OLEH :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
MORFOLOGI KULIT
kolagen
menebal
dan
sintesa
kolagen
berkurang
dengan
Reseptor yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit
yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena
reseptor ini cepat beradaptasi maka seseorang tidak menyadari sedang memakai jam
tangan, cincin dan sebagainya. Sewaktu memakai sesuatu maka akan terbiasa karena
adanya adaptasi cepat reseptor tersebut. Sewaktu mencopotnya maka akan
menyadarinya karena adanya off response.
Mekanisme adaptasi untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian corpuscle)
suatu reseptor kulit yang mendeteksi tekanan dan getaran diketahui dari sifat-sifat
fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung reseptor khusus yang terdiri dari lapisanlapisan konsentrik jaringan ikat mirip kulit bawang yang membungkus ujung perifer
suatu neuron aferen.
Setiap neuron sensorik berespons terhadap informasi sensorik hanya dalam
daerah terbatas dipermukaan kulit sekitarnya, daerah ini dikenal sebagai lapangan
reseptif (receptive field). Ukuran lapangan reseptif bervariasi berbanding terbalik
dengan kepadatan reseptor didaerah tersebut. Semakin dekat penempatan reseptor
jenis tertentu, maka semakin kecil daerah kulit yang terpantau oleh reseptor tersebut.
Semakin kecil lapangan reseptif di suatu daerah maka semakin besar ketajaman
(acuity) atau kemampuan diskriminatif.
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis.
Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla
dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat
pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis.
FUNGSI KULIT
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi ( perlindungan
), absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan
pembentukan vitamin D.
Ada 2 macam kelenjar keringat yang di produksi oleh tubuh, yaitu kelenjar
keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif
pada usia pubertas dan menghasilkan keringat yang kental, banyak dan bau yang
khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem syaraf dan
hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan
menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan
sekretnya ( keringat ) ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki.
Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme.
Kadar pH-nya berkisar 4.0 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah
mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi
dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan
dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan
subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di
dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan
terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik
tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi sebagai pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di
pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam
jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas
akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
Meski demikian, penetrasi melalui kulit yang rusak tidak dianjurkan karena absorbs
obat menjadi sulit untuk diprediksi
a. Penetrasi secara transepidermal
Penetrasi transepidermal dapat secara interseluler dan intraseluler. Penetrasi
interseluler merupakan jalur yang dominan, obat akan menembus stratum korneum
melalui ruang antar sel pada lapisan lipid yang mengelilingi sel korneosit. Difusi
dapat berlangsung pada matriks lipid protein dari stratum korneum. Setelah berhasil
menembus stratum korneum obat akan menembus lapisan epidermis sehat di
bawahnya, hingga akhirnya berdifusi ke pembuluh kapiler.
Penetrasi secara intraseluler terjadi melalui difusi obat menembus dinding
stratum korneum sel korneosit yang mati dan juga melintasi matriks lipid protein
startum korneum, kemudian melewatinya menuju sel yang berada di lapisan bawah
sampai pada kapiler di bawah stratum basal epidermis dan berdifusi ke kapiler.
b. Penetrasi secara transfolikular
Analisis penetrasi secara folikular muncul setelah percobaan in vivo.
Percobaan tersebut memperlihatkan bahwa molekul kecil seperti kafein dapat
berpenetrasi tidak hanya melewati sel-sel korneum, tetapi juga melalui rute folikular.
Obat berdifusi melalui celah folikel rambut dan juga kelenjar sebasea untuk kemudian
berdifusi ke kapiler.
TINGKATAN KULIT PADA BERBAGAI UMUR & PERAWATAN DENGAN
KOSMETIK
Tingkatan warna kulit bervariasi pada setiap orang tergantung pada beberapa
hal, semisal usia, lokasi geografis, musim, dan lokasi bagian tubuh. Di samping itu,
warna kulit juga ditentukan oleh kesehatan dan emosi, termasuk di dalamnya adalah
variasi tekanan (stress) jiwa seseorang. Warna kulit pria umumnya lebih tua daripada
wanita. Begitu pula dengan warna kulit orang tua lebih tua daripada kaum muda.
Beberapa bagian tubuh seperti telapak tangan dan kaki terpigmentasi rendah sehingga
terlihat putih. Adapun pada bagian skrotum, pubis, perineum dan putting susu lebih
terpigmentasi.
contohnya
melanin,
melanoid,
karoten,
oksihemoglobin
dan
Ketika anak Anda telah memasuki usia remaja maka aktifitas pembentukan
hormon menjadi meningkat dan kelenjar sebasea menjadi besar dan aktif. Begitu juga
dengan adanya penambahan lapisan lemak kulit, rambut, dan kulit muka menjadi
berminyak, produksi keringat meningkat, dan kondisi kulit terpengaruh oleh siklus
menstrual.
Patut diketahui bahwa jenis kulit pada remaja mayoritas merupakan jenis kulit
berminyak, namun demikian terdapat pula jenis kulit normal dan kering. Makanya
berbicara soal perawatan pada kulit remaja dan dewasa muda sangat berkaitan dengan
jenis kulitnya masing-masing. Untuk kulit berminyak, perawatan dan pembersihan
kulitnya bisa dilakukan dengan:
Menggunakan pembersih beberapa kali dalam sehari dengan air hangat dan
pembersih dengan bahan dasar air seperti cleansing milk, sabun, dan juga
cleansing lotion.
Bagi yang memiliki kulit berminyak, hindari pemakaian kosmetika seperti
pelembab, foundation cream, dan lainnya. Mengapa demikian? Kulit yang
berminyak secara alami telah banyak menghasilkan minyak.
Melakukan penipisan dengan menggunakan scrub untuk menghilangkan lapisan
kotoran berlemak bersamaan dengan lapisan kulit mati yang sudah terlepas di
permukaan kulit.
Untuk kulit normal, jenis perawatannya biasa-biasa saja. Dalam arti tidak
memerlukan jenis perawatan dan pembersihan yang khusus seperti pada kulit
berminyak.
Pada kulit yang kering, pada prinsipnya perawatan bisa dilakukan dengan
mempertahankan kelembaban kulit serta dianjurkan untuk menggunakan pembersih
yang berbahan dasar minyak.
Perawatan Kulit pada Usia Lanjut
Gambaran kulit pada usia lanjut ialah kadar air sedikit, kolagen menjadi
kurang larut, kulit menjadi tipis, kering, dan juga terlihat keriput. Pada kulit kalangan
kekeringan
kulit
seperti
menggunakan
bahan
pembersih
yang
Skabies
Penyebab :
Kudis (scabies) adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini memiliki
gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul
di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha
dan terkang di celang jari tangan atau kaki.
Pencegahan :
1. mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari
belakangan dengan air hangat dan deterjen.
2. Menjaga kebersihan kulit.
Pengobatan :
Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya.
Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan seperti bubur. Balurkan ke
tempat yang gatal, kemudian dibalut.
2)
Kurap
Penyebab :
Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan
oleh fungsi. Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar
pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda.
Pencegahan :
1. Mencuci tangan yang sempurna.
2. Menjaga kebersihan tubuh.
3. Mengindari kontak dengan penderita.
Pengobatan :
Dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol
dengan benar dapat menghilangkan infeksi.
3)
Panu
Penyebab :
Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit
panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat
berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung
warna kulit si penderita.
Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu
panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
Pencegahan :
1. Menjaga kebersihan badan.
2. Usahakan agar kulit dalam keadaan kering dan tidak lembab.
3. Pakaian dan handuk mandi jangan sampai lembab, karena pakaian yang
lembab memicu tumbuhnya jamur.
4. Jangan menggunakan pakaian atau peralatan mandi dengan penderita panu.
Pengobatan :
Panu dapat diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur
dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panu. Atau juga dapat
digunakan obat-obat yang di jual di pasaran seperti Pandas dan Kalpanax.
4)
Biduran
Penyebab :
Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan dan alergi bahan kimia.
Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa
gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berharihari.
Pencegahan : Bagi penderita biduran, pencegahan dapat dilakukan dengan
menghindari faktor-faktor penyebab timbulnya bidur. Seperti udara dingin, makanan
dan bahan kimia.
Pengobatan : Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang
diberikan oleh dokter.
5)
Ringworm
Penyebab : Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini
ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit.
Pencegahan : Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap
kering dan tidak lembab.
Pengobatan : Pengobatannya dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur.
6)
Psosiaris
Penyebab :
Penyebab pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari
banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan
tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita,
yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T yang tidak
normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan. Gejala
yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut,
punggung, dan lutut.
Pengobatan :
Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat
menekan gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit
kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut.
7)
Kanker kulit
Penyebab :
Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang
berlebihan. Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang,
karena warna kulit tersebut lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Pencegahan :
Pencegahan dapat dilakukan dengan tabir surya atau menghindari kontak dengan
sinar matahari yang terlalu banyak.