Anda di halaman 1dari 4

influenza

A. Pengertian
Influenza adalah : Suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh demam,
menggigil sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorokan dan batuk
nonproduktif
B. PENGOBARAN

Antipyretic : ASA 600 mg secara oral, 4 jam bagi dewasa; acetaminophen bagi anakanak.

Agent adrenergic : Phenylephrine (Neo-Synephrine), 0,25%, 2 tetes pada tiap-tiap nostril


bagi kongesti nasal.

Agent antitussive : Terpin hydrat dengan codeine, 5-10 ml PO q 3-4 jam untuk dewasa
apabila batuk.

Agent antiinfektif : Amantadine 100 mg PO atau untuk durasi epidemic (3-6 minggu)
untuk orang-orang beresiko tinggi berumur diatas 9 tahun bisa juga diberikan kepada
orang-orang berumur diatas 65 tahun tetapi takaran dikurangi untuk orang dengan gagal
fungsi.

Imunisasi aktif : Vaccine, 0,5ml IM untuk dewasa; 0,25 ml untuk bayi 6-35 bulan; 0,5 ml
IM untuk anak-anak 3-12 tahun; untuk bayi dan anak-anak berikan 2 dosis pada interval 4
minggu. Vaksin ini harus diulangi secara tahunan pada individu-individu yang sudah tua,
orang-orang dewasa yang sakit kronis, anak-anak dengan jantung kronis atau penyakit
pulmonary, perawatan rumah penduduk dan fasilitas-fasilitas pelayanan kronis, dan
penyediaan pelayanan kesehatan dengan mengontak pasien-pasien beresiko tinggi.

Studi diagnostik
Test Diagnostik

Penemuan

Tes Laboratorium

Positif untuk virus infuenza

Kultur jaringan nasal atau sekret


pharyngeal.
Kultur sputum.

Positif untuk bakteri pada infeksi


sekunder

Fluorescent antibody yang mengotori

Positif untuk virus infuen

sekret.

Meningkat 4 x pada antibody antara


Hemagglutination inhibition or

tahap akut dan pemulihan.

complement fixation test


Urinalysis

Albuminuria

Kecepatan sedimentasi meninggi


Jumlah WBC

Erythrosit
Leukopenia (< 5000 mm3) atau
leukositosis (11.000-15.000 mm3).

Hemoglobin

Meningkat

Hematocrit

Meningkat

C. Patogemesis
Virus influenza A, B dan C masing-masing dengan banyak sifat mutagenik yang mana virus
tersebut dihirup lewat droplet mukus yang terarolisis dari orang-orang yang terinfeksi. Virus ini
menumpuk dan menembus permukaan mukosa sel pada saluran napas bagian atas, menghasilkan
sel lisis dan kerusakan epithelium silia. Neuramidase mengurangi sifat kental mukosa sehingga
memudahkan penyebaran eksudat yang mengandung virus pada saluran napas bagian bawah. Di
suatu peradangan dan nekrosis bronchiolar dan epithelium alveolar mengisi alveoli dan exudat
yang berisi leukosit, erithrosit dan membran hyaline. Hal ini sulit untuk mengontrol influenza
sebab permukaan sel antigen virus memiliki kemampuan untuk berubah. Imunitas terhadap virus
influenza A dimediasi oleh tipe spesifik immunoglobin A (lg A) dalam sekresi nasal. Sirkulasi lg
G juga secara efektif untuk menetralkan virus. Stimulus lg G adalah dasar imunisasi dengan
vaksin influenza A yang tidak aktif.
Setelah nekrosis dan desquamasi terjadi regenerasi epithelium secara perlahan mulai setelah sakit
hari kelima. Regenerasi mencapai suatu maximum kedalam 9 sampai 15 hari, pada saat produksi
mukus dan celia mulai tamapk. Sebelum regenerasi lengkap epithelium cenderung terhadap
invasi bakterial sekunder yang berakibat pada pneumonia bakterial yang disebabkan oleh
staphiloccocus Aureus.
Penyakit pada umumnya sembuh sendiri. Gejala akut biasanya 2 sampai 7 hari diikuti oleh
periode penyembuhan kira-kira seminggu. Penyakit ini penting karena sifatnya epidemik dan
pandemik dan karena angka kematian tinggi bersama sekunder. Resiko tinggi pada orang tua dan
orang yang berpenyakit kronik.

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Christantie, S.Kp, Perawatan Pasien Luka Bakar, Editor, Yasmin Asih-Jakarta :
EGC, 1999.
Smeltzer C. Suzanne and Bare G. Brande, Brunner and Suddarths,Keperawatan Medikal
Bedah, Ed 8, Vol 3. jakarta : EGC, 2001.
Marlyn E. Doenges, dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 Jakarta, EGC, 1999.

Anda mungkin juga menyukai