Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beras merupakan salah satu sumber makanan pokok masyarakat
Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir. Tingkat konsumsi beras relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan pokok lainnya. Menjamin persediaan bahan
pokok secara merata dalam jumlah yang mencukupi juga harga yang
terjangkau oleh masyarakat, perbaikan penghasilan petani dan peningkatan
produksi dengan peningkatan produktivitas adalah perkara yang sangat
penting. Konsumsi masyarakat yang cukup besar dan panen yang bersifat
musiman belum cukup menjamin tersedianya pangan setiap saat.
Penggunaan gudang pasca panen sangat diperlukan untuk mengatasi
hal perubahan kualitas pangan yang dipengaruhi oleh lingkungan pasca
panen. Oleh karena itu, pembangunan gudang beras di wilayah Pemulutan
Kabupaten Ogan Ilir diharapkan dapat menjadi sarana dalam penyimpanan
beras, menjaga kualitas beras dan menjamin persediaan beras sampai panen
selanjutnya.
B. Tujuan Dan Manfaat
Perencanaan gudang beras di Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan
Ilir bertujuan sebagai tempat penampungan beras yang sudah melalui
beberapa tahapan pasca panen yaitu perontokan, pengeringan, pembersihan,
pengepakan, penyimpanan. Yang selanjutnya akan di distribusikan ke
beberapa tempat di wilayah Pemulutan. Manfaat dari perencanaan pabrik
beras di Pemulutan adalah agar beras yang dihasilkan bermutu dan tidak
mengurangi hasil panen yang telah tercapai.
Proyek pembangunan gudang ini sebagian besar menggunakan
konstruksi baja. Konstruksi baja merupakan salah satu mata kuliah yang
pernah diterima dalam program D3. Adapun yang harus digaris bawahi
penulis yaitu diperlukan tata cara perencanaan sebagai acuan bagi para
STRUKTUR
BAJA
GUDANG
BERAS
DI
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini terdapat kesimpulan dari materi yang telah dibahas atau
memberikan jawaban dari pembatasan masalah. Selain kesimpulan juga berisi
saran-saran untuk perbaikan semua pihak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
Sebuah struktur harus mampu menahan semua beban yang diberikan
pada struktur tersebut secara efesien dan aman. Beban struktural merupakan
hasil dari gaya-gaya natural. Bahan-bahan yang umum digunakan dalam
konstruksi beton, baja dan kayu dibuat menjadi elemen-elemen struktural
seperti balok, kolom, lengkungan dan rangka batang. Elemen struktural
tersebut harus disusun menjadi bentuk-bentuk struktural yang terbaik yang
dapat berfungsi sebagai suatu struktur, namun tetap aman menahan semua
beban.
Perencanaan adalah bagian yang penting dari pembangunan suatu
gedung atau bangunan lainnya. Survey dan penilitian tanah merupakan tahap
awal dari proyek. Perencanaan dari suatu konstruksi bangunan harus
memenuhi berbagai syarat konstruksi yang telah ditentukan yaitu :
a. Kuat
Struktur gedung atau konstruksi lainnya harus direncanakan kekuatan
batasnya terhadap pembebanan.
b. Kokoh
Struktur gedung harus direncanakan agar deformasi atau perubahan bentuk
yang terjadi tidak melebihi deformasi yang telah ditentukan.
c. Ekonomis
Konstruksi yang dibangun harus dibuat dengan biaya semurah mungkin
dan disesuaikan dengan biaya yang ada tanpa mengurangi mutu dan
kekuatan bangunan.
d. Artistik (Estetika)
Konstruksi yang dibangun harus memperhatikan nilai-nilai keindahan, tata
letak dan bentuk sehingga setiap orang yang menempatinya akan merasa
aman dan nyaman.
struktur beton dengan ketentuan minimum agar hasil aman dan ekonomis.
3. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 031729-2002. Sebagai acuan dalam perencanaan konstruksi baja yang
digunakan secara ekonomis dan aman.
4. Tabel Profil Konstruksi Baja. Oleh Ir. Hardi Santoso. Buku ini memuat
spesifikasi dan dimensi dari profil-profil baja yang digunakan dalam
konstruksi baja.
5. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD. Oleh Agus Setiawan.
Buku ini memuat penjelasan mengenai perencanaan, terutama mengenai
perencanaan baja.
Bangunan gedung juga harus direncanakan kekuatannya terhadap
suatu pembebanan. Adapun jenis pembebanannya antara lain :
1. Beban Mati (beban tetap)
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang
bersifat
tetap,
termasuk
segala
unsur
tambahan,
penyelesaian-
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN
3.1 Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai
pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal
Studi
Pustaka/Literatur
Peraturan-peraturan:
PPUGI 1983
SNI 03-2847-2002
SK SNI T-15-1903
Hitung Pembebanan
Kombinasi Pembebanan :
1,4 DL
1,2 DL + 1,6 L + 0,5H
3.
1,2 DL + 1,6H +
0,8W
4.
1,2D + 1,3 W + L L +
0,5H
5. 1,2D + 1,0E + L L
6.
0,9D + (1,3W atau
1,0E)
Atap
Balok
Kolom
Beban :
Beban Mati
Beban Hidup
Beban Air
Hujan
Gambar
Pengelolaan Proyek
RAB
NWP
Time Schedulle
Kesimpulan
Pengumpulan Data
Dalam penulisan Laporan Akhir ini penulis menerapkan beberapa
metode pengumpulan data, antara lain :
1.
Metode Observasi
Metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung
yang disertai dengan dokumentasi berupa catatan dan foto serta data
dokumentasi proyek seperti gambar struktur, site plan dan data tanah.
2.
3.
3.5
2.
3.
1.6
Gambar Desain
Penggambaran denah situasi, gambar tampak, gambar potongan, serta
gambar rancangan detail bangunan akan menggunakan program komputer
AutoCad yang hasilnya di-print out dalam kertas A3.
3.7
6.
7.
8.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung (PPIG), Departemen Pekerjaan Umum.
Setiawan, Agus, 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD,
Elangga, Semarang.
Standar Nasional Indonesia, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002, Badan Standarisasi Nasional,
Bandung.
KEGIATAN
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Minggu ke-
Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1
Pengajuan Data
Studi Literatur
Pembimbingan
Seminar Proposal
Pengolahan Data
Seminar Akhir