sedangkan jika setiap showrum nya memilki batas minimum
penjualan kendaraan berkisar 40 unit pertahun maka dalam setahun angka
kenaikan kendaraan roda dua berjumlah 4000 unit sedangkan angka pelebaran
jalan yang terjadi hanya mencapai 1% pertahunnya sehingga dapat di
bayangkan dalam beberapa tahun ke depan Batam akan berpotensi menjadi
salah satu kota termacet di Indonesia.
Salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi pemakaian kendaraan
pribadi adalah dengan menyediakan angkutan pemerintah dan angkutan umum.
contoh dari angkutan pemerintah adalah busway. Namun hingga saat ini busway
masih belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat, bisa kita ambil contoh
nya masyarakat yang bertempat tinggal di batu aji dan ingin pergi ke sekupang
sedangkan corridor busway yang tersedia tidak ada yang langsung menuju
sekupang melainkan harus menggunakan busway tujuan Batam centre dan
berpindah ke busway lain yang bertujuan ke sekupang. Dalam hal ini penulis
berpendapat jika penumpang yang mau menuju sekupang membawa sedikit
barang maka tidak akan menyebabkan masalah berpindah busway tetapi bagi
penumpang yang membawa banyak barang dan berat maka harus bekerja extra
untuk menurunkan barangnya dari 1 busway ke busway lainnya.
Selain itu busway belum bisa menjadi angkutan umum utama yang ada di
Batam, karena keterbatasan jumlahnya. Berdasarkan penulis jam 8 ke bawah
frekuensi

keberangkatan

busway

15

menit

sedangkan

jam

keatas

keberangkatan busway menjadi 30 menit sekali hal ini menyebabkan bagi


masyarakat yang pergi diatas jam 8 harus menunggu sekitar setengah jam untuk
bisa menaiki busway. Sehingga jika di bandingkan dengan Jakarta angkutan
busway sangat jauh sedikit dibandingkan yang ada disana, di Jakarta frekuensi
kedatangan busway sekitar 5 menit sekali.
Selain busway salah satu angkutan umum adalah carry, bimbar, dan dapur
12, Tetapi beberapa hal malah mengakibatkan masyarakat cenderung malas

untuk naik angkutan umum contoh nya factor supir yang sering ugal ugalan
dalam berkendara atau dengan tidak layaknya kendaraan tersebut.
Seharusnya pemerintah dan polisi lebih memberikan sanksi tegas kepada
sopir angkutan umum yang melakukan ugal ugalan contohnya dengan
menahan SIM nya untuk sementara waktu sehingga pelaku ugal ugalan
tersebut akan merasa jera dan berhati hati untuk melakukan kesalahan lagi.
Tetapi jika sopir tersebut tetap mengendarai secara ugal ugalan maka polisi
harus tanggap dan melakukan sanksi yang berat seperti dengan menahan mobil
tersebut sampai sopir angkutan menyelesaikan sanksi nya. Sanksi yang di
berikan ketika sopir angkutan umum yang melakukan kesalahan berulang
ulang ialah dengan memberikan mereka tata cara berkendara yang baik dan
melakukan simulasi cara berkendara seperti saat membuat SIM
Selain itu berbicara tentang kelayakan angkutan umum, tentu perhatian
kita akan mengarah pada pengujian kelayakan kendaraan umum yang di dalam
pengujian tersebut akan dinyatakan apakah kedaraan tersebut layak jalan atau
tidak. Pengujian ini seharusnya menjadi wahana bagi para sopir dan atau pemilik
untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada angkutan demi memberi
kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Namun, bagai menutup
bangkai, kekurangan yang jelas-jelas telah diketahui malah diusahakan dengan
berbagai cara agar jangan sampai diketahui petugas penguji. Sungguh sangat
miris ketika beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah acara yang
menayangkan bagaimana beberapa sopir menyiasati tes pengujian kelayakan
kendaraan dengan menyewa ban dan mengganti onderdil yang sudah tidak
layak hanya pada tes uji kelayakan saja. Dan setelah itu mereka memasang
kembali ban dan onderdil yang sudah tidak layak tersebut. Harapan saya,
semoga penggalakkan dan ketegasan pengujian kelayakkan kendaraan yang
saat ini sedang ramai terjadi bukan hanya sekadar obat penenang sementara
bagi masyarakat yang mulai marah pada angkutan umum dan integritas
penanggung jawab keberadaan angkutan.

Rasa nyaman, dan aman adalah hal yang harus di proritaskan dalam
berkendara bagaimana mungkin penumpang senang naik angkutan umum jika
mereka malah tidak nyaman dan aman hal ini yang menyebabkan masyarakat
beralih menggunakan kendaraan pribadi di bandingkan menggunakan angkutan
umum.

Anda mungkin juga menyukai