Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PNEUMATIK

DAN
SISTEM HIDROLIK

Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Fajrul Falah Rosid


Xantiano C Sinaga
Ricky Tri Haryadi
I Made Andrean
Kamal
Reingga Surya Bentara
Moh. Rifqi Ridho
8. Gany Setya Wiguna

21090113130076
21090113120005
21090113130093
21090110120064
21090111120014
21090111140092
21090113140082
21090113120039

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
SISTEM PNEUMATIC
UIVERSITAS
DIPONEGORO
1. PRINSIP KERJA

DESAIN STRUKTUR KAPAL


Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan
tekanan udara sebagai tenaga penggeraknya. Cara kerja Pneumatik sama
saja dengan hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya.
Jika pneumatik menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, dan
sedangkan hidrolik menggunakan cairan oli sebagai tenaga penggeraknya.
Dalam pneumatik tekanan udara inilah yang berfungsi untuk menggerakkan
sebuah cylinder kerja. Cylinder kerja inilah yang nantinya mengubah
tenaga/tekanan udara tersebut menjadi tenaga mekanik (gerakan maju
mundur pada cylinder).
Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara
terkompresi

untuk

menghasilkan

efek

gerakan

mekanis.

Karena

menggunakan udara terkompresi, maka sistem pneumatik tidak dapat


dipisahkan

dengan

kompresor,

sebuah

alat

yang

menghasilkan udara bertekanan tertentu.


Pneumatik
menggunakan
hukum-hukum

berfungsi

untuk

aeromekanika,

yang

menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir)


dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).
Pneumatik

dalam

pelaksanaanteknik

udara

mampat

dalam

industri

merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik dimana udara


memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua
komponen

mesin

atau

peralatan,

dalam

mana

terjadi

proses-proses

pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik pneumatik dalam pengertian yang


lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat (udara bertekanan).

2. KOMPONEN SISTEM PNEUMATIK


a. Kompresor
Kompresor
menaikkan

adalah

tekanan

suatu

suatu

alat

mekanikal

gas dengan

yang

bertujuan

untuk

cara menurunkan volumenya.

DESAIN STRUKTUR KAPAL


Komponen inilah yabg mensupply udara bertekanan untuk sistem pneumatik,
serta menjaga tekanan sistem agar tetap berada pada tekanan kerjanya.

Kompresor
b. Regulator & Gauge
Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap sistem
pneumatik. Regulator adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur
supply udara terkompresi masuk ke sisptem pneumatik. Sedangkan gauge
berfungsi sebagai penunjuk besar tekanan udara di dalam sistem.
Keduanya dapat berupa sistem mekanis maupun elektrik.

Regulator dan Gauge pada Sistem Pneumatik

c. Check Valve
Check Valve adalah valve atau katup yang berfungsi untuk mencegah
adanya aliran balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara terkompresi.
Terutama adalah apabila pada sebuah sistem pneumatik tersebut
dipergunakan tanki akumulator udara, sehingga Check Valve tersebut
2

DESAIN STRUKTUR KAPAL


mencegah

adanya

udara

dari

akumulator

untuk

kembali

menuju

kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari kompresor


untuk masuk ke dalam akumulator.
d. Tanki Akumulator
Tanki akumulator atau juga disebut buffer tank berfungsi sebagai
cadangan (storage) tekanan udara terkompresi yang digunakan untuk
penggerak aktuator. Selain itu tanki ini juga berfungsi untuk mencegah
ketidakstabilan supply udara ke aktuator, lebih menstabilkan kerja
kompresor agar tidak terlalu sering mematikan dan menyalakannya lagi,
serta lebih memudahkan desain sistem dalam menempatkan kompresor
jika diharusakan penempatan aktuator pneumatik lebih jauh dengan
kompresor.

Tanki Akumulator Sistem Pneumatik


e. Saluran Pipa
Pipa-pipa digunakan untuk mendistribusikan udara terkompresi dari
kompresor atau tanki akumulator ke berbagai sistem aktuator. Diameter
pipa yang digunakan pun bermacam-macam tergantung dari desain dan
tujuan penggunaan sistem pneumatik tersebut. Pada sebuah sistem
pneumatik besar (menggunakan lebih dari dua aktuator), untuk area
sistem supply (area kompresor dan tanki) digunakan pipa berdiameter
lebih besar daripada yang digunakan pada area aktuator. Namun jika
sistem pneumatik yang ada kecil, misal hanya untuk menggerakkan satu
saja aktuator, maka diameter pipa yang digunakan pun akan seragam di
semua bagian.

DESAIN STRUKTUR KAPAL


f. Directional Valve
Directional valve atau katub pengatur arah yang instalasinya berada
tepat sebelum aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja aktuator
dengan cara mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau keluar
dari aktuator. Satu valve ini didesain untuk dapat mengatur arah aliran
fluida kerja di dua atau bahkan lebih arah aliran. Ia bekerja secara
mekanis atau elektrik tergantung dari desain yang ada.

Pneumatic Directional Valve


g. I/P Controller
Pada aktuator pneumatik yang kerjanya dapat bermodulasi diperlukan
satu alat kontrol supply udara bertekanan yang khusus bernama I/P
Controller. I/P Controller ini mengubah perintah kontrol dari sistem kontrol
yang berupa sinyal arus, menjadi besar tekanan udara yang harus
disupply ke aktuator.

Pneumatic I/P Controller


h.

Aktuator
Pneumatik aktuator adalah alat yang melakukan kerja pada sistem
4

DESAIN STRUKTUR KAPAL


pneumatik. Ada berbagai macam jenis pneumatik aktuator sesuai dengan
penggunaannya.

Antara

lain

adalah

silinder

pneumatik,

diafragma

aktuator, serta pneumatik motor.

Diafragma Aktuator

SISTEM HIDROLIK
1. PRINSIP KERJA
Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan
daya dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk
memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan.
Dimana

fluida

penghantar

ini

dinaikan

tekanannya

oleh

pompa

pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui


pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari
silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder
dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur.
Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana
tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
5

DESAIN STRUKTUR KAPAL


1. Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.
2. Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.
3. Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup,
merambat secara seragam ke bagian lain fluida.

2. KOMPONEN SISTEM HIDROLIK


a. Unit Tenaga
berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid/ minyak hidrolik
Pada sistem ini, unit tenaga terdiri atas:
1. Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar
2. Pompa hidrolik, putaran dari poros penggerak mula memutar
pompa hidrolik sehingga pompa hidrolik bekerja
3. Tangki hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan
hidrolik
4. Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas
penduga, relief valve
b. Unit Penggerak (Actuator)
berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik
Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:
1. Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik
2. Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator
c. Unit Pengatur,
berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik.
Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve.

DESAIN STRUKTUR KAPAL

PERBEDAAN PNEUMATIC DAN HIDROLIK

1. Pada fluida kerja, sistem hidrolik menggunakan fluida cair bertekanan


sedangkan pada pneumatik menggunakan fluida gas bertekanan
2. Sistem pneumatik umumnya menggunakan tekanan 4 7 kgf/cm2 dan
menghasilkan output yang lebih kecil daripada sirkuit hidrolik, sehingga
cocok untuk pekerjaan ringan
3. Sifat compressibility (mampu tekan) dari sirkuit hidrolik lebih besar daripada
sirkuit pneumatik
4. Udara bertekanan memiliki resistansi (tahanan) kecil terhadap aliran dan
dapat dijalankan dengan lebih tepat daripada tenaga hidrolik
5. Sistem hidrolik sensitif terhadap kebocoran minyak, api dan kontaminasi.
Sedangkan udara bertekanan tidak mempunyai masalah seperti itu jika
sirkuitnya dirancang dengan baik
6. Udara bertekanan dihasilkan oleh kompresor yang umumnya dimiliki oleh
pabrik, tetapi sistem hidrolik membutuhkan pompa
7. Batas temperatur yang mampu diterima oleh peralatan hidrolik 60 70C,
sedangkan untuk pneumatik dapat dijalankan hingga 180C

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM PNEUMATIK


a. Kelebihan Pada Penggunaan Pneumatik
1. Ketersediaan yang tak terbatas
2. Mudah disalurkan
3. Fleksibilitas temperature
4. Aman
5. Bersih
6. Pemindahan daya dan Kecepatan sangat mudah diatur
7. Ramah lingkungan / bersih (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).
8. Udara sebagai tenaga penggerak memiliki jumlah yang tak terbatas
9. Lebih cepat dan responsif jika dibandingkan dengan hidrolik
10.Harganya yang murah
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kekurangan Pada Penggunaan Pneumatik


Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara
Mudah terjadi kebocoran
Menimbulkan suara bising
Mudah Mengembun
Daya mekanik yang dihasilkan kecil
Membutuhkan perawatan yang lebih tinggi, karena udara sebagai
penggeraknya biasanya kotor dan mengandung air sehingga gesekan antara

DESAIN STRUKTUR KAPAL


piston cylinder dan rumah cylinder besar dan mempercepat kerusakan pada
air cylinder.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM HIDROLIK


a. Kelebihan Pada Penggunaan Hidrolik
1.
2.
3.
4.

Ringan
Mudah dalam pemasangan
Sedikit perawatan
Sistem hidrolik hampir 100 % efisien, bukan berartimengabaikan

terjadinya
gesekan fluida.
5. Memiliki tekanan kerja yang relatif lebih besar daripada sistem
pneumatik, sehingga cocok untuk pekerjaan-pekerjaan berat.
b.
1.
2.
3.

Kekurangan Pada Penggunaan Hidrolik


Fluida yang digunakan (Oli ) Mahal
Apabila Terjadi kebocoran Akan terjadi kekotoran pada sistem.
Fluida dari sirkuit yang tercemar oleh kotoran akan menyebabkan

peralatan hidrolik menjadi lemah dan cepat rusak.


4. Konstruksinya yang rumit dengan biaya yang mahal, serta kesulitan
dalam pemeliharaan dan operasi.
5. Fluida kerja tidak dapat bertahan pada temperatur operasi yang lebih
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai