sebagai ancaman serius dalam hidupnya. Kesulitan ini hanya dapat ditembus oleh
kuasa Roh Kudus yang sanggup memulihkan pandangan hidup manusia sesuai
dengan iman yang dianugerahkan ALlah dalam Yesus Kristus. Jika tidak demikian,
akan selalu ada kecenderungan manusia untuk berpaham sinkretisme setiap
ajaran.agama baru. Dalam upaya mendekatkan Injil kepada manusia dan
mempersiapkan atau menjembatani manusia untuk menerima pelayanan Injil yang
dikerjakan oleh Roh Kudus, lahirlah : Kontekstualisasi dan Inkulturisasi (memakai
kebudayaan untuk ber-PI).
2. Pola Hidup
Pola hidup manusia sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana dia hidup. Hal ini
dilakukan secara turun-temurun sehingga lahirlah adat-istiadat. Pada umumnya
adat-istiadat ini dijiwai dan berhubungan erat dengan agama yang dianut
masyarakat. Keadaan ini juga merupakan hambatan yang cukup besar dalam
pelayanan Injil. Sebab sekali lagi Injill dianggap sebagai ancaman untuk mengubah
pola hidup yang telah dalam setiap pelayanan bagi mereka yang baru bertobat.
Lima Macam Sikap Gereja Terhadap Dunia dan Kebudayaan
1. Sikap Radikal : Kristus menentang kebudayaan
Sikap yang menekankan antara Krsitus dengan kebudayaan. Kristus dianggap
berlawanan dengan masyarakat. Manusia harus memilih Kristus atau kebudayaan.
Ia tidak dapat memilih keduanya, ia tidak
dapat mengabdi kepada dua tuan (1 Yoh 2:15, 16). Orang yang setia kepada Kristus
harus menolak dunia. Sikap radikal ini disertai dengan empat masalah teologia.
2. Sikap Akomodasi : Kristus milik kebudayaan
Melihat keselarasan antara Kristus dan kebudayaan. Kehidupan Yesus dan
pengajaranNya dianggap sebagai prestasi manusia yang paling agung. Dalam Yesus
cita-cita proses peradaban diwujudkan. Karenanya selain mencintai Kristus,
manusia juga mencintai kebudayaan. Penekanan utama mereka pengajaran dan
keteladanan hidup Yesus. Ia lebih dilihat sebagai Pengajar Agung daripada sebagai
Juruselamat dan Tuhan. Karena itu untuk menarik orang kepada Kristus, mereka
menekankan persamaan antara Injil dan kebudayaan.
3. Sikap Perpaduan : Kristus di atas kebudayaan
Meyakini bahwa kebudayaan tidak sama sekali bersifat jahat dan tidak sama sekalu
bertentangan dengan Kristus. Menyetujui bahwa manusia dipanggil untuk
mematuhi Allah dan menerima panggilan Allah untuk membangun masyarakatnya
dan mengembangkan kebudayaannya. Karena itu manusia tidak harus memilih
kebudayaan dan Kristus. Sekalipun Kristus berbeda dengan kebudayaan, Ia juga
relevan dengan kebudayaan, terlebih Ia adalah Tuhan atas kebudayaan. Karena
meyakini bahwa Injil melampaui kebudayaan, berarti tujuan hidup manusia tidak
dapat dicapai hanya berdasarkan usaha manusia, dalam hal ini membutuhkan kasih
karunia Allah.
Daftar Pustaka
Sumber : "Christ and Culture" oleh H Richard Niebuhr
Santoso, Magdalena P. (). Kekristenan dan Kebudayaan
Yohame, James S. (2010). Kekristenan dan Kebudayaan (dalam Perspektif
Masyarakat). Retrieved April 22, 2016 from http://suwelepiliyam.blogspot.co.id/2010/09/kekristenan-dan-kebudayaan-dalam.html