Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
kegiatan sambatan digerakkan oleh prinsip timbal balik, dimana ketika ada seseorang yang
telah ditolong oleh orang lain, maka orang itu memiliki suatu kewajiban untuk memberi
pertolongan kepada pihak yang telah menolongnya. Sedangkan dalam kegiatan kerja bakti
prinsip timbal balik tersebut tidak ada. Ketiga, menurut pendekatan historisnya, kerja bakti
ada atau dapat ditemukan ketika manusia telah saling hidup berkelompok dan mempunyai
sistem kepemimpinan formal. Sedangkan kegiatan sambatan sendiri sudah ada ketika
manusia lahir didunia, karena setiap individu yang lahir bumi dianugrahi naluri untuk saling
tolong menolong bagi sesamanya.
Bagi sebagian besar orang yang hidup di desa, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
terkadang masih kurang. Tak jarang ada kebutuhan-kebutuhan tertentu yang tidak dapat
dipenuhi, seperti kebutuhan sandang dan papan. Atau mungkin ketika ingin mengadakan
suatu hajatan/acara yang belum bisa terlaksana karena keterbatasan dana. Keterbatasan dana
itu membuat mereka tidak ada pilihan lain untuk meminta tolong. Disinilah tenaga sambatan
dibutuhkan, karena tenaga sambatan dilakukan dengan sukarela dan tidak ada sistem upah.
Sambatan hadir sebagai solusi untuk meringankan beban pekerjaan orang yang meminta
tolong. Jadi kemampuan masyarakat dalam hal ekonomi berhubungan erat dengan pilihan
masyarakat untuk menggunakan tenaga sambatan. Sebab dalam kenyataan yang ada dalam
masyarakat ketidakmampuan secara ekonomilah yang menjadi alasan bagi masyarakat untuk
lebih memilih menggunakan tenaga sambatan. Berbeda dengan orang yang mempunyai
kemampuan lebih secara ekonomi, mereka bisa leluasa untuk memilih menggunakan tenaga
ahli karena mereka mempunyai biaya untuk membayar tenaga ahli.
Sambatan ibarat sebuah alat untuk mengikat warga masyarakat agar tetap dalam
wadah kerukunan. Dalam hal ini warga masyarakat saling menggantungkan harapan agar
kelak ia akan ditolong ketika ada musibah. Warga tahu bahwa hidup bermasyarakat dan
tolong menolong adalah hal yang penting untuk menjaga kerukunan dalam masyarakat desa.
Untuk menjaga kerukunan tersebut, sambatan menjadi salah satu jalan untuk melangkah
menuju kerukunan pada masyarakat. Jadi selain sebagai pengikat kesatuan dan persatuan di
dalam masyarakat, kegiatan sambatan (tolong menolong) dalam masyarakat juga untuk
menghindarkan masyarakat dari perpecahan. Sehingga untuk menjaga kerukunan dalam
masyarakat, masyarakat perlu mewujudkan kerukunan tersebut salah satunya dengan cara
melakukan kegiatan-kegiatan dengan bentuk kerja sama maupun saling tolong menolong
seperti sambatan.
Namun, seiring dengan perkembangan jaman, telah terjadi perubahan pada kegiatan
sambatan yang juga tak luput dari pengaruh modernisasi yang merambah pada tingkat
pedesaan. Modernisasi dan kemajuan teknologi telah memberikan dampak yang cukup besar
terhadap budaya sambatan. Banyak faktor yang menyebabkan budaya sambatan mulai luntur.
Faktor yang pertama adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap tenaga ahli.
Jumlah tenaga ahli yang lebih banyak saat ini dibandingkan dengan tenaga sambatan
membuat masyarakat mempercayakan masalah penyelesaian pekerjaan kepada tenaga ahli.
Kepercayaan tersebut seperti sebuah label bahwa perkerjaan yang ditangani oleh jasa tenaga
ahli akan lebih baik jika dibandingkan dengan tenaga sambatan yang hanya menggunakan
kemampuan sebisanya. Anggapan lebih baik menggunakan tenaga ahli tersebut telah
menggeser peran sambatan dalam masyarakat untuk beralih menggunakan tenaga ahli yang
lebih praktis dan cepat. Akibatnya, intensitas sambatan semakin menurun jika dibandingkan
dengan dulu. Tenaga sambatan pada jaman sekarang diposisikan sebagai tenaga pembantu
tukang seperti tukang kayu dan tukang batu untuk mengerjakan pekerjaan seperti kegiatan
membangun rumah. Tenaga
sambatan
membutuhkan keahlian khusus dan membutuhkan penanganan yang teliti, sehingga tenaga
sambatan kini lebih dipandang sebagai tenaga pembantu tenaga ahli, karena keahlian khusus
dan membutuhkan penanganan teliti tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli. Seperti yang
kita ketahui bahwa tenaga sambatan adalah tenaga yang membantu sebisanya dan tidak
dituntut untuk mempunyai kemampuan tertentu.
Faktor penyebab lunturnya sambatan yang kedua adalah mulai memudarnya rasa sosial
yang tertanam di masyarakat baik di pedesaan. Faktor ketiga adalah arus globalisasi yang
semakin lama semakin merasuk dalam sendi-sendi kebudayaan masyarakat yang menjadikan
individu yang konsumtif dan hedonisme, sehingga individu sekarang ini sangat
mengandalkan uang yang mereka miliki untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Dan
faktor terakhir yang menyebabkan budaya sambatan semakin luntur adalah pekerjaan yang
terikat waktu, seperti pegawai kantoran, Guru, pengusaha dan lain-lain sehingga ketika ada
tetangga mereka yang membutuhkan bantuan untuk melaksanan suatu hajat, mereka tidak
bisa hadir untuk mengikuti sambatan.
Sehubungan dengan semakin lunturnya tradisi sambatan tersebut, maka diperlukan upaya
untuk melestarikan tradisi sambatan tersebut melalui beberapa cara. Cara yang pertama yaitu
denga meminimalisir atau bahkan menghilangkan anggapan yang menyatakan bahwa
perilaku gotong royong tolong menolong tidak penting. Dengan cara seperti ini maka
diharapkan akan terbangun motivasi dalam diri masyarakat lapisan bawah untuk
menanamkan semangat melestarikan perilaku kegotongroyongan, terutama sambatan. Cara
yang kedua adalah dengan meminimalisir jarak yang jauh antar lapisan masyarakat. Dengan
cara ini maka dimungkinkan apabila ada kegiatan sambatan yang dilakukan oleh seseorang,
maka orang lain tidak akan canggung untuk memberikan bantuannya. Cara yang ketiga
adalah dengan diberlakukannya peraturan dalam masyarakat bahwa masyarakat diwajibkan
untuk mengikuti kegiatan gotong royong dan apabila ada masyarakat yang melanggarnya
maka akan diberikan sanksi sosial berupa teguran dan denda. Cara yang keempat, apabila
memiliki pekerjaan yang waktunya terikat, maka diharapkan agar tetap datang ke warga yang
punya acara sambatan kemudian meminta maaf karena tidak bisa ikut membantu. Selain itu
juga bisa dilakukan dengan cara memberikan bantuan berupa finansial seperti jajanan, beras,
gula, teh, dan lain-lain. Barang-barang tersebut tentunya akan sangat membantu orang yang
sedang punya acara sambatan tersebut.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sambatan merupakan sebuah tradisi
yang mengandung banyak makna dan manfaat dalam kehidupan masyarakat. Sambatan
merupakan sebuah kegiatan gotong royong yang umumnya ada pada masyarakat pedesaan di
Jawa dan merupakan bagian dari bentuk sistem tolong menolong yang pada dasarnya tidak
ada sistem upah pada pelaksanaannya. Tolong menolong dalam masyarakat desa telah
menjadi kebiasaan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat di desa sejak jaman dahulu
hingga sekarang. Dengan kebiasaan masyarakat yang saling tolong menolong diharapkan
ikatan persaudaraan dalam masyarakat akan semakin erat dan niscaya kerukunan akan
tercipta. Sehingga kegiatan sambatan (tolong menolong) sangat besar manfaatnya bagi
kehidupan masyarakat pedesaan. Namun pada kenyataannya, sistem tolong menolong ini
telah mengalami perubahan. Tidak semua bentuk kegiatan sambatan ada dalam kehidupan
masyararakat sekarang. Keterlibatan warga makin berkurang dalam kegiatan sambatan
karena berbagai faktor seperti modernisasi, kepraktisan dan kesibukan sehingga
dimungkinkan akan memudarkan kekerabatan di dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh
karena itu, diperlukan kesadaran yang tinggi dalam diri masyarakat akan pentingnya kegiatan
tolong menolong demi terciptanya kerukunan dan solidaritas sosial yang kuat.
---SEKIAN---