Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pasal 2
VISI
Pasal 3
MISI
Pasal 4
SIFAT
Pasal 5
AZA S
Pasal 6
DASAR
Pasal 7
PRINSIP PERJUANGAN
Pasal 8
FUNGSI
Pasal 9
Pasal
10
SASARAN ORGANISASI
Pasal
11
Pasal
12
DEWAN PENDIRI
Pasal
13
Pasal
14
Pasal
15
Pasal
16
Pasal
17
Pasal
18
Pasal
19
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal
20
LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
Pasal
21
STRUKTUR
Pasal
22
PERANGKAT
Pasal
23
Pasal
24
PEMBEKUAN
Pasal
25
KEGIATAN USAHA
Pasal
26
KEKAYAAN
Pasal
27
TAHUN BUKU
Pasal
28
Pasal
29
PEMBUBARAN
Pasal
30
Pasal
31
PERATURAN PENUTUP
Hal 1 dari- 76
HALAMAN
Pasal
DOKTRIN LIRA
Pasal
Pasal
Pasal
BAB II
RELAWAN LIRA
Pasal
JENIS RELAWANLIRA
Pasal
Pasal
Pasal
BAB III
Pasal
Pasal
10
Pasal
11
Pasal
12
Pasal
13
Pasal
14
Pasal
15
Pasal
16
BAB IV
Pasal
17
Pasal
18
Pasal
19
Pasal
20
Pasal
21
Pasal
22
Pasal
23
Pasal
24
BAB V
Pasal
25
Pasal
26
Pasal
27
Pasal
28
Pasal
29
Pasal
30
Hal 2 dari- 76
Pasal
31
Pasal
32
BAB VI
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal
33
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal
34
DEWAN PEMBINA
Pasal
35
DEWAN PENASEHAT
Pasal
36
DEWAN PAKAR
Pasal
37
Pasal
38
KONSULTAN PERPAJAKAN;
BAB VII
Pasal
39
Pasal
40
BAB
VIII
Pasal
41
PERMUSYAWARATAN
Pasal
42
Pasal
43
Pasal
44
Pasal
45
Pasal
46
Pasal
47
BAB
IX
Pasal
48
JENIS RAPAT
Pasal
49
Pasal
50
Pasal
51
Pasal
52
BAB X
Pasal
PERMUSYAWARATAN
Pasal
54
Pasal
55
Pasal
56
BAB XI
Pasal
Pasal
Pasal
KUANGAN
PENDANAAN OPERASIONAL LEMBAGA
PENGGALANGAN DANA
57
58
59
BAB XII
PASAL 60
PASAL 61
Hal 3 dari- 76
PASAL 62
BAB XIII
PENGHARGAAN
Pasal
PENGHARGAAN
63
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal
KETENTUAN PENUTUP
64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
1. LIRA INSTITUTE;
2. LEMBAGA UMKM & KOPERASI;
3. LEMBAGA PUSAT PENGEMBANGAN USAHA;
4. LEMBAGA INFORMASI DAN RISET INDONESIA;
5. LEMBAGA JARING KERJA KERAKYATAN;
6. LEMBAGA HUKUM DAN ADVOKASI;
7. LEMBAGA PUBLIC RELATIONS;
LAMPIRAN 8
1. LIRA INSTITUTE;
2. LEMBAGA UMKM & KOPERASI;
3. LEMBAGA PUSAT PENGEMBANGAN USAHA;
4. LEMBAGA INFORMASI DAN RISET INDONESIA;
5. LEMBAGA JARING KERJA KERAKYATAN;
6. LEMBAGA HUKUM DAN ADVOKASI;
7. LEMBAGA PUBLIC RELATION
LAMPIRAN 9
Hal 5 dari- 76
MARS LIRA
LIRIK & LAGU OLEH
ARASEMEN MUSIK OLEH
: Sadewo
: Sadewo
Hal 6 dari- 76
HYMNE LIRA
SBAGAI PUTRA-PUTRI RELAWAN LIRA ...
MENJUNJUNG DEMORASI DAN PANCASILA ....
SBAGAI PUTRA-PUTRI RELAWAN LIRA ....
MENJAGA KEUTUHAN BANGSA ....
MENCEGAH KORUPSI ....
REFF : MENBANGUN SEMANGAT NASIONALISME ...
TEGAKANLAH KEADILAN .....
MEMBANGUN CINTA PRODUKSI NEGERI ....
BERSAMA K ITA MENGABDI ....
MEMBANGUN GENERASI MUDA ....
DEMI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA .....
Hal 7 dari- 76
: Sadewo
: Sadewo
SURAT KEPUTUSAN
DEWAN PIMPINAN PUSAT
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
Nomor : 001/DPL-DPP/LIRA/I/2006
TENTANG;
ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
Dewan Pendiri Lembaga dan Dewan Pimpinan Pusat LUMBUNG INFORMASI RAKYAT, setelah :
Menimbang :
Mengingat:
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Keputusan Rapat Dewan Pendiri I tahun 2005 Nomor: Nomor 003/DPLDPP/A-I/XII/2005, tentang; Jati Diri dan Garis Perjuangan LUMBUNG
INFORMASI RAKYAT.
4.
Ketetapan Anggaran Dasar No. 14, Tertanggal 16 bulan Januari tahun 2006,
dibuat di Notaris Agus Majid SH, atas Nama; LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
yang ditetapkan di Jakarta.
Memperhatikan :
Saran dan masukan dari para peserta Rapat Dewan Pendiri Organisasi
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA)
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1.
2.
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan ketetapan ini dengan
ketentuan bahwa hal-hal yang belum cukup diatur dalam Surat Keputusan
ini akan ditetapkan kemudian sebagai ketetapan perubahan.
Ditetapkan di
Pada Tanggal
:
:
Jakarta
19 Febr 2006
M. JUSUF RIZAL
PresidenLIRA
Hal 8 dari- 76
AMIRSYAH RAHMAN
Sekretaris JendralLIRA
Lembaga
ANGGARAN DASAR
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA)
PEMBUKAAN
Bahwa cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah terwujudnya suatu
bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, serta untuk mewujudkan
pemerintahan negara Kesatuan Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa, berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Bahwa wujud dari bangsa yang dicita-citakan itu adalah masyarakat beradab dan sejahtera,
yang mengutamakan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kesungguhan, keterbukaan yang
bersumber dari hati nurani, dapat dipercaya, setia dan tepat janji serta mampu
memecahkan persoalan bangsa yang bertumpu pada kekuatan sendiri, bersikap dan
bertindak adil dalam segala situasi, tolong menolong dalam kebajikan merupakan kultur
budi luhur banga kita bangsa Indonesia.
Melihat keadaan akhir-akhir saat ini diperlukan upaya-upaya revitalisasi berupa gerakan
Mitra Komunikasi Kebangsaan dan Kerakyatan guna merumuskan kembali nation dan
character building bangsa ini dalam paradigma baru, sebagai konsekuensi di-era kedaulatan
rakyat, oleh karenanya diperlukan sebuah gerakan organisasi Mitra Komunikasi Kebangsaan
dan Kerakyatan sebagai sebuah lembaga bagi masyarakat sipil yang mampu melakukan
pengawalan terhadap perjalanan bangsa ini sebagai lembaga independan serta mandiri
dalam mengiringi proses perbaikan bangsa dalam mendorong terciptanya transparansi,
menghasilkan Pemerintahan yang baik, Pemerintahan yang cerdas, Pemerintahan yang
amanah, Pemerintahan yang sensitif terhadap kebutuhan rakyat, penderitaan rakyat, dan
aspirasi rakyat, bangsa yang memiliki para pemimpin yang bersih lagi cerdas, serta jauh
dari penyalahgunaan wewenang dan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Lumbung
Informasi Rakyat (LIRA) adalah jawaban terhadap kenyataan-kenyataan yang harus kita
lampaui, kita hadapi kemaren, hari ini dan esok.
Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) adalah gerakan Organisasi Mitra Komunikasi Kebangsaan
dan Kerakyatan yang terus dan akan bersama-sama membuka komunikasi interaktif dengan
rakyat dalam segala bidang sebagai Sasaran Organisasi, sehingga rakyat dapat berperan
aktif dan kritis ikut ambil bagian secara proaktif dalam melakukan perubahan sebagaimana
yang diagendakan oleh peyelenggara negara, rakyat dilibatkan sebagai lembaga pengawas
dalam rangka melakukan pengawalan terhadap proses perubahan menuju Indonesia yang
lebih baik dalam segala bidang, dalam proses perbaikan bangsa, mendorong terciptakan
transparansi, serta rakyat memahami dan dapat menghasilkan para pemimpin yang bersih
dari segala bentuk manfaat dalam jabatan publik sebagai penyelengara pemerintahan dan
terutama penyalahgunaan wewenang dan khususnya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Pemilihan nama Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) didasarkan kepada aspek komunikasi
kerakyatan, dimana kata Lumbung: dan Rakyat sejak dahulu sudah sangat bersahabat
dengan masyarakat, baik dipedesaan maupun kota, lumbung identik dengan tempat
menampung berbagai bahan pangan (khususnya padi) agar pada musim paceklik rakyat
dapat memanfaatkannya, dalam konteks komunikasi, diharapkan rakyat dapat bergabung
dan menyampaikan informasi apapun melalui Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) ini.
Sebagai gerakan; Lembaga Mitra Komunikasi Kebangsaan dan Kerakyatan ini terlahir
dengan semangat dan bertujuan untuk turut serta bersama-sama meningkatkan
Hal 9 dari- 76
pendidikan, ketrampilan, kesejahteraan, kesetaraan dan partisipasi bagi terwujudnya hakhak sipil dan masyarakat madani; menjadi pelopor terwujudnya sistem ter-integrasi
komunikasi Kerakyatan bagi kemajuan Bangsa dan negara, serta terbangunnya kohesi
nasional untuk mendukung terwujudnya agenda perubahan dan tranparansi menuju
Indonesia yang lebih baik;
Pasal 1
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Lembaga Swadaya Masyarakat ini bernama Lumbung Informasi Rakyat dan/atau disingkat
LIRA, -untuk selanjutnya dalam akta ini disebut Lembaga, berkedudukan di Jakarta, dan
dapat membuka- cabang-cabang atau perwakilan-perwakilannya ditempat-tempat lain yang
dipandang perlu menurut keputusan Dewan Pendiri;
VISI, MISI, SIFAT DAN AZAS
Pasal 2
VISI
Mewujudkan sebuah Lembaga Mitra Komunikasi Kebangsaan dan Kerakyatan ditingkat
nasional, dan menjadi Pelopor Terwujudnya Integrasi Komunikasi Kerakyatan;
Pasal 3
MISI
Membuka informasi yang bersifat komunikatif serta mengajak rakyat untuk berperan aktif,
kritis, Menuju perbaikan bangsa dalam kerangka mendorong terwujudnya transparansi,
akuntabilitas publik yang bersifat egaliter dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
demokrasi, keadilan dan dalam upaya menegakkan supremasi hukum;
Pasal 4
SIFAT
Lembaga ini bersifat independen tidak terkait kepada organisasi politik apapun atau
organisasi
manapun,
dengan
semangat
kerakyatan,
kebangsaan,
dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan, tanpa memandang suku, ras dan antar golongan;
Pasal 5
AZAS
Lembaga ini berazaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar seribu sembilan ratus empat
puluh lima (1945) dan Undang-undang Nomor delapan (8) tahun seribu sembilan ratus
delapan puluh lima (1985) tentang Organisasi Kemasyarakatan, atau perubahannya serta
undang-undang yang berlaku lainnya;
DASAR DAN PRINSIP PERJUANGAN
Pasal 6
DASAR
Lembaga ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan
Indonesia,
Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pasal 7
PRINSIP PERJUANGAN
Prinsip perjuangan Lembaga adalah pengabdian kepada Negara dan Bangsa, dengan selalu
menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran, menegakkan keadilan, menghargai
kebhinekaan, menumbuhkan kesetaraan, persaudaraan dan kebersamaan.
Hal 10 dari- 76
Pasal 8
FUNGSI
Lembaga ini berfungsi sebagai :
1.
Lembaga Mitra Kebangsaan dan Kerakyatan ditingkat nasional yang menjadi pelopor
terwujudnya sistem ter-integrasi komunikasi Kerakyatan bagi kemajuan Bangsa dan
negara, serta terbangunnya kohesi nasional untuk mendukung terwujudnya agenda
perubahan yang memiliki integritas, akuntabilitas, keadilan dan tranparansi menuju
Indonesia yang lebih baik;-
2.
3.
dituangkan
2.
Mengembangkan gerakan
Kebangsaan dan Kerakyatan ditingkat nasional
yang
menjadi pelopor terwujudnya sistem ter-integrasi dalam sebuah sinergi komunikasi
dalam era kedaulatan rakyat untuk mampu mengawal aspirasi rakyat sebagai agenda
perubahan dibidang; ekonomi, sosial budaya, hukum, politik dalam sebuah proses
terwujudnya agenda nasional tentang perubahan menuju Indonesia yang Damai, Adil
dan Sejahtera;
3.
4.
5.
Menegakkan Demokrasi dan Hak-hak Azasi Manusia dalam upaya menjadi masyarakat
madani, serta meningkatkan harkat martabat bangsa Indonesia yang berdaulat;
6.
1.
2.
Hal 11 dari- 76
3.
Bidang Hukum dan Ham : Berusaha menegakkan dan mengembangkan negara hukum
yang beradab, mampu mengayomi seluruh rakyat, menjunjung tinggi hak-hak asasi
manusia, dan berkeadilan sosial;
4.
Bidang Agama, Sosial dan Budaya : berusaha mewujudkan solidaritas antar agama,
sosial dalam kemajemukan masyarakat, dan membangun budaya yang maju dan
moderen dengan tetap memelihara jatidiri bangsa yang baik demi meningkatkan harkat
dan budaya serta martabat bangsa;
5.
6.
7.
Organisasi ini akan dijalankan dan diurus oleh Dewan Pimpinan Pusat yang terdiri dari
Ketua Umum yang disebut sebagai; PresidenLIRA, Sekretaris JenderalLIRA dan
Bendahara Umum.
2.
Para anggota Dewan Pimpinan Pusat; diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Pendiri
Organisasi;
3.
Anggota-anggota Dewan Pimpinan Pusat diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun,
dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan 2 (dua) kali masa jabatan;
4.
Hak-hak dan kewajiban-kewajiban serta hal-hal lain mengenai Dewan Pimpinan Pusat
yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dan ditetapkan dalam
Anggaran Rumah Tangga Organisasi ini.
Pasal 14
KEANGGOTAAN DEWAN PIMPINAN PUSAT
Dewan Pimpinan Pusat diwajibkan untuk bekerja maksimal untuk mencapai maksud
dan tujuan Lembaga dan menggunakan kekayaan Lembaga, sejalan dengan ketentuan
yang digariskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2.
Peraturan-peraturan yang dimaksud pada ayat di atas baru dianggap sah, setelah
memperoleh persetujuan dari Rapat Dewan Pendiri Organisasi.
3.
Hal 13 dari- 76
1. Ketua Umum dan/atau disebut juga dengan PresidenLIRA, mewakili Dewan Pimpinan
Pusat dan karenanya mewakili Organisasi ini baik di dalam maupun luar Pengadilan,
tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Organisasi dengan pihak lain,
dan pihak lain dengan Lembaga serta menjalankan segala tindakan baik mengenai
kepengurusan maupun kepemilikan akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk :
a. Meminjam atau meminjamkan/memberikan pinjaman uang atas nama Organisasi
(tidak termasuk mengambil uang Organisasi yang ada di bank) ;
b.
Membeli, menjual atau dengan cara lain memindahtangankan hak atas harta yang
tidak bergerak atau memberati atau menggunakan harta kekayaan Organisasi
untuk kepentingan pribadi ;
c.
Untuk maksud tersebut diatas sebagaimana tercantum pada pasal ini beserta ayat
ayatnya; wajib dan diperlukan persetujuan secara tertulis terlebih dahulu dari seluruh
Dewan Pendiri Organisasi tanpa kecuali.
2. Setiap penggunaan uang atas nama Organisasi ditingkat pusat, harus ditandatangani
oleh PresidenLIRA dan Bendahara, dan segala aturan serta urusan lain yang berkenaan
dengan keuangan, akan diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Penyelenggaraan surat menyurat dilaksanakan oleh PresidenLIRA bersama Sekretaris
JenderalLIRA, dan akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 17
RAPAT DEWAN PENDIRI
1. Dewan Pendiri diwajibkan mengadakan Rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setiap tahun kalender dan pada waktu lainnya sebagaimana dipertimbangkan perlu oleh
Dewan Pendiri atau apabila hal tersebut diminta secara tertulis oleh paling sedikit 1/2
(satu per dua) anggota Dewan Pendiri kepada Ketua atau Sekretaris;
2. Rapat Dewan Pendiri diadakan ditempat kedudukan Lembaga;
3. Panggilan Rapat harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada yang
bersangkutan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal Rapat.
4. Panggilan tersebut tidak diperlukan apabila semua anggota hadir/diwakili dalam Rapat,
dan dalam Rapat itu dapat diambil keputusan yang sah serta mengikat mengenai hal
yang akan dibicarakan sedangkan Rapat dapat diselenggarakan dimanapun juga dalam
wilayah Republik Indonesia;
5. Semua Rapat Dewan Pendiri dipimpin oleh salah seorang yang dipilih oleh dan dari
antara mereka yang hadir;
Pasal 18
RAPAT DEWAN PIMPINAN PUSAT
1.
Dewan Pimpinan Pusat wajib mengadakan Rapat setiap bulan sekali atau setiap
dianggap perlu oleh PresidenLIRA, atau apabila hal tersebut diminta secara tertulis oleh
paling sedikit 2 (dua) orang anggota Dewan Pengurus lain;
2.
Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat pemberitahuan
dan disampaikan kepada yang bersangkutan sekurang kurangnya 2 (dua) hari sebelum
tanggal Rapat;
3. Di dalam semua Rapat, PresidenLIRA yang memegang pimpinan rapat dan jikalau
berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh Sekretaris jenderalLIRA;
4. Suatu Rapat Dewan Pimpinan Pusat adalah sah apabila Rapat tersebut dihadiri olehlebih
dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota Dewan Pengurus;
5.
Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Dasar ini, semua keputusan
diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai diambil dengan suara yang terbanyak seperti biasa, dan bilamana suara yang
setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka Ketua Rapat yang akan memutuskan;
Hal 14 dari- 76
6.
Dalam setiap Rapat Dewan Pimpinan Pusat, setiap anggota Dewan Pengurus berhak
memberikan 1 (satu) suara;
7.
1. Apabila dipandang perlu, Dewan Pendiri Organisasi dapat menunjuk beberapa orang atau
lembaga tertentu sebagai Dewan Penasehat, Dewan Pembina, Badan Pemeriksa
Keuangan independen, Akuntan Publik dan Konsulen Perpajakan;
2. Hal-hal lain sehubungan dengan pasal dan ayat ini apabila dipandang perlu, dapat diatur
lebih jauh di dalam Anggaran Rumah Tangga ;
Pasal 20
LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
1. Nama Lembaga-Lembaga otonom organisasi terdiri dari :
a. Lumbung Informasi Rakyat Institute, disingkat LIRA INSTITUTE;
b. Lumbung Informasi Rakyat UMKM, disingkat LIRA UMKM & KOPERASI;
c. Lumbung Informasi Rakyat Lembaga Pusat Pengembangan Usaha, disingkat LIRAPPU;
d. Lumbung Informasi Rakyat Lembaga Informasi dan Riset Indonesia, disingkat LIRA
INFO dan RISET;
e. Lumbung Informasi Rakyat Pusat Jaring Kerja Kerakyatan, disingkat LIRA PJK2;
f.
Lumbung Informasi Rakyat Lembaga Hukum dan Advokasi, disingkat LIRA LH & A;
2.
d. Sekretaris JenderalLIRA;
e. Wakil Sekretaris JenderalLIRA;
f.
Bendahara Umum;
dalam
struktur
organisasi
atau
tingkatan
2. Mekanisme disiplin dan etika organisasi, serta ketentuan lain mengenai pasal ini diatur dalam
Peraturan Rumah Tangga dan Pedoman Keorganisasian;
Pasal 24
PEMBEKUAN
1. Dewan Pimpinan Pusat dapat membekukan kepengurusan: di-tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif.
2. Dewan Pimpinan Wilayah atau pengurus tingkat Propinsi dapat membekukan
kepengurusan organisasi tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratifatau di3. tingkat Dewan Pengurus Daerah yang disetujui terlebih dahulu secara tertulis oleh
Dewan Pimpinan Pusat.
4. Alasan-alasan pembekuan harus kuat secara oganisasi dan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan lainnya;
5. Sebelum melaksanakan dan membekukan organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Wilayah
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif
dilakukan, terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis sebanyak-banyaknya tiga (3)
kali dalam tenggang waktu delapan (8) hari kerja untuk memperbaiki pelanggarannya.
6. Setelah pembekuan terjadi, maka kepengurusan dijabat sementara, diatur dan diurus
oleh kepengurusan yang setingkat lebih tinggi.
Hal 17 dari- 76
25
KEGIATAN USAHA
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, maka lembaga ini dapat melaksanakan
kegiatan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan tersebut dengan
mengindahkan ketertiban umum dan hukum yang berlaku;
1.
Bidang Usaha Jasa ; Mengadakan kegiatan usaha jasa disegala bidang yang dapat
meningkatkan taraf kehidupan ditengah-yengah masyarakat,
2.
3.
4.
Menghimpun tenaga muda produktif dalam suatu lembaga pusat jaring kerja nasional,
usaha mikro kecil dan menengah, melakukan berbagai penelitian, kajian ilmiah dan
riset masyarakat, serta mendirikan lembaga pusat pengembangan usaha, usaha jasa
lainnya yang dapat meningkatkan keahlian secara profesionalisasi masyarakat pada
umumnya;
Pasal 26
KEKAYAAN
1. Kekayaan Lembaga berasal dari sejumlah kekayaan yang telah terpisah menjadi
2. kekayaan Lembaga dalam bentuk kas yang tidak ditentukan besarnya dan setiap waktu
harus tercatat pada buku laporan kekayaan Lembaga.
2. Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, kekayaan Lembaga
dapat diperoleh dalam bentuk uang dan atau benda berwujud dan benda tidak berwujud
yang dapat dinilai dengan uang berupa :
a. Swadaya/ Iuran Anggota.
b. Bantuan dari Pemerintah, masyarakat dan pihak lain yang memiliki komitmen
terhadap Lembaga , dan yang sifatnya tidak mengikat baik di dalam maupun luar
negeri;
c. Hibah-hibah, wasiat dan wakaf;
d. Sumbangan-sumbangan tetap dari pihak lain ;
e. Pendapatan-pendapatan yang dihasilkan oleh usaha-usaha yang Dilaksanakan dan
diselenggarakan oleh Lembaga-lembaga otonom organisasi;
Hal 18 dari- 76
f.
Pendapatan-pendapatan lain yang sah dan tidak bertentangan dengan maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha Lembaga;
3. Uang dan kekayaan Lembaga yang tidak segera dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari
dari Lembaga, akan disimpan/dikelola berdasarkan ketentuan ketentuan yang akan
diatur serta ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;
4. Hal-hal yang menyangkut keuangan organisasi dilaporkan secara tertulis oleh Dewan
Pimpinan Pusat kepada : Dewan Pendiri Organisasi, Dewan Pembina/Penyantun,
masyarakat umum, menurut tingkatannya sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
tahun buku yang bersangkutan;5. Tahun buku Organisasi dimulai setelah terpilihnya pengurus yang baru pada setiap
tingkatan kepengurusan dan berakhir selama masa jabatannya berikutnya;
6. Ketentuan-ketentuan sebagaiman dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam,
dan/atau ketentuan ketentuan lain mengenai pasal ini diatur dalam Peraturan Rumah
Tangga;
Pasal 27
TAHUN BUKU
1. Tahun Buku Lembaga ini berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal
31 (tigapuluh satu) Desember; Pada akhir bulan Desember pada tiap-tiap tahun, bukubuku Lembaga dan Lembaga-lembaga Independen harus ditutup; Untuk Pertama
kalinya buku Lembaga dimulai pada tanggal dari Akta Pendirian ini dan ditutup pada
tanggal 31 (tigapuluh satu) Desember;
2.
Rapat dimaksud pada ayat 1 dipimpin oleh salah seorang yang dipilih oleh dan dari
antara para anggota Dewan Pendiri Organisasi, Dewan Pimpinan Pusat, Para Direktur
Eksekutif Lembaga-lembaga otonom yang hadir;
3. Rapat yang dimaksud pada ayat 1 adalah sah bila dihadiri atau diwakili oleh sekurangkurangnya 2/3 (dua per tiga) anggota Dewan dan putusan adalah sah bila disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah;
Pasal 29
PEMBUBARAN
1. Keputusan untuk membubarkan organisasi hanya dapat diambil oleh Rapat Khusus
Istimewa Dewan Pendiri Organisasi, Dewan Pimpinan Pusat, dan disertai kehadiran
Para Direktur Eksekutif Lembaga-lembaga Otonom, dan apabila ternyata dengan pasti
bahwa kondisi organisasi ini telah sedemikian rupa sehingga dengan itu tidak mungkin
lagi untuk mencapai dan mewujudkan maksud dan tujuan organisasi ini dengan
Hal 19 dari- 76
Apabila Lembaga ini dibubarkan, maka likuidasinya dilakukan oleh Dewan Pimpinan
Pusat di bawah pengawasan Dewan Pendiri Organisasi.
3. Pembubaran organisasi hanya dapat diambil dengan sah oleh Dewan Pendiri Organisasi
bersama Dewan Pimpinan Pusat, dan disertai kehadiran Para Direktur Eksekutif
Lembaga-lembaga Otonom dan disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah yang hadir.
4. Jika organisasi ini dibubarkan, PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat diwajibkan untuk
melakukan likuidasi atas seluruh harta kekayaan organisasi, yang pelaksanaannya
dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam rapat Khusus Istimewa
untuk melaksanakan tugas tersebut.
5. Dewan Pendiri Organisasi bersama PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat bertanggung
jawab menyelesaikan administrasi kekayaan Lembaga ini, dan jika terdapat sisa
kekayaan jikalau ada, akan diberikan kepada perkumpulan dan/atau organisasi yang
mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan Lembaga ini.
6. ketentuan ketentuan lain mengenai pasal ini diatur dalam Peraturan Rumah Tangga;
Pasal 30
ANGGARAN RUMAH TANGGA
1.
Anggaran Rumah Tangga merupakan bagian yang integral (tidak terpisahkan) dengan
Anggaran Dasar ini dan yang mengatur hal-hal yang belum sepenuhnya diatur dalam
Anggaran Dasar ini.
2.
Anggaran Rumah Tangga dan Perubahannya harus konsisten dengan Anggaran Dasar
ini dan baru berlaku setelah disahkan oleh Dewan Pendiri Organisasi dan Dewan
Pimpinan Pusat.
Pasal 31
PERATURAN PENUTUP
1. Semua hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur
dan diputuskan dan ditetapkan kemudian oleh Dewan Pendiri Organisasi bersama Dewan
Pimpinan Pusat, dan disertai kehadiran Para Direktur Eksekutif Lembaga Otonom;
2. Untuk pertamakalinya, Lumbung Informasi Rakyat disingkat LIRA ini, dibentuk oleh
Dewan Pendiri Organisasi, pada semua tingkatan kepengurusan lembaga dengan disertai
konsultasi dan/atau pendekatan dengan para pinisepuh, tokoh-tokoh masyarakat,
Eksekutif, legislative, Yudikatif, Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Para aktifis,
Praktisi, Professional, dan bidang lain-lain;
3. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh Dewan Pendiri Organisasi;
dan ditetapkan/dibuat Akte Notaris : Nomor 14; dan dibuat dihadapan Notaris : Agus
Madjid, SH, pada hari senin, tertanggal 16 Januari 2006, ditetapkan dan disahkan Di :
Jakarta.
DEWAN PIMPINAN PUSAT
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA)
M. JUSUF RIZAL
PresidenLIRA
AMIRSYAH RAHMAN
Sekretaris JenderalLIRA
SURAT KEPUTUSAN
DEWAN PIMPINAN PUSAT
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
Nomor : 001/DPL-DPP/LIRA/I/2006
Hal 20 dari- 76
TENTANG;
ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
Dewan Pendiri Lembaga dan Dewan Pimpinan Pusat LUMBUNG INFORMASI RAKYAT, setelah :
Menimbang :
1.
Mengingat:
5.
1.
2.
3.
Keputusan Rapat Dewan Pendiri I tahun 2005 Nomor: Nomor 003/DPLDPP/A-I/XII/2005, tentang; Jati Diri dan Garis Perjuangan LUMBUNG
INFORMASI RAKYAT.
4.
Ketetapan Anggaran Dasar No. 14, Tertanggal 16 bulan Januari tahun 2006,
dibuat di Notaris Agus Majid SH, atas Nama; LUMBUNG INFORMASI RAKYAT
yang ditetapkan di Jakarta.
Memperhatikan :
Saran dan masukan dari para peserta Rapat Dewan Pendiri Organisasi
LUMBUNG INFORMASI RAKYAT (LIRA)
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1.
2.
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan ketetapan ini dengan
ketentuan bahwa hal-hal yang belum cukup diatur dalam Surat Keputusan
ini akan ditetapkan kemudian sebagai ketetapan perubahan.
Ditetapkan di
Pada Tanggal
:
:
Jakarta
19 Febr 2006
M. JUSUF RIZAL
PresidenLIRA
Hal 21 dari- 76
AMIRSYAH RAHMAN
Sekretaris JendralLIRA
Lembaga
BAB
Doktrin LIRA; adalah pedoman bagi setiap relawanlira dalam melaksanakan karya
nyata yang beraneka ragam serta tugas-tugas kelembagaan untuk mencapai maksud
dan tujuan LIRA.
2.
Doktrin LIRA; disebut BHINNEKA ABDI KARSA LIRA mempunyai Makna dan pengertian;
walaupun relawanlira melaksanakan tugas diberbagai bidang dengan macam-macam
jenis karya nyata yang beraneka ragam, tetapi tetap menegakkan Prinsip Perjuangan
Lira; dengan tujuan utama adalah dalam rangka pengabdian kepada Negara, Bangsa,
dan Masyarakat Indonesia; dengan selalu menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran,
menegakkan keadilan, menghargai kebhinekaan, menumbuhkan kesetaraan,
persaudaraan dan kebersamaan.
Pasal 2
KODE ETIK LIRA
1.
Kode Etik LIRA; adalah janji luhur bagi segenap relawanlira dalam melaksanakan tugas
dan pengabdiannya selaku unsur Masyarakat serta merupakan pedoman pokok,
pemahaman, penghayatan, pengamalan, sikap dan tingkah laku bagi setiap relawanlira
dalam kehidupan sehari-hari.
2.
1. KAMI RELAWAN LIRA; berjuang mewujudkan pemerintahan yang transparan, dan bermoral
serta mengawal proses perubahan guna terciptanya masyarakat madani dalam nuansa
demokratis, adil, sejahtera, damai, dibawah Ridha TUHAN YANG MAHA ESA.
2. KAMI RELAWAN LIRA; adalah warga negara yang patuh, membela, dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdaulat berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945;
3. KAMI RELAWAN LIRA; mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan Negara daripada
kepentingan pribadi ataupun golongan tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras
dan golongan;
4. KAMI RELAWAN LIRA; menjunjung tinggi martabat, kehormatan, dan nama baik bangsa,
jujur, bertanggungjawab, menghindarkan diri dari perbuatan tercela, apalagi melanggar
tata nilai dan hukum;
5.
KAMI RELAWAN LIRA; mengajak rakyat dan bangsa Indonesia berperan aktif, kritis dan Kreatif guna
mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, berwibawa, bermartabat anti Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN).
3. PANCA PRASETYA LIRA; diucapkan sebagai janji pada saat relawanlira diangkat sebagai
pengurus lembaga, dalam rangka melaksanakan tugas dan pengabdiannya pada
Masyarakat, sebagai bentuk pedoman pokok, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan.
Pasal 3
Hal 22 dari- 76
LAMBANG-LAMBANG LIRA
MAKNA DAN PENGGUNAAN
1
Makna dan pengertian mendasar bagi gambar maupun tulisan yang ada dalam lingkup
lambang Lumbung Informasi Rakyat, adalah sebagai lambang Lembaga yang memiliki
arti dan makna :
a) Gambar Lumbung Padi, bermakna dimana kata Lumbung: dan Rakyat sejak
dahulu sudah sangat bersahabat dengan masyarakat, baik dipedesaan maupun kota,
penggunaan Lumbung identik sebagai tempat menampung berbagai bahan pangan
(khususnya padi) agar pada musim paceklik rakyat dapat memanfaatkannya,
pemilihan ini didasarkan pada aspek kemudahan berkomunikasi dengan rakyat.
b) Gambar Lumbung Padi terbuka atasnya, bermakna rakyat dapat menyampaikan
informasi apapun dengan kebebasan penuh serta bertanggung jawab melalui
lembaga Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) ini, karena misi utama adalah sebagai
Mitra Komunikasi Kebangsaan dan Kerakyatan, dan menjadi Pelopor Terwujudnya
Integrasi Komunikasi Kerakyatan bagi kemajuan Bangsa dan negara yang
berorientasi kepada; ketuhanan Yang Maha Esa, material dan spiritual, lahir dan
batin, secara utuh dan menyeluruh.
c) Tiga huruf besar, bermakna idealisme Lembaga yang memiliki 3 (tiga) makna serta
nilai, Pertama; sebagai media komunikasi antara rakyat dan pemerintah, Kedua;
sebagai wahana trasformasi antara publik dan republik dengan tetap
mempertahankan sifat egaliter, inspiratif, aspiratif, demokratis khususnya tentang
penyalahgunaan wewenang ataupun Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), dan yang
Ketiga; sebagai komunitas Informasi antara publik dan republik agar terbangunnya
perekat nasional untuk mendukung terwujudnya agenda perubahan yang memiliki
integritas, akuntabilitas, keadilan dan tranparansi menuju Indonesia yang lebih
baik;d) Tulisan nama Lembaga Lumbung Informasi Rakyat yang menjadi dasar letak huruf
dan gambar, bermakna identitas diri lembaga yang berfungsi sebagai sarana
memperjuangkan aspirasi dan menggerakkan sumberdaya mengajak rakyat untuk
berperan aktif, kritis, Menuju perbaikan bangsa dalam kerangka mendorong
terwujudnya transparansi, akuntabilitas publik yang bersifat egaliter dengan
menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan dalam upaya menegakkan
supremasi hukum.
Makna dan pengertian mendasar bagi Warna-warna yang ada dalam lingkup lambang
Lumbung Informasi Rakyat adalah :
a.) Kuning emas, pada gambar padi bermakna kebangkitan, pembaharuan, kejayaan
rakyat akan kemakmuran bagi seluruh bangsa indonesia;
c.) Warna dasar putih diseluruh bidang, bermakna keberanian untuk membela dan
dengan cara yang benar tanpa batasan; disertai kesucian jiwa, ketulusan hati, serta
kebenaran kata disertai dengan perbuatan.
3. Lambang memiliki makna dan pemaknaan secara keseluruhan yang meliputi tulisan,
gambar dan warna; Lumbung Informasi Rakyat adalah arah perjuangan yang secara
konsisten harus dilaksanakan dan diperjuangkan sekaligus sebagai sumber inspirasi dan
motivasi.
Pasal 4
MARS & HYMNE LIRA
1. Lumbung Informasi Rakyat memiliki Mars, yakni; Mars Lira yang menjadi salah satu
unsur dan memiliki Makna serta pengertian mencerminkan visi, misi, sifat, azas, dasar
perjuangan lembaga yang secara konsisten dilaksanakan dan diperjuangkan.
2
Mars Lira; merupakan sumber inspirasi dan motivasi bagi seluruh Pengurus disemua
tingkatan dan relawanlira.
Hal 23 dari- 76
HymneLira ;merupakan sumber inspirasi bagi seluruh pengurus disemua tingkatan dan
relawanlira
Sebagai salah satu Lambang Lembaga yang digunakan pada saat dan waktu tertentu,
yang penggunaanya akan diatur sebagai salah satu atribut organisasi dan berlaku pada
tiap-tiap tingkatan Kepengurusan lembaga atau Organisasi secara nasional.
BAB II
RELAWAN LIRA
Pasal 5
JENIS RELAWANLIRA
1. Sebutan kata anggota dalam lembaga ini; dinamakan RELAWANLIRA.
2. Relawanlira langsung adalah setiap orang warga negara Indonesia yang telah terdaftar
secara sah menjadi relawanlira pada kepengurusan Lira setempat yang telah memiliki
identitas lengkap yang secara aktif melakukan tugas-tugas kelembagaan dan mengikuti
kegiatan-kegiatan Lembaga baik aktif maupun tidak aktif.
3. Relawanlira tak langsung adalah setiap orang warga negara Indonesia yang belum/tidak
terdaftar secara sah menjadi Relawanlira secara suka rela pada kepengurusan Lira
setempat, namun telah secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan serta program yang
diadakan oleh Lembaga.
4. Relawanlira kehormatan adalah setiap orang yang dianggap berjasa kepada lembaga
yang memiliki kemampuan dan keahlian tertentu sesuai dengan visi dan misi lembaga
dipilih dan telah ditetapkan dalam Rapat Pleno yang dilasanakan di Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah.
Pasal 6
PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN RELAWANLIRA
1.
b.
c.
d.
e.
Hal 24 dari- 76
bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturanperaturan Lembaga lainnya.
3. Tata cara penerimaan relawanlira kehormatan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Relawanlira kehormatan dapat diterima pada seluruh tingkatan kepengurusan DPP,
DPW dan DPD.
b. Usulan agar seseorang diterima sebagai relawanlira kehormatan dapat diajukan
melalui Rapat Pleno Pengurus Harian pada masing-masing tingkatan kepengurusan
DPP, DPW dan DPD, sebagaimana dimaksud pada hurup a pasal dan ayat ini;
c. Setelah disetujui melalui Rapat Pleno Pengurus Harian pada masing-masing
tingkatan kepengurusan DPW dan DPD mengajukan secara tertulis disertai data-data
dan alasan yang kuat kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapat persetujuan.
d. Pengesahan relawanlira kehormatan hanya dikeluarkan dan disetujui oleh Dewan
Pimpinan Pusat.
Pasal 7
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
(1). Setiap Relawanlira berhak;
a. Mendapatkan kedudukan dan perlakuan yang sama dari Lembaga;
b. Mengeluarkan pendapat serta mengajukan usul, saran dan kritik, baik secara lisan
maupun tulisan;
c. Setiap relawanlira berhak memilih dan dipilih menjadi pimpinan dan/atau mengisi
struktur kelembagaan ditingkat masing-masing yang ditetapkan oleh PresidenLIRA,
atau GubernurLIRA dan/atau BupatiLIRA/WalikotaLIRA.
d. Memperoleh bantuan, dukungan, bimbingan dan pelatihan-pelatihan dari Lembaga;
sesuai dengan kesanggupan lembaga.
e. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan dari Lembaga;
f.
Pasal 8
GUGURNYA RelawanLIRA
DAN
TATA CARA PEMBERHENTIAN
(1). Seorang relawanlira dinyatakan gugur disebabkan karena :
a. Meninggal dunia;
b. Permintaan sendiri untuk berhenti menjadi relawanlira yang disampaikan secara
tertulis kepada
pengurus Dewan Pimpinan Daerah dan disertai sekurangkurangnya 2 (dua) orang saksi;
c. Diberhentikan dengan alasan-alasan yang kuat secara organisatoris, yang mana
alasan tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, peraturan-peraturan Lembaga lainnya dan/atau keputusan-keputusan lain
Lembaga;
d. Diberhentikan dengan alasan melakukan tindak pidana dan/atau menggunakan
narkoba yang telah terbukti secara syah dan mempunyai kekuatan hukum yang
tetap berdasar keputusan pengadilan.
(2). Tata cara Pemberhentian adalah :
a. Seorang relawanlira dapat diberhentikan sementara atau diberhentikan sepenuhnya
karena melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau
Anggaran Rumah Tangga.
b. Sebelum diberhentikan, relawanlira yang bersangkutan diberi peringatan tertulis
lebih dahulu sebanyak 3 (tiga) kali oleh pengurus lembaga di mana ia terdaftar
sebagai relawanlira, Tenggang waktu dan pengeluaran peringatan tertulis pertama
dan selanjutnya sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja;
c. Apabila dalam waktu 10 (sepuluh) hari setelah peringatan terakhir tidak dihiraukan,
maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sementara selama 2 (dua) bulan;
d. Bilamana dalam jangka waktu pemberhentian sementara (selama 3 (tiga) bulan)
yang bersangkutan tidak melakukan klarifkasi dan kembali kepada Lembaga, maka
status relawanlira dinyatakan gugur dengan sendirinya;
e. Surat pemberhentian sebagai relawanlira diterbitkan oleh/dan atas keputusan Rapat
Pleno Pimpinan Lembaga di mana ia terdaftar sebagai relawanlira ;
f.
BAB III
STRUKTUR LEMBAGA TINGKAT PUSAT
Pasal 9
DEWAN PIMPINAN PUSAT
(1) Pengurus di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP; adalah
pimpinan tertinggi Organisasi;
(2) Pengangkatan Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat
DPP; atau disebut PresidenLIRA, yang dipilih, diangkat, ditetapkan, diberhentikan dan
bertanggung jawab kepada Dewan Pendiri Organisasi;
(3) Pengurus Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
sekurang-kurangnya adalah 30 (tiga puluh) orang, dipilih, diangkat, ditetapkan,
diberhentikan dan bertanggung jawab kepada PresidenLIRA;
(4) Pengurus Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
memiliki organ Satuan-satuan tugas yang disebut ; Deputi Bidang membawahi
Hal 26 dari- 76
Assistant Deputi Bidang; yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masingmasing;
(5) Pengurus Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP;
memiliki organ Satuan-satuan tugas dibidang ke-sekretariatan dan perbendaharaan
disebut ; Sekretariat Lembaga Tingkat Pusat; dipimpin oleh seorang; Direktur
Eksekutif;
(6) Pengurus Lembaga-lembaga Otonom di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat
dan Perangkat Lembaga Otonom pada masing-masing tingkatan kepengurusan yang
disebut ; Direktur Eksekutif Lembaga Otonom LIRA beserta struktur organisasi
pedukung yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing ;
(7) Anggota-anggota Pengurus Lembaga di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat,
disingkat DPP; diangkat dan bertugas untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat
diangkat kembali dengan ketentuan maksimal 2 (dua) kali masa jabatan;
Pasal 10
STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI
(1) Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP; memiliki
Struktur organisasi terdiri dari :
a)
b)
c)
d)
e)
PresidenLIRA
Sekretaris JenderalLIRA
Wakil Wakil Sekretaris Jenderal
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
1 (satu)
1
2
1
2
Orang.
(satu) Orang.
(Dua) Orang. maksimal
(satu) Orang.
(dua)
Orang. maksimal
b)
c)
d)
1 (satu)
Orang.
e)
1 (satu)
Orang.
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)
r)
s)
t)
u)
v)
w)
x)
y)
Hal 27 dari- 76
1 (satu)
1 (satu) Orang.
1 (satu)
Orang.
Orang.
z)
1 (satu)
Orang.
Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP; memiliki
wewenang ;
a. Menentukan serta menetapkan Kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan ; Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil Rapat-rapat atau Permusyawaratan
baik tingkat Nasional maupun Wilayah ; serta Peraturan Organisasi lainnya;
b. Memilih, mengangkat, menetapkan, memberhentikan, pengurus Organisasi di tingkat
Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW;
c. Memberikan persetujuan, dan dapat memberhentikan pengurus Organisasi di-tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/ atau Dewan Pimpinan Daerah,
disingkat DPD; atau yang disebut juga; Bupati/Walikota; dengan ketentuan atas
usulan dari GubernurLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah;
d. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Pendiri Organisasi untuk mengesahkan
Komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Pusat; dan personalia Lembagalembaga Otonom LIRA; sesuai bidang dan tingkat keahlian masing - masing;
sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
e. Membentuk, Memilih, mengangkat, menetapkan, memberhentikan personalia Deputi
Bidang dan Assistant Deputi Bidang; sesuai tingkat keahlian masing-masing;
dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
f. Melakukan upaya-upaya khusus dan program kerja secara mandiri
demi
keuntungan/ pengembangan/kebesaran lembaga dan/atau mengamankan
kepentingan perjuangan dan/atau pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
g. Membentuk dan menetapkan personalia ke-Sekretariatan dan Perbendaharaan
tingkat Pusat atau Dewan Pimpinan Pusat disebut ; Sekretariat Lembaga Tingkat
Pusat atau Satuan-satuan Tugas dan/atau Unit-unit atau kelompok-kelompok kerja
sesuai dengan kebutuhan;
2)
Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP; memiliki
Tanggung Jawab dan kewajiban ;
a. Melaksanakan Segala Ketentuan dan kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil rapat-rapat dan
pemusyawaratan Dewan pendiri Lembaga, serta Peraturan organisasi lainnya;
b. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kegiatan organisasi kepada Dewan
Pendiri Lembaga.
c. Bertanggung-jawab atas aktifitas operasional, kesekretariatan serta perbendaharaan
Lembaga-lembaga Otonom LIRA;
2) Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau
memiliki tugas pokok ;
a. Memelihara kemurnian ; visi, misi, sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijaksanaan Lembaga; dan
Hal 28 dari- 76
Dewan
efektif
dan
efisien
dalam
rangka
e. Menjabarkan dan menselaraskan kebijaksanaan Lembaga dalam bentuk programprogram kegiatan yang realitas, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
fungsi, sasaran organisasi;
4)
Ketentuan tentang wewenang, Tanggung jawab dan kewajiban, tugas dan tata kerja
masing-masing sub-unit Pengurus di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat, disingkat DPP; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam
Pedoman Keorganisasian.
Pasal 12
PENGURUS ORGANISASI
DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
SERTA
PERSYARATAN, TATA CARA PENDAFTARAN
a)
b)
c)
(2) Tata cara pendaftaran dan syarat-syarat utama menjadi Pengurus Organisasi dan/atau
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan
Pimpinan Pusat, disingkat DPP ; adalah :
a)
b)
Calon Pengurus; wajib membuat dan menyerahkan program kerja berupa; rencana
strategis (RenstraLIRA).Program yang dimaksud sesuai dengan bidang dan
keahlian, unit-unit; Organisasi dan/atau Lembaga-Lembaga Otonom LIRA ;wajib
diserahkan maksial 6 (enam) bulan kepada presidenLIRA
c)
d)
Hal 29 dari- 76
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
1 (satu) Orang.
1 (satu) Orang.
1 (satu) Orang.
1 (satu) Orang.
1 (satu) Orang.
1 (satu) Orang.
1 (satu) Orang.
Hal 30 dari- 76
Pasal 14
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
LEMBAGA OTONOM
1)
2)
b)
c)
d)
Membentuk dan menetapkan beberapa manager atau personalia yang cakap dan
sesuai bidang; dan tingkat keahlian masing-masing; dan harus sesuai dengan
ketetapan Mengenai Pedoman Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA;
e)
f)
Dewan Pimpinan
a)
b)
c)
b)
Menjalankan pengelolaan lembaga Otonom secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga; dalam bentuk program kerja nyata
dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan lembaga;
4) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja masing-masing sub-unit dan pengurus lembaga otonom di tingkat
Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat ; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini
diatur lebih lanjut dengan ketentuan khusus yaitu; Ketetapan Mengenai Pedoman
Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA.
Hal 31 dari- 76
Pasal 15
RAPAT PENGURUS
LEMBAGA OTONOM
8. Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Nasional, dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat ; wajib mengadakan Rapat setiap satu bulan sekali atau setiap
dianggap perlu oleh Direktur Eksekutif Lembaga Otonom, atau apabila hal tersebut
diminta secara tertulis oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota Pengurus lembaga
Otonom di tingkat Provinsi;
9. Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat pemberitahuan
dan disampaikan kepada anggota Pengurus lembaga Otonom di tingkat Nasional,
dan/atau Dewan Pimpinan Pusat ; sekurang kurangnya 2 (dua) hari sebelum tanggal
Rapat;
10. Di dalam semua Rapat, Direktur Eksekutif Lembaga Otonom adalah pimpinan rapat dan
jikalau berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh Seorang Manager;
11. yang mana rapat-rapat Pengurus lembaga Otonom di tingkat Nasional, dan/atau Dewan
Pimpinan Pusat ; adalah sah apabila dalam rapat dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per
dua) dari jumlah anggota Pengurus lembaga Otonom;
12. Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Rumah Tangga ini, semua
keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, maka Direktur Eksekutif Lembaga yang akan memutuskan;
13. Dalam setiap Rapat Pengurus lembaga Otonom tingkat Nasional, dan/atau Dewan
Pimpinan Pusat ; anggota Pengurus lembaga Otonom berhak memberikan 1 (satu)
suara;
14.
(1) Keanggotaan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat ;
dan Lembaga-lembaga Otonom berakhir dengan sendirinya karena :
f. Berakhirnya masa tugas dalam kepengurusan ;
g. Meninggal dunia ;
h. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri dari yang bersangkutan ;
i. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat;
j. Calon Pengurus; Tidak membuat/menyerahkan/memberikan program kerja atau;
rencana strategis (RenstraLIRA) LIRA; sebagai suatu ketentuan dan persyaratan
mutlak;sesuai dengan unit-unit; Organisasi dan/atau lembaga-lembaga otonom
LIRA.
k. Melanggar disiplin dan etika lembaga;
(2) Bagi mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 sub (d) dan (e) di
atas, diberi kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara
tersebut untuk mengajukan pembelaan diri di dalam Rapat khusus Dewan Pimpinan
Pusat
BAB IV
STRUKTUR LEMBAGA TINGKAT WILAYAH
Pasal 17
DEWAN PIMPINAN WILAYAH
(1) Dewan Pimpinan Wilayah disingkat DPW; adalah pimpinan tertinggi Organisasi ditingkat
Wilayah atau Daerah Tingkat Provinsi dan/atau yang disamakan dengan itu;
Hal 32 dari- 76
(2) Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW;
memiliki Perangkat organisasi kepengurusan yaitu ; organ Satuan-satuan Tugas yang
disebut dan terdiri dari Para Kepala Biro dan Kepala Bidang yang bertanggung jawab
sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
a) Kepala Biro ; Hubungan Antar Lembaga
b) Kepala Biro ; Pendidikan, Sosial dan Politik
c) Kepala Biro ; Lingkungan Hidup
d) Kepala Biro ; Hukum dan Ham
e) Kepala Biro ; Ekonomi
f) Kepala Biro ; Telematika
g) Kepala Biro ; Pengawasan Internal
1
h) Kepala Biro ; LIRA Anti Narkoba
(LAN)
i) Kepala Bidang ; Hubungan Dalam Negeri 1
j) Kepala Bidang ; Agama
k) Kepala Bidang ; Seni dan Budaya
1
l) Kepala Bidang ; Kaderisasi & Organisasi
m) Kepala Bidang ; Pemuda & Olah Raga
n) Kepala Bidang ; Kelautan dan Perikanan
o) Kepala Bidang ; Sumber Daya Alam
p) Kepala Bidang ; Advokasi
q) Kepala Bidang ; Investigasi
1
r) Kepala Bidang ; Industri dan Perdagangan
s) Kepala Bidang ; Pertambangan dan Energi 1
Hal 33 dari- 76
1
1
1
1
1
1
(satu)
1
(satu)
1
(satu)
1
1
1
1
1
(satu)
1
(satu)
(satu) Orang.
(satu) Orang.
(satu) Orang.
(satu) Orang.
(satu) Orang.
(satu) Orang.
Orang.
(satu) Orang
Orang.
(satu) Orang.
Orang.
(satu) Orang.
(satu) Orang.
(satu) Orang.
(satu) Orang.
(satu) Orang.
Orang.
(satu) Orang.
Orang.
1 (satu)
1 (satu)
Orang.
Orang.
(3) Satuan-satuan tugas Kepala Biro dan Kepala Bidang; sesuai bidangnya masing-masing
memiliki organ; Koordinator Kepala Biro dan anggota-anggotanya; Koordinator Kepala
Bidang dan anggota-anggota yang mana anggotanya tidak melebihi ;4 (empat) orang
dan sudah termasuk Koordinator.
(4) Satuan-satuan tugas bidang ke-sekretariatan dan perbendaharaan di tingkat Provinsi
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah disebut; Sekretariat Lembaga Tingkat Provinsi; yang
dipimpin oleh Area Manager; dan bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masingmasing dan membawahi; Divisi Umum, Perencanaan, Pendanaan & Keuangan; Manager
Pelayanan & Pengaduan Masyarakat; Manager Pengolahan Informasi dan data; Manager
Humas dan Komunikasi; Manager Progam, Pendidikan dan Latihan; Manager Organisasi
dan Keangggotaan;
(5) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja dari masing-masing pengurus organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan
Pimpinan Wilayah; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dengan
ketentuan yaitu; Pedoman Keorganisasian LIRA;
Pasal 19
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
PENGURUS
(1) Pengurus Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat
DPW; memiliki wewenang ;
a) Menentukan serta menetapkan Kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan ; Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil Rapat-rapat atau Permusyawaratan
baik tingkat Nasional maupun Wilayah ; serta Peraturan Organisasi lainnya;
b) Memberikan rekomendasi dan usulan kepada Dewan Pimpinan Pusat, untuk:
mengusulkan, memilih, mengangkat, menetapkan, memberhentikan, pengurus ditingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/ atau Dewan Pimpinan
Daerah, disingkat DPD; atau yang disebut juga; Bupati/Walikota; dengan
ketentuan atas persetujuan PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat;
c) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mengesahkan
Komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Wilayah; dan personalia Lembagalembaga Otonom LIRA; sesuai bidang dan tingkat keahlian masing-masing; sesuai
dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
d) Membentuk dan menetapkan personalia Kepala Biro, Kepala Bidang; sesuai tingkat
keahlian masing-masing; dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
e) Melakukan upaya-upaya khusus dan program kerja secara mandiri
demi
keuntungan/ pengembangan/ kebesaran lembaga dan/atau demi mengamankan
kepentingan perjuangan dan/atau pencapaian maksud dan tujuan Lembaga;
f) Membentuk dan menetapkan personalia ke-Sekretariatan dan perbendaharaan
tingkat Provinsi atau Dewan Pimpinan Wilayah disebut ; Sekretariat Lembaga
Tingkat Wilayah atau Satuan-satuan Tugas dan/atau Unit-unit atau kelompokkelompok kerja sesuai dengan kebutuhan;
(2) Pengurus Organisasi di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat
DPW; memiliki Tanggung Jawab dan kewajiban ;
a) Melaksanakan Segala Ketentuan dan kebijaksanaan Lembaga sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, hasil-hasil
rapat-rapat dan
pemusyawaratan, serta Peraturan organisasi lainnya;
b) Menyampaikan
laporan
pertanggung-jawaban
kegiatan
organisasi
Presiden/Dewan Pimpinan Pusat sebagaimana yang telah ditentukan.
kepada
Hal 34 dari- 76
3)
efektif
dan
efisien
dalam
rangka
d) Menjabarkan dan menyelaraskan kebijaksanaan Lembaga dalam bentuk programprogram kegiatan yang nyata, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian fungsi,
sasaran organisasi;
(4) Ketentuan tentang wewenang, Tanggung jawab dan kewajiban, tugas dan tata kerja
masing-masing sub-unit Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan
Wilayah, disingkat DPW; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut
dalam Pedoman Keorganisasian LIRA.
Pasal 20
PENGURUS ORGANISASI
DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM SERTA
PERSYARATAN, TATA CARA PENDAFTARAN
(1) Persyaratan menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW;
adalah :
a) Warga negara Indonesia, Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTA atau sederajat
dan telah terdaftar sebagai relawanLIRA.
b) Menyetujui, menerima dan dianggap telah memahami; Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Jati Diri dan Garis Perjuangan Lembaga, ketentuan khusus yaitu;
Ketetapan Mengenai Pedoman Lembaga-lembaga Otonom LIRA, serta peraturanperaturan Lembaga lainnya;
c) Sanggup serta aktif mengikuti kegiatan Organisasi dan program kegiatan lembagalembaga otonom LIRA;
(2) Tata cara pendaftaran dan syarat-syarat utama menjadi Pengurus Organisasi dan/atau
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA di tingkat Provinsi, dan/atau
Dewan
Pimpinan Wilayah, disingkat DPW ; adalah :
a) Mengajukan permintaan menjadi menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus
pada Lembaga-lembaga Otonom LIRA kepada Dewan Pimpinan Wilayah, dengan
terlebih dahulu mengetahui, memahami dan mengerti secara benar seluruh
persyaratan yang telah ditetapkan.
b) Calon Pengurus; wajib membuat dan menyerahkan program kerja berupa; rencana
strategis (RenstraLIRA) LIRA untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 2 (dua)
Tahun, minimal 8 (delapan) halaman, diketik pada kertas ukuran A4, yang mana
program kerja dimaksud, sesuai dengan bidang dan keahlian, unit-unit; Organisasi
dan/atau lembaga-lembaga otonom LIRA.
c) Rencana Strategis (RenstraLIRA); yang mana program yang dimaksud, sesuai
dengan bidang dan keahlian, unit-unit; Organisasi dan/atau Lembaga-Lembaga
otonom LIRA; wajib diserahkan maksimal 6 (enam) bulan kepada GubernurLIRA;
d) Permintaan menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA dapat ditolak apabila terdapat alasan-alasan yang kuat secara
kelembagaan, yang mana alasan tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan lainnya.
e) Apabila permintaan itu diluluskan, maka yang bersangkutan berstatus sebagai calon
Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA selama 3
(tiga) bulan dalam masa percobaan.
Hal 35 dari- 76
b)
c)
d)
Kemudian calon pengurus tersebut diajukan melalui Rapat Pleno pada tingkat;
Dewan Pimpinan Wilayah; dan dinyatakan syah setelah; diusulkan, dipilih,
diangkat, dan ditetapkan oleh GubernurLIRA.
e)
f)
Setelah disetujui; Calon Pengurus Organisasi, melalui Rapat Pleno Pengurus Harian
pada tingkat Dewan Pimpinan Wilayah; Maka GubernurLIRA dan/atau Dewan
Pimpinan Wilayah; mengajukan secara tertulis disertai data-data dan alasanalasan yang kuat kepada PresidenLIRA/Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapat
persetujuan, kemudian disyahkan oleh PresidenLIRA.
g)
Hal 36 dari- 76
1 (satu)
1
Orang.
(satu)
1 (satu)
1 (satu)
1
Orang.
Orang.
(satu)
1 (satu)
1 (satu)
Orang.
Orang.
2)
Dewan Pimpinan
a)
b)
c)
4)
a)
b)
Menjalankan pengelolaan lembaga Otonom secara efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian maksud dan tujuan Lembaga; dalam bentuk program kerja yang
realitas, efektif
dan efisien dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan
lembaga;
Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja masing-masing sub-unit dan pengurus lembaga otonom di tingkat Provinsi,
Hal 37 dari- 76
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur
lebih lanjut dengan ketentuan khusus yaitu; Ketetapan Mengenai Pedoman
Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA.
Pasal 23
RAPAT PENGURUS
LEMBAGA OTONOM
(1) Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat Provinsi; wajib
mengadakan Rapat setiap satu bulan sekali atau setiap dianggap perlu oleh Wakil
Direktur Eksekutif Lembaga Otonom, atau apabila hal tersebut diminta secara tertulis
oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota Pengurus lembaga Otonom di tingkat
Provinsi;
(2) Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat pemberitahuan
dan disampaikan kepada anggota Pengurus lembaga Otonom di tingkat Provinsi;
sekurang kurangnya 2 (dua) hari sebelum tanggal Rapat;
(3) Di dalam semua Rapat, Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Otonom adalah pimpinan
rapat dan jikalau berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh Seorang Manager;
(4) yang mana rapat-rapat Pengurus lembaga Otonom di tingkat Provinsi; adalah sah
apabila dalam rapat dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota
Pengurus lembaga Otonom;
(5) Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Rumah Tangga ini, semua
keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, maka Wakil Direktur Lembaga yang akan memutuskan;
(6) Dalam setiap Rapat Pengurus lembaga Otonom tingkat Wilayah, anggota Pengurus
lembaga Otonom berhak memberikan 1 (satu) suara;
(7) Anggota-anggota
b)
Meninggal dunia ;
c)
d)
e)
f)
(2) Bagi mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 sub (d) dan (e) di
atas, diberi kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian tersebut
untuk mengajukan pembelaan diri di dalam Rapat khusus yakni rapat gabungan antara
Dewan Pimpinan Wilayah dengan Pengurus Lembaga OtonomLIRA Tingkat Wilayah;
BAB V
Hal 38 dari- 76
Dewan
1 (satu) Orang.
1 (satu) Orang.
1 (satu) Orang.
2 (dua)
Orang. Maksimal
1 (satu) Orang.
3 (tiga)
Orang. Maksimal
1 (satu)
Orang.
b)
1 (satu)
Orang.
c)
1 (satu)
Orang.
Hal 39 dari- 76
d)
1 (satu)
Orang.
e)
1 (satu)
Orang.
f)
1 (satu)
Orang.
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
q)
r)
s)
t)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
tingkat
disebut; Sekretariat Lembaga Tingkat Daerah; yang dipimpin oleh Manager; dan
bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing dan membawahi;
Asst.Manager Umum, Perencanaan, Pendanaan & Keuangan; Asst. Manager Pelayanan
& Pengaduan Masyarakat; Asst. Manager Progam, Pendidikan dan Latihan; Asst.
Manager Organisasi dan Keangggotaan;
(3) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja dari masing-masing pengurus organisasi di tingkat
(4) Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, disingkat
DPD; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dengan ketentuan yaitu;
Pedoman Keorganisasian LIRA;
Pasal 27
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
PENGURUS
(1) Pengurus Organisasi di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; memiliki wewenang ;
a)
b)
c)
d)
Hal 40 dari- 76
e)
f)
g)
b)
c)
Bertanggung-jawab
atas
aktifitas
operasional,
perbendaharaan Lembaga-lembaga Otonom LIRA;
kesekretariatan
serta
Memelihara kemurnian ; visi, misi, sifat, azas, dasar dan prinsip perjuangan dan
melaksanakan kebijaksanaan Lembaga;
b)
c)
Menjabarkan dan menselaraskan kebijaksanaan Lembaga dalam bentuk programprogram kegiatan yang realitas, efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
fungsi, sasaran organisasi;
(4) Ketentuan tentang wewenang, Tanggung jawab dan kewajiban, tugas pokok dan tata
kerja masing-masing sub-unit Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; sebagaimana
dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam ; Pedoman Keorganisasian LIRA.
Pasal 28
PENGURUS ORGANISASI
DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
SERTA
PERSYARATAN, TATA CARA PENDAFTARAN
(1) Persyaratan menjadi Pengurus Organisasi dan/atau Pengurus Lembaga-lembaga
Otonom LIRA di tingkat Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah, disingkat DPD; adalah :
d) Warga negara Indonesia, Berpendidikan sekurang-kurangnya D-III (Diploma III)
atau sederajat dan telah terdaftar sebagai relawanLIRA.
e) Menyetujui, menerima dan dianggap telah memahami; Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Jati Diri dan Garis Perjuangan Lembaga, ketentuan khusus yaitu;
Ketetapan Mengenai Pedoman Lembaga-lembaga Otonom LIRA, serta peraturanperaturan Lembaga lainnya;
f) Sanggup serta aktif mengikuti kegiatan Organisasi dan program kegiatan
lembaga-lembaga otonom LIRA;
(2) Tata cara pendaftaran dan syarat-syarat utama menjadi Pengurus Organisasi dan/atau
Pengurus Lembaga-lembaga Otonom LIRA di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah, disingkat DPD; adalah :
a)
Hal 41 dari- 76
b)
Calon Pengurus; wajib membuat dan menyerahkan program kerja berupa; rencana
strategis (RenstraLIRA) LIRA untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 2 (dua)
Tahun, minimal 8 (delapan) halaman, diketik pada kertas ukuran A4, yang mana
program kerja dimaksud, sesuai dengan bidang dan keahlian, unit-unit; Organisasi
dan/atau lembaga-lembaga otonom LIRA.
c)
d)
b)
c)
d)
Kemudian calon pengurus tersebut diajukan melalui Rapat Pleno pada tingkat;
Dewan Pimpinan daerah; dan dinyatakan syah setelah; diusulkan, dipilih,
diangkat, dan ditetapkan oleh Bupati/WalikotaLIRA/Dewan Pimpinan Daerah.
e)
f)
g)
Setelah disetujui; Calon Pengurus Organisasi, melalui Rapat Pleno Pengurus Harian
pada tingkat Dewan Pimpinan Daerah; Maka BupatiLIRA/WalikotaLIRA dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah; mengajukan secara tertulis disertai data-data dan
alasan-alasan yang kuat kepada GubernurLIRA/Dewan Pimpinan Wilayah untuk
mendapat persetujuan, kemudian disyahkan oleh PresidenLIRA/Dewan Pimpinan
Pusat.
h)
(1) Pimpinan
dan/atau
Pengurus
lembaga-lembaga
Otonom
di
tingkat
Kabupaten/Kotamadya/ Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah,
disingkat DPD; disebut Manager Eksekutif, diusulkan, dipilih, diangkat, ditetapkan,
Hal 42 dari- 76
(enam)
orang
Manager
Eksekutif, sesuai
dengan
(4) Pimpinan
dan/atau
Pengurus
lembaga-lembaga
Otonom
di
tingkat
Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah;
Perangkat Lembaga Otonom pada masing-masing tingkatan kepengurusan memiliki
organ Satuan-satuan Tugas dan bertanggung jawab sesuai bidang dan keahlian
masing-masing terdiri dari ;
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
;
;
;
;
;
;
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
1
1
1
1
1
1
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
(satu)
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
Orang.
(5) Pimpinan
dan/atau
Pengurus
lembaga-lembaga
Otonom
di
tingkat
Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah;
memiliki organ Satuan-satuan tugas yang disebut ; Asisten Manager yang bertanggung
jawab pada bidangnya masing-masing;
(6) Pimpinan
dan/atau
Pengurus
lembaga-lembaga
Otonom
di
tingkat
Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; secara
struktural bertanggung jawab kepada; BupatiLIRA/WalikotaLIRA dan secara fungsional
bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Eksekutif lembaga Otonom Tingkat Wilayah
dan Direktur Eksekutif lembaga Otonom Tingkat Pusat sesuai dengan bidangnya
masing-masing ;
(7) Anggota-anggota Pimpinan dan/atau Pengurus lembaga-lembaga Otonom di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah;
diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali dengan
ketentuan maksimal 2 (dua) kali masa jabatan;
Pasal 30
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
LEMBAGA OTONOM
(1) Pengurus Lembaga Otonom LIRA di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; pada masing-masing bidang dan/atau unit
kepengurusan disebut; Manager Eksekutif Lembaga Otonom LIRA, memiliki
wewenang ;
a.
b.
c.
Membentuk dan menetapkan beberapa manager atau personalia yang cakap dan
sesuai bidang; dan tingkat keahlian masing masing; dan harus sesuai dengan
ketetapan Mengenai Pedoman Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA
d.
e.
Hal 43 dari- 76
Dewan Pimpinan Daerah; Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar; berhak
menghadiri tiap-tiap Rapat Pengurus lembaga Otonom yang mana dalam Rapat
tersebut; berhak untuk memberikan saran-saran dan/ atau pengarahan-pengarahan
seperlunya;
Pasal 32
BERAKHIRNYA
KEANGGOTAAN PENGURUS & LEMBAGA OTONOM
(1) Keanggotaan Pengurus Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau
Pimpinan Daerah; dan Lembaga-lembaga Otonom berakhir karena :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Dewan
(2) Bagi mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 sub (d) dan (e) di
atas, diberi kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian tersebut
untuk mengajukan pembelaan diri di dalam Rapat khusus; yakni rapat gabungan
antara Dewan Pimpinan Daerah; dengan Pengurus Lembaga Otonom Tingkat Daerah;
BAB VI
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 33
PERANGKAT ORGANISASI
Apabila dipandang perlu, Pengurus Organisasi di tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat, disingkat DPP; Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, disingkat DPW; dan
Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau Dewan Pimpinan
Daerah, disingkat DPD; dapat menunjuk beberapa orang atau lembaga tertentu sebagai;
anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar, Badan Pemeriksa Keuangan
Independen, Akuntan Publik dan Konsulen Perpajakan;
Pasal 34
DEWAN PEMBINA
1. Dewan Pembina Organisasi, ialah Para Pengusaha, Profesional, lembaga-lembaga donor,
Praktisi, Politisi atau tokoh masyarakat dll, dan/atau yang dapat memberikan dukungan
akses, konsultasi, supervisi, saran-saran, pembinaan dan kekuatan moril maupun
materil kepada organisasi sesuai tingkat kepengurusan; Dewan Pimpinan Pusat, Dewan
Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah;
2. Dewan Pembina Organisasi ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan
Pusat,
Dewan
Pimpinan
Wilayah
dan
Dewan
Pimpinan
Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
3. Dewan Pembina Organisasi ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan
Pusat,
Dewan
Pimpinan
Wilayah
dan
Dewan
Pimpinan
Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; diangkat untuk masa pengabdian 5 (lima)
tahun, dan dapat diangkat kembali;
Hal 45 dari- 76
4. Untuk setiap kepengurusan ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
sekurang-kurangnya Dewan Pembina Organisasi terdiri atas (5) lima orang dan
sebanyak-banyaknya (25) dua puluh lima orang.
5. Ketentuan mengenai Dewan Pembina Organisasi; rincian tugas, wewenang, tata cara
penunjukkan dan penggantian Dewan Pembina Organisasi diatur dalam Pedoman
Keorganisasian.
6. Dewan Pembina di seluruh kepengurusan di Tingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan
Dewan Pimpinan Daerah; diketahui dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 35
DEWAN PENASEHAT
1. Dewan Penasehat, ialah Pakar akademisi, Tokoh Agama, Praktisi, Politisi atau tokoh
masyarakat dan/atau yang dapat memberikan nasehat-nasehat, saran dan kekuatan
kepada organisasi sesuai dengan tingkatannya baik diminta atau tidak diminta oleh
kepengurusan ditingkat; Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan
Pimpinan Daerah;
2. Dewan Penasehat dapat ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan
Pusat,
Dewan
Pimpinan
Wilayah
dan
Dewan
Pimpinan
Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dalam berbagai bidang keahlian;
3. Dewan Penasehat ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Pusat,
Dewan
Pimpinan
Wilayah
dan
Dewan
Pimpinan
Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; diangkat untuk masa pengabdian 5 (lima)
tahun, dan dapat diangkat kembali;
4. Untuk setiap kepengurusan ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
sekurang-kurangnya Dewan Penasehat terdiri atas lima orang dan sebanyak-banyaknya
dua puluh lima orang.
5. Ketentuan mengenai
Dewan Penasehat; rincian tugas, wewenang, tata cara
penunjukkan dan penggantian Dewan Penasehat diatur dalam Pedoman Keorganisasian.
6. Dewan Penasehat di seluruh kepengurusan di Tingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan
Dewan Pimpinan Daerah; diketahui dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 36
DEWAN PAKAR
1. Dewan Pakar, ialah Para Tokoh Akademisi dan lingkungan kampus yang bergerak dalam
dunia pendidikan, Tokoh Ilmuwan dan cendekiawan dalam berbagai bidang khususnya :
Ekonomi; Telematika; Pendidikan; Agama; Lingkungan Hidup; Hukum dan Ham; atau
tokoh masyarakat dll, dan/atau yang dapat memberikan nasehat-nasehat, saran dan
kekuatan kepada organisasi sesuai dengan kepengurusan ditingkat ; Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah;
2. Dewan Pakar dapat ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Pusat,
Dewan
Pimpinan
Wilayah
dan
Dewan
Pimpinan
Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dalam berbagai bidang keahlian;
3. Dewan Pakar ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Pusat,
Dewan
Pimpinan
Wilayah
dan
Dewan
Pimpinan
Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; diangkat untuk masa 5 (lima) tahun, dan
dapat diangkat kembali;
4. Untuk setiap kepengurusan ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
sekurang-kurangnya Dewan Pakar terdiri atas lima orang dan sebanyak-banyaknya dua
puluh lima orang.
5. Ketentuan mengenai Dewan Pakar ; rincian tugas, wewenang, tata cara penunjukkan
dan penggantian Dewan Penasehat diatur dalam Pedoman Keorganisasian.
Hal 46 dari- 76
6. Dewan Pakar di seluruh kepengurusan di Tingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan
Pimpinan Daerah; diketahui dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 37
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN INDEPENDEN
Atau AKUNTAN PUBLIK
1. Badan pemeriksa Keuangan Independen dan Akuntan Publik ialah; Lembaga pemeriksa
Administrasi dan keuangan; baik dalam maupun luar negeri; yang dapat memberikan
jasa pemeriksaan atas laporan keuangan organisaai, nasehat-nasehat dibidang
adminitrasi dan keuangan, saran dan kekuatan kepada organisasi; dapat ditunjuk sesuai
dengan kepengurusan ditingkat; Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan
Dewan Pimpinan Daerah;
2. Badan pemeriksa Keuangan Independen dan Akuntan Publik dapat ditunjuk oleh
pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan
Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
3. Badan pemeriksa Keuangan Independen dan Akuntan Publik ditunjuk untuk melakukan
pemeriksaan oleh pengurus organisasi ditingkat; Dewan Pimpinan Pusat; Dewan
Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; setiap tahun buku organisasi;
4. Untuk setiap kepengurusan ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
sekurang-kurangnya Badan pemeriksa Keuangan Independen terdiri atas 1 (satu)
Akuntan Publik; dengan masa kerja sama sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun;
5. Ketentuan mengenai Badan pemeriksa Keuangan Independen; rincian tugas, wewenang,
dan tata cara penunjukkan dan penggantian Badan pemeriksa Keuangan Independen
diatur dalam Pedoman Keorganisasian.
6. Badan pemeriksa Keuangan Independen atau Akuntan Publik di seluruh kepengurusan di
Tingkat; Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah; diketahui dan
dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 38
KONSULTAN PERPAJAKAN;
1. Konsultan Perpajakan ialah; Lembaga Konsultan Perpajakan; dan/atau dapat
memberikan nasehat-nasehat terhadap kewajiban perpajakan organisasi; dapat ditunjuk
sesuai dengan kepengurusan ditingkat; Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan
Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah;
2. Konsultan Perpajakan dapat ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah/tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif;
3. Konsultan Perpajakan ditunjuk oleh pengurus organisasi ditingkat Dewan Pimpinan
Pusat,
Dewan
Pimpinan
Wilayah
dan
Dewan
Pimpinan
Daerah/tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; terdiri atas 1 (satu) Konsultan Perpajakan;
dengan masa kerja sama sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun;
4. Ketentuan mengenai Konsultan Perpajakan; rincian tugas, wewenang, dan tata cara
penunjukkan dan penggantian Konsultan Perpajakan; diatur dalam Pedoman
Keorganisasian.
6. Konsultan Perpajakan; di seluruh kepengurusan di Tingkat; Dewan Pimpinan Wilayah
dan Dewan Pimpinan Daerah; diketahui dan dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.
BAB VII
Pasal 39
DEWAN PENDIRI ORGANISASI
Hal 47 dari- 76
(1) Dewan Pendiri Organisasi adalah mereka yang mendirikan Organisasi dan lembaga
Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) ini dengan susunan sebagai berikut ;
1.
2.
HASYIM ARIF
3.
4.
5.
AHMAD POERNADI HW
(2) Penambahan, penggantian dan pemberhentian Anggota dewan pendiri Organisasi dapat
dilakukan oleh Rapat Khusus Dewan Pendiri Organisasi.
(3) Anggota Dewan Pendiri Organisasi dapat ditambah, dan dengan ketentuan jumlah
keanggotaannya tidak melebihi 17 (tujuh belas) orang, dan penambahan keanggotaan
ini dipilih, diangkat, ditetapkan oleh rapat khusus dewan pendiri.
(4) Keanggotaan Dewan pendiri Organisasi berakhir oleh karena ;
a) Meninggal dunia ;
b) Mengundurkan diri secara sukarela dan/atau atas permintaan sendiri dari yang
bersangkutan ;
c) Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat khusus Dewan Pendiri Organisasi;
karena melakukan sesuatu yang merugikan organisasi dan/atau melanggar
ketentuan yang mendasar dari organisasi.
d) Melanggar disiplin dan etika organisasi;
(5) Bagi mereka yang diberhentikan seperti yang dimaksud dalam ayat 3 sub (b) dan (c) di
atas, diberi kesempatan dalam tempo 1 (satu) bulan sejak pemberhentian tersebut
untuk mengajukan pembelaan diri di dalam Rapat khusus Dewan Pendiri Organisasi.
(6) Dewan Pendiri Organisasi; memiliki organ Satuan-satuan tugas
sekretariatan disebut ; Sekretariat Lembaga Dewan PendiriLIRA;
dibidang
ke-
(7) Ketentuan tentang struktur oganisasi, uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab,
tata kerja Dewan Pendiri Organisasi; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur
lebih lanjut dengan ketentuan yaitu; Pedoman Keorganisasian LIRA;
Pasal 40
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TUGAS POKOK
DEWAN PENDIRI ORGANISASI
(1) Dewan Pendiri Organisasi ; memiliki wewenang ;
a) Menentukan serta menetapkan Kebijaksanaan strategis Lembaga, mengawasi hasilhasil Permusyawaratan baik tingkat Nasional maupun Wilayah;
b) Mengangkat, memberhentikan, membekukan dan membubarkan pengurus ditingkat; Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan mekanisme organisasi untuk menjaga
keutuhan organisasi.
c) Memberikan rekomendasi dan persetujuan kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk
mengesahkan Komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Pusat; dan personalia
Lembaga-lembaga Otonom LIRA; sesuai bidang dan tingkat keahlian masingmasing; sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan;
2)
3)
pertanggung-jawaban
kegiatan
Hal 48 dari- 76
Ketentuan tentang wewenang, tugas dan tata kerja Dewan Pendiri Organisasi;
sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur lebih lanjut dalam Pedoman
Keorganisasian LIRA.
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 41
PERMUSYAWARATAN
PresidenLIRA
Sekretaris JenderalLIRA
Wakil Wakil Sekretaris JenderalLIRA
Bendahara Umum
Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Deputi Bidang yang
bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
Hal 49 dari- 76
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
DEPUTI
DEPUTI
DEPUTI
DEPUTI
DEPUTI
DEPUTI
DEPUTI
DEPUTI
Bidang;
Bidang;
Bidang;
Bidang;
Bidang;
Bidang;
Bidang;
Bidang;
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Gubernur LIRA
Wakil Gubernur LIRA
Sekretaris Gubernur LIRA
Wakil Sekretaris Gubernur LIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Kepala Biro yang
bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Biro
Biro
Biro
Biro
Biro
Biro
Biro
;
;
;
;
;
;
;
8)
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Hal 50 dari- 76
BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing
terdiri dari ;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Kompartemen;
Kompartemen;
Kompartemen;
Kompartemen;
Kompartemen;
Kompartemen;
Kompartemen;
8)
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Eksekutif;
Eksekutif;
Eksekutif;
Eksekutif;
Eksekutif;
Eksekutif;
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
disebut
Pasal 43
MUSYAWARAH PIMPINAN NASIONAL
(1) Musyawarah Pimpinan Nasional Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Nasional,
dan/atau
Dewan Pimpinan Pusat, dan/atau disebut MuspimnasLIRA;
dan
MuspimnasLIRA Pertama; merupakan forum permusyawaratan dengan agenda utama
membahas dan menetapkan;
1) Usulan, rumusan dan/atau rancangan untuk menetapkan Garis-garis Besar Program
Lembaga di-tingkat nasional untuk 5 (lima) tahun ke depan; sesuai dengan
maksud dan tujuan organisasi/lembaga;
2) Masalah-masalah pokok di-tingkat nasional; yang berkaitan dengan sasaran
organisasi yaitu perkembangan dan kemajuan berbagai bidang; Politik,
Ekonomi;Hukum dan Ham; Agama, Sosial dan budaya; Pendidikan; Kepemudaan;
dan Kelembagaan semua itu untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3) Program-program kerja di-tingkat nasional, situasi lembaga dan kehidupan di-tingkat
nasional yang dinilai sangat strategis;
Hal 51 dari- 76
4) Perkembangan
Nasional;
dan
kemajuan
lembaga
lembaga
otonom
Lembaga
di-tingkat
PresidenLIRA
Sekretaris JenderalLIRA
Wakil Wakil Sekretaris JenderalLIRA
Bendahara Umum
Wakil Wakil Bendahara.
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Gubernur LIRA
Wakil Gubernur LIRA
Sekretaris Gubernur LIRA
Wakil Sekretaris Gubernur LIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
(7)
(8)
Rancangan materi disiapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan disampaikan kepada
seluruh Pengurus dan Pengurus lembaga-lembaga otonom di tingkat Provinsi
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
sebelum Musyawarah Pimpinan Nasional dilaksanakan;
(9)
(10)
disebut
Pasal 44
MUSYAWARAH KERJA WILAYAH
(1)
(2)
(3)
(4)
Gubernur LIRA
Wakil Gubernur LIRA
Sekretaris Gubernur LIRA
Wakil Sekretaris Gubernur LIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Kepala Biro yang
bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
1)
2)
3)
4)
Hal 53 dari- 76
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Biro
Biro
Biro
Biro
;
;
;
;
5)
6)
7)
8)
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen yang bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masingmasing terdiri dari ;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
8)
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Eksekutif;
Eksekutif;
Eksekutif;
Eksekutif;
Eksekutif;
Eksekutif;
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
(5)
(6)
Rancangan materi disiapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah dan disampaikan kepada
seluruh jajaran Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
Musyawarah Kerja Wilayah berlangsung;
(7)
(8)
Hal 54 dari- 76
disebut
Pasal 45
MUSYAWARAH PIMPINAN WILAYAH
(1) Musyawarah Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Rakyat di tingkat Provinsi dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah, dan/atau disebut MuspimwilLIRA; dan MuspimwilLIRA
Pertama; merupakan forum permusyawaratan dengan agenda utama membahas dan
menetapkan;
1) Usulan, rumusan dan/atau rancangan untuk menetapkan Garis-garis Besar Program
Lembaga di-tingkat Wilayah untuk 5 (lima) tahun ke depan; sesuai dengan
maksud dan tujuan organisasi/lembaga;
2) Masalah-masalah pokok di-tingkat Wilayah; yang berkaitan dengan sasaran
organisasi yaitu perkembangan dan kemajuan berbagai bidang; Politik,
Ekonomi;Hukum dan Ham; Agama, Sosial dan budaya; Pendidikan; Kepemudaan;
dan Kelembagaan semua itu untuk kemajuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3) Program-program kerja di-tingkat Wilayah, situasi lembaga dan kehidupan di-tingkat
Wilayah yang dinilai sangat strategis;
4) Perkembangan
Wilayah;
dan
kemajuan
lembaga
lembaga
otonom
Lembaga
di-tingkat
GubernurLIRA
Wakil GubernurLIRA
Sekretaris GubernurLIRA
Wakil Sekretaris GubernurLIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Wakil
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
Rakyat
dan/atau
disebut
Pasal 46
MUSYAWARAH KERJA DAERAH
(1)
(2)
Hal 56 dari- 76
(3)
(4)
BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil Sekretaris BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen dan anggota-anggota Pengurus Kompartemen yang bertanggung jawab
sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
(5)
(6)
Rancangan materi disiapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah dan disampaikan kepada
seluruh jajaran Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif;
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
Musyawarah Kerja Wilayah berlangsung;
(7)
(8)
(9)
Hal 57 dari- 76
Pasal 47
MUSYAWARAH PIMPINAN DAERAH
(1)
(2)
2)
3)
4)
sangat strategis;
5)
6)
Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu ditingkat di tingkat Kabupaten/ Kotamadya/Kota Administratif; dan masalahmasalah lainnya yang dianggap penting lembaga ditingkat di tingkat Kabupaten/
Kotamadya/Kota Administratif;
2.)
3.)
4.)
dilakukan
(3)
(4)
(5)
(6)
Hal 58 dari- 76
BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5)
6)
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen dan anggota-anggota Pengurus Kompartemen yang bertanggung jawab
sesuai dengan bidangnya masing-masing terdiri dari ;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
8)
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Rakyat
dan/atau
disebut
BAB IX
RAPAT RAPAT dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 48
JENIS RAPAT
1.
2.
Kabupaten/Kotamadya/Kota
Hal 59 dari- 76
Administratif;
1)
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Wilayah; yaitu rapat yang diadakan oleh Pengurus di
tingkat Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah, sekurang-kurangnya sekali dalam
4 (empat) bulan atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu oleh GubernurLIRA dan
dihadiri oleh seluruh atau sebagian ;
1. Pengurus di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
GubernurLIRA
Wakil GubernurLIRA
Sekretaris GubernurLIRA
Wakil Sekretaris GubernurLIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
2. Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Kepala Biro terdiri
dari ;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Kepala
Biro
Biro
Biro
Biro
Biro
Biro
Biro
;
;
;
;
;
;
;
8)
Rapat Pleno Pengurus Harian; yaitu rapat yang diadakan dan dihadiri oleh Pengurus
Harian, sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) bulan, dan bila dipandang perlu
oleh; GubernurLIRA dan dihadiri oleh;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
GubernurLIRA
Wakil GubernurLIRA
Sekretaris GubernurLIRA
Wakil Sekretaris GubernurLIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
3)
Rapat-rapat lain bila dipandang perlu; Pimpinan dan/atau Pengurus di tingkat Provinsi
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah;
4)
5)
6)
Provinsi dan/atau
Dewan Pimpinan Wilayah; sekurang kurangnya 2 (dua) hari
sebelum tanggal Rapat;
Pasal 50
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN WILAYAH
Hal 60 dari- 76
bersifat
1)
Di dalam semua Rapat, GubernurLIRA adalah pimpinan rapat dan jikalau berhalangan
hadir maka Rapat dipimpin oleh Sekretaris Wilayah GubernurLIRA; jikalau keduanya
berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh : Bendahara Umum Wilayah;
2)
3)
Kecuali ditetapkan lain secara tegas dalam Anggaran Rumah Tangga ini, semua
keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat apabila musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, maka GubernurLIRA sebagai pimpinan rapat atau Sekretaris
Wilayah GubernurLIRA; atau Bendahara Umum Wilayah; yang akan memutuskan;
4)
Dalam setiap Rapat Pengurus di tingkat Provinsi dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah;
Masing-masing anggota Pengurus berhak memberikan 1 (satu) hak suara;
5)
1)
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah; yaitu rapat yang diadakan oleh Pengurus di
tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan
2)
Dewan
BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Wakil Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Bendahara Umum.
Wakil Wakil Bendahara.
2. Dan Organ dan Satuan-satuan Tugas yang terdiri dari Para ; Koordinator
Kompartemen dan anggota-anggota Pengurus Kompartemen terdiri dari ;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
Kompartemen
dan
dan
dan
dan
dan
dan
dan
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
Anggota;
8)
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Manager
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
dan
dan
dan
dan
dan
dan
anggota-anggota;
anggota-anggota;
anggota-anggota;
anggota-anggota;
anggota-anggota;
anggota-a
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Rapat Pleno Pengurus Harian; yaitu rapat yang diadakan dan dihadiri oleh Pengurus
Harian, sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) bulan, dan bila dipandang perlu oleh;
BupatiLIRA/WalikotaLIRA dan dihadiri oleh;
1) BupatiLIRA/WalikotaLIRA
Hal 61 dari- 76
2) Wakil BupatiLIRA/WalikotaLIRA
3) Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
4) Wakil Sekretaris Daerah BupatiLIRA/WalikotaLIRA
5) Bendahara Umum.
6) Wakil Wakil Bendahara.
4)
5)
6)
Panggilan Rapat dilakukan secara tertulis atau hal lainnya yang bersifat pemberitahuan
dan disampaikan kepada setiap anggota Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya
/Kota Administratif; dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; sekurang kurangnya 2 (dua)
hari sebelum tanggal Rapat;
Pasal 52
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN DAERAH
Anggota-anggota Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar; berhak menghadiri tiaptiap Rapat Pengurus di tingkat Kabupaten/Kotamadya /Kota Administratif; dan/atau Dewan
Pimpinan Daerah; yang mana dalam Rapat tersebut; berhak untuk memberikan saran-saran
dan/ atau pengarahan-pengarahan seperlunya;
BAB X
PEMBEKUAN dan PEMBUBARAN
Pasal 53
PEMBEKUANKEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DI-TINGKAT WILAYAH/PROVINSI
11. Alasan-alasan pembekuan kepengurusan; ditingkat wilayah; harus kuat secara oganisasi
dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
Peraturan-peraturan lainnya;
12. Sebelum melaksanakan pembekuan; Dewan Pimpinan Wilayah terlebih dahulu diberikan
peringatan tertulis sebanyak-banyaknya tiga (3) kali dalam tenggang waktu delapan
(8) hari kerja untuk memperbaiki pelanggarannya.
Hal 62 dari- 76
13. Setelah pembekuan terjadi, maka kepengurusan dijabat sementara, diatur dan diurus
oleh Dewan Pimpinan Pusat; dan wajib melaporkan kepada Dewan Pendiri Lembaga
dalam jangka waktu empat belas (14) hari kerja.
14. Jika Pembekuan telah dilakukan maka; pengurus Dewan Pimpinan Wilayah, dalam
jangka waktu empat puluh (40) hari kerja; diwajibkan membuat laporan secara tertulis
kepada Dewan Pimpinan Pusat; yang meliputi kegiatan, keuangan, administrasi dan
atas seluruh harta kekayaan organisasi; dengan pengesyahan dari Badan pemeriksa
Keuangan Wilayah;
15. Hal-hal mengenai laporan; harta kekayaan dan hutang-hutang maupun piutang
organisasi bagi pengurus yang dibekukan; ditingkat Dewan Pimpinan Wilayah; dan
pelaksanaannya dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam
rapat Khusus Istimewa.
16. Dewan Pimpinan Pusat; atas laporan tersebut memberikan/melimpahkan kepada
pengurus Dewan Pimpinan Wilayah yang baru dibentuk;
Pasal 54
PEMBEKUAN
KEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DI-TINGKAT DAERAH
KABUPATEN/KOTAMADYA/KOTA ADMINISTRATIF.
(1) Alasan-alasan pembekuan kepengurusan; ditingkat Daerah; harus kuat secara oganisasi
dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
Peraturan-peraturan lainnya;
(2) Sebelum melaksanakan pembekuan; Dewan Pimpinan Daerah terlebih dahulu diberikan
peringatan tertulis sebanyak-banyaknya tiga (3) kali dalam tenggang waktu delapan
(8) hari kerja untuk memperbaiki pelanggarannya.
(3) Setelah pembekuan terjadi, maka kepengurusan dijabat sementara, diatur dan diurus
oleh Dewan Pimpinan Wilayah; dan wajib melaporkan kepada Dewan Pimpinan Pusat
dalam jangka waktu empat belas (14) hari kerja.
(4) Jika Pembekuan telah dilakukan maka; pengurus Dewan Pimpinan Daerah; dalam
jangka waktu empat puluh (40) hari kerja; diwajibkan membuat laporan secara tertulis
kepada Dewan Pimpinan Wilayah; yang meliputi kegiatan, keuangan, administrasi dan
atas seluruh harta kekayaan organisasi; dengan pengesyahan dari Badan pemeriksa
Keuangan Daerah;
(5) Hal-hal mengenai laporan; harta kekayaan dan hutang-hutang maupun piutang
organisasi bagi pengurus yang dibekukan; ditingkat Dewan Pimpinan Daerah; dan
pelaksanaannya dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam
rapat Khusus Istimewa.
(6) Dewan Pimpinan Wilayah; atas laporan tersebut memberikan/melimpahkan kepada
pengurus Dewan Pimpinan Daerah yang baru dibentuk;
Pasal 55
PEMBUBARAN
KEPENGURUSAN DAN LEMBAGA LEMBAGA OTONOM
DI-TINGKAT WILAYAH/ PROVINSI
(1) Keputusan untuk membubarkan Dewan Pimpinan Wilayah hanya dapat diambil oleh
Rapat Khusus Istimewa Dewan Pimpinan Pusat; disertai kehadiran Para Direktur
Eksekutif Lembaga lembaga Otonom; dan apabila ternyata dengan pasti bahwa kondisi
dan keadaan Dewan Pimpinan Wilayah; telah sedemikian rupa sehingga dinilai tidak
mungkin lagi untuk mencapai, mewujudkan maksud dan tujuan lembaga;
(2) Apabila Dewan Pimpinan Wilayah ini dibubarkan, maka likuidasinya dilakukan oleh
Dewan Pimpinan Pusat;
Hal 63 dari- 76
(3) Pembubaran Dewan Pimpinan Wilayah hanya dapat diambil dengan syah oleh Dewan
Pimpinan Pusat; disertai kehadiran Para Direktur Eksekutif Lembaga Otonom dan
disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah yang hadir;
(4) Jika Dewan Pimpinan Wilayah ini dibubarkan, Dewan Pimpinan Pusat diwajibkan
melakukan likuidasi atas seluruh harta kekayaan Dewan Pimpinan Wilayah, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam
rapat Khusus Istimewa untuk melaksanakan tugas tersebut;
(5) GubernurLIRA
(1) Keputusan untuk membubarkan Dewan Pimpinan Daerah hanya dapat diambil oleh
Rapat Khusus Istimewa Dewan Pimpinan Wilayah; disertai kehadiran Para Wakil
Direktur Eksekutif Lembaga lembaga Otonom; dan apabila ternyata dengan pasti
bahwa kondisi dan keadaan Dewan Pimpinan Daerah; telah sedemikian rupa sehingga
dinilai tidak mungkin lagi untuk mencapai, mewujudkan maksud dan tujuan lembaga;
(2) Apabila Dewan Pimpinan Daerah ini dibubarkan, maka likuidasinya dilakukan oleh Dewan
Pimpinan Wilayah;
(3) Pembubaran Dewan Pimpinan Daerah hanya dapat diambil dengan syah oleh Dewan
Pimpinan Wilayah; disertai kehadiran Para Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Otonom
dan disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah yang hadir;
(4) Jika Dewan Pimpinan Daerah ini dibubarkan, Dewan Pimpinan Wilayah diwajibkan
melakukan likuidasi atas seluruh harta kekayaan Dewan Pimpinan Daerah, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh sebuah tim likuidasi khusus yang ditunjuk didalam
rapat Khusus Istimewa untuk melaksanakan tugas tersebut;
(5) BupatiLIRA/WalikotaLIRA bertanggung jawab; menyelesaikan administrasi dan kekayaan
Lembaga ini, dan jika terdapat sisa kekayaan; akan diberikan kepada Dewan Pimpinan
Daerah yang baru dibentuk oleh Dewan Pimpinan Wilayah;
BAB XI
KEUANGAN, PENDANAAN OPERASIONAL
dan PENGGALANGAN DANA
Pasal 57
KEUANGAN
(1) Besarnya uang pangkal relawanlira ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;
(2) Besarnya uang iuran relawanlira ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah atas
persetujuan Dewan Pimpinan Wilayah;
(3) Uang pangkal dan uang iuran dipungut oleh Dewan Pimpinan Daerah, untuk dialokasikan
kepada;
a. Dewan Pimpinan Pusat
(4) Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan lembaga dilaporkan
secara tertulis oleh PresidenLIRA dan Bendahara lembaga/Pengurus Organisasi di
tingkat Pusat, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat, disingkat DPP; dalam bentuk laporan
Hal 64 dari- 76
Pasal 58
PENDANAAN OPERASIONAL LEMBAGA
Pendanaan operasional lembaga bagi pengurus; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan
Pimpinan Pusat; di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah; adalah
sebagai berikut;
1)
Hal 65 dari- 76
2)
Pengurus di setiap tingkatan adalah; mandiri, dalam hal sumber dan pemasukan
pendanaan operasional; dalam arti bahwa; Pengurus lembaga ditingkat lebih tinggi
tidak berkewajiban dan/atau dapat memberikan kontribusi pendanaan operasional;
3)
4)
5)
Penggalangan dana bagi pengurus lembaga merupakan persoalan krusial; kriteria dan
tehnik penggalangan dana bagi pengurus; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat; di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah; adalah
sebagai berikut;
1)
2)
3)
4)
5)
Pengurus di setiap tingkatan, dan terutama di tingkat Dewan Pimpinan Daerah; harus
menggiatkan program penggalangan dana yang memuat besarnya jumlah iuran dan
uang pangkal para relawanLIRA yang jumlah dan besarnya disesuaikan dengan kondisi
daerah; dan distribusi prosentasi untuk setiap tingkat kepengurusan, dan mekanisme
penarikan setiap iuran relawanLIRA; dan sebagainya;
6)
7)
8)
Hal 66 dari- 76
10) Ketentuan mengenai penggalangan dana; yang berkaitan erat dengan lembaga otonom
di seluruh tingkatan; Dewan Pimpinan Pusat; Dewan Pimpinan Wilayah;Dewan
Pimpinan Daerah; sebagaimana dimaksud dalam pasal ini; diatur lebih lanjut dengan
ketentuan khusus yaitu; Pedoman Keorganisasian Lembaga-lembaga Otonomi LIRA.
BAB XII
TENTANG KODE ETIK
PASAL 60
NILAI-NILAI DASAR PRIBADI
Nilai-nilai dasar pribadi bagi seluruh relawanLIRa; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan
Pimpinan Pusat; di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah; sebagai
berikut;
1)
2)
Melaksanakan ibadah dan ajaran agama yang diyakininya; Taat terhadap aturan hukum
dan etika, Meningkatkan kineja yang berkualitas, Menanggalkan kebiasaan
kelembagaan masa lalu yang negative, meminimalkan/menghilangkan sifat arogansi
individu, kelompok dan sektoral
3)
Kebersamaan, dalam
kepengurusan;
4)
Berani, mengambil sikap tegas dan rasional dalam membuat keputusan sulit demi
kepentingan jangka panjang bagi: Generasi Penerus; masyarakat; Bangsa; dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
5)
melaksanakan
tugas
dan
masa
bakti
disemua
tingkat
PASAL 61
KODE ETIK
PENGURUS ORGANISASI
DAN PENGURUS LEMBAGA-LEMBAGA OTONOM
Kode etik pengurus bagi seluruh Pengurus ; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan
Pusat; di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat
Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif, dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah; sebagai
berikut;
1)
2)
Pengurus selama masa pengabdian wajib menjaga harkat martabat Lembaga dengan
perilaku, tindakan, sikap dan ucapan;
3)
4)
kepentingan pribadi atau golongan, dan menerima imbalan, meminta kepada atau
menerima bantuan dari siapapun dalam bentuk apapun yang memiliki potensi konflik
dan kepentingan terhadap informasi, data-data, dokumen bagi lembaga;
Hal 67 dari- 76
5)
6)
Seluruh Pengurus; di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat; di tingkat Provinsi,
dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah; dan di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota
Administratif, dan/atau
Dewan Pimpinan Daerah; wajib bagi setiap pengurus untuk
menyesuaikan kaidah-kaidah hukum dan per-undang-undangan yang berlaku sebagai dasar
dari perumusan, pendalaman masalah, pengungkapan kasus-kasus Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (K.K.N); sebagai berikut:
(1) Wewenang, tanggung jawab dan kendali perintah pengungkapan kasus-kasus Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (K.K.N); di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat;
adalah PresidenLIRA;
(2) Wewenang, tanggung jawab dan kendali perintah pengungkapan kasus-kasus Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (K.K.N); di tingkat Provinsi, dan/atau Dewan Pimpinan Wilayah;
adalah GubernurLIRA;
(3) Wewenang, tanggung jawab dan kendali perintah pengungkapan kasus-kasus Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (K.K.N); dan di tingkat Kabupaten/Kotamadya/Kota Administratif,
dan/atau Dewan Pimpinan Daerah; BupatiLIRA /WalikotaLIRA;
(4) Pengungkapan informasi dan/atau khususnya tentang adanya dugaan dan/atau patut
diduga; terdapat indikasi; Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (K.K.N) dalam lembaga
adalah; bersifat independent, bebas dari pengaruh kekuasaan manapun dan
bertanggung jawab kepada masyarakat;
(5) Setiap informasi dari berbagai sektor, yang bersumber dari ; masyarakat, pemerintah
dan swasta; dan akan dipublikasikan kepada media cetak maupun elektronik serta
masyarakat; harus melalui proses seleksi, penelaahan, analisa yang kritis dan atas
keputusan bersama di masing-masing kepengurusan DPP, DPW, dan DPD untuk
diungkap;
(6) Pengungkapan informasi adanya dugaan dan/atau patut diduga; terdapat indikasi;
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (K.K.N) dalam lembaga; melalui jenjang persetujuan
sebagai berikut;
a.)
Di tingkat Nasional, dan/atau Dewan Pimpinan Pusat; diajukan oleh Asst Deputi
Bidang Invetigasi, Asst Deputi bidang Perundang-undangan, Asst Deputi Bidang
Advokasi disetujui oleh Deputi Bidang Hukum dan Ham, diketahui/disetujui oleh
Sekretaris JenderalLIRA, dan disetujui oleh PresidenLIRA;
b.)
c.)
(7) Bahwa; setiap informasi tentang; Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (K.K.N) yang telah
dipublikasikan kepada; media cetak dan elektronik serta masyarakat; yang diungkap
tidak melalui tahapan dan/atau mekanisme intern dan persetujuan resmi lembaga;
Hal 68 dari- 76
menjadi beban dan tanggung jawab pribadi;dalam hal ini tidak menjadi tanggung
jawab lembaga.
(8) Bahwa; Penanganan/pengungkapan informasi dan/atau khususnya tentang dugaan
dan/atau patut diduga adanya; Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (K.K.N) dalam
(9) berbagai sektor informasi yang akan dipublikasikan kepada masyarakat; harus memiliki
tingkat akurasi dalam hal ;
a) Kepastian hukum, yaitu mengutamakan landasan hukum dan peraturan perundangundangan yang berlaku;
b) Bermanfaat, yaitu bahwa setiap pengungkapan kasus dan informasi yang akan
dipublikasikan kepada masyarakat; memberi manfaat bagi bangsa dan negara.
c) Keterbukaan, yaitu membuka diri dan memberi akses dari dan/kepada masyarakat
dalam melaksanakan hak-haknya untuk memperoleh informasi yang benar, jujur
dan tidak diskriminatif;
d) Akuntabilitas, yaitu setiap hasil akhir pengungkapan informasi ini harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat; dan objek pokok masalah/kasus
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e) Kepentingan umum, yaitu selalu mendahulukan kepentingan masyarakat dengan
cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif;
BAB XIII
PENGHARGAAN
Pasal 63
PENGHARGAAN
(1) Kepada segenap dan unsur pengurus maupun relawanlira yang telah menunjukan
kesetiaan atau berjasa terhadap lembaga dan/atau yang telah menunjukan prestasi
yang luar biasa, dapat diberikan penghargaan;
(2) Penghargaan yang dimaksud dalam ayat (1) ini pasal ini dapat berupa tanda jasa atau
bentuk penghargaan lainnya.
(3) Tata cara pemberian penghargaan yang dimaksud; diberikan setiap 3 (tiga) tahun;
ketentuan mengenai ini akan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat;
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 64
KETENTUAN PENUTUP
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut
oleh Dewan Pimpinan Pusat; melalui berbagai keputusan dan peraturan-peraturan
lembaga.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak;
Hal 69 dari- 76
Ditetapkan Di
: Jakarta
M. JUSUF RIZAL
PresidenLIRA
Hal 70 dari- 76
AMIRSYAH RAHMAN
Sekretaris JenderalLIRA