dari nodus sinus atau menghambat total penjalaran impuls jantung dari atrium ke
ventrikel melalui nodus AV.
Asetilkolin yang dilepaskan pada ujung saraf vagus sangat meningkatkan
permeabilitas membrane serabut terhadap ion kalium, sehingga akan mempermudah
terjadinya kebocoran kalium yang cepat dari serabut-serabut konduksi. Hal ini
menyebabkan peningkatan kenegatifan (hiperpolarisasi) di dalam serabut sehingga
menjadi kurang peka terhadap eksitasi
Di dalam nodus sinus, keadaan hiperpolarisasi akan menurunkan potensial membrane
istirahat dari serabut nodus sinus ke suatu nilai yang jauh lebih negative dari pada
biasanya yaitu sampai pada -65 sampai -76 mV dibandingkan normalnya -55 sampai
-60 mV. Oleh karena itu awal peningkatan potensial membrane nodus sinus yang
disebabkan oleh masuknya natrium dan kebocoran kalsium membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk mencapai nilai ambang potensial untuk eksitasi. Keadaan ini
akan sangat memperlambat irama ritmis dari serabut-serabut nodus tersebut.
Didalam nodus AV keadaan hiperpolarisasi menyebabkan stimulasi saraf vagus yang
akan menyulitkan serabut-serabut atrium yang kecil memasuki nodus untuk
mencetuskan aliran listrik dalam jumlah yang cukup untuk merangsang serabutserabut nodus. Oleh karena itu akan terjadi penurunan faktor keamanan bagi
penjalaran impuls jantung yang melewati serabut penghubung untuk masuk ke dalam
serabut-serabut nodus AV. Penurunan yang derajatnya sedang hanya akan
memperlambat konduksi impuls, tetapi penurunan yang besar akan menghambat
konduksi secara keseluruhan.
Guyton A.C., Hall J.E. 2006 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Lauralee, Sherwood. 2011.Fisiologi Manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC