Anda di halaman 1dari 5

PENGAUDITAN II

RMK
PERTEMUAN KE-1
PENDEKATAN SIKLUS PENGAUDITAN

OLEH
KELOMPOK 4:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

I G A PUTU DELLA SABRINA PURWANTI


IDA AYU PUTU RIKA MAHARANI
KOMANG WAHYU SURYA SAPUTRA
I GUSTI AYU PRIMA ASRIWAHYUNI
NI PUTU ANGGISTYA DEWI
NI PUTU AYU KRISNAWATI

(1315351007)
(1315351010)
(1315351019)
(1315351042)
(1315351044)
(1315351150)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
SEMESTER 5
2015/2016

1. Pendekatan Siklus Pengauditan

(03)
(05)
(09)
(14)
(15)
(36)

Pada bab 1 buku 1 disebutkan bahwa tujuan audit atas laporan keuangan adalah
untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah
disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Laporan
keuangan merupakan kumpulan rekening rekening tertentu yang disajikan dengan cara
tertentu pula.
Auditor bisa mengatur urutan pengauditan rekening yang dipandang paling efisien
dan efektif dalam rangka memberi pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan.
Untuk itu auditor biasanya membagi atau memecah laporan keuangan dalam segmen
segmen atau komponen komponen yang lebih kecil. Pembagian atau pemecahan
tersebut dimaksudkan agar audit lebih mudah dilaksanakan dan agar pembagian tugas
pada setiap staf audit menjadi lebih mudah dilakukan. Setiap segmen diaudit secara
terpisah walaupun tidak sepenuhnya independen karena audit atas suatu segmen
seringkali berkaitan dengan segmen yang lain. Setelah audit atas setiap segmen selesai
dikerjakan hasilnya digabung menjadi satu, dan selanjutnya ditarik kesimpulan tentang
laporan keuangan sebagai keseluruhan.
Pembagian atau pemecahan audit atas segmen segmen bisa dilakukan dengan
memperlakukan setiap pos (rekening ) yang tercantum dalam laporan keuangan sebagai
segmen yang terpisah. Pemecahan semacam ini biasanya akan menyebabkan audit
menjadi kurang efisien.
Dengan pendekatan audit semacam itu, audit atas rekening rekening menjadi
tidak terpadu dan akibatnya selain tidak efisien, audit juga menjadi tidak efektif. Oleh
karena itu, pendekatan tersebut pada masa sekarang ini sudah banyak ditinggalkan dan
diganti dengan pendekatan lain yang lebih terpadu yang disebut pendekatan siklus.

2. Pembagian Audit Berdasarkan Pendekatan Siklus


Audit dibagi berdasarkankesamaan atau keeratan hubungan jenis (atau
kelompok) transaksi dan saldo rekening. Hal ini berarti bahwa jenis atau kelompok
transaksi dan saldo rekening yang berkaitan erat akan ditempaykan pada segmen yang
sama. Cara seperti ini disebut pendekatan siklus. Misalnya transaksi penjualan,
penerimaan kas, dan penghapusan piutang merupakan empat kelompok transaksi yang

menyebabkan bertmbuhnya piutang usaha, sehingga keempat kelompok transaksi


tersebut ditempatkan dalam sau siklus yang disebut siklus pendapatan.
Pendekatan siklus-siklus transaksi bias dilakukan oleh auditor sesuai dengan
perusahaan-perusahaan yang diaudit dan pertimbangan auditor sendiri. Ada empat
macam siklus antara lain:
1.
2.
3.
4.

Siklus Pendapatan
Siklus Pengeluaran
Siklus Produksi dan Personalia
Siklus Investasi dan Pembelanjaan

3. Hubungan Antar Siklus


Kas

Siklus Investasi dan Pembelanjaan

Siklus Produksi dan Personalia


Siklus Pengeluaran

Siklus Pendapatan

Persediaan

Gambar diatas menunjukkan hubungan antarsiklus yang tidak mempunyai awal atau
akhir, kecuali pada awal pendirian dan pembubaran perusahaan. Aktivitas perusahaan di
mulai dengan perolehan modal, biasanya dalam bentuk kas. Dalam perusahaan
manufaktur, kas digunakan untuk membeli bahan baku, aktiva tetap, dan barang serta
jasa lain guna manghasilkan persediaan barang jadi (siklus pengeluaran). Produksi dan
penggajian sebenarnya serupa sifatnya dengan siklus pengeluaran, tetapi fungsinya
cukup berbeda dan oleh karenanya diperlakukan sebagai suatu siklus tersendiri (siklus
produksi dan personalia). Selanjutnya persediaann barang jadi dijual, diikuti dengan
penagihan dan pengumpulan kas (siklus pendapatan). Kas yang diterima digunakan
3

untuk membayar dividen dan bunga,serta untuk memulai lagi siklus berikutnya. Dalam
perusahaan jasa,terjadi hubungan antarsiklus yang hampir sama dengan perusahaan
manufaktur, dengan catatan dalam perusahaan jasa tidak dijumpai persediaan dan
mungkin tidak ada penagihan piutang.
Siklus transaksi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
audit. Dalam banyak hal, auditor memperlakukan setiap siklus secara terpisah salama
audit berlangsung. Meskipun auditor perlu secara cermat mengaitkan siklus-siklus
berbeda dalam waktu yang berbeda-beda, namun auditor harus memperlakukan siklussiklus sedikit agak independen untuk dapat melaksanakan audit yang kompleks secara
efekktif.

Daftar Pustaka

http://feelinbali.blogspot.com/2013/04/pendekatan-siklus-dalam-pengauditandan.html#ixzz3lktsk2vl
www.scribd.com/doc/137059734/pendekatan-siklus-dalam-pengauditan

Anda mungkin juga menyukai