PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia belum memiliki arah yang jelas, hal ini dapat
dilihat dari kurangnya komitmen pemimpin dan masyarakat bangsa ini untuk menjaga kelestarian
dan keberlangsungan lingkungan hidup. Sejak pencanangan program pembangunan nasional,
berbagai masalah lingkungan hidup mulai terjadi. Masalah lingkungan hidup tersebut antara lain,
adanya
berbagai
kerusakan
lingkungan,
pencemaran
di
darat,
laut dan udara,
serta berkurangnya berbagai sumber daya alam. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan ketersediaan sumber daya alam yang ada serta kurang
kesadaran akan pentingnya keberlangsungan lingkungan hidup untuk generasi sekarang maupun
masa depan.
Eksploitasi alam tentu saja tidak dapat dicegah, karena sudah merupakan fitrah manusia
memanfaatkan alam untuk kesejahteraannya. Tetapi tingkat kerusakan akibat pemanfaatan alam
ataupun pengkondisian kembali (recovery) alam yang sudah dimanfaatkan merupakan hal-hal yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan. Adapun cara yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan telaah secara mendalam mengenai kegiatan/usaha yang akan dilakukan di
lingkungan hidup sehingga dapat diketahui dampak yang timbul dan cara untuk mengelola dan
memantau dampak yang akan terjadi tersebut. Metode ini dikenal juga dengan analisa mengenai
dampak lingkungan (AMDAL). Environmental impact assessment atau analisa mengenai dampak
lingkungan diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh National Environmental Policy Act di
Amerika Serikat. Menurut UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP
No. 27 tahun1999 tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
Indonesia merupakan Negara dengan perkebunan karet terluas didunia, meskipun tanaman
karet sendiri baru di introduksi pada tahun 1864. Dalam kurun waktu sekitar 150 tahun sejak di
kembangkan pertama kalinya, luas areal perkebunan karet di Indonesia telah mencapai 3.262.291
hektar. Dari total areal perkebunan karet di Indonesia tersebut 84,5% diantaranya merupakan kebun
milik rakyat 8,4% milik swasta dan hanya 7,1% yang merupakan milik Negara. Dengan areal
perkebunan karet terluas di dunia tersebut Indonesia bersama dua Negara Asia Tenggara lainnya.
Yaitu Malaysia dan Thailand, sejak abad 1920-an sampai sekarang merupakan pemasokan karet
utama dunia. Puncak kejayaan karet Indonesia terjadi pada tahun 1926 sampai menjelang perang
dunia II ketika itu Indonesia merupakan pemasokan karet alam terkemuka dipasar internasional,
maka sangat perlu dilakukan pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan karet yang di
rencanakan di Distrik Edera Kabupaten Mappi Provinsi Papua seluas 7.020Ha dengan kapasitas 65
ton TBS/hari.
1 | Page
Maksud
Adapun maksud dari penulisan tugas ini adalah:
1) Sebagai proses pelatihan dan pengaplikasian teori yang diperoleh di bangku kuliah
serta meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai perkebunan dan pengolahan
pabrik karet.
2) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai permasalahan dampak
lingkungan yang terjadi.
1.2.2
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas ini dalah:
1) Mengetahui tentang program tindak lanjut upaya pencegahan dan penaggulangan
dampak lingkungan yang dilaksanakan dengan adanya pembangunan perkebunan
karet PT Montelo berbasis kompetensi inti industridaerah di Kabupaten Mappi.
2) Mengetahui
upaya
pengendalian
dampak
lingkungan,
baik
berupa
tindakan,pencegahan, maupun tindakan penanggulangan terhadap segenap dampak
negatif penting yang mungkin terjadi, serta sebagai upaya pengembangan terhadap
dampak positif penting yang diperkirahkan akan terjadi, melalui pendekatan teknologi,
sosial ekonomi dan kelembangaan/institusi.
Lingkup Wilayah
Wilayah yang dijadikan objek pengamatan rencana pembangunanperkebunan dan
pengolahan pabrik karet PT Montelo dengan luasan wilayah 7.020hektar dengan kapasitas
65 ton TBS/hari berada di Distrik Edera, Kabupaten MappiProvinsi Papua.
1.3.2
Lingkup Materi
Lingkup materi yang dibahas dalam laporan ini adalah mengenai rencanakegiatan dan usaha
perkebunan karet PT Montelo serta dampak-dampak danperilaku yang ditunjukan oleh
masyarakat sekitar areal kerja/proyek.
Agar materi penulisan laporan ini tidak meluas, maka penyajian data atau informasi hanya
dibatasi pada :
1) Tahapan-tahapan rencana kegiatan pembangunan perkebunan dan pengolahan pabrik
karet.
2) Dampak-dampak yang timbul akibat rencana kegiatan pembangunan perkebunan dan
pengolahan pabrik karet.
1.5 MANFAAT
1.5.1
1.5.2
1.5.3
BAB II
3 | Page
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lokasi areal kerja mempunyai suhu rata-rata yang lebih tinggi dibandingkandengan areal
hutan primer suhunya adalah 31,0 C. kelembaban udara di areal studirata-rata berkisar antara
86% sampai 90%, dengan pelaksanaan pengukuran pada sianghari. kelembaban tertinggi berada
pada areal hutan primer. Dengan demikian dapatditunjukan bahwa kelembaban udara di lokasi
kegiatan cukup tinggi.
Tanah
Secara fisik jenis tanah di areal proyek merupakan lempung liat berdebu.Kelerengannya
sebesar 0% - 25% dengan bentuk wilayah datar sampai agak curam(berbukit). Topografi di
areal kerja hampir mencapai 0200 meter dpl. Sehingga perludi lakukannya pengujian
laboratorium mengenai kualitas tanah tersebut.
Geologi
Menurut peta geologi Kabupaten Mappi/areal proyek terletak pada formasialuvian
yerbentuk dari bahan endapan berupa kerikil, pasir, dan lumpur seluas 17.457Ha (95,2%) dan
formasi gunung api Jamur seluas 881 Ha (4,8%).
Erosi Tanah
Kegiatan pengelolaan pabrik karet alam akan menimbulkan dampak penting
padaparameter erosi tanah yang dipengaruhi oleh enam faktor utama, yaitu curah
hujan,erodibiilitas tanah, panjang kemiringan, gradiean kemiringan, faktor penutupan tanah,dan
praktek konservasi tanah.
Hidrologi dan kualitas air
Lokasi wilayah kerja dipengaruhi oleh curah hujan dan kondisi vegetasi sebagaipenutup
lahan yang akan memberikan pengaruh besar bagi hidrologi dan kualitas air.Hal ini dikarenakan
wilayah studi merupakan tipe iklim A dengan curah hujan meratasepanjang tahun.
Sedimentasi
Sedimentasi adalah jumlah material tanah berupa kadar lumpur dalam air olehaliran air
sungai yang berasal dari hasil proses erosi di hulu, yang diendapkan pada suatutempat di hilir
dimana kecepatan pengendapan butir-butir material suspense telah lebihkecil dari kecepatan
angkutannya. Dari proses sedimentasi, hanya sebagian materialaliran sedimen di sungai yang
diangkut keluar dari DAS, sedangkan yang lainnyamengendap di lokasi tertentu selama
menempuh perjalanan di sungai. Indicatorterjadinya sedimentasi dapat dilihat dari besarnya
kadar lumpur di dalam air yangterangkut oleh aliran air sungai. Makin besar kadar sedimen
yang terbawa aliran berartikondisi DAS semakin tidak sehat.
Biota perairan
Biota perairan terdiri dari plankton, benthos, dan nekton. Plankton merupakan organism
renik (tumbuhan dan hewan) yang hidupnya melayang-layang secara pasifdalam tubuh air,
sementara benthos merupakan organism dasar yang dapatterlambat/menempel di permukaan
substrak atau relative menetap di dasar perairan.Komposisi jenis-jenis renik dipengaruhi oleh
kondisi fisik dan kimia perairan (kualitas air).
5 | Page
Dengan memperhatikan semua kondisi fisik wilayah rencana kerja atau proyekPabrik
Pengolahan Karet Alam, Maka kita dapat menyimpulkan bahwa daerah ini bisadan cocok untuk
dilakukan usaha perkebunan karet dengan memperhatikan komponen-komponen
lingkungannya dan upaya pengelolaan terhadap dampak yang akan terjadi.
BAB III
PEMBAHASAN PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN
PABRIK KARET SELUAS7.020 Ha DENGAN KAPASITAS 65
TON /TBS/HARI
Terbukanya Kesempatan Kerja Bagi Tenaga Kerja Lokal dari Kegiatan Proses
Perizinan dan Survei Lapangan.
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak
Dampak penting yang dikelola adalah terbukanya kesempatan kerja bagitenaga kerja
lokal dari kegiatan proses perizinan dan survei lapangan.
2) Tolak Ukur Dampak
a) Jumlah penduduk lokal yang dilibatkan kegiatan survey lapangan,yaitu < 10
orang serta jumlah penduduk Kampung Banamepe danYodom sebelum adanya
kegiatan.
b) Jenis mata pencaharian penduduk setempat di Kampung Banamepedan Yodom.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Untuk memaksimalkan terserapnya tenaga kerja tempatan (masyarakatsetempat)
mengisi kesempatan kerja di PT. Montelo.
4) Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Mengutamakan tenaga kerja tempatan (masyarakat setempat) dalamkegiatan
survei lapangan PT. Montelo.
b) Berkoordinasi dengan aparat desa atau kepada desa untuk prosesperekrutan
tenaga yang dilibatkan dalam kegiatan ini sehingga tidakmenimbulkan
kecemburuan bagi masyarakat yang lain.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan yaitu di Kampung Banamepe dan Yodom Distrik EderaKabupaten
Mappi.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
7 | Page
Peningkatan CO,
NO2 ,
NO2 ,
SO 4 ) dan
debulokal. Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi alat berat dan material
konstruksi,pematangan lahan dan pondasi selama pembangunan bangunan pabrik, sarana
serta prasarana penunjangnya.
2) Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak terhadap kualitas udara ambient adalah rona awal kondisikualitas udara
di lokasi rencana kegiatan, yaitu debu (TSP) 64,42- 76,19 g/ m
m3 ,
, CO103,47- 125,97 g/
dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara ambien berdasarkan PP No. 41Tahun 1999.
Tolak ukur dampak lanjutan adalah jumlah penderita ISPA yang tercatat berdasarkan
kunjungan ke Puskesmas/Puskesmas Pembantu disekitar lokasi rencana kegiatan.
3) Tujuan Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan bertujuan untuk menekan dan mempersempitsebaran emisi
gas buang dan partikulat (debu) khususnya di lingkungan permukiman.
4) Upaya Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan terhadap dampak tersebut di atas dilakukan
sumber dampak primer,yaitu:
a) Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati jalan tanah khususnya dipermukiman
penduduk agar tidak beriringan yaitu interval waktu antara satukendaraan dengan
kendaraan lain minimal 10 menit sehingga memberikankesempatan debu untuk turun
(mengendap) secara gravitasi, dan membatasikecepatannya yaitu maksimun 35 km/jam.
9 | Page
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
NO2 ,
5) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di sepanjang jalan tanah yang melewatiperkampungan/permukiman
penduduk yang dilewati angkutan kendaraan truk padasaat mobilisasi alat berat dan material
konstruksi serta dilakukan pada kendaraanpengangkut.
6) Periode Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan setiap hari pada saat kegiatan mobilisasi alat berat danmaterial
konstruksi, pematangan lahan dan pondasi selama pembangunan bangunanpabrik, sarana
serta prasarana penunjangnya.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Perhubungan Kabupaten Mappi, Kantor Lingkungan Hidup,
Kabupaten Mappi dan Badan Pengelolaan Sumber Daya Alamdan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan BadanPengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.2
10 | P a g e
2)
3)
4)
5)
adalah kegiatan mobilisasi alat berat dan material konstruksi, pematanganlahan dan pondasi
selama pembangunan bangunan pabrik, sarana serta prasaranapenunjangnya.
Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur untuk peningkatan tingkat kebisingan adalah rona awal tingkatkebisingan di
lokasi rencana kegiatan, yaitu 46,01 46,34 dBA dan dibandingkandengan baku mutu
tingkat kebisingan di lingkungan pemukiman, yaitu sebesar 55dBA berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996.
Tujuan Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk menekan dan mempersempit sebarantingkat
kebisingan khususnya di lingkungan permukiman.
Upaya Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan terhadap dampak tersebut di atas dilakukan sumber dampak primer,yaitu:
a) Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati jalan khususnya di permukimanpenduduk
agar tidak beriringan yaitu interval waktu antara satu kendaraandengan kendaraan lain
minimal 10 menit dan membatasi kecepatannya yaitumaksimum 35 km/jam, sehingga
kebisingan di jalan yang dilewati menjadiminimal.
b) Memasang rambu-rambu lalu lintas mengenai pembatasan laju kendaraan.
c) Menggunakan kendaraan pengangkut yang layak jalan.
d) Apabila dilakukan sampai malam, maka ada pemberitahuan kepada pihakkepala
kampung.
e) Menanam pepohonan yang dapat meredam kebisingan.
f) Tidak membunyikan klakson pada saat melintasi permukiman penduduk.
Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di sepanjang jalan yang melewatiperkampungan/permukiman
penduduk yang dilewati angkutan kendaraan trukpada saat mobilisasi alat berat dan material
konstruksi serta dilakukan padakendaraan pengangkut.
6) Periode Pengelolaan
Pengelolaan diakukan setiap hari pada saat kegiataan mobilisasi alat berat danmaterial
konstruksi, pematangan lahan dan pondasi selama pembangunanbangunan pabrik, sarana
serta prasaranan penunjangnya.
7) Institusi Pengelolaan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. Montelo
b) Pengawas : Dinas Perhubungan Kabupaten Mappi, Kantor Lingkungan Hidup,
Kabupaten Mappi dan Badan Pengelolaan Sumber Daya Alamdan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.
c) Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan BadanPengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
11 | P a g e
Kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan serta pembangunan sarana dan prasaranakebun berupa
aktivitas pembersihan lahan dari semak belukar, pohon-pohon sertatanaman penutup lainnya akan
meningkatkan volume air larian (run off) menjadi 7,6kali dibandingkan kondisi sebelum ada proyek
pada saat turun hujan, sehingga akanmeningkatkan potensi erosi sebesar 88,81 ton/ha/tahun atau
meningkat 10 kali darikondisi awal. Sumber dampak adalah kegiatan pembukaan dan pengolahan
tanah,pematangan lahan dan pondasi serta pembangunan sarana dan prasaranapenunjang kebun.
2)
b)
c)
Tampak secara visualisasi luasnya daerah terbuka tutupan lahan yang tidakdikelola yang
menyebabkan tampaknya proses pengikisan tanah oleh air hujan(erosi) yang menyebabkan
kekeruhan air.
3)
Dibuatkan saluran air hujan/drainase terlebih dahulu disekeliling lokasi kebunyang akan dibuat
sejalan dengan pembuatan jalan yang akan dibuka,dimatangkan pada awal kegiatan sebelum
dilakukan kegiatan konstruksi.b)
Perencanaan dan konstruksi saluran air hujan (drainase) primer, sekundermaupun tersier
dilingkungan tapak proyek harus memperhitungkan faktor desain
perencanaan yang layak sesuai periode serta curah hujan lokal setempat yaitupada saat struktur
bangunan seluruhnya telah berdiri.c)
Melakukan penanaman terhadap lahan terbuka dengan suatu tanaman makaselain akan mencegah
erosi, juga agar air larian menyerap ke dalam tanahsehingga volume air larian akan menurun dan
potensi air tanah dangkal akanmeningkat.d)
Pada daerah aliran sungai, vegetasi pada kanan kiri sempadan sungai harusdipertahankan selebar 50
meter untuk anak sungai dan 100 meter untuk induksungai. Sketsa lahan konservasi sempadan
sungai disajikan pada Gambar 3.1
5)
Pembuatan saluran air hujan darurat, saluran air hujan (drainase) primer,sekunder maupun tersier di
lakukan di sekeliling lokasi tapak proyek.b)
Pelestarian vegetasi sempadan sungai di sepanjang sungai yang masuk dalamlokasi tapak proyek.c)
13 | P a g e
Pembuatan buffer zone pada area-area yang tidak akan dibangun dandipertahankan sebagai ruang
terbuka hijau.
6)
Penyediaan fasilitas untuk pengelolaan terhadap peningkatan volume air lariandilakukan sebelum
kegiatan pematangan lahan.b)
Pembuatan
buffer zone
dan
green belt
dilakukan pada saat tahap konstruksi agarpada saat operasi telah tumbuh dan berfungsi.
7)
14 | P a g e
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupten Mappi dan Badan PengelolaanSumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH) ProvinsiPapua.
Gambar 3.1. Sketsa lahan Konservasi sempadan sungai
3.3.4
Meningkatnya Kandungan TDS, Penurunan DO, Peningkatan Kandungan BOD,COD, H2S, Fosfat,
Amoniak, Nitrit dan Nitrat (Penurunan Kualitas AirPermukaan)
1)
Kualitas badan air penerima sesuai dengan kondisi rona lingkungan awal.b)
Kualitas air sungai mengacu Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 akibatpeningkatan kandungan
TDS, Penurunan DO, peningkatan kandungan BOD,COD, H2S, fosfat, amoniak, Nitrit dan nitrat.c)
Biota air berdasarkan keaneka jenis plankton dan benthos digunakan tolok ukurindeks
Diversitas Shannon-Wiener
dan indeks dominansi Simpson.
15 | P a g e
Membuat fasilitas MCK di lokasi basecamp sesuai dengan persyaratan yangditetapkan Dinas
Kesehatan Kabupaten Mappi dan Provinsi Papua, al. jarak septictank dengan sumber air tanah > 10
m.b)
16 | P a g e
Air gelontoran
(grey water)
dialirkan dan dibuang ke badan air penerima melaluisaluran drainase.
c)
Melakukan penghematan penggunaan air tanah sehingga air limbah yangdihasilkan dapat dikurangi.
5)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan BadanPengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.c)
17 | P a g e
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan BadanPengelolaaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.5
Meningkatnya Kandungan TDS, Penurunan DO, Peningkatan BOD, COD, H2S,Fosfat, Amoniak,
Nitrit dan Nitrat (Penurunan Kualitas Air Permukaan) sertaPeningkatan Kandungan Fe, F dan
MBAS pada Air Tanah (Penurunan KualitasAir Tanah).
1)
Kualitas air badan air penerima sesuai dengan kondisi rona lingkungan awal.b)
Kualitas air sungai mengacu Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 akibatpeningkatan kandungan
TDS, Penurunan DO, peningkatan kandungan BOD,COD, H2S, fosfat, amoniak, Nitrit dan nitrat.c)
Biota air berdasarkan keanekaan jenis planknton dan benthos digunakan tolokindeks Diversitas
Shannon- Wiener
dan indeks dominansi
18 | P a g e
Simpson
.
3)
Dilakukan pengaturan pemupukan dengan dosis yang tepat sehingga tidakberlebih yang dapat
menambah pencemaran bdan air penerima.b)
Pengoptimalan penumpukan organik ( non kimia) dengan menggunakanlimbah organik al. kompos.
5)
19 | P a g e
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan BadanPengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.c)
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan BadanPengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.6
1)
20 | P a g e
Bagi masyarakat umum yang tidak bekerja di PT. Montello dapat dilakukanpelatihan keterampilan
khusus misalkan untuk kelompok ibu-ibu PKK, bantuanpermodalan skala mikro dan atau kecil
menengah (UMKM) bagi aktifitasekonomi masyarakat yang di anggap layak setelah dilakukan
verifikasi timperusahaan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mappi.
c)
Memadukan program penyediaan prasarana jalan, fasilitas sosial dan fasilitasumum yang akan
dilakukan perusahaan terkait dengan penyediaan sarana diareal perkebunan dan pabrik pengelohan
karet untuk mendukung aktifitasperusahaan dengan program rencana Pemerintah Kabupaten Mappi
di wilayahDistrik Edera dan sekitarnya.
5)
7)
Pengawas : Bappeda Kabupaten Mappi, Dinas Perindustrian KabupatenMappi, Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Mappi, KantorLingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan Badan PengelolaanSumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)Provinsi Papua.c)
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan BadanPengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.7
1)
48,219%;
kayu jambu putih/burolik
(Eugenia sp).
44,737%; resak
(Vatica sp).
40,871%; danRahay/Rafa
(Acacia sp).
32,988%. Sementara itu jenis yang dominan untuk tingkatpertumbuhan tiang, yaitu kayu kedondong
(Spondias pinnata)
dengan INP sebesar41,390%; mersawa
(Anisoptera sp).
35,191%; merbau
(Intsia sp).
32,357%; matoamerah
(Pometia sp).
27,981%; dan bintangur
(Calophyllum sp).
27,515%. Selainitu, hutan ini merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar yang
dilindungimaupun bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Sumber dampak terutamaberasal dari
kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan, pembangunan sarana danprasarana kebun serta
pembangunan Pabrik Pengolahan Karet dimana dilakukanpenebangan atau pemangkasan vegetasi
yang ada di lokasi tapak proyek.
2)
23 | P a g e
2,655 indeks ini menunjukkan bahwa keanekaragaman jenispohon di lokasi wilayah studi termasuk
kriteria sedang.Sementara itu, indeks keanekaragaman jenis untuk tiang berkisar antara 2,637
2,932. Indeks ini menunjukkan bahwa keanekaragaman vegetasi jenis tingkattiang termasuk
kedalam kategori sedang. Untuk tingkat pancang, indekskeanekaragamannya berkisar antara 2,346
2,898. Hal ini juga menunjukkanbahwa tingkat pancang juga memiliki tingkat keanekaragaman
jenis sedang.Sedangkan untuk tingkat semai memiliki indeks keanekaragaman berkisar 1,9012,338.Dari sejumlah jenis pertumbuhan yang terdapat di lokasi studi, semua jenistumbuhan tersebut
tidak tergolong kedalam kategori tumbuhan langka ataudilindungi. Hanya terdapat dua jenis
tumbuhan yang masuk kategori Apendix IIdalam CITES (
Convention On International Trade in Endangered Species Of WildFauna and Flora
), yaitu tumbuhan pakis
(Cycas sp.), Amorphophallus sp.
Danbeberapa jenis anggrek khas di Papua. Tumbuhan tersebut masih diperbolehkandiperdagangkan
secara internasional namun dalam kuota tertentu.
3)
Pemangkasan atau penebangan pohon hanya dilakukan pada lahan yangakan digunakan untuk
perkebunan dan lahan pabrik.b)
24 | P a g e
Melakukan penanaman pada lahan tidak produksi untuk karet. Jenis-jenistanaman pengganti yang
akan ditanam harus merupakan tanaman lokal/asliyang terdapat disetiap lokasi karena ketahanannya
telah teruji dan sesuaidengan kondisi lingkungan tersebut.c)
Melakukan penenanaman jenis-jenis tumbuhan pengganti untuk jenis yanghilang serta untuk ruang
terbuka hijau (RTH) dan jalan, diantaranya adalahyang mempunyai peranan ekologis dan estetika.d)
Pada lahan/tanah sacral dan kawasan suaka alam (KSA) yang berbatasanlangsung dengan lokasi
lahan kebun dan pabrik harus dibuatkan daerahpenyangga
(buffer zone)
di sekeliling tanah sacral tersebut, yang berfungsisebagai pendukung kawasan konservasi dan
merupakan daerah yang sangatpotensial untuk dikelola guna mempertahankan kelesetarian
biodversistasdan ekosistem, penyangga kawasan konservasi, kawasan budidaya, sumberpenghasil
pangan, kayu bakar dan obat-obatan.e)
f)
Pada daerah aliran sungai, vegetasi pada kanan kiri sempadan sungai harusdipertahankan selebar 50
meter untuk anak sungai dan 100 meter untukinduk sungai.
5)
25 | P a g e
Mempertahankan vegetasi sempadan sungai di sepanjang sungai yang terdapatdi dalam lokasi
proyek.
6)
Pengawas : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Mappi, Badan LingkunganHidup dan Litbang
Kabupaten Mappi dan Badan PengelolaanSumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(BAPESDALH)Provinsi Papua.c)
Pelaporan : BAdan Lingkungan Hidup dan Litbang Kabupaten Mappi danBadan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.8
1)
Tujuan pengelolaan adalah untuk meminimalsir hilangya jenis-jenis faunadarat (burung, mamalia,
reptil dan amphibi) yang ada saat ini terutama untuk jenisjenis hewan yang dilindungi sehingga tidak terlalu berdampak terhadapkeanekaragaman hayati
di lokasi tapak proyek.b)
Melindungi keanekaan jenis fauna darat yang terdapat di lokasi tapak proyekPT. Montello dan
kawasan sekitarnya.
4)
Memberi proteksi terhadap fauna darat liar yang berada di tapak proyek dansekitarnya dengan tidak
melakukan perburuan dan lain sebagainya terutamaterhadap jenis fauna yang dilindungi. Misal
dengan memasang papanpengumuman dilarang berburu di lokasi kegiatan.b)
Kegiatan penebangan pohon atau pemangkasan vegetasi tumbuhan bawahsaat pematangan lahan
dilakukan secara bertahap. Stress terhadap fauna bisa diminimalisir sehingga dampak kematian,
terutama satwa burung, akibatstress dapat ditekan.c)
28 | P a g e
Pengawas : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mappi, BadanLingkungan Hidup dan
Litbang Kabupaten Mappi dan BadanPengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.c)
Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kabupaten Mappi danBadan Pengelolaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.9
29 | P a g e
1)
30 | P a g e
Pengawas : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mappi, BadanLingkungan Hidup dan
Litbang Kabupaten Mappi danBadan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan LingkunganHidup
(BAPESDALH) Provinsi Papua.c.
Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kabupaten Mappidan Badan Pengelolaan Sumber
Daya Alam danLingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.10
Adanya Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha, Meningkatnya JumlahPenduduk Akibat Adanya
Tenaga Kerja Pendatang serta Perubahaan AdatIstiadat & Pola Kebiasaan Masyarakat Lokal dan
Perubahan LayananFasilitas Sosial dan Fasilitas Umum.
31 | P a g e
1)
skill yang perpikir berjumlah orang. dengan dapatdurekrutnya sekitar 200 orang tenaga lokal,
maka sekitar 454 jiwa (57,69)penduduk kampung banamepe dan yodom sisanya dari tenaga kerja
daritenaga kerja yang berasal dari luar akan meningkatkan jumlah pendudukdistrik kampung tersebu
t maupun distrik edera. Dengan adanyapertambangan penduduk sekitar lokasi kebun dan pabrik deng
an adanyapekerja pendatang dengan pola kebiasaan masyarakat lokal maupun tenagakerja di
perusahan.Peningkatkan kebutuhan patilitas lingkungan merupakan dampak turun daripeningkatan j
umlah penduduknya dengan adanya pendatang pada saatpenerimaan tenaga kerja yang bersal dari lu
ar lokasi tampak proyek.bertambahnya penduduk tentunya akan menutut peningkatkan berbagaifasili
tas lingkungan seperti fasilitas peribadatan pendidikan hiburan dan jalan.
2). Tolak Ukur Dampak
a)
Perbandingan jumlah pendudukn lokal yang terserap pada kegiatankontruksi kebun dan pabrik denga
n pekerja pendatang minimal 60 : 40.b)
Kepatuhan dan pelaksanaan terhadap adat isti adat dan pola kebiasaan(tata nilai dimasyarakat)
sebelum kegiatan dibadingkan dengan adanyakegiatan perusahaan;e)
32 | P a g e
Ketersediaan fasilitas social dan fasilitas umum yang ada dimasyarakatsebelum dan sesuda
adanya kegiatan perusahaan.
3)
Mengutamakan tenga tempat (masyarakat local) dalam perekrutantenga kerja di perkebunan maupun
pabrik pengelolahan karet PT.MONTELOd)
Mengharuskan kontraktor merekrut penduduk setempat untuk tengakerja proyek sesuai dengan
kualifikasi dan kebutuhan proyek.f)
Dilakukan tertib administrasi kepada setiap pendatang yang pekerjasetiap pendatang yang bekerja
disetiap pendatang untuk melapor dan menunjukan/membawa indentitas kependudukan dari daerah
asalkepada aparat setempat.g)
Menyediakan sarana konsulatasi dan diseminasi informasi tentang tatanilai masyarakat kepada
pekrja pendatang dan kegiatan ekonomi lokalkepada penduduk lokal.h)
Menyediakan sarana konsultasi dan diseminasi informasih tentang tatanilai masyarakat kepada
pekerja pendatang dan kegiatan ekonomilokal kepaada penduduk lokal.i)
Membantu penyediaan fasilitas umum dan sosial di masyarakat: antralain membangun darana dan
prasaran untuk karyawan maupunbantuan untuk masyrakat sekitar, antara lain berupa
perumahankaryawan, bantuan sarana penerangan untuk masyarakat, sekolah,sarana peribadatan,
sumber air bersih, jalan dan sarana lainya untukmendukung penyediaan saran prasarana dengan
adanya peningkatan jumlah pendudk akibat pengadaan tenga kerja dari luar.
5)
34 | P a g e
Pengawas : Dinas tenaga kerja kab. Mappi dan badanPengelolaan Sunber Daya Alam
danLingkungan Hidup (BAPESDALH) ProvinsiPapua.c)
Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kab.Mappi dan pengelolaan sumberdaya alam
danlingkungan hidup (BAPESDALH) Dinas TenagaKerja Prvinsi Papua.
3.3.11. Timbulnya Sikap Dan Presepsi Negatif Masyarakat Serta
timbulnyaGanguan Keamanan Dilingkungan Sekitar1) Dampak Penting Dan Sumber Dampak
Dampak penting yang dikelola adalah timbulnya presepsi masyarakat akibatakibat adanya rencana 1)
penerima tenaga kerja; 2) mobilisasi alat berat danmaterial konstruksi; 3) pembukaan dan penyiapan
lahan; 4)
pembanguan jalan dan sarana prasarana kebun; 5) penanaman karet; 6) pemeliharaantanamanbelum
mengasilkan (TBM) 7) Pembanguan Pabrik pengolahan karet.
2)
Sikap dan presepsi negative yang timbul dimasyarakat umumnya timbulakibat pengelolahan
lingkungan yang tidak dilakukan dengan baik padapentahapan-pentahapan kegiatan konstruksi
dalam mengelolaan dampakprimer. Oleh karena itu, untuk mencegah timbulnya sikap dan
persepsinegatif ini dilakukan pengelolaan lingkungan hidup seperti yangdisampaikan sebelumnya
yaitu, antara lain:
Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati jalan tanah khususnyadipermukiman penduduk agar
tidak beriringan yaitu interval waktuantara satu kendaraan lain minimal 10 menit dan
membatasikecepatanya yaitu maksimum 35 km/jam, pemasangan rambupembatas kecepatan.
Melakukan semua kegiatan mobilisasi bahan bangunan, pematanganlahan dan pembanguana jalan
pada siang hari, sehingga pemaparandebuh dilingkungan pemukiman tidak terus menerus 24 jam.
Apabilah dilakukan sampai malam, maka ada pembritahuan kepadamasyarakat melalui kepala
kampong.
36 | P a g e
Dibuat aluran air hujan darurat terlebih dahuluh disekelilig lokasi yangdimatangkan pada awal
kegiatan sebelum dilakukan kegiatanpematangan lahan dan pembangunan jalan. Ujung salurang
tersebutsebelum masuk drainase utama dibangun kolam (Bak) pengedapan.Untuk menampung
lumpur yang terbawa air hujan.
Perbaikan jalan umum yang digujakan untuk mobilisasi bahan danmaterial bangunan apabilah telah
selesai tahapan konstruksi.
Menguatamakann penduduk local dalam perektrutan tenaga kerjadi perkebunan maupun pabrik
pengolahan karet.c)
Peningkatan kebisingan
37 | P a g e
Erosi
38 | P a g e
Pengawas : Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya dan Permukiman,Dinas Tenaga Kerja, Badan
Lingkungan Hidup, danlitbang kab. Mappi dan badan pengelolaanSumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup,(BAPESDALH) Provinsi Papua.c.
Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang kab. Mappi danbadan pengelolaan Sumber Daya
Alam danLingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.3.12. Penurunan Kualitas Sanitasi LingkunganA.
Kegiatan
39 | P a g e
a.
Data jumlah dan jenis penyakit yang di derita oleh masyarakat sebelumkegiatan di lakukan,c.
40 | P a g e
kimia sehingga tidakterjadi dampak lanjutan, yaitu dampak terhadap penurunan kualitas
airpermukaan, penurunan kualitas udara ambient terutama peningkatankandungan debu terbang
(TSP) seperti telah di uraikan pada sub-babsebelumnya.c.
Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi, Badan LingkunganHidup dan Litbang Kab. Mappi
dan Badan PengelolaSumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)
Provinsi Papua.c)
41 | P a g e
Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kab. Mappi danBadan Pengelolaan Sumber Daya
Alam Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
B.
Data jumlah dan jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat sebelum dansesudah kegiatan
dilakukan.b)
42 | P a g e
Membangun dan menyediakan fasilitas kesehatan berupa klinik atau puskesmayang dapat
melayani tenaga kerja perusahaan dan masyarakat setempat.
c)
Melakukan pengelolaan terhadap komponen fisik-kimia sehingga tidak terjadidampak lanjutan, yaitu
dampak terhadap penurunan kualitas air permukaan,penurunan kualitas udara ambient terutama
peningkatan kandungan debuterbang (TSP).d)
Berperilaku sanitasi yang baik sesuai yang diarahkan dari Dinas KesehatanKabupaten Mappi.e)
5)
Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi, Badan LingkunganHidup dan Litbang Kab. Mappi
dan Badan PengelolaSumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)Provinsi Papua.c)
Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kab. Mappi danBadan Pengelolaan Sumber Daya
Alam Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
Gambar 3.2. Contoh Tipical Septic Tank
3.4. Tahapan Operesi3.4.1. Penurunan Kualitas Udara Karena Peningkatan Kadar NO
2,
SO
2,
44 | P a g e
45 | P a g e
46 | P a g e
2)
47 | P a g e
b)
Kebun taman sebagai koridor hijau didalam lokasi pabrik pengolahankaret yang berfungsi sebagai
tanaman peneduh, pelindung dan stetikalingkungan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan
sekitar pabrik,terutama dampak lanjutannya terhadap kesehatan karyawan.
c)
d)
e)
Pengangkutan bahan oleh karet dan hasil pengolahannya yang melaluipermukiman penduduk agar:
Mengatur kecepatan kendaraan saat melewati jalan tanahkhususnya di sekitar permikiman penduduk
agar tidak beriringandan interval waktu antara satu kendaraan dengan kendaraan lainminimal 10
menit.
48 | P a g e
Membuat
standard
operating procedures (
SOP) Untuk kegiatanpengangkutan pada kegiatan operasional kebun dan pabrik
sehingga dampak yang mungkin timbul dapat ditekan sekecilmungkin.
5)
Lokasi Pengolaan
Disepanjang jalur jalan di area kebun, area pabrik pengolahan karet dan bataskebun dengan jalan
raya.
6)
Perode Pengolaan
Pengolaan dilakukan selama operasional.
7)
49 | P a g e
Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi, Badan LingkunganHidup dan Litbang Kab. Mappi
dan Badan PengelolaSumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)Provinsi Papua.c)
Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup dan Litbang Kab. Mappi danBadan Pengelolaan Sumber Daya
Alam Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
B)
Tolak ukur dampak yang dihasilkan kegiatan pabrik pengolahan karet yaitumengacu kepada
keputusan Menteri Negeri Lingkungan Hidup No. 13 1995tentang baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak, lampirang IIB, tentang bakumutu emisi untuk kegiatan lain.
50 | P a g e
b)
Tolak ukur dampak kualitas udara adalah baku mutu udara ambient mengacukepada peraturan
pemerintah repoblik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentangpengedalian pencemaran udara.
c)
Tolak ukur dampak untuk kebauab adalah baku mutu kebauan berdasrkankeputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 40 Tahun 1996, tentangbaku mutu kebauan
d)
Tolah ukur dampak lanjutan adalah jumlah penderita ISPA yang tercatatberdasrkan kunjungan ke
puskesmas kecamatan atau distrikberdasarkanpemukiman.
3)
S
i) Tediri dari pohon, perdu/semak; ii) memiliki kengunaan untuk menyerap udara;iii) jarak tanam
rapat; dan iv) bermasan daun padan.Contoh jenis tanaman:a)
kisabun
(felicium decipiens)
b)
Bamboo kuning
(banbusa filgaris)
d)
Bogenvil
(boungenvillea sp.)
e)
Teh
tehan pangkas
(acalypa sp.)
Penanaman dikombinasikan dengan tanaman khaks setempatatara lain rahay
(Acasia mangium)
bus merah
52 | P a g e
(melaleuca sp),
bus putih
(melaeica leucadendron),
ketapang
(Terminaliacatapa),
tanjung
(mimusops elengi),
bintagur
(callophylum sp.),kayu lemo (lisea sp),
kayu susu
(kabera mongas).
Gambar 3.3 Jalur Tanaman Tepi Penyerap Polusi Udara
b)
Secara umum seluruh unit produksi yang mengemisikan gas dan partikulatdilengkapi dengan
cerobong yang memiliki kecepatan alir gas buangnya > 20m/detik agar cepat terdilusi di udara bebas
dan tidak terjadi turbulensi.e)
Tinggi cerobong emisi minimal 2,5 kali tinggi bangunan tertinggi sehinggasebaran emisi di
lingkungan sekitarnya merata dan memenuhi baku mutu udaraambient.
53 | P a g e
5)
Lokasi pengelolaan
Di sekeliling pengelolaan area karet.
6)
Periode pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama operasional pabrik karet.
7)
Pengawas : kantor lingkungan hidup, Kab. Mappi badan pengelolaansumber daya alam dan
lingkungan Hidup (BAPESDALH)provinsi papua.c)
54 | P a g e
55 | P a g e
4)
seluruh peralatan menimbulkan bising (>85 dBA) seperti genetator dan boilerditempatkan di
tempatkan di ruang tertutup agar kebisingan tidak menyebar.b)
Lokasi pengelolaan
Di lokasi pabrik pengelolaan pabrik karet
6)
Periode pengelolaan
56 | P a g e
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup, Kab. Mappi badanpengelolaan sumber daya alam
dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua
c)
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kab. Mappi dan badanpengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi papua
3.4.3. Meningkatnya Kandungan TDS, Penurunan DO, Peningkatan KandunganBOD, COD, H
2
S, Fosfat, Amoniak, Nitrit Dan Nitrat (Penurunan Kualitas AirPermukaan)A.
57 | P a g e
Kualitas air badan air penerima sesuai dengan kondisi rona lingkungan awal.
Kualitas air sungai mengacu peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 akibatpeningkatan kandungan
TDS, penurunan DO, peningkatan kandungan BOD,COD, H
2
S, Fosfat, Amoniak, Nitrit dan Nitrat.
c)
Biota air berdasarkan keanekaan jenis plankton dan benthos digunakan tolokukur indeks Diversitas
Shannon
wiener
dan indeks dominasi
3)
58 | P a g e
sungai yang berada di sekitar lokasi ( sungai digoel dan sungai matan)yang berdampak lanjutan
terhadap persepsi masyarakat.
4)
Grey water
dibuang ke drainase/sungai.
5)
59 | P a g e
a)
Pengawas : Dinas Kehutanan dan perkebunan kab. Mappi, kantorlingkungan hidup, kab. Mappi
badan pengelolaansumber daya alam lingkungan hidup (BAPESDALH)provinsi papuac)
Pelaporan : Kantor lingkungan hidup, kabupaten Mappi danbadan pengelolaan sumber daya alam
dan lingkunganhidup (BAPESDALH) Provinsi Papua
B.
1)
Tolok
Ukur
Dampak
60 | P a g e
a)
Kualitas air badan air penerima sesuai dengan kondisi rona lingkungan awal.b)
Kualitas air sungai mengacau Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 akibatpeningkatan
kandungan TDS, Penurunan DO, peningkatan kandungan BOD,COD, H2S, fosfat, amoniak, Nitrit
dan nitrat.c)
Biota air berdasarkan keaneka jenis plankton dan benthos digunakan tolokukur Indeks Diversitas
Shannon-Wiener dan indeks dominansi Simpson.
3)
Dilakukan pengaturan pemupukan dengan dosis yang tepat sehingga tidakberlebih yang dapat
menambah pencemaran badan air penerima.b)
Pengoptimalan pemupukan organic (non kimia) dengan menggunakan limbahorganik al. Kompos
5)
61 | P a g e
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi Badan PengelolaanSumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)Provinsi Papua.c)
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup, Kabupaten Mappi dan BadanPengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
C.
62 | P a g e
Kualitas air sungai mengacu pada Lampiran A IV Kep Men LH No. 51 tahun1995 tentang baku
mutu limbah cair bagi kegiatan industri.c)
Kualitas air sungai mengacu Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 akibatpeningkatan kandungankandungan parameter BOD, COD, TSS, Minyak danLemak, total N serta pH.
3)
Melakukan pemeliharaan mesin-mesin pabrik pengolah karet secara rutindengan mengacu pada SOP,
agar dapat menekan limbah yang dihasilkan,dan mengoperasikan IPAL sesuai dengan SOP sehingga
limbah yang dibuangke badan air penerima memenuhi baku mutu yang ditetapkan.b)
Pemisahan saluran air limbah dan saluran domestik atau non limbah,sehingga dibuat oil traps untuk
menanngakp ceceran minyak dari lantai danlainnya.
63 | P a g e
c)
Memasang kasa penyaring terhadap saluran pembuangan limbah cair,sehinnga padatan yang terikut
dalam air limbah dapat tertahan.
d)
Memasang alat ukur penggunaan air dan alat pengukur debit limbah, agarkuantitas penggunaan air
untuk kegiatan proses pengolahan dan jumlahlimbah cair tang dihasilkan dapat terpantau secara
baik.
e)
Pembuatan sumur pantau untuk mengetahui kemungkinan terjadinyapencemaran pada air tanah.
5)
64 | P a g e
Pengawas : Kantor Lingkungan Kab. Mappi Bada Pengelolaan SumberDaya Alam Dan Linkunagn
Hidup ( BAPESDALH) Provinsi Papuac)
Pelapor : Kantor Lingkungan Hiduo Kab. Mappi Dan Badan PengelolaanSumber Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup (BAPESDALH)Provinsi Papua
3.4.4
Penururunan Kualualitas Air Tanah; Peningkatan Kandungan Paraeter BOD,COD, TSS, Minyak Dan
Lemak, Totaln Serta pH Dan Zat Pencemar Lainya.1.
Dibuatkan saluran air hujan/pembatas di sekeliling sumur atau sumberair/mata air yang di
pergunakan untuk kebutuhan domestikmasyarakat, supaya air larian pada saat hujan turun yang
membawasisa-sisa pupuk tidak langsung masuk ke sumur atau sumber air/mataair yang
dipergunakan penduduk.
b.
Dilakukan pengaturan pemupukan dengan dosis yang tepat sehinggatidak berlebih yang
dapat menambah pencemaran badan air penerima.
c.
66 | P a g e
Pengelolaan dilakukan disekitar sumur-sumur penduduk dan sumberair/mata air yang di pergunakan
sebagai keperluan domestikmasyarakat.
b.
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup,Kab. Mappi dan BadanPengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.c.
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup,Kab. Mappi dan BadanPengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.4.5
3)
Bagi masyarjarakat umum yang tidak bekerja di PT. MONTELO dapatdilakukan pelatihan
keterampilan khusus misalkanna untuk kelompok ibu-ibu PKK, bantuan permodalan skala mikro dan
atau kecil menengah,(UMKM) bagi aktivitasi tim perusahaan bekerja sama dengan
PerintahKabupaten Mappi.c)
68 | P a g e
Memadukan program penyediaan prasarana jalan, fasilitas social, danfasilitas umum, yang akan
dilakukan sarana-sarana di areal perkebunandan untuk mendukung aktivitas perusahaan dengan
program rencanaPemerintah Kabupaten Mappi Kampung Banamepe Dan Yodom DistrikEdera Kab.
Mappi
5)
Pengelolaan dilakukan mulai tahap kontruksi dan terus dilakukan pada tahapoperasional
7)
Pengawas : BAPPEDA Kab. Mappi, Dinas Perindutrian Kab. Mappi , DinasTenaga Kerja Kab.
Mappim Kantor Lingkungan Hidup, Kab.Mappi, Dinas Perhubungan Kab. Mappi Dan Badan
PengelolaanSumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH)
c)
Pelaporan : Kantor Lingkungn Hidup, Kab. Mappi Dan Badan PengelolaanSumber Daya Alm Dan
Lingkungan Hidup (BAPESDALH) ProvinsiPapua.
3.4.6
69 | P a g e
Fitoplankton
1 Up Strean Sungai Digoel I 4 1,277 0,3062 Up Stream Sungai Digoel II 4 1,330 0,2783 Down Strea
m Sungai Digoel I 3 1,099 0,3334 Down Stream Sungai Digoel II 9 2,043 0,1365 Kali Matan 6 1,73
3 0, 188
70 | P a g e
B.
Zooplankton
1 Up Strean Sungai Digoel I 4 1,332 0,2802 Up Stream Sungai Digoel II 4 1,089 0,4203 Down Stre
am Sungai Digoel I 2 0,673 0,5204 Down Stream Sungai Digoel II 1 0,000 1,0005 Kali Matan 5 0,5
65 0,759
C.
Benthos
1 Up Strean Sungai Digoel I 3 1,055 0,3602 Up Stream Sungai Digoel II 3 1,099 0,3333 Down Stre
am Sungai Digoel I 3 1,099 0,3334 Down Stream Sungai Digoel II 1 0,000 1,0005 Kali Matan 3 1,0
55 0,360
Sumber analisis data primer, 2012
Lokasi sampiling:1.
71 | P a g e
3)
Pengawas : Badan Lingkungan Hidup Dan Litbang Kab. Mappi Dan BadanPengelolaan Sumber
Daya Alam Dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.c.
Pelaporan : Badan Lingkunagn Hidup Dan Litban Kab. Mappi Adan BadanPengelolaan Sumber
Daya Alam Dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua
3.4.7
Meningkatnya Jumlah Penduduk Akibat Adanyatenaga Kerja PendatangPerubahan Adat Istiadat &
Dan Pola Kebiasaan Masyarakat Lokal DanPerubahan Layanan Fasilitas Sosial Dan Fasilits
Umum1)
Jumlah penduduklokal yang terserap pada kegiaan kontruksi kebun dan,yaitu kurang lebih 660 orang
atau 50% dari total tenaga kerja yangdirekrut untuk operasional pabrik, serta jumlah penduduk
KampungBanamepe Dan Yodom Distrik Edera adanya kegiatan.b)
73 | P a g e
Kepwtuhan dan pelaksaan terhadap adat isiadat dan pola kebiasaan (tatanilai di masyarakat) sebelum
kegiatan dilakukan dibandingkan denganadanya kegiatan peruahaan.c)
Ketersediaan fasilitas sosialdan fasilitas umum yang ada dimasyarakatsebelum dan sesudanya
kegiatan prusahaan.
3)
Dilakukan tertib administrasi kepada setiap pendatang yang bekerja diperusahaan untuk melapor dan
menunjuk/ membawa identitaskependudukan dari daerah asal kepada aparat setempat.b.
74 | P a g e
Menyediakan sarana konsultasi dan desiminasi informasi tentang tata nilaimasyarakat kepada
pekerja pendatang dan kegiatan ekonomi lokal kepadapenduduk lokal.c.
Menyediakan sarana konsultasi dan desiminasi informasi tentang tata nilaimasyarakat kepada
pekerja pendatang dan kegiatan ekonomi lokal kepadapenduduk lokal.d.
Membantu menyediakan fasilitas umum dan sosial dimasyarakat antaralain: membangun sarana dan
prasarana untuk karyawan maupun bantuanuntuk masyarakat sekitar, antara lain berupa perumahan
karyawan,bantuan sarana dan penerangan untuk masyarakat, sekolah saranaperibadatan, sumber air
bersih, jalan dan sarana lainnya untuk mendukungpenyediaan sarana-prasarana dengan adanya
peningkatan jumlahpenduduk akibat pengadaan tenaga kerja dari luar.
5)
Pengawas : Dinas Cipta Karya Dan Pemukiman Kab. Mappi, BadanLingkungan Hidup Dan Litbang
Kab. Mappi Dan BadanPengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH)
Provinsi Papuac.
75 | P a g e
Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup Dan Litbang Kab. Mappi Dan BadanPengelolaan Sumber
Daya Alam Dan Lingkungn HidupLingkungan (BAPESDALH) Dan Dinas Tenaga Kerja Provins
Papua
3.4.8
Jumlah penduduk lokal yang terserap pada kegiatan operasional kebundan operasional pabrik
penolahan karet.b)
Jenis mata pencaharian penduduk setempat di Kampung Banamepe danYodom Distrik Edera Kab.
Mappi.
3)
Berkoordinasi dengan aparat kampung atau kepala adat dalam prosesperekrutan tenaga kerja
sehingga menjamin bahwa tenaga kerja yangdirekrut berasal dari masyarakat lokal setempat.b)
Mengadakan pelatihan sederhana terhadap masyarakat tempatan yangberniat menjadi tenaga kerja
karyawan umum yang berpenidikanmenengah, seperti pengenalan jenis pekejaan yang akan
dilakukan,aturan ketenaga kerjaan yaitu mengenai hak dan kewajiban pekerja,aturan ketenaga
kerjaan yaiyu mengenai hak dan kewajiban pekerja,serta tata tertib perusahaan khususnya mengenai
SOP dan larangan mengenai tindakan bebahaya bagi kelangsungan operasional pabrikpengolahan
karet.c)
7)
Institusi pengelolaan lingkungan hidup
a)
Pengawas : Dinas Tenaga Kerja Kab. Mappi, Badan Lingkungan HidupDan Litbang Kab. Mappi
Dan Badan Pengelolaan SumberDaya Alam Hidup (Bapesdalh) Propinsi Papuk.c)
Pelaporan : Badan Lingkungan Hidup Libtang Kab. Mappi Dan BadanPengelolaan Sumber Daya
Alam Dan Linkungan Hidup(Bapesdalh) Provinsi Papua.
3.4.9
Timbulnya Sikap Dan Presepsi Negatif Masyaraka Serta Timbulnya GangguanKeamanan Dan
Ketertiban Di Lingkungan Masyarakat.1)
Melakukan pengelolaan secara optimal terhadap sumber dampak primeryang dapat mencemari
kualitas udara dan air seperti tela tersaji padasub.bab dimuka.b)
Memberikan informasimengenai teknik pengolahan air limbah yangdioerasikana berserta arah aliran
limbah jika terjadi Malfuction IPAL yaituke.S Digoel Dan S. Matan, sehingga kekhawatiran
penduduktercemardapat diminimalisasi.d)
79 | P a g e
7)
Pengawas : badan lingkungan hidup dan litbang kab. Mappi dan badanPengelolaan sumber daya
alam danlingkungan hidup(BAPESDALH) Provinsi papua
c)
Pelaporan : Badan Lingkungn Hidup Dan Litban Kab. Mappi Dan BadanPengelolaan Sumber Daya
Alam Dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.4.10
Penurunan Sanitasi Lingkungan Dari Permukiman Pekerja, Operasional KebunDan Pabrik Karet1)
80 | P a g e
Kondisikelengkapan fasilitas sanitasi lingkungan (MCK) di base camp,kantor mess, dan pemukiman
tenaga kerja.b)
Data jumlah jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat sebelumkegiatan dilakukan.c)
Membuat fasilitas MCK di lokasi basecamp sesuai dengan persyaratanyang ditetapkan Dinas
Kesehatan Kabupaten Mappi dan ProvinsiPapua,al.jarak septic tank dengan sumber air tanah
>10m.b)
81 | P a g e
Melakukan penyiraman terutama pada jalan akses kebun dan dekatpemukiman untuk menekan kadar
sebu udara.d)
Pengawas :
Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi Badan Lingkungan HidupDan Litbang Kab. Mappi dan badan Pe
ngelolaan SumberDaya Alam dan Lingkungan Hidup (BAPESDALH) ProvinsiPapua.c)
Pelaporan : Badan Lingkungn Hidup Dan Litbang Kab. Mappi Dan BadanPengelolaan Sumber Daya
Alam Dan Lingkungan Hidup(BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.5
82 | P a g e
Memberikan informasi kekegiatan perusahaan jauh-jauh harisehingga tenaga kerja yang ada
memiliki persiapan untuk di PHK.b)
Memberikan santunan (uang pasangon) bagi karyawan yang tenagakerja yang di PHK sesuai
perauran.
5)
Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Mappi Badan LingkunganHidup dan litbang kab. Mappi Da
n BadanPengelolaan Sumber Daya Alam Dan LingkunganHidup(BAPESDALH) Provinsi papuad)
Pelaporan : Badan Lingkungn Hidup Dan Litbang Kab. Mappi DanBadan Pengelolaan Sumber Daya
Alam DanLingkungan Hidup (BAPESDALH) Provinsi Papua.
3.5.2
84 | P a g e
Jumlah penduduk lokal yang memperoleh kembali haknya untukmengelola dan memanfaatkan lahan
yang diserahkan perusahaan.b)
Berkodinasai dengan aparat kampung dan distrik setempat untukpengolahan sarana dan perasarana
yang ditinggalkan olehperusahaan sehingga dapat termanfaatkan oleh masyarakat.b)
85 | P a g e
Berkoordinasi dengan instansi di kabupaten untuk pemanfaatanfasilitas sarana dan perasaranan yang
dapat digunakanpengembangan kesejahteraan masyarakat.
5)
b)
Pengawas : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mappi, Kantor LingkunganHidup , Kab, Mati Dinas
Tenaga Kerja Dan Perukiman,Ksbupsten Msppi, Dan Pemukiman Kab. Mappi, DinasTenaga Kerja
Kabupaten Mappi Dinas Tenaga Kerja DanKependudukan Provinsi Papua,Dan Badan
PengelolaanSumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup.c)
Pelaporan :Kantor Lingkungan Hidup, Kab Mappi Dan BadanLingkungan (BAPESDALH) Dan
Dinas Tenaga KerjaProvinsi Papua.
86 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Adiwibowo, 1999. Metode Evaluasi Dampak, Makalah Kersus Penyusun AMDAL.Fakultas
Pertanian IPB Pertanian, Bogor.1998.
Issue Management In Resources Planning. In Reg Land (Ed).
Intergrated Approaches To Resource Planning And Management . Calgary
: University Of CalgaryPress.Anonimous. 1983. Criteria sifat kimia tanah. Pusat penelitian tanah.
Departemen Pertanian,Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.Anonimous. 1997.
Manual kapasitas jalan Indonesia (MKJI). Sweroad Bekerjasama denganPT. bima karya (persero)
87 | P a g e
Jakarta.Alam setia zein, S.H, 1996, Hukum Lingkungan- Konsekuensi Hutan, Bineka Cipta,
JakartaApha. 1980. Standard Metosd for the Examination Of Waste Water. American Public
HealthAssociation, Washingtong, DC.Arsyad, S. 1990. Konsevasi Tanah dan Air. Institut Pertanian
Bogor. BogorAxelrod, D.I> and P.H. revan, 1982. Paleobiogeography and origin of the New Guinea
flora.In : J.L. gressit (ed.), Biogeogrsphy snd Ecologi of New Guinea. Pp. 919-9941. W. Junk,The
Hague.Bemmelen, R.W. van, 1970, The Geology, of Indonesia, Vol. IA, Martinus Nijhoff The
The,Haque, The, Netherlands.Branch, Kristi et.al. 1984. Guide to Social Impact Assessment : A
Framework For AssessingSocial Change. Boulder, CO : Westview.Canter, larry w.
1984. Environmental Impact Assessment. New York : Mcgraaw Hill.Cairil anwar. 2001. Managemen
dan teknologi budidaya karet. Medan : Pusat PenelitianKaret ( diakses dariwww.ipard.com/arti
perkebunan/aug0706 Tanggal 8 September2007).
88 | P a g e