Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KOSMETOLOGI

OLEH :

MUHAMMAD SAIFUL ASRAT (F1F1 12 110)


KELAS : B

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

MORFOLOGI KULIT

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,


merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 %
berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium
minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada
telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit
berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan
lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :


EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal
epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak
tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit.
Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan
yang paling atas sampai yang terdalam):
1. Stratum Korneum
Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan
telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum
Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin
yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilame
tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan
melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami
gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril.
Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel
Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum)
Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel
epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke
permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.Merupakan satu lapis sel

yang mengandung melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel,


sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit)
dan pengenalan alergen (sel Langerhans).
DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal
pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut

kolagen

menebal

dan

sintesa

kolagen

berkurang

dengan

bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,


kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa.
Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin
berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak
mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah.
Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat
epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength,
suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi (Wasitaatmadja, 1997).
SUBKUTIS
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar
dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di
tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis
untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi
panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

Reseptor yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh) dikulit
yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena
reseptor ini cepat beradaptasi maka seseorang tidak menyadari sedang memakai jam
tangan, cincin dan sebagainya. Sewaktu memakai sesuatu maka akan terbiasa karena
adanya adaptasi cepat reseptor tersebut. Sewaktu mencopotnya maka akan
menyadarinya karena adanya off response.
Mekanisme adaptasi untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian corpuscle)
suatu reseptor kulit yang mendeteksi tekanan dan getaran diketahui dari sifat-sifat
fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung reseptor khusus yang terdiri dari lapisanlapisan konsentrik jaringan ikat mirip kulit bawang yang membungkus ujung perifer
suatu neuron aferen.
Setiap neuron sensorik berespons terhadap informasi sensorik hanya dalam
daerah terbatas dipermukaan kulit sekitarnya, daerah ini dikenal sebagai lapangan
reseptif (receptive field). Ukuran lapangan reseptif bervariasi berbanding terbalik
dengan kepadatan reseptor didaerah tersebut. Semakin dekat penempatan reseptor
jenis tertentu, maka semakin kecil daerah kulit yang terpantau oleh reseptor tersebut.
Semakin kecil lapangan reseptif di suatu daerah maka semakin besar ketajaman
(acuity) atau kemampuan diskriminatif.
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis.
Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla
dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat
pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis.
FUNGSI KULIT
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi ( perlindungan
), absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan
pembentukan vitamin D.

1. Kulit sebagai pelindung


Kulit memiliki lapisan kulit yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari tiap
bagian lapisan kulit terdalam sampai luar, seperti :
Sel Keratin berfungsi melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan
zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat
seperti batu bata di permukaan kulit.
Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi,
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
Sebum yang berminyak yang berasal dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi untuk
membunuh bakteri di permukaan kulit. Dengan adanya sebum ini, bersamaan
dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5
yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
Pigmen melanin yang berfungsi untuk melindungi kulit efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke
sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar
matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi
gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan. Pigmen
melanin merupakan lapisan kulit yang berfungsi sebagai pemberi dan perubahan
warna kulit. Untuk itu pakailah Hand Body Lotion untuk mencegah kulit dari
pancaran sinar matahari, karena pigmen kulit mudah sekali berubah.
Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama
adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba.
Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid
seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.

Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan


kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material
toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga
dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke
kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar tetapi lebih banyak yang
melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi sebagai tempat pembuangan suatu cairan yang keluar
dari dalam tubuh beruoa keringat dengan perantara 2 kelenjar keringat yang
dimiliki, yakni kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan
ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga
sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut
merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum
berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 ml air dapat keluar
dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Bagi seorang yang bekerja
dalam ruangan mengekskresikan 200 ml keringat tambahan, dan bagi orang yang
aktif bekerja di luar ruangan akan menghasilkan kelenjar keringat yang lebih
terbuka sehingga keringat yang dikeluarkan lebih banyak dari mereka yang bekerja
di dala

m ruangan. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga

merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul


organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.

Ada 2 macam kelenjar keringat yang di produksi oleh tubuh, yaitu kelenjar
keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif
pada usia pubertas dan menghasilkan keringat yang kental, banyak dan bau yang
khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem syaraf dan
hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan
menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan
sekretnya ( keringat ) ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki.
Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme.
Kadar pH-nya berkisar 4.0 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah
mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi
dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan
dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung syaraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan
subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di
dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan
terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik
tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi sebagai pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di
pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam
jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas
akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan

mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah


(vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif.
Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan
dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.
Tubuh memang mampu menghasilkan vitamin D dengan sendirinya tetapi
masih belum mampu memenuhi kebutuhan tubuh secara menyeluruh sehingga
pemberian vitamin D secara buatan atau yang dapat diperoleh dari sumber
makanan, buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung vitamin D masih
tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena
adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
Proses Penetrasi Kosmetik di Kulit
Proses masuknya suatu zat dari luar kulit melintasi lapisan lapisan kulit
menuju posisi di bawah kulit hingga menembus pembuluh darah disebut absorbsi
perkutan. Absorbsi transdermal terjadi melalui proses difusi yang lambat yang
ditentukan oleh gradient konsentrasi obat darikonsentrasi tinggi (pada sediaan yang
diaplikasikan) menuju konsntrasi rendah di kulit. Obat dapat mempenetrasi kulit utuh
melalui dinding folikel rambut, kelenjar minyak, atau kelenjar lemak. Dapat pula
melalui celah antar sel dari epidermis dan inilah cara yang paling dominan untuk
penetrasi obat melalui kulit dibandingkan penetrasi melalui folikel rambut, kelenjar
minyak, maupun kelenjar lemak. Hal ini terkait perbandingan luas permukaan
diantara keempatnya.Sebenarnya, kulit yang rusak pun (robek, iritasi, pecah pecah,
dll) dapat terpenetrasi oleh obat. Bahkan penetrasinya lebih banyak dari pada kulit
normal. Hal ini karena kulit rusak telah kehilangan sebagian lapisan pelindungnya.

Meski demikian, penetrasi melalui kulit yang rusak tidak dianjurkan karena absorbs
obat menjadi sulit untuk diprediksi
a. Penetrasi secara transepidermal
Penetrasi transepidermal dapat secara interseluler dan intraseluler. Penetrasi
interseluler merupakan jalur yang dominan, obat akan menembus stratum korneum
melalui ruang antar sel pada lapisan lipid yang mengelilingi sel korneosit. Difusi
dapat berlangsung pada matriks lipid protein dari stratum korneum. Setelah berhasil
menembus stratum korneum obat akan menembus lapisan epidermis sehat di
bawahnya, hingga akhirnya berdifusi ke pembuluh kapiler.
Penetrasi secara intraseluler terjadi melalui difusi obat menembus dinding
stratum korneum sel korneosit yang mati dan juga melintasi matriks lipid protein
startum korneum, kemudian melewatinya menuju sel yang berada di lapisan bawah
sampai pada kapiler di bawah stratum basal epidermis dan berdifusi ke kapiler.
b. Penetrasi secara transfolikular
Analisis penetrasi secara folikular muncul setelah percobaan in vivo.
Percobaan tersebut memperlihatkan bahwa molekul kecil seperti kafein dapat
berpenetrasi tidak hanya melewati sel-sel korneum, tetapi juga melalui rute folikular.
Obat berdifusi melalui celah folikel rambut dan juga kelenjar sebasea untuk kemudian
berdifusi ke kapiler.
TINGKATAN KULIT PADA BERBAGAI UMUR & PERAWATAN DENGAN
KOSMETIK
Tingkatan warna kulit bervariasi pada setiap orang tergantung pada beberapa
hal, semisal usia, lokasi geografis, musim, dan lokasi bagian tubuh. Di samping itu,
warna kulit juga ditentukan oleh kesehatan dan emosi, termasuk di dalamnya adalah
variasi tekanan (stress) jiwa seseorang. Warna kulit pria umumnya lebih tua daripada
wanita. Begitu pula dengan warna kulit orang tua lebih tua daripada kaum muda.
Beberapa bagian tubuh seperti telapak tangan dan kaki terpigmentasi rendah sehingga
terlihat putih. Adapun pada bagian skrotum, pubis, perineum dan putting susu lebih
terpigmentasi.

Warna permukaan kulit mencerminkan jenis pigmen yang terkandung di


dalamnya,

contohnya

melanin,

melanoid,

karoten,

oksihemoglobin

dan

deoksihemoglobin. Sebagai tambahan, warna kulit juga dipengaruhi oleh berbagai


macam factor seperti ketebalan dan kandungan air pada lapisan sel tanduk, aliran
darah, jumlah oksigen dalam darah, dan adhesi interselular pada sel tanduk.
Dari teori tersebut, maka orang Jepang dengan kulitnya yang putih memiliki
sedikit melanin pada epidermis dan sifat kulitnya transparan. Akibatnya, efek dari
vaskularisasi begitu kuat dan warna kulitnya umumnya akan terlihat merah muda.
Pada kondisi lain, pada orang kulit hitam mengandung melanin dalam jumlah banyak
dengan absorbs hemoglobin dalam darah yang begitu rendah.
Perawatan Kulit Bayi dan Anak
Sebelum melakukan perawatan kulit pada bayi dan anak-anak, Anda harus
mengetahui terlebih dahulu karakteristik kulit mereka yang relatif masih tipis dengan
ketebalannya hanya sekitar 1 mm. Karena itu, kulit pada bayi dan anak-anak akan
mudah sekali mengalami iritasi oleh bahan-bahan kimia.
Perawatan kulit pada bayi dan anak-anak tidak bisa disamakan dengan orang
yang sudah dewasa. Ketika menggunakan kosmetika harus sangat hati-hati mengingat
kondisi kulit bayi mudah sekali terkena iritasi. Ketika menggunakan pembersih,
pilihlah sabun yang bersifat lunak dan sedikit mengandung alkali serta menghindari
penggunaan sabun yang mengandung bahan-bahan aktif tertentu seperti mercury
iodide, tribromo salicyl anilida, dan lainnya.
Anda juga harus menghindari bedak yang mengandung antiseptik seperti asam
borat, perubalsem, dan lainnya. Penggunaan minyak bayi merupakan emolien yang
cukup efektif namun apabila pemakaiannya secara terus-menerus akan menimbulkan
miliaria terutama di daerah tropis.

Perawatan Kulit Remaja dan Dewasa Muda

Ketika anak Anda telah memasuki usia remaja maka aktifitas pembentukan
hormon menjadi meningkat dan kelenjar sebasea menjadi besar dan aktif. Begitu juga
dengan adanya penambahan lapisan lemak kulit, rambut, dan kulit muka menjadi
berminyak, produksi keringat meningkat, dan kondisi kulit terpengaruh oleh siklus
menstrual.
Patut diketahui bahwa jenis kulit pada remaja mayoritas merupakan jenis kulit
berminyak, namun demikian terdapat pula jenis kulit normal dan kering. Makanya
berbicara soal perawatan pada kulit remaja dan dewasa muda sangat berkaitan dengan
jenis kulitnya masing-masing. Untuk kulit berminyak, perawatan dan pembersihan
kulitnya bisa dilakukan dengan:
Menggunakan pembersih beberapa kali dalam sehari dengan air hangat dan
pembersih dengan bahan dasar air seperti cleansing milk, sabun, dan juga
cleansing lotion.
Bagi yang memiliki kulit berminyak, hindari pemakaian kosmetika seperti
pelembab, foundation cream, dan lainnya. Mengapa demikian? Kulit yang
berminyak secara alami telah banyak menghasilkan minyak.
Melakukan penipisan dengan menggunakan scrub untuk menghilangkan lapisan
kotoran berlemak bersamaan dengan lapisan kulit mati yang sudah terlepas di
permukaan kulit.
Untuk kulit normal, jenis perawatannya biasa-biasa saja. Dalam arti tidak
memerlukan jenis perawatan dan pembersihan yang khusus seperti pada kulit
berminyak.
Pada kulit yang kering, pada prinsipnya perawatan bisa dilakukan dengan
mempertahankan kelembaban kulit serta dianjurkan untuk menggunakan pembersih
yang berbahan dasar minyak.
Perawatan Kulit pada Usia Lanjut
Gambaran kulit pada usia lanjut ialah kadar air sedikit, kolagen menjadi
kurang larut, kulit menjadi tipis, kering, dan juga terlihat keriput. Pada kulit kalangan

lansia, produksi kelenjar sebaseanya menurun, lemak kulitnya berkurang, lebih


mudah mengalami dehidrasi dan juga pengeluaran keringatnya berkurang drastis.
Makanya perlu dibedakan cara perawatan dan pembersihan pada kulit lansia
dibandingkan dengan usia muda. Perawatan dengan menggunakan kosmetika pada
usia lanjut dimaksudkan terutama untuk mengatasi kekeringan.
Sebaliknya, perawatan kuratif secara medis lebih banyak dianjurkan untuk
mengatasi rasa gatal, mengurangi keriput kulit, dan juga mengurangi gangguan
sirkulasi yang menurun. Sementara untuk mengatasi kekeringan kulit pada lansia
hampir sama seperti pada jenis kulit usia lainnya yakni dengan menggunakan
pelembab, menggunakan emolien, serta menghindarkan diri dari faktor-faktor yang
menambah

kekeringan

kulit

seperti

menggunakan

bahan

pembersih

yang

mengandung sabun, alkohol, detergen, dan lainnya.


GANGGUAN KULIT
1)

Skabies

Penyebab :
Kudis (scabies) adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini memiliki
gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul
di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha
dan terkang di celang jari tangan atau kaki.
Pencegahan :
1. mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari
belakangan dengan air hangat dan deterjen.
2. Menjaga kebersihan kulit.
Pengobatan :
Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya.
Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan seperti bubur. Balurkan ke
tempat yang gatal, kemudian dibalut.

2)

Kurap

Penyebab :
Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan
oleh fungsi. Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar
pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda.
Pencegahan :
1. Mencuci tangan yang sempurna.
2. Menjaga kebersihan tubuh.
3. Mengindari kontak dengan penderita.
Pengobatan :
Dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol
dengan benar dapat menghilangkan infeksi.

3)

Panu

Penyebab :
Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit
panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat
berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung
warna kulit si penderita.
Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu
panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
Pencegahan :
1. Menjaga kebersihan badan.
2. Usahakan agar kulit dalam keadaan kering dan tidak lembab.
3. Pakaian dan handuk mandi jangan sampai lembab, karena pakaian yang
lembab memicu tumbuhnya jamur.
4. Jangan menggunakan pakaian atau peralatan mandi dengan penderita panu.

Pengobatan :
Panu dapat diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur
dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panu. Atau juga dapat
digunakan obat-obat yang di jual di pasaran seperti Pandas dan Kalpanax.
4)

Biduran

Penyebab :
Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan dan alergi bahan kimia.
Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa
gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berharihari.
Pencegahan : Bagi penderita biduran, pencegahan dapat dilakukan dengan
menghindari faktor-faktor penyebab timbulnya bidur. Seperti udara dingin, makanan
dan bahan kimia.
Pengobatan : Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang
diberikan oleh dokter.
5)

Ringworm

Penyebab : Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini
ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit.
Pencegahan : Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap
kering dan tidak lembab.
Pengobatan : Pengobatannya dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur.
6)

Psosiaris

Penyebab :
Penyebab pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari
banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan
tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita,
yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T yang tidak
normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan. Gejala

yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut,
punggung, dan lutut.
Pengobatan :
Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat
menekan gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit
kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut.
7)

Kanker kulit

Penyebab :
Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang
berlebihan. Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang,
karena warna kulit tersebut lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Pencegahan :
Pencegahan dapat dilakukan dengan tabir surya atau menghindari kontak dengan
sinar matahari yang terlalu banyak.

Anda mungkin juga menyukai