Anda di halaman 1dari 7

PENIPUAN DI INDONESIA: KASUS HARTA SOEKARNO

(Bagian 1)
Posted on Oktober 9, 2010by conbuster

PENIPUAN DI INDONESIA: KASUS HARTA SOEKARNO (Bagian 1)


Beberapa saat lalu, berita di televisi dan beberapa harian sempat dihebohkan dengan
kisah tentang seorang mantan anggota TNI bernama Suwito alias Soenuso
Goroyoyang mengaku memiliki ratusan keping emas lantakan, platinum, sertifikat
deposito dan lain-lain peninggalan zaman Presiden RI pertama Soekarno. Ia
mengaku bahwa ia mendapat wangsit untuk mengembalikan harta peninggalan
Bung Karno ini pada masyarakat Indonesia, jadi ia mengundang wartawan,
anggota Muspida bahkanPangdam Jaya dan Kapolda (yang tidak hadir pada
acara itu).
Harta yang dipamerkan tersebut berupa emas lantakan bergambar Soekarno
yang di baliknya bergambar Padi dan Kapas, emas putih lantakan
berlogo tapal kuda bertuliskan JM Mathey London, sertifikat deposito
bertanggal 16 Agustus 1945 yang dikeluarkan oleh BPUPKI, lalu
sertifikat berbahasa Inggris yang disegel dan bertuliskan Hibah
Subsitusi kepada R. Edi Tirwata Dinata. Menurut Soenuso masih ada
pula mikrofilm, 2 lembar dokumen, anak kunci boks deposit di JBS
Jenewa yang mencantumkan dana sebesar 126,2 miliar dollar AS dan
63,10 miliar dollar AS.

Presiden Soekarno

Soenuso Goroyo ini mengaku bahwa yang dibutuhkannya adalah pengakuan dan
semacam surat kuasa dari pemerintah untuk meneruskan pemulihan harta ini. Ia
tidak menginginkan pangkat dan sebagainya dan hanya ingin agar harta bangsa
Indonesia ini dapat kembali kepada bangsa Indonesia sendiri. Proses pencarian
harta ini menurut Soenuso diawali dari kebiasaannya bertirakat di berbagai
tempat. Ia kemudian mendapatkan petunjuk awal berupa sebuah tongkat wasiat
yang diyakini adalah tongkat komando milik Presiden Soekarno. Melalui beberapa
tirakat yang lain ia berhasil mengangkat beberapa harta benda dari daerah di Bali,
Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Ia menambahkan bahwa
untuk mengambilnya harus dengan cara gaib, Soenuso sendiri tidak boleh
memilikinya tapi ia diperintah untuk menyerahkan pada negara untuk
menyelamatkan bangsa.

Sertifikat Deposito

Ternyata yang mengaku memiliki Harta Soekarno atau mengetahui cara


mengambilnya bukan hanya Soenuso seorang. Tidak lama setelah kejadian ini, ada
seseorang yang bernama Asmo Suwito seorang kakek berusia 97 tahun yang
tinggal di daerah Kulon Progo Yogyakarta mengaku mengetahui cara mengambil
harta ini.
Kakek Asmo mengaku mendapat Hibah 40 batang emas secara gaib. Emas
batangan ini bergambar lambang VOC dilengkapi dengan surat-surat tanda
keabsahan dari Union Bank of Switzerland. Ada pula yang bergambar mahkota
bertuliskan VOC dan ada yang berlambang padi dan kapas dengan angka 999. Ia
mendapatkannya secara gaib dengan lelaku prihatin 3 tahun lalu.

Selanjutnya Asmo dan keluarganya akan mencairkan sendiri harta tersebut ke Bank
Swiss dan setelah itu harta ini akan disalurkan lewat yayasan yang akan
dibentuknya. Saat masalah ini ramai mencuat, adalah seorang Hari Cahyono,
seorang kolektor barang kuno yang meneliti dan membandingkan harta kakek Asmo
ini dan mengambil kesimpulan bahwa emas batangan ini palsu, karena simbolsimbol yang ada berbeda dengan emas batangan zaman VOC yang asli.
Selain perorangan, sempat pula terjadi kasus di mana yang terlibat di dalamnya
adalahyayasan. Tahun 2005 masyarakat di daerah Yogyakarta dan Magelang
banyak yang tertipu dengan sepak terjang suatu yayasan (saya lupa namanya) yang
menyatakan bahwa mereka memiliki jalur untuk pencairan harta Soekarno
dan harta ini akan dibagikan pada para anggota yayasan, sementara
untuk menjadi anggota yayasan harus membayar sejumlah uang
tertentu. Kasus ini akhirnya terkuak dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya kini
sedang dicari oleh pihak kepolisian.
Lalu kini yang menjadi pertanyaan: apakah sebenarnya harta Soekarno ini memang
benar-benar ada? Siapa yang menguasainya sekarang? Saya akan bahas di bagian
kedua.
Sumber:
https://conbuster.wordpress.com/2010/10/09/penipuan-di-indonesiakasus-harta-soekarno-bagian-1/

PENIPUAN DI INDONESIA: KASUS HARTA SOEKARNO


(Bagian 2)
Posted on Oktober 9, 2010by conbuster

PENIPUAN DI INDONESIA: KASUS HARTA SOEKARNO (Bagian 2)


Berikut adalah mitos yang beredar di sekitar kasus harta Soekarno. Mitos
tersebutdimulai dari awal abad ke 17, saat raja-raja Nusantara mulai mengenal
sistem perbankan dan pada saat itu Bank Zurich menjadi Bank yang paling dominan
di dunia. Ke sanalah raja-raja Nusantara menyimpan kekayaan mereka.

Bung Karno

Saat perang dunia II, negara-negara barat sudah mulai meramalkan bahwa akan ada
banyak jajahan mereka yang nantinya akan memerdekakan diri. Amerika Serikat
mulai ingin mengambil hati para pimpinan negara-negara ini termasuk Indonesia
dengan menjanjikan Soekarno untuk mengambil alih asset raja-raja
Nusantara ini untuk kepentingan Indonesia. Selanjutnya ceritanya semakin tidak
masuk akal.
Dikisahkan bahwa pada tahun 1944 dengan meminjam kekayaan raja-raja
Nusantara ini Amerika Serikat dengan beberapa negara mulai membentuk Bank
Dunia (World Bank) untuk itu Bung Karno sempat ditunjuk sebagai satu-satunya
ketua PBB bukan Sekjen PBB (Sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena
Indonesia sendiri baru menjadi anggota PBB tahun 1950).
Tahun 1950 sampai 1953 dikisahkan bahwa Bung Karno mulai melimpahkan
kepemilikan asset raja-raja Nusantara tersebut kepada kolega dan keluarganya,
bahkan dikisahkan tahun 1954 ada perjanjian penyerahan asset kepada beberapa

pihak sedemikian sehingga kemudian Bung Karno dijadikan Presiden Seumur Hidup
setelah pemilu 1955.
Tahun 1959 dikisahkan bahwa Indonesia keluar dari PBB dan salah satu alasannya
adalah karena Bung Karno merasa tertipu setelah dana yang disimpan tersebut
ternyata tidak bisa ditarik. Semua bermuara pada lengsernya Bung Karno tahun
1966, tapi sebelum lengser, Bung Karno sempat memberi amanah pada 7 orang yang
dipercaya untuk melindungi dan mengelola hartanya ini.
Cerita yang sangat aneh ini berlanjut sampai masa Soeharto, BJ Habibie dan bahkan
(katanya) SBY pun mengetahui hal ini.
Dari sinilah kisah-kisah tentang harta Soekarno berawal. Intinya tentang harta
yang begitu luar biasa nilainya yang sebelumnya tidak bisa dilikuidasi tapi kini
bisa dan hanya akan dibagikan pada yang mau menjadi anggota yayasan atau
kelompok tertentu. Untuk menjadi anggota yayasan tentu ada uang yang harus
disetorkan dan ujung-ujungnya adalahpenipuan.

Emas

Saya pernah membaca di salah satu forum tentang seorang yang keluarganya pernah
menjadi pejabat di masa orde lama. Menurutnya soal harta Soekarno ini cuma
omong kosong belaka. Semua dana revolusi banyak yang sudah dikorupsi oleh
kroni Soekarno dan juga habis untuk membeli persenjataan selama pengembalian
Irian Barat. Ada lagi yang menyatakan bahwa soal harta Soekarno lebih
banyak dihembuskan untuk menjelekkan nama Bung Karno.
Lalu bagaimana dengan anda para pembaca? Anda percaya?

Sumber:
https://conbuster.wordpress.com/2010/10/09/penipuan-di-indonesiakasus-harta-soekarno-bagian-2/

PENIPUAN DI INDONESIA: KASUS HARTA SOEHARTO


Posted on Oktober 9, 2010by conbuster

PENIPUAN DI INDONESIA: KASUS HARTA SOEHARTO


Jika sebelumnya saya membahas tentang harta Soekarno, sekarang ada juga kasus
penipuan yang berhubungan dengan harta Soeharto atau harta Orde baru.

Presiden Soeharto

Dikisahkan bahwa pada saat Pak Harto lengser, ada sekian triliun uang rupiah
polymer (uang plastik dengan nilai 100ribuan) yang tertahan dan tidak bisa
dikeluarkan karena belum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia untuk
dikeluarkan. Dikisahkan bahwa uang ini sedang diusahakan keluar dan jika ada yang
tertarik untuk memperlancar supaya uang polymer ini bisa cepat keluar akan dapat
imbalan cukup besar.

Uang Seratus Ribu

Trik lain menyatakan bahwa uang-uang ini, karena tidak bisa dikeluarkan
akan dihargai dengan nilai dollar AS yang cukup tinggi. Jadi yang tertarik
untuk menukarkan dollarnya dengan uang ini pasti akan memperoleh uang dalam
jumlah yang lebih tinggi daripada penukaran di money changer. Kemudian uang ini
karena masih dapat ditransaksikan dapat dimasukkan ke dalam rekening bank
seperti uang biasa.

Untuk lebih menarik minat korban, penipu akan membawa korban ke


lokasi gudangyang luas sekali dan dijaga oleh tentara. Di dalam gudang itu
ada peti-peti besaryang saat salah satunya dibuka isinya uang polymer tersebut.
Korban akan lebih meyakini bahwa ini benar-benar uang polymer yang tertahan dan
tidak bisa dikeluarkan.
Transaksi kemudian akan dilakukan di tempat-tempat seperti di dekat Cendana, di
depan kantor Bank Indonesia atau tempat-tempat lain yang akan semakin
membuat korban percaya bahwa ini adalah transaksi yang dapat dipercaya.
Pelaku kemudian membawa masuk uang yang akan ditransaksikan dan setelah
ituuang dan pelaku menghilang meninggalkan korban yang akhirnya sadar
belakangan telah menjadi korban penipuan.
Trik penipuan ini jelas mengincar kalangan pemilik dana yang cukup besar karena
dana yang bergulir di dalamnya mencapai ratusan juta bahkan miliaran. Tapi kasus
yang membawa-bawa masalah harta Soeharto atau harta Orde Baru juga ada yang
menyangkut uang dalam jumlah yang kecil.
Kasus ini terjadi di Jember Jawa Timur (dan mungkin terjadi juga di tempat lain)
di mana warga diiming-imingi pencairan harta Soeharto senilai 5,5juta untuk
tiap orang yang membawa uang seribu rupiah dan fotokopi KTP. Banyak warga yang
kemudian menyerahkan uang dan fotokopi KTP. Untuk lebih meyakinkan aksinya,
sang penipu memperlihatkan VCD pengajian yang isinya tentang masalah
pembagian harta Soeharto itu.
Uang 1000 rupiah ini sebenarnya termasuk cukup kecil tapi diperkirakan yang
diincar justru bukan uangnya tapi fotokopi KTP-nya, karena kasus ini terjadi
menjelang Pemilu. Diperkirakan ada pihak-pihak tertentu yang akan menggunakan
fotokopi KTP tersebut untuk tujuan yang tidak baik.
Bagaimanapun juga, masyarakat dirugikan dan dibodohi. Jadi, sekali lagi saya
nyatakan: Be careful, dont get conned..
Sumber:
https://conbuster.wordpress.com/2010/10/09/penipuan-di-indonesiakasus-harta-soeharto/

Anda mungkin juga menyukai