Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KASUS BESAR ANESTESI

SERORANG WANITA USIA 56 TAHUN DENGAN SYOK HIPOVOLEMIK


ET CAUSA HEMATEMESIS
Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan klinik senior di bagian
Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :
A.A. Gede Suprihatin Suputra
22010115210099
Pembimbing :
dr. Syahrizal

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU ANESTESIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Nama

: A.A. Gede Suprihatin Suputra

NIM

: 22010115210099

Fakultas

: Kedokteran

Judul

: Seorang Wanita Usia 56 tahun dengan Syok Hipovolemik et


causa Hematemesis

Bagian/SMF

: Ilmu

Anestesiologi,

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Diponegoro Semarang

Semarang, 6 Mei 2016


Pembimbing

dr. Syahrizal

BAB I
PENDAHULUAN
Syok merupakan manifestasi klinis dari kegagalan sirkulasi yang berakibat
pada penggunaan oksigen sel yang tidak adekuat. Kondisi syok menjadi kondisi
yang membahayakan jiwa pasien apabila tidak dilakukan penanganan sejak awal.
Tipe syok meliputi syok hipovolemik, kardiogenik, distributif dan obstruktif. 1
Langkah utama dalam penanganan syok adalah pengenalan tanda dan gejala
syok. Pengenalan ini akan mengantarkan pada penatalaksanaan yang tepat waktu
dan dapat mengurangi morbiditas maupun mortalitas pasien syok.2
Pengetahuan mengenai patofisiologi syok penting untuk menentukan etiologi
syok sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan penyebab
primernya. Syok hipovolemik diakibatkan oleh perdarahan maupun dehidrasi
yang mengakibatkan berkurangnya cairan intravaskuler sebanyak 20-25% secara
akut. Syok kardiogenik diakibatkan oleh kegagalan kontraktilitas jantung yang
berakibat terganggunya kestabilan hemodinamik.3 Syok obstruktif diperantarai
oleh adanya trauma thorakal yang mengganggu venous return sehingga
penatalaksanaan definitif sadalah terapi utama. Syok distributif merupakan
manifestasi vasodilatasi vaskuler sistemik, baik akibat inflamasi sistemik pada
sepsis, hilangnya tonus vaskuler pada trauma neurogenik maupun histamin release
pada syok anafilaktik, sehingga dperlukan terapi vasopressor sesegera mungkin.2,3
Syok hipovolemik merupakan jenis syok yang paling sering ditemukan. Syok
ini ditandai dengan penurunan tekanan darah, cardiac output, tekanan vena sentral,
dan tekanan arteri pulmonal.4 Kondisi syok yang darurat ini harus dikenali sedini
mungkin guna terapi dan intervensi yang cepat serta tepat untuk mencegah kondisi
lebih buruk pada pasien. Pengelolaan syok meliputi survei primer dan sekunder,
diikuti pencarian penyebabnya. penanganan yang tepat dapat mengurangi angka
mortalitas dan morbiditas yang diakibatkan oleh kondisi syok.

Anda mungkin juga menyukai