Mengingat
KABUPATEN LAMONGAN
: Memerintahkan kepada bagian terkait di Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang
Kabupaten Lamongan untuk melaksanakan kewenangan klinis sebagaimana
terlampir.
Kedua
Keempat
: Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, maka
akan diadakan perbaikan dan perubahan seperlunya.
Ditetapkan di
Lamongan
pada tanggal
01 Januari 2015
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
NOMOR : 188.2 /
/413.216/2015
TENTANG
2
BAB II
STANDAR PELAYANAN
2.1.
Standar Kompetensi
1. Alergi Imunologi
4
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
Anafilaksis
Urtikaria
Edema angioneurotik
Dermatitis
Rinitis alergika
Sinusitis paranasalis
Asma bronkial dan batuk kronik
Konjungtivitis vernalis
Alergi obat
Alergi makanan
Sindrom Steven-Johnson
Nekrolisis epidermal toksik
Penyakit defisiensi imun
Penyakit auto imun
Artritis rheumatoid juvenilis
Lupus eritematosis sistemik
Purpura Henoch- Schonlein
Acquired Immune Deficiency Syndrome
Sengatan serangga
g.
h.
i.
j.
k.
-
5. Gastro Hepatologi
Gastroenterologi :
a. Disfagia
b. Anoreksia
c. Muntah
- Refluks gastroesofagus
- Muntah menetap
- Muntah bedah
d. Diare
- Diare akut
- Sindrom diare kronik
- Malabsorbsi dan intoleransi kronik
- Terapi nutrisi enteral
- Alergi makanan
- Perawatan pasca bedah intestinal
e. Perdarahan saluran cerna
- Perdarahan saluran cerna sederhana
- Perdarahan saluran cerna yang sulit
f. Kembung
- Kembung non-bedah
- Kembung bedah
- Enterokolitis nekrotikans
g. Konstipasi
- Konstipasi akibat pengaruh makanan
- Konstipasi akibat kelainan bawaan
- Konstipasi akibat infeksi
- Konstipasi akibat obat
h. Sakit perut
- Sakit perut akut
- Sakit perut berulang
- Sakit perut bedah
i. Gangguan tumbuh kembang akibat penyakit saluran cerna
- Masukan kalori yang tidak adekuat
- Malabsorbsi dan kehilangan kalori terlalu banyak
- Diare kronik
- Gangguan fugsi limfatiksaluran cerna
j. Keracunan makanan oleh :
- Bahan kimia
- Bakteri beracun dalam bahan makanan
- Bahan makan yang tercemar jamur beracun
- Bahan makanan yang beracun
6
8. Hematologi
a. Anemia
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12
Anemia hemolitik autoimun
Anemia pasca perdarahan
Anemia aplastic
b. Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
c. Defisiensi G6PD
d. Thalassemia
e. Hemoglobinopati lain
f.
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
g. Amegakaryocytic Thrombocytopenic Purpura
h. Trombopatia
i.
Hemofilia
j.
Penyakit Von Willebrand
k. Defisiensi Vitamin K
8
l.
m.
n.
9. Kardiologi
a.
Penyakit jantung bawaan :
Defek septum atrium
Defek septum ventrikel
Duktus arteriosus persisten
Stenosis pulmonal
Hipoplasia jantung kiri
Stenosis aorta
Koarktasio aorta
Tetralogi Fallot
Atresia tricuspid
Transposisi arteria besar
Anomali drenase vena pulmonalis
Double outlet right ventricle
Dekstrokardia
b.
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik
c.
Penyakit jantung didapat non-reumatik
Infeksi :
Endokarditis
Miokarditis
Perikarditis dan efusi perikardium
Penyakit Kawasaki
Penyakit Takayasu
Non- infeksi :
Kelainan kardiovaskuler pada :
Glomerulonefritis
Hipertensi
Gangguan elektrolit dan asam basa
Kelainan hematologik
Penyakit metabolik dan endokrin
Kelainan gizi
Penyakit paru
d.
Masalah khusus
Gagal jantung
Disritmia
Tromboemboli
Hipertensi pulmonal
Kardiomiopati
Henti jantung
10. Nefrologi
a. Kelainan kongenital ginjal dan saluran kemih
- Nefropati congenital
- Agenesis ginjal
- Ginjal polikistik
- Ginjal multikistik
- Hipoplasia ginjal
- Uropati congenital
9
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i. Gagal ginjal
- Gagal ginjal akut
- Gagal ginjal kronik
j. Tumor ginjal
- Tumor Wilms
k. Gangguan pola berkemih
- Enuresis
- Inkontinensia urin
- Kandung kemih neurogenic
11. Neurologi
a. Peninggian tekanan intracranial
b. Gangguan perkembangan umum
c. Kelemahan
d. Kejang
e. Malformasi congenital
f. Infeksi prenatal
g. Penyakit metabolic dan degenerative
h. Penyakit neurokutan
i. Penyakit neuromuskuler
j. Infeksi susunan saraf dan komplikasinya
k. Trauma lahir pada neonates
l. Tumor susunan saraf
m. Penyakit cerebrovaskuler
n. Trauma kepala tulang belakang
o. Ensefalopati
p. Attention Deficit Disorder dan gangguan otonom
q. Gangguan perkembangan Khusus
12. Oftalmologi
a.
Infeksi mata (konjungtivitis)
b.
Pengenalan dini kelainan mata
- Strabismus
- Ambliopia (aka Lazy eyes)
- Blocked tear ducts
- Ptosis
- Retinopathy of prematurity
- Visual inattention
- Pediatric cataracts
- Pediatric glaucoma
- Abnormal vision development
- Eye problem due to genetic disorders
- Congenital malformation of vision or tear drainage duct system
- Orbital tumor
- Refractive errors (myopia)
- Accomodative insufficiency
- Convergenceinsufficiency and asthenopia
- Evaluation of visual issues in education
11
b.
e.
- Varicella-zooster
- Epstein Barr virus
- Rabies
- Chikungunya
- Influenza
- HIV
- Japanese B ensefalitis
- Sitomegalovirus
Lain-lain
- Infeksi nosokomial
- Sengatan/gigitan ular
- Sengatan/gigitan serangga
19. Res
piro
logi
15
- Rinofaringitis
- Tonsillitis
- Tonsilofaringitis
- Rinotonsilofaringitis
- Sinusitis
- Otitits media akuta
- Epiglotitis
- Sindrom croup (laryngitis, trakeitis, laringotracheobronkhitis)
- Infeksi saluran nafas kronik
- Bronkiektasis
- Pneumonia kronik
Tuberkulosis
- Tuberkulosis paru
- Tuberkulosis ekstra paru
f. Kelainan/penyakit lain
- Aspirasi hidrokarbon
- Asbestosis, bibinosis, pneumoconiosis
- Akibat keganasan pada saluran nafas
- Akibat kelainan/penyakit organ lain pada saluran nafas
Near drowning
20. Tumbuh kembang-pediatri sosial
a. Konsep umum pertumbuhan dan perkembangan
b. Demografi dan statistic kesehatan
c. Epidemiologi klinik
d. Keluarga berencana
e. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan normal
f. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan :
- Memantau pertumbuhan anak dengan growth chart
- Memanatau perkembangan anak dengan Denver II
- Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan
- Stimulasi
g. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
h. Upaya peningkatan kualitas anak
i. Behavioural dan psychological disorders
j. Masalah- masalah social :
- Adopsi
- Foster care
- Child care
- Separation & death
- Impact of violence
Mempertahankan & Meningkatkan Kompetensi
2.2.
Standar
1. Memahami dan mampu menerapkan etika, disiplin dan hukum secara umum dalam kegiatan
seharihari.
2. Memahami kaitan Sumpah Dokter, Kode Etik Kedokteran Indonesia, UU Kesehatan, UU
Praktik Kedokteran dan Peraturan Kementerian Kesehatan, KUHP, Informed Consent, dll
3. Beretika saat melakukan kegiatan anamnesis, kerjasama interpersonal, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan dengan alat bantu diagnostik, konseling, terapi, memelihara rahasia jabatan,
catatan medik dan memelihara kesehatan sendiri.
4. Mampu melakukan kemitraan kolaborasi dengan pasien atau keluarganya, disiplin lain dan
sesama spesialis Anak.
BAB III
KEWENANGAN KLINIS
Kategori Kewenangan Klinis :
DIMINTAKAN
DISETUJUI
b.
c.
d.
e.
Radiology toraks
Ultrasonografi : kepala, toraks, abdomen
Ekokardiografi
CT-scan : kepala, toraks, abdomen, ekstremitas,
jaringan lunak
f. MRI : kepala, toraks, abdomen, ekstremitas,
jaringan lunak
13. Tatalaksana spesialistik gawat darurat susunan saraf pusat
(SSP)
a. Kejang
b. penurunan kesdaran
c. paresis/ paralisis
d. peningkatan tekanan intracranial/ edema serebri
e. trauma kepala dan medulla spinalis
f. perdarahan intracranial
g. hipoksik iskemik ensefalopati
14. Tatalaksana spesialistik gawat darurat respirasi
a. Sesak napas
b. Status asmatikus
c. Gagal napas
d. Sumbatan ( obstruksi ) jalan napas
- laringitis akut
- epiglotitis
- trakeitis bakterialis
- abses retrofaringeal
- abses parafaringeal
- benda asing
e. pneumotoraks
f. pneumomediastinum
g. edema paru
h. haemoptisis
15. Tatalaksana spesialistik gawat darurat kardiovaskuler
a. Syok
b. cyanotic spell
c. SVT/ aritmia
d. Gagall jantung
e. Krisis tamponade
f. Efusi pericardium
16. Tatalaksana spesialistik gawat darurat metabolik-gastrorenal-endokrin-alergi
a. Gangguan cairan elektrolit, asam- basa
b. Inborn error of metabolism
c. Diabetik ketoa sidosis
d. Renal tubular acidosis
e. Hipoglikemia dan hiperglikemia
f. Gagal ginjal
g. Sindrom uremik-hemolitik
h. Sindrom lisis tumor
i. Perdarahan saluran cerna
j. Pancreatitis
k. gagal hati fulminan
l. short gut syndrome
m. syok anafilaksis
17. Tatalaksana spesialistik gawat darurat infeksi-hematologi
a. SIRS, sepsis & MOF
b. Koagulasi intravaskuler diseminata
18. Tatalaksana spesialistik gawat darurat keracunan
20
(poisoning)
19. Tatalaksana spesialistik gawat darurat hampir tenggelam
20. Tatalaksana spesialistik gawat darurat trauma non SSP
21. Tatalaksana spesialistik gawat darurat luka bakar
22. Tatalaksana spesialistik gawat darurat hipotermi dan
hipertermi
23. Tatalaksana spesialistik asfiksia neonatorum
24. Tatalaksana spesialistik hiperbilirubinemia pada neonatus
a. G6PD
b. Inkompatibilitas ABO/ rhesus
c. Kern ikterus
25. Tatalaksana spesialistik prematuritas dan Intra Uterine
Growth Retardation
a. Retinopathy of prematurity
b. Apnu prematuritas
c. Penyakit membran hialin
d. PVL
e. IVH/ PVH
f. Perawatan metode kangguru (Kanggaro Mother
Care)
26. Tatalaksana spesialistik trauma lahir
a. Trauma jaringan lunak
b. Trauma susunan saraf ekstra/ intracranial
c. Trauma jaringan tulang
d. Trauma organ intra abdomen
27. Tatalaksana spesialistik kelainan gastrointestinal neonatus
a. Necrotizing enterocolitis
b. Meconium plugs
28. Tatalaksana spesialistik perdarahan pada neonatus (+
vitamin K deficiency bleeding)
29. Tatalaksana spesialistik kejang dan jittery pada neonatus
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Hipokalsemia
c. Hipomagnesemia
d. Hiperamonemia
e. other metabolic disorders
30. Tatalaksana spesialistik syok pada neonatus
31. Tatalaksana spesialistik sepsis neonatorum
32. Tatalaksana spesialistik anemia pada neonatus
33. Tatalaksana spesialistik kelainan respirasi pada neonatus
a. Meconium aspiration syndrome
b. Pneumotorak/ pneumomediastinum
c. PPHN
d. TRDN
e. Pneumonia
34. Tatalaksana spesialistik termoregulasi pada neonatus
35. Tatalaksana spesialistik infeksi TORCH pada neonatus
36. Tatalaksana spesialistik cacat lahir
a. Agenesis paru, aplasia paru, hipoplasia paru
b. Kista paru
c. Emfisema kongenital lobaris
d. Eventrasio diafragmatika
e. Hernia diafragmatika
f. Displasia bronkopulmonal
g. Laringotrakeomalasia
h. undescended testes (kriptorkismus)
i. uropati congenital
21
b. Bronchogenic spread
c. Endobronchitis TB
d. Atelektasis
e. Cavities
f. others primary TB
60. Tata laksana spesialistik tuberculosis ekstra paru
a. Limfadenitis TB superfisialis
b. TB pleura
c. TB pericardium
d. Skrofuloderma
e. TB tulang : spondilitis, koksitis, gonitis, daktilitis
f. TB abdomen : peritonitis, usus, hepar, limpa, Tata
laksana spesialistik ginjal
g. TB SSP : meningitis, tuberkuloma otak
61. Tata laksana spesialistik tuberkulosis diseminata
62. Tata laksana spesialistik tuberkulosis perinatal
63. Tata laksana spesialistik tuberkuloma
64. Tata laksana spesialistik mikobakteriosis atipik
65. Tata laksana spesialistik pneumotoraks
66. Tata laksana spesialistik pneumomediastinum
67. Tata laksana spesialistik endokarditid infektif
68. Tata laksana spesialistik miokarditis
69. Tata laksana spesialistik penyakit Kawasaki
70. Tata laksana spesialistik kandidiasis
71. Tata laksana spesialistikleptospirosis
72. Tata laksana spesialistik soil helmintiasis
73. Tata laksana spesialistik hepatitis
a. Hepatitis akut
b. Hepatitis A
c. Hepatitis B
d. Hepatitis C
74. Tata laksana spesialistik amubiasis hati
75. Tata laksana spesialistik kolesistitis akut
76. Tata laksana spesialistikpankreatitis akut
77. Tata laksana spesialistik infeksi saluran kemih
78. Tata laksana spesialistik penyakit menular seksual
79. Tata laksana spesialistik fever of unknown sources
80. Tata laksana spesialistik sepsis
81. Tata laksana spesialistik demam neutropenia
82. Tata laksana spesialistik demam tifoid
83. Tata laksana spesialistik infeksi arboviruses
a. Virus dengue
b. Virus chikungunya
84. Tata laksana spesialistik infeksi virus HIV
a. Transmisi HIV perinatal
b. Infeksi opurtunistik respiratori pada HIV
c. TB-HIV
d. Pneumocystis jeroveci (carinii)
e. Lymphoid interstitial pneumonia (LIP)
f. Fungal infection
85. Tata laksana spesialistik eksantema akut/ demam dengan
ruam
a. Morbili
b. Rubella
c. Varicella
d. HFMD
86. Tata laksana spesialistik malaria
23
c. Kolestasis
d. sirosis hepatis
119. Tata laksana spesialistik anemia
a. Anemia nutrisi
b. Hemoglobin abnormal (thalassemia)
c. Anemia hemolitik autoimun
d. Anemia pada infeksi kronik
e. Anemia aplastik
120. Tata laksana spesialistik kelainan trombosit
a. Idiopathyc thrombocytopenic purpura
b. Trombositosis
c. Trombopati
121. Tata laksana spesialistik gangguan pembekuan
a. Herediter (hemofilia)
b. Acquired (didapat)
122. Tata laksana spesialistik leukemia
a. Leukemia limfoblastik akut
b. Leukemia mielositik akut
123. Tata laksana spesialistik tumor padat
a. Neuroblastoma
b. Wilms tumor
c. Rabdomyosarcoma
d. limfoma malignum (Hodgkin disease)
e. tumor hati
f. teratoma
g. osteosarcoma
h. limfangioma
i. orbital tumor (retinoblastoma)
j. tumor susunan saraf
124. Tata laksana spesialistik penyakit jantung bawaan
a. Sianotik
b. non sianotik
125. Tata laksana spesialistik hematuria
126. Tata laksana spesialistik proteinuria
127. Tata laksana spesialistik enuresis
128. Tata laksana spesialistikinkontinensia urin
129. Tata laksana spesialistik glomerulonefritis
a. Glomerulonefritis akut
b. Glomerulonefritis kronik
130. Tata laksana spesialistik kelainan ginjal akibat
penyakit
sistemik
131. Tata laksana spesialistik sindrom nefrotik
132. Tata laksana spesialistik hipertensi
133. Tata laksana spesialistik uropati obstruktif
a. Uropati kongenital
b. Batu saluran kemih
c. Intoksikasi jengkol
134. Tata laksana spesialistik tubulopati
135. Tata laksana spesialistik nefritis intersisialis
136. Tata laksana spesialistik floppy infant
137. Tata laksana spesialistik gangguan gerak di luar
kemauan
138. Tata laksana spesialistik epilepsi pada neonatus, bayi,
dan anak
139. Tata laksana spesialistik kejang demam
140. Tata laksana spesialistik keadaan yang menyerupai
25
epilepsi
141. Tata laksana spesialistik penyakit metabolik dan
degeneratif
142. Tata laksana spesialistik penyakit neurokutan
143. Tata laksana spesialistik penyakit neuromuskular
144. Tata laksana spesialistik nyeri kepala
145. Tata laksana spesialistik ensefalopati
146. Tata laksana spesialistik trauma kepala
147. Tata laksana spesialistik penyakit serebrovaskuler
148. Tata laksana spesialistikgangguan perkembangan
khusus
149. Tata laksana spesialistik gangguan otonom
150. Tata laksana spesialistik malnutrisi energi protein
151. Tata laksana spesialistik failure tothrive
152. Tata laksana spesialistik obesitas pada anak dan
remaja
153. Tata laksana spesialistik Obstructive S Tata laksana
spesialistikleep Apnea Syndrome (OSAS)
154. Tata laksana spesialistik kelainan metabolisme bawaan
155. Tata laksana spesialistik kelainan kulit pada anak
156. Tata laksana spesialistik kelainan mata pada anak
157. Tata laksana spesialistik kelainan/ gangguan
psikologis-psikiatris
DIMINTAKAN
DISETUJUI
27
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
DIAGNOSE
Congenital Disorders
Esophagial atresia
Intestinal atresia
Anal atresia
Diapragmatic hernia (congenital )
Pyloric stenosis
Gastro-Hepatology
Gastro-enteritis
Gastro-enteritis dengan dehidrasi
Worms
Dehydration
Malabsorbsion
Food intolerance
Acute abdomen
Ileus
Peritonitis tuberculosis
Peritonitis pancreatitis
Intussussception
Malrotation
Umbilical hernia
Meckells diverticulum
Crohns disease
Ulcerative colitis
Hirschsprungs disease
Biliary atresia
Hepatitis
Reyes syndrome
Cirrhosis of the liver
Food allergy
Endrocrinological Disorders
IDDM
Disorders of Newborns
Hypothermia
Bacteraemia and septicemia
Respiratory stress syndrome
Bronchopulmonary dysplasia
Aspiration pneumonia
Pneumo thorak
Apnea attacks
Jaundice of newborn
Severe neonatal jaundice (kern icterus)
Hypoglycemia
Child of diabetic mother
Neonatal convulsion
Necrotizing enterocolitis
Retinopathy of prematurity
Anemia
Rhesus incompatibility
Blood group incompatibility
Vitamine k defficieny
Cerebral hemorrhage
Conjuctivitis
Infection of umbilicus
Sudden infant death syndrome (sids)
Nutritional Deficiency
Marasmus
Kwashiorkor
Vitamin deficiencies
Cardiac Disorders
VSD
ASD
Pulmonology
Uncomplicated
Pulmonary
SETUJU
TIDAK SETUJU
KET
28
Tanggal
Tanda-tangan
Dibuat oleh
Kabid Pelayanan RSUD Ngimbang
Disetujui oleh
Direktur RSUD Ngimbang
29