Anda di halaman 1dari 2

Stacking Pattern

Berdasarkan litologi penyusun log pada gambar, didapatkan kenampakan


coarsening upward. Pada kedalaman 400 -270 feet litologi berupa shelf mudstone
lalu pada kedalaman 270-265 feet litologi berupa shallow marine sandstone.
Shallow marine sandstone memiliki ketebalan lebih tipis dari shelf mudstone.
Mulai dari kedalaman 265 feet sampai 90 feet, perselingan shallow marine
sandstone dengan shelf mudstone terus terbentuk tetapi semakin mengkasar. Pada
kedalaman 160 feet sampai 90 feet shallow marine sandstone yang terbentuk
setebal 65 feet, sisanya shelf mudstone. Stacking pattern yang sesuai untuk
kedalaman 400 feet sampai 90 feet adalah parasekuen progradasi.

Pada

kedalaman 90-70 feet terdapat coastal plain sandstone and mudstone. Litologi ini
masih menjadi bagian dari parasekuen progradasi. Pada kedalaman 70-0 feet
stacking pattern berubah menjadi retrogradasi. Hal tersebut terlihat dari litologi
kasar yang menipis dan lebih dominan menuju ke shelf mudstone.
Flooding Surface dan Maximum Flooding Surface
Flooding surface pada gambar berada pada garis warna merah. Flooding
surface tersebut ditentukan dari kenampakan litologi log yang secara tiba-tiba
berubah. Perubahan secara tiba-tiba tersebut terjadi dari litologi kasar ke halus
yaitu marine sandstone menjadi shelf mudstone. Flooding surface maksimum
berada pada kedalaman 265 feet. Hal tersebut menunjukkan mulai terjadi
perubahan pola menjadi mengkasar ke atas.
Sequence Boundary
Sequence boundary dari log tersebut terletak pada kedalaman 70 feet.
Batas tersebut ditentukan dari perubahan litologi yang kembali menjadi halus
secara tiba-tiba. Hal itu mengindikasikan perubahan lingkungan dengan ruang
akomodasi lebih besar. Untuk parasequence berada setiap terbentuk flooding
surface yaitu pada kedalaman 70-400 feet. Urutan litologi yang masih berpola
sama/ membentuk stacking pattern yang relatif sama.

System Tract
Berdasarkan stacking pattern log tersebut, system tract yang terbentuk
mula-mula adalah lowstand system tract. Air laut relatif naik sehingga ruang
akomodasi lebih besar dari pasokan sedimen. Selanjutnya terbentuk system tract
transgressive system tract, yaitu ruang akomodasi bertambah besar tetapi pasokan
sedimen dari darat juga mulai bertambah. Pasokan sedimen terus bertambah dan
semakin mendominasi dibanding pertambahan ruang akomodasi sehingga
terbentuk High stand system tract. HST terjadi dalam periode cukup lama hingga
akhirnya pasokan sedimen tiba-tiba berkurang drastis. Proses tersebut diiringi
penurunan permukaan air laut, sehingga terjadi pengurangan pasokan sedimen
berukuran kasar. Yang terbentuk adalah falling-stage system tract.
Potential Reservoir dan Kebutuhan Tambahan Data
Pada umumnya fluida dapat terjebak pada sandstone. Litologi mudstone
cenderung kurang permeabel untuk menyimpan fluida. Dilihat dari litologi yang
ada pada log tersebut, sandstone terakhir ditemukan pada kedalaman 270 feet.
Namun pada kedalaman tersebut sandstone yang ada tidak begitu tebal.
Kedalaman yang paling berpotensi adalah pada kedalaman 200-70 feet. Log kedua
(sisi kanan) juga menjadi pertimbangan dalam mengetahui potensi fluida
hidrocarbon yang terkandung. Dari log kedua tersebut yang di-intersect dengan
log pertama akan diketahui potensi fluida (warna hijau tua). Namun 2 log tersebut
masih kurang untuk menentukan jenis fluida dan potensi fluida. Sehingga tidak
dapat diketahui jenis fluida (air atau hidrokarbon) dan juga porositas dari batuan.
Daftar Pustaka
Boggs, Sam. 2006. Principles of Sedimentology and Stratigraphy. New Jersey:
Pearson Prentice Hall. Halaman 451-455.

Anda mungkin juga menyukai