Anda di halaman 1dari 13

Metode MRP :

a. Fixed Order Quantity (FOQ)


Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan tetap karena
keterbatasan akan fasilitas. Misalnya, kemampuan gudang, transportasi,
kemampuan supplier dan pabrik. FOQ sangat spesifik untuk menentukan
persediaan produk. Penentuan besarnya lot sangat memperhatikan faktor
luar yang tidak dapat dihitung dengan teknik algoritma penentuan lot.
Biasanya metode ini digunakan apabila terdapat biaya pemesanan yang
tinggi. Besarnya lot dapat dilakukan sekehendak hati, berdasarkan intuisi,
faktor empirik atau berdasarkan pengalaman. Salah satu ciri FOQ adalah
besarnya lot yang tetap tetapi periode pemesanan yang berubah.
Contoh:
Sebagai contoh berikut, penentuan lot sebesar 180 dilakukan
dengan intuisi. Pemesanan akan dilakukan sebesar 180 apabila jumlah
kebutuhan bersih untuk beberapa periode akan datang mendekati 180.
Periode
b.

1
Kebutuha 20

2
50

n bersih

3
10

4
80

5
0

Ukuran

18

lot
Persediaa

0
16

11

n
(LFL)

6
10

40

8
40

0
18

10

0
5

18

0
11

11

10

11

12

Lot
for

70

30

18

0
15

11

0
15

12

Lot

Pendekatan menggunakan konsep atas dasar pesanan diskrit


dengan pertimbangan minimasi dari ongkos simpan, jumlah yang dipesan
sama dengan jumlah yang dibutuhkan.
Metode ini digunakan untuk kondisi dimana pola kebutuhan yang
berubah-ubah dan tidak teratur, pada sistem produksi yang mempunyai
sifat setup permanen pada proses produksinya. Dengan selalu
memperhitungkan kembali bila terjadi perubahan pada kebutuhan bersih,
maka diharapkan tidak ada persediaan di gudang sehingga biaya
penyimpanan akan menjadi nol. Dengan demikian metode ini juga cocok
untuk produk yang mempunyai biaya penyimpanan yang sangat besar.
Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up $ 5.75, dan ongkos simpan
$ 0.05, maka:

Ongkos set up

: 9 x $ 5.75

= $ 51.75

Ongkos simpan

=0

Ongkos total

c. Least Unit Cost (LUC)

= $ 51.75

Pendekatan menggunakan konsep pemesanan dengan ongkos unit


perkecil, dimana jumlah pemesanan ataupun interval pemesanan dapat
bervariasi. Keputusan untuk pemesanan didasarkan :
ongkos perunit terkecil = (ongkos pesan per unit) + (ongkos simpan
per unit).
Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up $ 5.75, dan ongkos
simpan $ 0.05, maka:
Periode

Ongkos set up
Ongkos simpan
Ongkos total

: 2 x $ 5.75 = $ 11.50
= $ 9.55 +
= $ 21.05

d. Economic Order Quantity (EOQ)


Pendekatan menggunakan konsep minimasi ongkos simpan dan
ongkos pesan. Ukuran lot tetap berdasarkan hitungan minimasi tersebut.
Economic Order Quantity adalah salah satu teknik didalam metode
perhitungan yang digunakan untuk menentukan jumlah dan waktu order
suatu material sehingga biaya inventori perusahaan dapat diminimumkan.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode EOQ:

TC(Q) = purchase Cost + order cost + holding cost


TC(Q) = P*D + (C*D/Q) + (h*Q)/2
Keterangan :
Q = lot size atau jumlah pesanan (unit)
D = kebutuhan bahan setiap kali pesan
C = biaya order per order (atau biaya setup kalau diproduksi sendiri)
P = harga
h = biaya simpan per unit per pesan.
Dengan menggunakan derivative total cost terhadap Q, maka didapatkan :
TC(Q) = P*D + (C*D)/Q + (h*Q) / 2
DTC/dQ = -(C*D)/Q2 + h/2
Syarat optimal titik kritis did TC/dQ = 0, maka didapatkan :
2C D
Q
h
Contoh soal :

EOQ model adalah Q*=


dimana

D = pemakaian tahunan = 1.404


S = biaya tetap = $100
H = biaya penyimpanan (penggudangan), per tahun per unit
= $1 x 52 minggu = $52

Q* = 73 unit

Setup = 1.404/73 = 19 per tahun


Biaya setup = 19 x $100 = $1.900
Biaya penyimpanan =

x ($1 x 52 minggu) = $1.898

Biaya setup + biaya penyimpanan = $1.900 + $1.898 = $3.798


Solusi EOQ menghasilkan biaya 10 minggu adalah $730 [$3.798 x (10
minggu/52 minggu) = $730].
e. Period Order Quantity (POQ)
Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis
agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini
dilandasi oleh metode EOQ. Dengan mengambil dasar perhitungan pada
metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya jumlah pesanan
yang harus dilakukan dan interval periode pemesanannya adalah setahun.
Contoh :
EOQ=74; demand/minggu = jumlah deman/jumlah periode = 27;
POQ = EOQ/D

Waktu antar pemesanan = 74/27 = 2.7 ~ 3 minggu

f. Part Period Balancing (PPB)


Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot ditetapkan bila
ongkos simpannya sama atau mendekati ongkos pesannya. Pendekatan
PPB berusaha menyeimbangkan biaya set-up dan biaya simpan dengan
menggunakan konsep Economic Part Period (EPP)
Contoh perhitungan: jika lead time 2, ongkos set up $ 5.75, dan ongkos
simpan $ 0.05, maka:
Konversi ongkos pesan menjadi equivalent part periods (EPP)
EPP = s/k
s = ongkos pesan
k = ongkos simpan per unit per periode.

EPP

Periode

5.75
115
0.05

Kebutuhan

1
12
2
15
3
9
4
17
5
8
6
10
116 mendekati EPP (=115)

Periods
Carried
0
1
2
3
4
5

g. Fixed Periode Requirement (FPR)

Part Periods
0
15
18
51
32
50

Kumu
latif
0
15
33
84
116
166

Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot dengan periode


tetap, dimana pesanan dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu saja.
Besarnya jumlah pesanan tidak didasarkan oleh ramalan tetapi dengan
cara menggunakan penjumlahan kebutuhan bersih pada interval
pemesanan dalam beberapa periode yang ditentukan.
Metode ini membuat pesanan hanya pada periode konstan tertentu
saja. Periode pemesanan dilakukan dengan intuisi dengan jumlah
pemesanan didasarkan pada jumlah kebutuhan bersih pada periode yang
akan datang. Pada konsidi dimana tidak ada permintaan pada periode
pemesanan, pemesanan akan digeser pada periode berikutnya.

Kebutuhan
bersih
Ukuran lot
Persediaan

Periode
1
2

10

11

12

20

50

100

80

100

40

40

20

50

70

30

180
80

140
40

60
20

120
70 0

70
50

h. Least Total Cost (LTC)


Pendekatan

menggunakan

konsep

ongkos

total

30
0

akan

diminimasikan apabila untuk setiap lot dalam suatu horison perencanan


hampir sama besarnya. Hal ini dapat dicapai dengan memesan ukuran lot
yang memiliki ongkos simpan per unit-nya hampir sama dengan ongkos
pengadaannya/ unitnya.
Contoh:

Ongkos total = (ongkos simpan) + (ongkos pengadaan)

Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up $ 5.75, dan ongkos
simpan $ 0.05, maka:

Ongkos set up

:2

x $ 5.75 = $ 11.50

Ongkos simpan

: 179 x $ 0.05 = $ 8.95 +

Ongkos total

= $ 20.45

Perhitungan untuk penyelesaian LTC:


Period
e

Unit

1
2
3
4
5

12
15
9
17
8

Periods

Period Carrying Cost

Kumulatif

12 x 0.05 x 0 = 0.00
15 x 0.05 x 1 = 0.75
9 x 0.05 x 2 = 0.90
17 x 0.05 x 3 = 2.55
8 x 0.05 x 4 = 1.60

0
0.75
1.65
4.2
5.8

Carried
0
1
2
3
4

Jadi, kebutuhan untuk periode 2 sampai 5 harus dipesan pada periode 1


adalah = 12 + 15 + 9 + 17 + 8 = 61.
Perhitungan yang sama akan menghasilkan pemesanan pada periode 6
sebanyak 44.
i. Wagner Within (WW)
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot dengan prosedur
optimasi program linear, bersifat matematis. Pada prakteknya ini sulit
diterapkan dalam MRP karena membutuhkan perhitungan yang rumit.
Fokus utama dalam penyelesaian masalah ini adalah melakukan minimasi
penggabungan ongkos total dari ongkos set-up dan ongkos simpan dan
berusahan agar ongkos set-up dan ongkos simpan tersebut mendekati
nilai yang sama untuk kuantitas pemesanan yang dilakukan.
Berikut ini adalah contoh soal Wagner-Whitin:

Data permintaan
J

Dt

20

50

10

50

50

At

100

100

100

100

100

Ht

j menunjukkan periode, yang dapat berupa hari, minggu, atau

bulan. Pada soal ini, j merupakan periode dalam satuan bulan.


Dt menunjukkan jumlah permintaan pada periode tersebut.
At menunjukkan setup cost, pada soal di atas merupakan nilai dalam

satuan dollar
Ht menunjukkan holding cost, pada soal di atas merupakan nilai
dalam satuan dollar.

Langkah 1:
Z1* = A1= 100
J1* = 1

Karena ini merupakan data pertama, periode optimal adalah periode1


Langkah 2:

Periode 1 masih yang terkecil, jadi permintaan barang periode 2


akan dipesan pada periode 1.
Langkah 3:

Periode 1 masih yang terkecil, jadi permintaan barang periode 2


dan 3 akan dipesan pada periode 1.
Langkah 4:

270

Periode 4 yang terkecil, jadi permintaan barang periode 4 akan


dipesan pada periode ini.
.
j. Silver Meal (SM)
Menitik beratkan

pada

ukuran

lot

yang

harus

dapat

meminimumkan ongkos total per periode. Dimana ukuran lot didapatkan

dengan cara menjumlahkan kebutuhan beberapa periode yang berturutturut sebagai ukuran lot yang tentatif (bersifat sementara), penjumlahan
dilakukan terus sampai ongkos totalnya dibagi dengan banyaknya periode
yang kebutuhannya termasuk dalam ukuran lot tentatif tersebut
meningkat. Besarnya ukuran lot yang sebenarnya adalah ukuran lot
tentative terakhir yang ongkos total periodenya masih menurun.
(sumber: http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/67/jbptunikompp-gdl-s12006-donikustia-3317-bab-2.pdf

Anda mungkin juga menyukai