Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pajak merupakan aspek yang penting dalam proses pembangunan
suatu bangsa khususnya di Indonesia, karena pembangunan bertujuan untuk
mewujudkan serta menimbulkan serta meningkatkan kesejahteraan suatu
bangsa. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang dasar 1945 pasal 23A
yang berbunyi Pajak dan pungutan yang bersifat memaksa untuk keperluan
Negara diatur dengan Undang-Undang.
Untuk itu dalam memaksimalkan penerimaan dari sektor pajak,
pemerintah sering melakukan perbaikan, penyesuain, dan perubahan
terhadap Undang-Undang Perpajakan saat ini yang telah mengalami tiga kali
perubahan. Terakhir telah dilakukan perubahan atas Undang-Undang No. 17
tahun 2000 menjadi Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan. Sistem pemungutan pajak yang dipakai di Indonesia adalah
Self Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak yang member
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang
terutang setiap tahunnya meliputi menghitung, membayar, melaporkan dan
mempertanggungjawabkan sendiri pajak yang terutang.
. Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan,
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang
diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri, yang pemungutannya
dilakukan melalui pemotongan oleh pihak lain pemberi kerja atau
penghasilan.
Penghitungan, pemotongan, dan pelaporan PPh Pasal 21 berlaku
pada semua instansi atau perusahaan yang berkewajiban melakukan
pemenuhan kewajiban perpajakannya dengan benar, seperti yang terjadi di
Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan.
Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan
memiliki pegawai tetap sebanyak 57 orang. Keseluruhan dari pegawai tetap
tersebut merupakan wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan pasal 21
dengan pemotongan PPh 21 yang berbeda-beda sesuai dengan gaji, dan
tunjungan yang dimiliki. Namun terkadang dalam pengelolaan dan
mekanisme yang berkaitan dengan perhitungan, pemotongan dan penyetoran

1|Page

gaji atas karyawan belum sesuai dengan ketentuan perpajakan. Dan untuk
perhitungannya tidak semua instansi mempunyai ahli perpajakan yang
mempunyai kemampuan dan integritas yang mumpuni.
1.2.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perhitungan PPh pasal 21 pada Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Bangkalan?
2. Bagaimana Pemotongan PPh pasal 21 pada Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Bangkalan?
3. Bagaimana Penyetoran PPh pasal 21 pada Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Bangkalan?

1.3.

Tujuan Pengamatan
1. Untuk mengetahui Perhitungan PPh pasal 21 pada Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Bangkalan
2. Untuk mengetahui Pemotongan PPh pasal 21 pada Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Bangkalan
3. Untuk mengetahui Penyetoran PPh pasal 21 pada Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Bangkalan

1.4.

Manfaat Pengamatan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai penerapan
perhitungan, pemotongan dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21
berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menjadi masukan sebagai bahan pertimbangan dalam
memperbaiki penerapan penghitungan, pemotongan dan pelaporan PPh
Pasal 21 serta dalam menentukan kebijakan dimasa mendatang.

2|Page

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pajak
Menurut Rochmat Soemitro (2011 : 1) menyatakan Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2008, menyatakan pajak
adalah konstribusi Wajib Pajak kepada Negara yang terutang oleh Orang
Pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak adalah suatu hal
yang merupakan tanggung jawab Wajib Pajak yang sifatnya memaksa dan
tidak ada imbalan yang akan diterima atau dirasakan secara langsung oleh
Wajib Pajak. Namun pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak ini nantinya
juga akan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembangunan-pembangunan
untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
2.2 Pajak Penghasilan
2.2.1 Pengertian
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah untuk ke empat diubah pada tahun 2008
dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 yang digunakan sebagai
dasar hukum pemungutan pajak penghasilan. Menurut pasal 4 ayat 1
Undang-Undang No.36 Tahun 2008 disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan Pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luan negeri,yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
2.2.2 Objek Pajak PPh Pasal 21
Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut:
1) Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik
berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur;
3|Page

2) Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara


teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;
3) Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan
penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara
sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenis;
4) Penghasilan pegawai tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, atau upah
yang dibayarkan secara bulanan;
5) Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium,
komisi, fee, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan;
6) Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku,
uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan sejenis
dengan nama apau pun.
7) Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya
dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diberikan oleh:
a. Bukan wajib pajak
b. Wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan
norma perhitungan khusus (deemed profit).
2.2.3 Konsep Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Mardiasmo (2011: 178) bahwa penghitungan PPh Pasal 21
untuk pegawai tetap dan penerima pensiun berkala dibedakan menjadi
dua yaitu:
1) Penghitungan masa atau bulanan yang menjadi dasar pemotongan
PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap masa pajak, yang
dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21, selain masa pajak
desember atau masa pajak dimana pegawai tetap berhenti bekerja.
2) Penghitungan kembali sebagai dasar pengisian form 1721-A1 atau
1721-A2 dan pemotongan PPh Pasal 21 dan pemotongan PPh Pasal
21 yang terutang untuk masa pajak desember atau masa pajak
dimana pegawai tetap berhenti bekerja
Penghitungan kembali ini dilakukan pada :
a. Bulan dimana pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun

4|Page

b. Bulan desember bagi pegawai tetap yang bekerja sampai akhir


tahun kalender dan bagi penerima pensiun yang menerima uang
pensiun sampai akhir tahun kalender.
2.2.4 Konsep Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Mardiasmo (2011: 168) pemotongan pajak penghasilan pasal
21 adalah wajib pajak badan, termasuk bentuk usaha tetap yang
mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, kegiatan orang pribadi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 26 Undang-Undang
Pajak Penghasilan.
Pemotong PPh Pasal 21 yang diberi kuasa untuk melakukan
pemotongan pajak berdasarkan Undang-undang No. 36 Tahun 2008
dapat disimpulkan bahwa pemotong PPh Pasal 21 dilakukan oleh badan
yang melakukan pemberian kerja kepada seseorang, sehingga seseorang
tersebut mendapatkan penghasilan yang nantinya akan dipotong oleh
pemberi kerja tersebut.

5|Page

BAB III
HASIL PENGAMATAN
1. Wawancara dengan Bapak Komarus Zaman, S.Sos, MM selaku Sekretaris
pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
Bangkalan.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai