MAKALAH
KMB I
KATARAK
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
DESI NANINURHAYATI
DEVI NOVIANINGRUM
ESA FEBRIANTO N
ENI SETIOWATI
(12.005)
( 12.006)
(12.013)
(12.123)
kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di dunia.
Setidaknya terdapat delapan belas juta orang di dunia menderita kebutaan akibat
katarak. Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil survey kesehatan indera 1993-1996,
katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar 52%.
Katarak memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia. Akan tetapi,
ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktor-faktor ini
antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama pada negara tropis,
paparan dengan radikal bebas, merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin,
riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid
jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia.
B. Tujuan
Tujuan Umum
1. Perawat dan pembaca dapat mengetahui definisi penyakit Katarak.
2. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana jenis-jenis penyakit
Katarak.
Tujuan Umum
1. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana gejala dan tanda-tanda
penyakait Katarak.
2. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana penyebab penyakit
Katarak.
3. Perawat dan pembaca dapat mengetahui bagaimana pengobatan penyakit
Katarak.
C. Manfaat
1. Dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui karakteristik dari penyakit
Katarak.
2. Dengan adanya makalah ini kita dapat mengantisipasi terjadinya penyakit Katarak.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyakit Katarak bisa menyerang manusia ?
2. Bagaimana awal terjadinya penyakit Katarak ?
3. Bagaimana cara pengobatan penyakit Katarak ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang
menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena faktor usia, namun juga
dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kondisi tersebut. Katarak juga dapat
terjadi setelah trauma, inflamasi atau penyakit lainnya.
Katarak berasal dari bahasa yunani kataarrhakies yang berarti air terjun. Dalam
bahasa Indonesia, katarak disebut bular, yaitu penglihatan seperti tertutup air terjuan
akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya ( Ilyas,1999 cit Anas Tamsuri, 2011 : 54 ).
B. Etiologi
Katarak disebabkan oleh berbagai factor, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Trauma
Terpapar substansi toksik
Penyakit predisposisi
Genetik dan gangguan perkembangan
Iinfeksi virus di masa pertumbuhan janin
Usia
Penuaan merupakan penyebab utama dari katarak (95 %) dan 5 % disebsbkan kerusakan
congenital, trauma,keracunan atau penyakjit sistemik.
Derajat kerusakan yang disebabkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas
( kepadatan) dari kekeruhan selain karena umur ,pekerjaan gaya hidup dan tempat tinggal
seseorang.
Menurut etiologinya katarak dibagi menjadi :
1. katarak seni.le ( 95 %) .
katarak ini disebabkan oleh ketuaan (lebih 60 tahun).
Menurut catatan The framinghan eye studi, katarak terjadi 18 % pada usia 65
74 tahun dan 45 % pada usia 75 84 tahun. Beberapa derajat ktarak diduga
D.
KLASIFIKASI KATARAK
PATHWAYS
E. Manifestasi Klinik
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya klien melaporkan
penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat tertentu
yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya meliputi
pengembunann seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pendangan
menjadi kabur atau redup, mata silau yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah
melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada penderita katarak adalah sebagai
berikut:
1. Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf,
2.
3.
4.
5.
6.
penglihatan ke retina.
Lapang Penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg)
Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma
Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kontrol DM
10. Keratometri.
11. Pemeriksaan lampu slit.
12. A-scan ultrasound (echography).
13. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
14. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.
G. Penatalaksanaan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang
dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa
mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak
perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan
sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata
lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran
uvea) terdiri dari 3 struktur:
I.
Pengkajian keperawatan
a.
Anamnesa
Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :
1. Identitas / Data demografi
Berisi nama, usia (Katarak bisa terjadi pada semua umur tetapi pada
umumnya pada usia lanjut dan Pada pasien dengan katarak konginetal biasanya
sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun, sedangakan pasien dengan katarak
juvenile terjadi pada usia < 40 tahun, pasien dengan katarak presenil terjadi
pada usia sesudah 30-40 tahun, dan pasien dengan katark senilis terjadi pada
usia > 40 tahun), jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari
secara langsung atau Pada pekerjaan laboratorium atau yang berhubungan
dengan bahan kimia atau terpapar radioaktif/sinar-X, tempat tinggal sebagai
gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai
identitas pasien.
menyilaukan mata.
Lampu dan matahari sangat mengganggu.
Sering meminta ganti resep kaca mata.
Lihat ganda.
Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat (hipermetropia).
Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain.
DM
Hipertensi
Pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu
resiko katarak.
4. Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas
biasanya atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
5. Neurosensori
Gejala yang terjadi pada neurosensori adalah gangguan penglihatan
kabur/tidak jelas, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap
penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat atau merasa di
ruang gelap. Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi di
sekitar sinar, perubahan kaca mata, pengobatan tidak memperbaiki penglihatan,
fotophobia (glukoma akut). Gejala tersebut ditandai dengan mata tampak
kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), pupil menyempit dan merah
atau mata keras dan kornea berawan (glukoma berat dan peningkatan air mata)
6. Nyeri/kenyamanan
Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan/atau mata berair. Nyeri tibatiba/berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.
7. Pembelajaran/pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata (katarak) kaji riwayat
keluarga apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji
riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi,
steroid / toksisitas fenotiazin.
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Dalam inspeksi, bagian-bagian mata yang perlu di amati adalah dengan melihat lensa
mata melalui senter tangan (penlight), kaca pembesar, slit lamp, dan oftalmoskop
sebaiknya dengan pupil berdilatasi. Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros
mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa
yang keruh (iris shadow). Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya
imatur, sedang bayangan kecil dan dekat dengan pupil terjadi pada katarak matur.
c.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kartu mata Snellen/mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan): mungkin terganggu dengan kerusakan lensa, system saraf atau
penglihatan ke retina ayau jalan optic.
2. Pemeriksaan oftalmoskopi: mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optic, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme.
3. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan anemi sistemik/infeksi.
4. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: dilakukan untuk memastikan
aterosklerosis.
5. Tes toleransi glukosa / FBS : menentukan adanya/ control diabetes.
J.
Masalah Keperawatan
A. Pre Operatif
1. Gangguan sensori-perseptual: penglihatan b/d gangguan penerima
sensori/status organ indera, lingkungan secara terapeutik dibatasi.
2. Resiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori
penglihatan-kehilangan vitreus, pandangan kabur
3. Kecemasan b/d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur
tindakan pembedahan
B. Post Operatif
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma insisi
2. Gangguan persepsi sensori- perceptual penglihatan berhubungan dengan
fungsi mata terpasang bebat
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan prognosis, pengobatan, kurang
terpajan informasi, keterbatasan kognitif.
4. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan
katarak).
K. Intervensi
A. Pre-Operatif
No. Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Dx
1
Mandiri
Mandiri
keperawatan selama
1)
1)
3x24jam
Kebutuhan tiap
intervensi bervariasi
sebab kehilangan
penglihatan terjadi
2)
Hasil :
tehadap lingkungan.
Orientasikan klien
Mengenal gangguan
Memberikan
peningkatan kenyamanan
dan kekeluargaan,
terhadap perubahan.
disorientasi pasca
Mengidentifikasi/memp
operasi.
3)
Observasi tanda-tanda
disorientasi.
3)
Terbangun dalam
Memberikan
menurunkan bingung.
dengan menyentuh.
5)
5)
ketajaman dan
Ingatkan klien
Perubahan
menggunakan kacamata
menyebabkan bingung
penglihatan dan
25 persen, penglihatan
meningkatkan resiko
belajar untuk
6)
mengkompensasi.
dibutuhkan/posisi bel
6)
Memungkinkan
pemanggil dalam
jangkauan/posisi yang
tidak dioperasi.
memudahkan panggilan
untuk pertolongan bila
diperlukan.
Mandiri:
Mandiri:
keperawatan selama
1)
1)
criteria hasil:
aktivitas, penampilan,
balutan mata.
yang diperlukan.
2)
2)
terlibat dalam
kemungkinan cedera.
meminimalkan risiko
Menyatakan
Mengubah lingkungan
Membantu
Menurunkan tekanan
pada jahitan/jahitan
meningkatkan keamanan.
terbuka.
3)
Menurunkan stress
operasi/menurunkan TIO.
membongkok.
4)
Ambulasi dengan
4)
regangan daripada
dengan anastesi.
5)
Anjurkan
Memerlukan sedikit
menggunakan teknik
5)
Meningkatkan
bimbingan imajinasi,
menurunkan TIO.
Pertahankan
6)
Digunakan untuk
7)
Observasi
menurunkan gerakan
mata.
7)
Menunjukkan
8)
tekanan mata.
indikasi:
Antiemetic, contoh
Kolaborasi:
proklorperazin
8)
(Compazine),
meningkatkan TIO.
Asetazolamid
Memerlukan tindakan
Mual/muntah dapat
1)
Kaji tingkat
akan dipengaruhi
diaharapkan kecemasan px
bagaimana informasi
hasil:
-
1)
Derajat kecemasan
individu.
Pasien mengungkapkan 2)
Beri kesempatan
pasien untuk
cemas/takutnya.
3)
ditujukan.
melaporkan kecemasannya
fisik pasien.
Pasien dapat
2)
3)
Mengungkapkan
Mengetahui respon
fisiologis yang
4)
mengungkapkan
kecemasan.
pemahaman mengenai
4)
informasi pembedahan
akibatnya.
pengetahuan pasien
yang diterima.
Meningkatkan
dalam rangka
mengurangi kecemasan
5)
dan kooperatif.
5)
tindakan
kecemasan dan
6)
meningkatkan
Mengurangi
6)
Mengurangi
digunakan.
B. Post Operatif
No. Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional
Dx
1
Hasil
Setelah diberikan
1)
asuhan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri
pasien dapat
2)
berkurang / hilang
Kriteria hasil :
- klien dapat
3)
mengontrol
pencahayaan
3) cahaya yang kuat
4)
mengurangi nyeri
Kurangi tingkat
nyerinya
Skala nyeri 0 (0-10)
Setelah dilakukan
Mandiri
Mandiri
asuhan keperawatan
1.
1.
selama 3x24jam
ningkatkan
ketajaman
progresif.
penglihatan dalam
2.
batas situasi
lingkungan.
2.
Memberikan peningkatan
individu dengan
Kriteria Hasil :
3.
Mengenal
gangguan sensori
Terbangun dalam
dan berkompensasi
3.
Observasi tanda-tanda
terhadap perubahan.
disorientasi.
- Mengidentifikasi
/memperbaiki
potensial bahaya
dalam lingkungan.
mengakibatkan kebingungan
terhadap orang tua .
4.
Memberikan rangsang
menyebabkan bingung
menyentuh.
5.
Ingatkan klien
menggunakan kacamata
6. Memungkinkan pasien
melihat objek lebih mudah dan
memudahkan panggilan untuk
pertolongan bila diperlukan.
ada.
Setelah dilakukan
Mandiri:
asuhan keperawatan
1)
1)
selama 3x24jam
Meningkatkan pemahaman
uan px bertambah
2)
dengan criteria
hasil:
2)
pemahaman
kondisi/proses
penglihatan berawan.
Menyatakan
penyakit dan
Tekankan pentingnya
Pengawasan periodik
pengobatan.
Melakukan dengan
memperbaiki defisit
penglihatan.
menjelaskan alasan
3)
tindakan.
Dapat bereaksi
yang diberikan.
4)
3)
Informasikan pasien
4)
menyebabkan TD meningkat
Diskusikan kemungkinan
Aktivitas yang
Anjurkan pasien
mencetuskan
menghindari membaca,
pendarahan.Catatan: iritasi
batuk/bersin dapat
meningkatkan TIO.
6)
Memberikan masukan
(sendiri/orang lain).
6)
Dorong aktivitas
menggunakan penglihatan
radio, berbincang-bincang,
secara penuh.Catatan:menonton
menonton televisi.
menyebabkan cedera
kecelakaan pada mata.
8)
Mecegah cedera
Anjurkan pasien
kepala.
9)
aktivitas seksual.
8)
Tekankan kebutuhan
Mencegah cedera
mulut/mata terbuka.
perabot.
11) Mempertahankan
menghindari mengejan.
mencegah terjadinya
komplikasi serius,
kemungkinan kehilangan
penglihatan.
berair, fotofobia.
Setelah dilakukan
Mandiri
Mandiri
asuhan keperawatan
1)
1)
selama 3x24jam
diharapkan tidak
menyentuh/mengobati mata.
terjadi infeksi
2)
2)
- Meningkatkan
penyembuhan luka
drainase purulen,
3)
- Mengidentifikasi
intervensi untuk
yang dioperasi.
mencegah/menurun
Kolaborasi:
4)
Diskusikan pentingnya
Gunakan/tunjukkan teknik
Teknik aseptik
indikasi :
-
Menurunkan jumlah
3)
Mencegah kontaminasi
Antibiotic (topical,
parenteral,atau
Kolaborasi:
subkonjungtival).
4)
Steroid
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya
menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena
dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan
yang kabur pada retina.
Katarak ada beberapa jenis menurut etiologinya yaitu katarak senile, kongenital,
traumatic, toksik, asosiasi, dan komplikata.
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak
tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan
mengganti kacamata. Karena kekeruhan (opasitas) lensa sering terjadi akibat
bertambahnya usia sehingga tidak diketahui pencegahan yang efektif untuk katarak yang
paling sering terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Tamsuri, 2011, Klien Gangguan Mata dan Penglihatan Jakarta. EGC
Sidarta llyas, 2003, Ilmu Penyakit Mata Jakarta FKUI
http://aanborneo.blogspot.com/2013/04/makalah-katarak.html, jam 18:30 tgl 20 9 2013
http://gexmi.blogspot.com/2012/12/makalah-katarak.html jam 18:30, jam 18:57 tgl 20 9 2013
http://liriyantoasy.wordpress.com/2012/02/08/makalah-katarak/ jam 19:03 tgl 20 9 - 2013
Entri Populer
MAKALAH KATARAK
DESI NANINURHAYATI
Google+ Followers
Arsip Blog
2013 (23)
o November (15)
o Oktober (8)
ANATOMI JANTUNG
MAKALAH KATARAK
Mengenai Saya