Kasus 1 Edit
Kasus 1 Edit
Wilfridus Erik
Olivia Halim Kumala
Nathania Hosea
Adinda Aotearoa Afta
152
Antonius Jonathan
Monica Cynthia Dewi
233
Stefanus Jonathan
10-2010-309
10-2011-002
10-2011-054
10-201110-2011-182
10-201110-2011-376
Tidak ada
Aspek
Hukum
Medikolegal
Mayat laki-laki
ditemukan disungai
kering
Tanatologi
Autopsi &
Perawatan
pasca autopsi
Traumatologi
133
KUHAP
membuat
dokter
untuk
melakukan hal
179
sesuai ketentuan
KUHAP
pendapatnya
atau
kewajiban
sampai 2
Pasal
mengatur
keterangan ahli
dokter
Setiap
orang
yang
diminta
ahli
lainnya
keadilan
wajib
memberikan
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa
Kecelakaan
Lokasi luka
Sembarang
Terpilih
Terpapar
Jumlah luka
Banyak
Banyak
Tunggal/
banyak
Pakaian
Tidak terkena
Terkena
Tidak ada
Tidak ada
Tidak rata
Ada
Tidak ada
Mungkin ada
Tidak ada
Mungkin ada
Terkena
FAKTOR
TKP
Lokasi
Variabel
Tersembunyi
Kondisi
Tidak teratur
Teratur
Pakaian
Tertembus
Terbuka,
Senjata
Surat/
Tidak ada
catatan Tidak ada
luka
tampak jelas
Ada
Ada (seringkali)
peninggalan
LUKA
Titik anatomis
Varibale
Tertentu
Jumlah (fatal)
Biasanya satu
Luka percobaan
Tidak ada
Ada
Luka tangkis
Ada (biasanya)
Tidak ada
Tidak ada
Mutilasi
Ada (dapat)
Tidak ada
Arah irisan
variabel
Sejajar
Pembusukan
lalat sudah berkerumun di sekitar mayat mulai
18 jam post-mortem. Sedangkan pembusukan
sendiri terjadi mulai saat 24 jam post-mortem.
Pada 26 jam post-mortem, lalat mulai bertelur
di tubuh mayat. Larva muncul 36 48 jam postmortem. Umur larva dapat digunakan untuk
memperkirakan usia mayat.
Mumifikasi
Mumifikasi terjadi melalui pengurangan tubuh
mayat sehingga mengakibatkan penurunan
proses pembusukan dan pengerukan organ.
Saponifikasi
kejadian yang ditandai dengan munculnya
cairan berwarna putih, lunak dan berbau
busuk
Penyebab traumatologi :
Benda tajam
Benda tumpul
Label mayat
Tutup mayat
Bungkus mayat
Pakaian
Perhiasan
Benda di samping
mayat
Tanda kematian
Identifikasi umum
Identifikasi khusus
Pemeriksaan rambut
Pemeriksaan mata
Pemeriksaan daun telinga
dan hidung
Pemeriksaan terhadap
rongga mulut dan mulut
Pemeriksaan pada alat
kelamin dan lubang
pelepasan
Pemeriksaan terhadap
tanda-tanda kekerasan
Ukuran
Permukaan
Konsistensi
Kohesi
Merupakan kekuatan daya regang antar jaringan pada organ.
Potongan penampang melintang
Pemeriksaan khusus
VeR hidup
dibagi lagi menjadi 3, yaitu: VeR definitif,
yaitu VeR yang dibuat seketika, dimana
korban tidak memerlukan perawatan dan
pemeriksaan lanjutan sehingga tidak
menghalangi pekerjaan korban.
VeRjenazah
VeR yang dibuat terhadap korban yang
meninggal. untuk menentukan sebab, cara,
dan mekanisme kematian.