Anda di halaman 1dari 4

ESSAY

VISI MISI SEBAGAI CALON PANWAS KABUPATEN/KOTA

Oleh:
Ilham Ary Wahyudie
(Calon Panwas Kabupaten Bangka)

Disampaikan pada tahap wawancara


Seleksi Anggota Panitia Pengawas Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2016

PANGKALPINANG, 25 MEI 2016

Essay visi misi sebagai Calon Panwas Kabupaten/Kota

VISI & MISI PANWAS KABUPATEN

ewis dan Smith (1994) memberikan 10 poin atau ciri yang harus ada
dalam sebuah visi untuk membentuk sebuah visi yang sempurna dan
benar. Salah satu cirinya adalah memperhatikan kultur, nilai, dan sejarah.

Merujuk pada visi Bawaslu sebagai lembaga pengawal terpercaya dalam


penyelenggaraan pemilu yang demokratis, bermartabat, dan berkualitas maka
sebagai salah satu organ pengawas pemilu ditingkat kabupaten seyogyanya
memiliki pandangan yang sama sehingga visi saya sebagai calon Pengawas
kabupaten adalah :
"menjadi panitia pengawas kabupaten yang mandiri, jujur, dan adil dengan
memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal".
Mandiri merupakan salah satu asas yang harus dipedomani oleh
penyelenggara pemilu. Mandiri bermakna berpihak pada sebuah kebenaran
berdasar pada suatu aturan perundangan yang berlaku. Sifat mandiri juga berarti
memiliki kebebasan dari segala bentuk pengaruh atau intervensi pihak lain yang
dapat mengurangi kemampuan pengawasan penyelenggaraan pemilihan umum
kepala daerah (pemilukada) dalam melaksanakan pemilu yang langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil. Sifat mandiri juga sering disebut dengan sifat
independen. Kemandirian atau independensi pengawasan penyelenggaraan
pemilukada harus melekat baik pada kelembagaan maupun fungsi pengawasan
yang dijalankan.
Jujur dimaknai sebagai sebuah konsistensi dalam diri seseorang untuk
menyampaikan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah berdasar
pada suatu aturan yang berlaku. Jujur harus dimiliki oleh segenap anggota
pengawas pemilu kabupaten pada khususnya dan penyelenggara pemilu pada
umumnya agar pemilihan umum dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan serta

Hal. 1

untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih
sesuai dengan kehendaknya.
Adil adalah perlakuan yang sama tanpa ada pengistimewaan ataupun
diskriminasi terhadap peserta pemilu, pemilih, dan penyelenggara pemilu pada
umumnya. Asas ini harus dimiliki dan diaplikasikan dalam pengawasan
penyelenggaraan pemilu oleh segenap anggota Panwas kabupaten. Pendekatan
yang dapat dilakukan agar asas ini dapat dijalankan adalah dengan sebuah sistem
pengawasan yang baik. Prosedur standar operasi dan turunannya (form) harus
dimiliki dan dipahami oleh semua anggota panwas kabupaten dan jajaran
dibawahnya.
Pendidikan pemilih tentang kepemiluan bukanlah semata-mata menjadi
tugas penyelenggara Pemilu, melainkan menjadi tugas bersama seluruh elemen
masyarakat, mulai dari peserta pemilu, tokoh masyarakat, tokoh agama,
akademisi, lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi kepemudaan maupun
organisasi kemasyarakatan. Kearifan lokal (local wisdom) masyarakat dapat
menjadi modal strategis dalam menentukan metode, kontens dan materi
sosialisasi yang dilakukan oleh segenap elemen termasuk panwas sebagai bagian
dari penyelenggara pemilu. Kegiatan sosialisasi yang dirancang dan disesuaikan
dengan konteks kearifan lokal akan lebih mudah diterima dan dipahami
masyarakat, yang pada akhirnya akan mempengaruhi masyarakat untuk ikut
berperan aktif dalam proses penyelenggaraan pemilu dan demokrasi.
Visi tersebut perlu dibuat misi dan langkah strategis guna mencapainya dan misi
yang saya susun dengan memperhatikan misi Bawaslu adalah sebagai berikut:
1. Membangun soliditas seluruh anggota, sekretariat panwas kabupaten,
dan jajaran dibawahnya;
2. Menjalankan administrasi kepengawasan secara bertanggung jawab,
transparan, dan akuntabel;
3. Menjalankan pengawasan yang efektif, efisien dan koordinatif;
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu dalam bentuk
pengawasan partisipatif.
Hal. 2

Kepercayaan publik terhadap kualitas kinerja pengawasan pengawas


pemilu perlu ditumbuhkan. Kepercayaan publik diawali dengan langkah
membangun kepercayaan didalam keanggotaan pengawas pemilu. Asas
keterbukaan dan transparansi bukan saja diterapkan keluar namun harus terinternalisasi secara total. Anggota dan sekretariat panwas merupakan satu
kesatuan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Dukungan sekretariat
dalam bentuk kegiatan administratif dan anggaran yang bertanggungjawab
diperlukan guna mewujudkan kemandirian dalam pengawasan.
Sistem pengawasan yang meliputi pencegahan, penindakan, dan
penyelesaian sengketa harus dilakukan secara efektif, efisien, dan koordinatif.
Pemahaman tentang permasalahan kepemiluan dimengerti dengan baik oleh
seluruh anggota. Pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan
kepemiluan harus dilakukan secara kolektif kolegial, berdasar bukti dan fakta,
serta selalu berkoordinasi dengan jajaran diatas dan/atau dibawahnya maupun
pihak-pihak lainnya.
Pelibatan masyarakat dalam pengawasan perlu dilakukan dalam kerangka
pengawasan partisipatif. Pengawasan secara formal dilakukan oleh Bawaslu dan
jajarannya namun akan lebih efektif bila masyarakat secara sadar ikut
berpartisipasi dalam pengawasan tersebut. Langkah kecil yang dilakukan
masyarakat seperti memberikan informasi tentang pelanggaran atau gejala
pelanggaran penyelenggaraan pemilu kepada panwas dan jajaran dibawahnya
merupakan sebuah partisipasi besar dalam sistem pengawasan. Panwas
kabupaten dan jajaran dibawahnya merupakan fasilitator dalam pengawasan
pemilu didalam sebuah kabupaten sehingga selain melakukan fungsinya sebagai
pengawas juga bertanggung jawab secara moral dalam memberi pemahaman
kepada masyarakat luas tentang arti pentingnya pengawasan partisipatif.

Hal. 3

Anda mungkin juga menyukai