Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK A4

Wilfridus Erik
Olivia Halim Kumala
Nathania Hosea
Adinda Aotearoa Afta
152
Antonius Jonathan
Monica Cynthia Dewi
233
Stefanus Jonathan

10-2010-309
10-2011-002
10-2011-054
10-201110-2011-182
10-201110-2011-376

Seorang laki-laki ditemukan di sebuah sungai kering yang


penuh batu-batuan dalam keadaan mati tertelungkup. Ia
mengenakan kaos dalam (oblong) dan celana panjang yang di
bagian bawahnya digulung hingga setengah tungkai
bawahnya. Lehernya terikat lengan baju (yang kemudian
diketahui sebagai baju miliknya sendiri) dan ujung lengan baju
lainnya terikat ke sebuah dahan pohon perdu setinggi 60 cm.
Posisi tubuh relatif mendatar, namun leher memang terjerat
oleh baju tersebut. Tubuh mayat tersebut telah membusuk,
namun masih dijumpai adanya satu luka terbuka di daerah
ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak yang
putus dan beberapa luka terbuka di daerah tungkai bawah
kanan dan kiri yang memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan
akibat kekerasan tajam. Perlu diketahui bahwa rumah terdekat
dari TKP adalah kira-kira 2 km. TKP adalah suatu daerah
perbukitan yang berhutan cukup lebat.

Tidak ada

Laki-laki tewas membusuk di sungai kering,


dengan leher terikat lengan baju, ujung
lainnya pada pohon perdu. Ada beberapa
luka terbuka, dg ciri akibat kekerasan benda
tajam di ketiak kiri & tungkai bawah kanankiri.

Aspek
Hukum

Medikolegal

Mayat laki-laki
ditemukan disungai
kering
Tanatologi
Autopsi &
Perawatan
pasca autopsi

Traumatologi

Kewajiban Dokter Membantu Peradilan diatur dalam:


Pasal

133

KUHAP

membuat

dokter

untuk

: penyidik wajib memberitahu keluarga


hari tidak ada tanggapan maka penyidik

melakukan hal
179

sesuai ketentuan
KUHAP

pendapatnya
atau

kewajiban

perihal bedah mayat , tetapi jika ditunggu

sampai 2

Pasal

mengatur

keterangan ahli

Pasal 134 KUHAP


korban

dokter

Setiap

orang

yang

diminta

sebagai ahli kedokteran kehakiman


atau

keterangan ahli demi

ahli

lainnya

keadilan

wajib

memberikan

Pasal 184 KUHAP

1. Alat bukti yang sah adalah:

Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa

2. Hal yang secara umum sudah diketahui


tidak perlu dibuktikan

Pasal 186 KUHAP : Keterangan ahli


ialah apa yang
seorang
ahli nyatakan di sidang pengadilan

Pasal 216 KUHP


Pasal
222 KUHP :Barangsiapa dengan
sengaja mencegah, menghalang-halangi atau
menggagalkan pemeriksaan mayat untuk
pengadilan, diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah
Pasal 224 KUHP
Pasal 522 KUHP

Pasal 338 KUHP


Barangsiapa dengan sengaja merampas
nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan, dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.

Pasal 339 KUHP


Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh
suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud
untuk mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri
maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap
tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang
yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu, paling lama dua puluh tahun

Pasal 351 KUHP


Penganiyaan diancam dengan pidana penjara paling lama
dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak
4500 rupiah.
Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun.
Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama7 tahun.
Dengan penganiyaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

Pasal 353 KUHP


Penganiayaan dengan rencana terlebih
dahulu, diancam dengan pidana penjara
paling lama 4 tahun.
Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka
berat, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Jika perbuatan mengakibatkan mati, dia
dikenakan pidana penjara paling lama 9
tahun.

Pembunuhan Bunuh diri

Kecelakaan

Lokasi luka

Sembarang

Terpilih

Terpapar

Jumlah luka

Banyak

Banyak

Tunggal/
banyak

Pakaian

Tidak terkena

Terkena

Tidak ada

Tidak ada

Tidak rata

Ada

Tidak ada

Mungkin ada

Tidak ada

Mungkin ada

Terkena

Luka tangkis Ada


Luka
percobaan
Cedera
sekunder

FAKTOR

PEMBUNUHAN BUNUH DIRI

TKP

Lokasi

Variabel

Tersembunyi

Kondisi

Tidak teratur

Teratur

Pakaian

Tertembus

Terbuka,

Senjata
Surat/

Tidak ada
catatan Tidak ada

luka

tampak jelas
Ada

Ada (seringkali)

peninggalan
LUKA

Titik anatomis

Varibale

Tertentu

Jumlah (fatal)

Satu atau lebih

Biasanya satu

Luka percobaan

Tidak ada

Ada

Luka tangkis

Ada (biasanya)

Tidak ada

Tanda pergulatan Ada (biasanya)

Tidak ada

Mutilasi

Ada (dapat)

Tidak ada

Arah irisan

variabel

Sejajar

Pemeriksaan sidik jari


Pemeriksaan dokumen
Pemeriksaan pakaian dan perhiasan
Identifikasi medik
Pemeriksaan gigi
Pemeriksaan serologik
Metode eksklusi
Identifikasi potongan tubuh manusia
(kasus mutilasi)
Identifikasi kerangka

Mempelajari kematian dan perubahan yang


terjadi setelah kematian serta faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut

Lebam mayat (livor mortis)


mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama
intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan
menetap setelah 8-12 jam.

Kaku mayat (rigor mortis).


mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari
bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam
(sentripetal).
Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap

Algor mortis / penurunan suhu


mulai terjadi saat 4 jam post-mortem. Suhu
organ dalam mulai menurun sejak 5 jam postmortem dan seluruh tubuh menjadi dingin
sejak 12 jam post-mortem. Terjadi karena
lepasnya kalor tubuh ke lingkungan.

Pembusukan
lalat sudah berkerumun di sekitar mayat mulai
18 jam post-mortem. Sedangkan pembusukan
sendiri terjadi mulai saat 24 jam post-mortem.
Pada 26 jam post-mortem, lalat mulai bertelur
di tubuh mayat. Larva muncul 36 48 jam postmortem. Umur larva dapat digunakan untuk
memperkirakan usia mayat.

Adipocere / lilin mayat


Adipocere diakibatkan oleh hidrolisis dan
hidrogenasi jaringan lemak akibat lesitinase
(enzim yang dihasilkan oleh Clostridium welchii)

Mumifikasi
Mumifikasi terjadi melalui pengurangan tubuh
mayat sehingga mengakibatkan penurunan
proses pembusukan dan pengerukan organ.

Saponifikasi
kejadian yang ditandai dengan munculnya
cairan berwarna putih, lunak dan berbau
busuk

Pernafasan berhenti, dinilai selama > 10


menit
Terhentinya sirkulasi, dinilai selama15 menit,
nadi karotis tidak teraba
Kulit pucat
Tonus otot menghilang dan relaksasi
Pembuluh
darah
retina
mengalami
segmentasi beberapa menit setelah kematian
Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan
dalam waktu 10 menit

mempelajari tentang luka dan cedera serta


hubungannya dengan berbagai kekerasan
(rudapaksa)

Penyebab traumatologi :
Benda tajam
Benda tumpul

LUKA AKIBAT KEKERASAN TAJAM


LUKA TUSUK
LUKA IRIS/SAYAT
LUKA BACOK

Pisau bermata dua : kedua sudut lancip


Pisau bermata satu

bila arah tegak satu sudut lancip, satu tumpul


Bila arah miring bergerak ke arah mata pisau,
punggung pisau tidak berperan membentuk luka
kedua sudut lancip

Dalamnya luka tidak menggambarkan


panjangnya pisau
Pada bunuh diri : ditemukan luka percobaan
yang dangkal dengan arah yang sejajar

Akibat kekerasan tajam yang bergerak k.l


sejajar dengan permukaan kulit
Panjang luka jauh melebihi dalamnya luka
Sering pada pembunuhan

Akibat kekerasan tajam dengan bagian


mata senjata yang mengenai kulit
dengan arah tegak
Kedua sudut luka lancip dengan luka
yang cukup dalam
Sering pada kasus pembunuhan

Pemeriksaan terhadap tubuh mayat, meliputi pemeriksaan


terhadap bagian tubuh luar maupun bagian dalam, dengan
tujuan menemukan proses penyakit dan atau adanya
cedera, melakukan interpretasi atas penemuan penemuan
tersebut, menerangkan penyebabnya serta mencari
hubungan sebab akibat antarakelainan-kelainan yang
ditemukan dengan penyebab kematian.

Label mayat
Tutup mayat
Bungkus mayat
Pakaian
Perhiasan
Benda di samping
mayat
Tanda kematian

Identifikasi umum
Identifikasi khusus
Pemeriksaan rambut
Pemeriksaan mata
Pemeriksaan daun telinga
dan hidung
Pemeriksaan terhadap
rongga mulut dan mulut
Pemeriksaan pada alat
kelamin dan lubang
pelepasan
Pemeriksaan terhadap
tanda-tanda kekerasan

Ukuran
Permukaan
Konsistensi
Kohesi
Merupakan kekuatan daya regang antar jaringan pada organ.
Potongan penampang melintang
Pemeriksaan khusus

Dada : Dilakukan seksi jantung dan paru-paru

Perut : Dilihat esofagus, lambung, duodenum dan hati yang


dikeluarkan sebagai satu unit
Ginjal, ureter, rektum, dan kandung urine juga dilihat dan
dikeluarkan sebagai satu unit. Pada perempuan kantung kemih
dilepaskan dari uterus dan vagina
Lidah, laring, trakea, esofagus, palatum molle, faring dan tonsil
dikeluarkan sebagai satu unit. Perhatikan obstruksi di saluran
nafas, kelenjar gondok dan tonsil. Pada kasus pencekikan
tulang lidah harus dibersihkan dan diperiksa adanya patah
tulang
Kepala : Pada trauma kepala perhatikan adanya edema,
kontusio, laserasi serebri.

Tujuan pembuatan VeR, yaitu:


1. Memberikan kenyataan (barang bukti)
pada hakim
2. Menyimpulkan berdasarkan hubungan
sebab akibat
3. Memungkinkan hakim memanggil dokter
ahli lainnya untuk membuat kesimpulan
VeR yang lebih baru

VeR hidup
dibagi lagi menjadi 3, yaitu: VeR definitif,
yaitu VeR yang dibuat seketika, dimana
korban tidak memerlukan perawatan dan
pemeriksaan lanjutan sehingga tidak
menghalangi pekerjaan korban.

VeRjenazah
VeR yang dibuat terhadap korban yang
meninggal. untuk menentukan sebab, cara,
dan mekanisme kematian.

Mayat yang ditemukan tersebut


mengalami pembunuhan akibat kekerasan
tajam di area ketiak

Anda mungkin juga menyukai