S DENGAN STEMI
DI RUANG ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
Disusun Oleh :
1; Andri Susilowati
NIM. P07120213005
NIM. P07120213007
NIM. P07120213012
NIM. P07120213020
NIM. P07120213037
2; Arsinda Prastiwi
3; Diego Jazman Rois
4; Ichtiarfi Waryanuarita
5; Wanti Nurin Salasa
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN STEMI
DI RUANG ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
Disusun Oleh :
1; Andri Susilowati
NIM. P07120213005
NIM. P07120213007
NIM. P07120213012
NIM. P07120213020
NIM. P07120213037
2; Arsinda Prastiwi
3; Diego Jazman Rois
4; Ichtiarfi Waryanuarita
5; Wanti Nurin Salasa
Mei 2016
Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan
Pembimbing Lapangan
BAB I
TINJAUAN TEORI
A; Pengertian
Lokasi
Anterior
Gambaran EKG
Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1V4/V5
Anteroseptal
Anterolateral
Lateral
Inferolateral
Inferior
Inferoseptal
True posterior
RV Infraction
B; Etiologi
miokard pertama ini diperkirakan dari berbagai faktor resiko tinggi yang
mulai muncul pada wanita dan laki-laki ketika berusia muda. Wanita
agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan
kemudian menjadi sama rentannya seperti pria. Hal diduga karena adanya
efek perlindungan estrogen (Santoso, 2005).
Abnormalitas kadar lipid serum yang merupakan faktor resiko
adalah hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar kolesterol
atau trigliserida serum di atas batas normal. The National Cholesterol
Education Program (NCEP) menemukan kolesterol LDL sebagai faktor
penyebab penyakit jantung koroner. The Coronary Primary Prevention
Trial (CPPT) memperlihatkan bahwa penurunan kadar kolesterol juga
menurunkan mortalitas akibat infark miokard (Brown, 2006).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Peningkatan
tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi vaskuler terhadap
pemompaan darah dari ventrikel kiri. Akibatnya kerja jantung bertambah,
sehingga ventrikel kiri hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa.
Bila proses aterosklerosis terjadi, maka penyediaan oksigen untuk miokard
berkurang. Tingginya kebutuhan oksigen karena hipertrofi jaringan tidak
sesuai dengan rendahnya kadar oksigen yang tersedia (Brown, 2006).
Merokok meningkatkan resiko terkena penyakit jantung kororner
sebesar 50%. Seorang perokok pasif mempunyai resiko terkena infark
miokard.
Di Inggris, sekitar 300.000 kematian karena penyakit
kardiovaskuler berhubungan dengan rokok (Ramrakha, 2006). Menurut
Ismail (2004), penggunaan tembakau berhubungan dengan kejadian
miokard infark akut prematur di daerah Asia Selatan.
Obesitas meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner.
Sekitar 25-49% penyakit jantung koroner di negara berkembang
berhubungan dengan peningkatan indeks masa tubuh (IMT). Overweight
didefinisikan sebagai IMT > 25-30 kg/m dan obesitas dengan IMT > 30
kg/m
Obesitas sentral adalah obesitas dengan kelebihan lemak berada di
abdomen. Biasanya keadaan ini juga berhubungan dengan kelainan
metabolik seperti peninggian kadar trigliserida, penurunan HDL,
2; Laboratorium
b;
c;
d;
e;
f;
g;
h;
i;
j;
k;
l;
m;
n;
E; Patofisiologi
F; Pathway
G; Pemeriksaan Penunjang
5;
6;
7;
8;
9;
13;
14;
15;
16;
Gelisah
- Akral dingin
- Kulit pucat, sianosis
- Output urine menurun
2; Pengkajian Sekunder
a; Pemeriksaan fisik
1; Aktifitas
Gejala : Kelemahan, Kelelahan, Tidak dapat tidur, Pola hidup
menetap, Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
- Takikardi
- Dispnea pada istirahat atau aktivitas
2; Sirkulasi
Gejala :
riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner,
masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
- Tekanan darah, Dapat normal / naik / turun,
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk
atau berdiri
- Nadi: Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau
lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler
lambat, tidak teratus (disritmia)
-
3;
4;
5;
6;
7;
8;
Jenis Pemeriksaan
EKG
Laboratorium:
Enzim/Isoenzim Jantung
Radiologi
Ekokardiografi
Radioisotop
Interpretasi Hasil
c; Diagnosa Keperawatan
1; Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri
2;
3;
4;
5;
koroner.
Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen
miokard dengan kebutuhan tubuh.
Kecemasan
(uraikan
tingkatannya)
b/d
ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-ekonomi;
ancaman kematian.
(Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan
frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung; penurunan
preload/peningkatan
tahanan
vaskuler
sistemik;
infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti
aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.
(Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d
penurunan/sumbatan aliran darah koroner.
Rasional
Nyeri
adalah
p
subyektif yang tamp
variasi respon verbal
yang juga bersifat
sehingga perlu di
secara rinci untuk
intervensi yang tepat.
Menurunkan rangsang
yang
dapat
me
keadaan nyeri yang terj
Membantu menurunka
respon
nyeri
memanipulasi adaptasi
tubuh terhadap nyeri.
Nitrat mengontrol nye
efek vasodilatasi kor
meningkatkan sirkulas
dan perfusi miokard.
Agen yang dapat m
nyeri melalui efek
rangsang
simpat
indikasi: kontraksi mio
buruk)
Morfin atau narkotik
dipakai untuk menuru
hebat pada fase akut
berulang
yang
ta
dihilangkan dengan nitr
Rasional
tekanan abdominal.
4; Batasi pengunjung sesuai dengan keadaan klinis 3;
klien.
5; Bantu aktivitas sesuai dengan keadaan klien dan
jelaskan pola peningkatan aktivitas bertahap.
6; Kolaborasi pelaksanaan program rehabilitasi pasca
serangan IMA.
4;
5;
6;
respon
terhadap aktivitas.
Menurunkan kerja mi
konsumsi oksigen, m
risiko komplikasi.
Manuver
Valsava
menahan napas, menun
keras dan menged
mengakibatkan
b
penurunan curah jan
kemudian
disusul
takikardia
dan
p
tekanan darah.
Keterlibatan dalam pe
panjang dapat melelah
tetapi kunjungan oran
dalam suasana tenan
terapeutik.
Mencegah aktivitas
sesuai dengan kemam
jantung.
Menggalang
kerjasa
kesehatan
dalam
penyembuhan klien.
Rasional
1; Pantau
Klien
mungkin
menunjukkan keluha
langsung tetapi kecem
dinilai dari perilaku v
non
verbal
yang
menunjukkan
kegelisahan,
k
penolakan dan sebagain
Respon klien terhad
IMA bervariasi, dap
cemas/takut terhadap
kematian,
cemas
ancaman kehilangan
perubahan peran so
sebagainya.
3; Informasi yang tepa
situasi yang dihadapi k
menurunkan
kece
asing terhadap lingkun
dan
membantu
mengantisipasi dan
situasi yang terjadi.
4; Meningkatkan
relak
menurunkan kecemasan
Rasional
1; Pantau TD, HR dan DN, periksa dalam keadaan 1; Hipotensi dapat terja
dikunyah
5; Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
klien
6; Pertahankan patensi IV-lines/heparin-lok sesuai
indikasi.
7; Bantu
pemasangan/pertahankan
jantung bila digunakan.
paten-si
pacu
2;
3;
4;
5;
6;
7;
5; (Risiko
tinggi)
Perubahan
perfusi
penurunan/sumbatan aliran darah koroner.
jaringan
komplikasi GJK. Pe
curah jantung ditunju
denyut nadi yang lema
yang meningkat.
S3 dihubungkan den
regurgitasi mitral, p
kerja ventrikel kiri ya
infark yang berat. S4
berhubungan dengan
miokardia, kekakuan
dan
hipertensi.
menunjukkan ganggu
darah normal dalam
seperti pada kelain
kerusakan septum at
otot papilar.
Krekels menunjukkan
paru yang mungkin ter
penurunan fungsi miok
Makan dalam volume
dapat
meningkatka
miokard dan memicu
vagal
yang
men
terjadinya bradikardia.
Meningkatkan suplai
untuk kebutuhan mio
menurunkan iskemia.
Jalur IV yang paten pen
pemberian obat dar
terjadi disritmia atau
berulang.
Pacu
jantung
merupakan tindakan
sementara selama fase
mungkin
diperlukan
permanen
pada
luas/kerusakan sistem k
b/d
Intervensi Keperawatan
1; Pantau perubahan kesadaran atau keadaan mental 1; Perfusi
Rasional
serebral
2;
3;
4;
5;
6;
7;
2;
3;
4;
5;
6;
7;
8;
9;
memecahkan
beku
memperbaiki perfusi m
Rasional
(Furosemid/Lasix,
Hidralazin/
Apresoline,
Spironlakton/ Hidronolak-ton/Aldactone)
7; Pantau kadar kalium sesuai indikasi.
4;
5;
6;
7;
Indikasi terjadinya ed
sekunder akibat dek
jantung.
Dicurigai adanya G
kelebihan
volume
(overhidrasi)
Penurunan curah
mengakibatkan ganggu
ginjal, retensi natriu
penurunan
haluaran
Keseimbangan cairan p
ditunjang gejala lain (p
BB yang tiba-tiba) me
kelebihan volume c
jantung.
Memenuhi kebutuha
tubuh orang dewasa t
disesuaikan
dengan
dekompensasi jantung.
Natrium mengakibatk
cairan sehingga harus d
Diuretik mungkin
untuk mengoreksi
volume cairan.
Hipokalemia dapat te
terapi
diuretik
ya
meningkatkan
p
kalium.
jantung
dan
Intervensi Keperawatan
Rasional
3;
4;
5;
pembelajaran
dipengaruhi oleh kesi
dan mental klien.
Meningkatkan penyera
pembelajaran.
Memberikan informa
luas tidak lebih
daripada
penjelasan
dengan penekanan pa
penting yang signif
kesehatan klien.
Aktivitas
ini
meningkatkan
beba
miokard
dan
me
kebutuhan oksigen s
merugikan kontraktil
dapat memicu serangan
5; Meningkatkan aktivit
bertahap meningkatkan
dan mencegah aktiv
berlebihan. Di sampin
dapat meningkatkan
kolateral dan mem
kembalinya pola hidup
BAB II
TINJAUAN KASUS
A; PENGKAJIAN
Hari, Tanggal
Waktu
Tempat
Oleh
Sumber
1; Identitas Data
a; Identitas Pasien
Nama
Tempat, Tanggal Lahir
Umur
Alamat
Agama
Diagnosa medis
No. RM
Tanggal masuk RS
: Tn. S
: Bantul, 31 Desember 1939
: 77 tahun
: Cabeyan, Panggungharjo, Sewon, Bantul
: Islam
:STEMI
: 47-xx-19
: 16 Mei 2016
b; Penanggung Jawab
Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
Alamat
Hubungan dgn pasien
Status perkawinan
: Tn. B
: 31 tahun
: Islam
: Buruh
: Cabeyan, Panggungharjo, Sewon, Bantul
: Anak kandung
: Kawin
2; Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dada menjalar ke lengan kiri dan punggung, nyeri
bertambah saat beraktivitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri terus
menerus, skala 5.
Klien mengatakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 00.30 WIB saat klien
b.a.k tiba-tiba klien merasa nyeri dada seperti ditusuk-tusuk, keringat
dingin. Kemudian klien memutuskan untuk tidur kembali namun nyeri dada
terasa semakin berat dan klien sesak nafas. Pukul 02.00 WIB klien dibawa
ke IGD RSUD Panembahan Senopati oleh keluarganya. Selama di IGD
klien diberikan O2 kanule binasal 3 lpm, dilakukan terapi inhalasi flexotide
dan ventolin, pasang infus NaCl mikro dan diberikan terapi arixtra, ISDN,
captropil, diazepam. Kemudian pukul 05.00 klien dipindahkan ke ICU
untuk monitoring hemodinamik.
4; Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tahun 2013 pernah dirawat di RS karena operasi HIL
dekstra . Sebelumnya klien belum pernah merasakan nyeri dada.
5; Riwayat Penyakit Keluarga
Tn. S
Keterangan :
: perempuan
: Laki-laki
: pasien
: menikah
: keturunan
: tinggal satu rumah
1; Kesehatan fungsional
a; Aspek fisik-biologis
1; Pola nutrisi
a; Sebelum sakit
2; Keadaan pernafasan
sikat gigi dua kali sehari, mengganti pakaian dua kali sehari
dan keramas dua hari sekali.
b; Selama sakit
Selama pasien dirawat di rumah sakit, beberapa kebutuhan
ADL klien dibantu oleh perawat dan keluarga. Pasien
mengatakan selama dirawat di rumah sakit dimandikan
diatas tempat tidur oleh perawat.
b; Aspek intelektual, psikososial dan spiritual
1; Pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
Klien mengatakan sebelumnya tidak mengetahui tentang nyeri
pada dada. Klien mengatakan awalnya hanya menggangap
masuk angin biasa.
2; Pola hubungan
e; Harga diri
3;
4;
5;
Tanda-tanda vital
TD : 160 / 90 mmHg
S : 36C
HR : 55 x/menit
RR : 30 x/menit
Skala nyeri : 5
Nilai GCS
E 4V5M6
Jumlah : 15
3;
4;
5;
Kulit lembab, turgor kulit kurang elastis, tidak ada bekas luka.
Kepala
Bentuk kepala mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.
Mata klien bersih, konjungtiva tidak pucat, reflek cahaya (+/+).
Hidung klien simetris, tidak ada polip, tidak ada cairan yang
keluar dari lubang hidung maupun telinga. Mukosa bibir
lembab, tidak terdapat cairan keluar dari mulut, gigi tidak utuh,
klien tidak memakai gigi palsu. Klien terpasang O2 kanul
binasal 3 lpm.
Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
peningkatan JVP.
Dada
- Inspeksi : tidak ada bekas luka, bentuk dada simetris, tidak
terdapat penggunaan otot bantu pernapasan dada.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris
- Perkusi : resonan
- Auskultasi : suara nafaas vesikuler, tidak ada bunyi napas
tambahan
Abdomen
- Inspeksi
: abdomen cembung, tidak terdapat distensi
abdomen, tidak ada hiperpigementasi, tidak ada luka.
Kekuatan otot
Ka
5
5
Ki
5
5
Bawah
Anggota gerak lengkap, tidak ada oedem. Akral teraba
hangat, capillary refill < 2 detik.
HASIL
RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Trombosit
Hematokrit
14.0
7.48
4.73
394
342.6
HITUNG JENIS
Eosinofil
Basofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
0
0
5
66
27
2
24%
01%
25%
51- 67 %
20 35 %
48%
KIMIA KLINIK
FUNGSI JANTUNG
CK MB
Troponin I
26
1.28
7 - 25 U/L
< 1 ng/ ml
143.4
3.62
108.2
137. 0-145mmol/l
3.5 5.1 mmol/l
98 107 mmol/l
24
23
< 37 U/L
< 41 U/L
FUNGSI GINJAL
Ureum
Creatinin
42
0.87
17 43 mg/dl
0.9- 1.3 mg/dl
LEMAK
Kolesterol total
LDL-Cholesterol (direct)
HDL- Cholesterol (direct)
Trigliserida
218
152
50
82
150-200 mg/dl
< 115 mg/dl
>39 mg/dl
60-150 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Klorida
FUNGSI HATI
SGOT
SGPT
Tricuspide valve
: anatomi dan fungsi normal
Pulmonal valve
: anatomi dan fungsi normal
Others
: efusi pleura (-), efusi pericard (-), IVC
colaps
Finding/ comment
:
dimensi ruang jantung
LA dan LV tak dilatasi
dinding jantung
IAS dan IVS intak
IVS dan LPVW tak menebal
Global LV Function
normal dengan EF 58%
Wall motion
hipokinetik ringan anterolateral dan
apical TAPSE 20 mm
Hasil:
- Pulmo tak tampak kelainan
- Besar cor normal
6; Hasil pemeriksaan EKG
No
Obat
Dosis
Rute
1.
Aspilet
80 mg/ 24 jam
PO
2.
Brilinta
90 mg/ 12 jam
PO
3.
Captopril
25 mg/ 8 jam
PO
4.
Diazepam
5 mg/ 24 jam
IV
5.
Laxadine syrup
3 x 1 cth
PO
6.
Arixtra
SC
7.
NaCl
10 tpm
IV
B; Analisa Data
Hari, tanggal
Waktu
NO
ANALISA DATA
1. Hari, tanggal : Senin, 16 Mei 2016
MASALAH
Nyeri akut
DS:
Iskemia
akibat
- Klien
mengatakan
menjalar
ke
nyeri
lengan
kiri
dada
dan
PENYEBAB
miokard
sumbatan
arteri koroner
TD : 160 / 90 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 30 x/menit
S
: 36C
Pengkajian nyeri :
P : nyeri saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dada sebelah kiri menjalar
ke punggung
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
Risiko
Penurunan
penurunan
kontraktilitas
DO :
TD : 160 / 90 mmHg
S : 36C
HR : 55 x/menit
RR : 30 x/menit
Kesadaran CM
Pupil isokor
Refleks cahaya +/+
Pasien Bedrest total
EKG =
normal sinus rhythm
CRT kurang dari 2 detik, kulit
tampak lembab
Input makan
1000 cc
Output urine 600 cc
Pasien terpasang O2 nasal kanul 3
lpm
Terpasang bedset monitor
porsi , minum
DS:
-
Intoleransi
Ketidakseimbangan
aktivitas
lemas
DO:
-
Defisit
DS :
perawatan diri
DO :
-
Kelemahan
C; Diagnosa Keperawatan
1; Nyeri akut berhubungan dengan Iskemia miokard akibat sumbatan arteri
DO:
TD : 160 / 90 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 30 x/menit
S : 36C
Pengkajian nyeri :
P : nyeri saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
2; Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas miokard ditandai dengan :
DS :
Pasien mengatakan sesak nafas
-
DO :
-
TD : 160 / 90 mmHg
S : 36C
HR : 55 x/menit
RR : 30 x/menit
Kesadaran CM
Pupil isokor
Refleks cahaya +/+
Pasien Bedrest total
EKG = normal sinus rhythm
CRT kurang dari 2 detik, kulit tampak lembab
Input makan porsi , minum 1000 cc
Output urine 600 cc
Pasien terpasang O2 nasal kanul 3 lpm
Terpasang bedset monitor
DO:
Pasien bedrest total
Posisi semi fowler
Terpasang O2 nasal kanul 3 lpm
4; Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :
-
DS :
-
DO :
-
D; Intervensi Keperawatan
Dx. Kep
Intervensi
Tujuan
Perencanaan
Rasional
Nyeri akut
Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB
- Rasa nyeri dapat mempengaruhi
berhubungan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan - Observasi tanda vital (TD, RR, N)
kesetabilan tanda vital
dengan iskemia
- Observasi keluhan nyeri pasien
selama 3 x 24 jam, nyeri teratasi
- Untuk mengetahui perkembangan
miokard akibat
(PQRST)
dengan kriteria hasil:
nyeri pasien.
- Atur posisi pasien pada posisi
sumbatan arteri
- Pasien mampu mengontrol
- Posisi tidur dapat mempengaruhi
yang paling nyaman.
coroner
nyeri
rasa nyeri
- Ajarkan tehnik relaksasi nafas
- Tanda vital dalam batasnoraml
- Untuk mengalihkan sensasi nyeri
dalam
(TD, N, RR)
pada pasien
- Kelola pemberian terapi obat
- Skala nyeri turun dari 5
- Nyeri yang disebabkan karena
vasodilator
menjadi 2
penyempitan pembuluh darah dapat
diatasi dengan pemberian terapi
Arsinda
Resiko
obat vasodilator.
Arsinda
Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB
penurunan curah
jantung
berhubungan
dengan
penurunan
kontraktilitas
kapiler,
selama
24
jam,
terdapat
warna
kulit/membrane
-
sesuai toleransi.
Awasi upaya
pernapasan
bunyi adventisius.
Observasi
keluhan
dada/palpitasi.
Kelola pemberian
nyeri
terapi
obat
-
informasi
derajat/keadekuatan
tentang
perfusi
seluler.
Catatan
Memberikan
lama/peningkatan
jam
Kelola pemberian oksigen
tambahan sesuai indikasi.
jantung
miokardial/
potensial
risiko infark.
Termoreseptor
Ichtiarfi
jaringan
pengobatan
terhadap terapi.
dermal
/respons
Intoleransi
aktifitas
berhubungan
dengan
kelemahan
Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB
- Mempengaruhi
pilihan
- Kaji kemampuan ADL pasien.
intervensi/bantuan
Setelah diberikan asuhan keperawatan - Kaji kehilangan atau gangguan- Menunjukkan perubahan neurology
keseimbangan, gaya jalan dan
selama 3x24 jam pasien dapat
karena defisiensi vitamin B12
kelemahan otot
mempertahankan/
meningkatkan
mempengaruhi
keamanan
- Observasi
tanda-tanda
vital
ambulasi/aktivitas.
pasien/risiko cedera
sebelum dan sesudah aktivitas.
Manifestasi kardiopulmonal dari
Dengan kriteria :
- Berikan lingkungan tenang, batasi
upaya jantung dan paru untuk
- Terdapat peningkatan toleransi
pengunjung, dan kurangi suara
membawa jumlah oksigen adekuat
aktivitas
(termasuk
aktivitas
bising, pertahankan tirah baring
ke jaringan
ditempat tidur)
bila di indikasikan
- Meningkatkan
istirahat
untuk
- Tanda-tanda vital dalam batas - Anjurkan pasien istirahat bila
menurunkan kebutuhan oksigen
terjadi kelelahan dan kelemahan,
normal
tubuh dan menurunkan regangan
anjurkan
pasien
melakukan
jantung dan paru
aktivitas semampunya (tanpa
- Meningkatkan aktivitas secara
memaksakan diri).
Andri
bertahap sampai normal dan
memperbaiki tonus otot/stamina
Andri
tanpa
kelemahan.
Meingkatkan
Defisit
perawatan diri
berhubungan
dengan
kelemahan
Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB Senin, 16 Mei 2016 pukul 09. 00 WIB
- Untuk
mengetahui
tingkat
- Kaji kemampuan pasien dalam
kemampuan pasien untuk memenuhi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan memenuhi perawatan diri
kebutuhan perawatan diri pasien
selama 3x24 jam dirawat di rumah- Bantu klien memenuhi kebutuhan
- Untuk
memenuhi
kebutuhan
- Ajarkan keluarga dalam memenuhi
sakit, _eficit perawatan diri mandi
perawatan diri pasien
kebutuhan diri
Agar keluarga dapat membantu
teratasi dengan kriteria:
- Libatkan keluarga dalam pemenuhan
memenuhi kebutuhan perawatan diri
- Pasien terlihat bersih dan rapi
kebutuhan diri
- Kulit pasien tidak teraba lengket
pasien
- Keluarga
dapat
membantu
- Agar keluarga mengetahui cara
pemenuhan kebutuhan perawatan
membantu pemenuhan kebutuhan
diri mandi selama di rawat di
rumah sakit.
Nurin
E; Implementasi
Dx Hari/
Nama klien
: Tn. S
No RM
: 47-xx-19
Waktu
No tanggal
1.
Senin,
Implementasi
-
Mengobservasi
16 Mei
2016
Evaluasi
tandaPukul 13. 30WIB
-
mengatakan
menjalar
ke
punggung
Klien
nyeri
lengan
berkurang,
dada
kiri
dan
nyeri
menerus, skala 4.
O:
Diego, Nurin -
TD : 150 / 90 mmHg
HR : 62 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,4C
Pengkajian nyeri :
P : nyeri saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dada sebelah kiri menjalar
ke punggung
S : skala nyeri 4
T : nyeri hilang timbul
Observasi nyeri
Anjurkan nafas dalam jika nyeri
Besok periksa Electrokardiograf
Andri, Arfi, Arsinda,
Diego, Nurin
Selasa, 09.00
Mengobservasi
17 Mei 09.00
2016
09.00
09.00
mengatakan
menjalar
ke
punggung
Klien
nyeri
lengan
dada
kiri
berkurang,
dan
nyeri
nafas dalam
menerus, skala 3.
12.45
O:
13.00
TD : 120 / 70 mmHg
HR : 48 x/menit
RR : 26 x/menit
S : 35,5C
Pengkajian nyeri :
P : nyeri saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dada sebelah kiri menjalar
ke punggung
S : skala nyeri 3
T : nyeri hilang timbul
Observasi nyeri
Anjurkan nafas dalam jika nyeri
Mengobservasi
Mei
2016
nyaman.
Menganjurkan
Klien
mengatakan
menjalar
punggung
ke
nyeri
lengan
berkurang,
kiri
dada
dan
nyeri
menerus, skala 2.
TD : 130 / 70 mmHg
HR : 58x/menit
RR : 26 x/menit
S : 36C
Pengkajian nyeri :
P : nyeri saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri dada sebelah kiri menjalar
ke punggung
S : skala nyeri 2
T : nyeri hilang timbul
A: Nyeri akut teratasi
P:
Observasi nyeri
Anjurkan nafas dalam jika nyeri
Latihan mobilisasi duduk jika tidak
nyeri
Senin,
09.00
16 Mei
2016
kulit/membrane mukosa,
-
dasar kuku.
Meninggikan
kepalaO :
tempat
sesuai
tidur
toleransi.
Mengawasi
upaya
pernapasan ; auskultasi
bunyi napas perhatikan
-
bunyi adventisius.
Mengobservasi keluhan
- TD : 150 / 90 mmHg
- HR : 62 x/menit
- RR : 24 x/menit
- S : 36,4C
- Kesadaran CM
- Pupil isokor
- Refleks cahaya +/+
- Pasien Bedrest total
- EKG = normal sinus rhythm
- CRT kurang dari 2 detik, kulit
nyeri dada/palpitasi.
Mengelola
pemberian
terapi
obat
25mg/8 jam
Mengelola
tampak lembab
- Input makan 1/2 porsi , minum 800
captopril
cc
- Urine Output 63,6 cc/jam
- Pasien terpasang O2 nasal kanul 3
pemberian
lpm
- Terpasang bedset monitor
- Captopril 25mg/8jam
17 Mei
2016
kulit/membrane mukosa,
-
dasar kuku.
Meninggikan
kepalaO :
tempat
sesuai
tidur
toleransi.
Mengawasi
upaya
pernapasan ; auskultasi
bunyi napas perhatikan
-
bunyi adventisius.
Mengobservasi keluhan
nyeri dada/palpitasi.
Mengelola
pemberian
terapi
obat
25mg/8 jam
Mengelola
captopril
pemberian
- TD : 120 / 70 mmHg
- HR : 48 x/menit
- RR : 26 x/menit
- S
: 35,5C
- Kesadaran CM
- Pupil isokor
- Refleks cahaya +/+
- Pasien Bedrest total
- EKG = sinus bradikardi
- CRT kurang dari 2 detik, kulit
tampak lembab
- Input makan porsi , minum 600
cc
- Urine Output 27,27cc/jam
- Pasien terpasang O2 nasal kanul 3
indikasi
lpm
- Terpasang bedset monitor
- Captopril 25mg/8jam
Mei
2016
kulit/membrane mukosa,
-
dasar kuku.
Meninggikan
kepalaO :
tempat
sesuai
tidur
toleransi.
Mengawasi
upaya
pernapasan ; auskultasi
bunyi napas perhatikan
-
bunyi adventisius.
Mengobservasi keluhan
nyeri dada/palpitasi.
Mengelola
pemberian
terapi
obat
25mg/8 jam
Mengelola
TD : 130 / 70 mmHg
HR : 58x/menit
RR : 26 x/menit
S
: 36C
Kesadaran CM
Pupil isokor
Refleks cahaya +/+
Pasien Bedrest total
EKG = sinus bradikardi
CRT kurang dari 2 detik, kulit
tampak lembab
captopril
cc
- Urine Output 70,18 cc/jam
- Pasien terpasang O2 nasal kanul 3
pemberian
lpm
- Terpasang bedset monitor
- Captopril 25mg/8jam
indikasi
Senin,
Mengkaji
ADL pasien.
S:
Mengkaji kehilangan atau
16 Mei
2016
gangguan keseimbangan,
otot
Mengbservasi
lemas
tanda-O:
sesudah aktivitas.
Memberikan lingkungan
tenang,
perawat
TD : 150 / 90 mmHg
HR : 62 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,4C
batasi
baring
bila
di
indikasikan
Menganjurkan
pasien
istirahat
terjadi
bila
pasien
aktivitas
semampunya
(tanpa
Diego, Nurin
memaksakan diri).
Andri, Arfi, Arsinda,
Diego, Nurin
Selasa,
Mengkaji
ADL pasien.
S:
Mengkaji kehilangan atau
17 Mei
2016
berkurang
Pasien mengatakan badannya
gangguan keseimbangan,
gaya jalan dan kelemahan
otot
Mengbservasi
lemas
tanda-
sesudah aktivitas.
Memberikan lingkungan
tenang,
batasi
perawat
TD : 120 / 70 mmHg
HR : 48 x/menit
RR : 26 x/menit
S
: 35,5C
baring
bila
di
indikasikan
Menganjurkan
pasien
istirahat
terjadi
bila
pasien
melakukan
aktivitas
semampunya
(tanpa
Andri, Arfi, Arsinda,
memaksakan diri).
Diego, Nurin
Mengkaji
ADL pasien.
S:
Mengkaji kehilangan atau
Mei
2016
sesak nafas
Pasien mengatakan badannya
gangguan keseimbangan,
gaya jalan dan kelemahan
-
otot
Mengbservasi
lemas
tanda-
sesudah aktivitas.
Memberikan lingkungan
tenang,
batasi
baring
bila
di
indikasikan
Menganjurkan
pasien
istirahat
terjadi
bila
kanul
ADL dibantu keluarga dan
perawat
TD : 130 / 70 mmHg
HR : 58x/menit
RR : 26 x/menit
S
: 36C
aktivitas
semampunya
(tanpa
memaksakan diri).
Andri, Arfi, Arsinda,
Diego, Nurin
Andri, Arfi, Arsinda,
Diego, Nurin
4.
Senin,
- Mengkaji
16 Mei
pasien
2016
dalam
perawatan diri
- Membantu klien memenuhi
kebutuhan
- Mengajarkan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan diri
keluarganya
Kebutuhan ADLs klien dibantu oleh
perawat
A: Intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P:
-
minum
Bantu kebutuhan mandi,
berpakaian , toileting klien
Andri, Arfi, Arsinda,
Diego, Nurin
Selasa,
- Mengkaji
17 Mei
pasien
2016
dalam
memenuhiS:
perawatan diri
- Membantu klien memenuhi
kebutuhan
mandi
dan
Rabu, 18
Mei
2016
- Mengkaji
pasien
dalam
memenuhiS:
perawatan diri
kebutuhan
mandi
dan
berpakaian klien
O:
-
keluarganya
Kebutuhan mandi dan berpakaian
BAB III
KESIMPULAN
Pasien Tn. S dengan deiagnosa medis STEMI mendapatkan empat
diagnosa keperawatan yaitu:
1;
2;
3;
4;
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktik
Klinis. Edisi 9. Jakarta: EGC
Elliott M. Antman dan Eugene Braunwald. 2005. Acute Myocardial Infarction;
Harrisons Principles of Medicine 15th edition, page 1-17
Juni,W.U. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
Lily Ismudiati Rilantono, dkk. 2004. Buku Ajar Kardiologi; Fakultas Kedokteran.
Hal 173-181. Jakarta: Universitas Indonesia.
Lumanau J. 2004. Hiperhomosisteinemia. Jakarta: FK.