B.
PPh Ps.22
Ketentuan yang mengatur
1. Pasal 22 UU PPh
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010
sebagamana telah diubah dengan Nomor 224/PMK.011/2012
3. Peraturan Dirjen Pajak Nomor Per - 57/PJ/2010
sebagamana telah diubah Nomor Per - 15/PJ/2011
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03/2008
Pihak yang ditunjuk sebagai pemotong dan Obyek
pemotongannya
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
atas impor barang
2. a. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)
sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah,
Instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga
negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas
pembelian barang
b. Bendahara Pengeluaran
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang
yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP)
c. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau
pejabat penerbit Surat Perintah Membayar
yang diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang kepada
pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran
langsung (LS)
3. Badan Usaha Milik Negara
yaitu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan, yang meliputi :
a. PT Pertamina (Persero),
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero),
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk,
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk,
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk,
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk,
PT Adhi Karya (Persero) Tbk,
PT Hutama Karya (Persero),
PT Krakatau Steel (Persero)
4.
5.
6.
7.
8.
C.
b.
600.000.000,00
15.000.000,00
60.000.000,00
675.000.000,00
2.
PPh Ps.22
Contoh :
Bendahara suatu Instansi pemerintah melakukan pembelian
computer dan peralatannya dari Rekanan CV Computindo seharga
Rp 22.000.000,00
termasuk PPN, pembayarannya melalui KPPN
Rp
DPP =
100/110 X Rp 22.000.000,00
PPh Ps.22 1,5%
PPN 10%
Jumlah pembayaran
Jumlah yang diterimakan kepada CV
Computindo
3.
20.000.000,00
300.000,00
2.000.000,00
22.000.000,00
19.700.000,00
b.
c.
DPP =
PPh Ps.22 1,5%
PPN 10%
Jumlah pembayaran
Jumlah yang diterimakan kepada PT Sarana
Usaha
4.
200.000.000,00
3.000.000,00
20.000.000,00
220.000.000,00
197.000.000,00
c.
DPP
PPN 10%
1.000.000.000,00
100.000.000,00
5.
2.500.000,00
1.102.500.000,00
DPP
PPN 10%
PPn BM 40%
PPh Ps.22 0,45%
Jumlah yang harus dibayar oleh Alex
6.
12.000.000.000,00
1.200.000.000,00
4.800.000.000,00
54.000.000,00
18.054.000.000,00
1)
b.
c.
DPP =
PPN 10%
PPh Ps.22 0,25%
PBBKB 5%
Jumlah yang harus dibayarkan oleh PT BBM
kepada PT PERTAMINA
2.000.000.000,00
200.000.000,00
5.000.000,00
100.000.000,00
2.305.000.000,00
7.
Contoh :
PT Upaya Makmur dalam bulan Maret 2013 melakukan pembelian
bahan
dari CV Agromina (supplier komoditi pertanian)
untuk keperluan industri & ekspor, sebesar Rp 110.000.000,00
termasuk PPN.
Atas pembayaran ini, PT Upaya Makmur memungut PPh Ps.22
sebesar 0,25%
Rp
100.000.000,00
250.000,00
10.000000,00
110.000.000,00
250.000,00
109.750.000,00
8.
Contoh :
Penjualan apartemen oleh pengusaha property PT Realita
kepada Sdr. Marzuki
(direktur pemasaran perusahaan exim PT Lautan Emas),
Harga jual (termasuk PPN 10% dan PPn BM 20%) Rp
14.300.000.000,00
Rp
DPP
100/130 X Rp 14.300.000.000,00
PPN 10%
PPn BM 20%
PPh Ps.22 5%
Jumlah yang harus dibayar oleh Sdr. Marzuki
11.000.000.000,00
1.100.000.000,00
2.200.000.000,00
550.000.000,00
14.850.000.000,00
D.
2.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
3.
4.
5.
b.
c.
pecah
Badan Usaha Milik Negara tertentu dan Bank-bank Badan
Usaha
Milik Negara
yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecahpecah
pembayaran untuk :
1) pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas,
pelumas,
benda-benda pos
2) pemakaian air dan listrik
dilakukan tanpa Surat Keterangan Bebas (SKB)
6.
7.
E.
Lain-lain
1. Penunjukan Pemungut PPh Pasal 22
dilakukan tanpa Surat Keputusan Kepala KPP (secara otomatis)
2. Besarnya tarif pemungutan PPh Ps.22 yang diterapkan terhadap
Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif yang diterapkan
terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib
Pajak
3. Peraturan Menteri Nomor 154/PMK.03/2010
sebagamana telah diubah dengan Nomor 224/PMK.011/2012