Anda di halaman 1dari 56

79

2.3 Eksplorasi Minyak Bumi


2.3.1 Pengertian Eksplorasi
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah
tindakan

mencari

atau

melakukan

perjalanan

dengan

tujuan

menemukan sesuatu. Dalam dunia perminyakan, eksplorasi atau


pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang
melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk
kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang
menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung
jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.
Dalam dunia industri migas, eksplorasi adalah penyelidikan
lapangan untuk mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin
tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat. Kegiatan
eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan
tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang
penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat
akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas
dan

jumlah

cadangan

serta

cara

pengambilannya

diperlukan

penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal,


disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi,
kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Eksplorasi juga bisa didefiniskan sebagai suatu tahapan
pencarian sumber migas di suatu daerah dengan upaya mencari
jebakan/perangkap di dalam kerak bumi. Eksploitasi adalah suatu
kegiatan pemboran pengembangan apabila pada saat pemboran
eksplorasi menemukan migas, kemudian dilakukan pemboran deliniasi
Pemgantar teknik perminyakan ll

80

dan

pemboran

pengembangan.

Tujuan

pemboran

ini,

untuk

mengetahui penyebaran dan jumlah migas yang terakumulasi dalam


batuan reservoir di suatu daerah (lapangan), juga sifat dan karakteristik
batuan reservoir itu sendiri, agar dapat ditentukan jumlah produksi
migas per hari. Adapun produksi yaitu suatu kegiatan menyiapkan
sarana produksi menyangkut kelengkapan sumur produksi pipa dan
tanki timbun minyak sementara untuk dialirkan kekilang pengolahan
atau langsung dijual. Eksplorasi bisa dilakukan di darat maupun di laut.
Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah
mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi
yang harus ada di daerah tersebut dalam eksplorasi minyak bumi hal
ini disebut kajian geologi. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah
tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon.
Kondisi itu adalah:
1. Batuan Sumber (Source Rock), yaitu batuan yang menjadi
bahanbaku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan
sebagai batuan sumber ini adalah serpih (Shale). batuan ini kaya
akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari
cangkangcangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon
inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun
ikatan kimia hidrokarbon. Tekanan dan Temperatur, untuk
mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan
temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini
akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi
rantai hidrokarbon.

Pemgantar teknik perminyakan ll

81

2. Migrasi, Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas


harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki
nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri
dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di eksploitasi karena
hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir.
Sehingga

tahapan

ini

sangat

penting

untuk

menentukan

kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.Reservoiradalah


batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul
dari proses migrasinya. Reservoirini biasanya adalah batupasir
dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori
yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoir
sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di
produksi.
3. Caps Rock, Minyak dan atau gas terdapat di dalam reservoir,
untuk dapat menahan dan melindungi fluida tersebut, maka
lapisan reservoir ini harus mempunyai penutup di bagian luar
lapisannya.

Sebagai

penutup

lapisan

reservoir

biasanya

merupakan lapisan batuan yang mempunyai sifat kekedapan


(impermeable), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida yarg
dibatasinya. Jadi lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan
yang berada dibagian atas dan tepi reservoir yang dapat dan
melindungi fluida yang berada di dalam lapisan di bawahnya.
4. Perangkap

Reservoir

(ReservoirTrap),

merupakan

unsur

pembentuk reservoir sedemikian rupa sehingga lapisan beserta


penutupnya merupakan bentuk yang konkap ke bawah, hal ini
akan mengakumulasikan minyak dalam reservoir. Jika perangkap
Pemgantar teknik perminyakan ll

82

ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang
berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis
sama sekali.
5. Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional
tidak memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada
gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi
maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak
bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis
atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan
dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada
langkah berikutnya.
6. Setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda
geologi

dilakukan,

dan

hasilnya

mengindikasikan

potensi

hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian


geofisika. Pada tahapan ini metoda-metoda khusus digunakan
untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan
keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di
ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran
merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi.
Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut
memiliki sifat-sifat sebagai batuan sumber, reservoir, dan batuan
perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian
hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip
fisika yang digunakan sebagai aplikasi engineering.
Metoda tersebut adalah:

Pemgantar teknik perminyakan ll

83

1.

Survey

Geologi

Permukaan,

pemetaan

geologi

pada

permukaan secara detail dapat dilakukan jika memang


terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintisan dan
juga di sepanjang sungai.
2.

Eksplorasi seismic, Ini adalah ekplorasi yang dilakukan


sebelum pengeboran. kajiannya meliputi daerah yang luas.
dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan di
dalam bumi. Untuk survey detail, metode seismik merupakan
metode yang paling teliti dan dewasa ini telah melampaui
kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan
adalah khusus metode refleksi. Walaupun pemetaan geologi
detail

terhadap

tutupan

telah

dilakukan,

pengecekan

seismikselalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalam


objektif pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang
akan menghasilkan minyak.
3.

Data resistivity, prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan


berpori akan diisi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak
atau gas. Membedakan kandungan fluida di dalam batuan
salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada
pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah
dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan
minyak lebih rendah dari pada gas. Dari data log kita hanya
bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan
jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap
daerah.Sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel
fluida di dalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita
Pemgantar teknik perminyakan ll

84

dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita


miliki.
4.

Data porositas, Data berat jenis, data ini diambil dengan


menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif
yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan
menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan
bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon
akan mempunyai berat jenis yang berbeda.

Gambar 2.9 Metode Seismik di Darat

Pemgantar teknik perminyakan ll

85

Gambar 2.10 Alat Metoda Magnetik

Untuk dapat mengetahui secara pasti keberadaan akumulasi


minyak atau gas bumi di dalam kerak bumi, diperlukan beberapa
kegiatan antaralain:
1.

Pemetaan
Topografi, FotoUdara, Side Looking Airborne Radar (SLAR),
Foto Satelit.

2. Geologi Lapangan

Untuk menentukan penyebaran batuan, melakukan pengukuran


kemiringan pada lapisan batuan, menentukan umur, jenis dan
komposisi batuan serta struktur geologi.
3. Geofisika
Untuk mendapatkan suatu gambaran dari struktur geologi bawah
permukaan di cekungan sedimen dan mencari jebakan migas
dengan cara Metoda Magnetik, Metoda Gravitasi dan Metoda
Seismik.
Metode eksplorasi yang digunakan umumnyadikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
1. Cara tidak langsung:

Geofisika dan

Geokimia.

2. Cara langsung:

Pemetaan langsung dan

Pemgantar teknik perminyakan ll

86

Pemboran.

3. Gabungan cara langsung dan tak langsung:

Studi Pendahuluan.
Tahap ini merupakan aktifitas persiapan sebelum melakukan
kegiatan di lapangan yang meliputi studi literatur dari hasil
penelitian terdahulu terhadap daerah yang akan diselidiki,
mempelajari konsep-konsep geologi, interpretasi foto udara
maupun citra landsat dan studi model mineralisasi yang
diperkirakan berdasarkan data geologi yang ada, penyiapan
peta kerja, peralatan, membuat rencana percontohan, dan
melakukan proses perizinan dengan instansi terkait. Studi
pendahuluan ini akan sangat membantu kelancaran kerja

selanjutnya di lapangan.
Survei Tinjau (Reconnaissance).
Pada tahap ini dilakukan survei (peninjauan) secara sepintas
pada daerah-daerah yang diperkirakan menarik berdasarkan
dari data geologi guna mengetahui indikasi mineralisasi di
lapangan. Peninjauan langsung di lapangan dengan melakukan
pengamatan terhadap endapan sungai aktif. Skala peta yang
dipakai adalah mulai dari 1:200.000 sampai dengan 1:100.000.
Survei Tinjau (Reconnaissance) merupakan kegiatan eksplorasi
awal yang terdiri dari pemetaan geologi regional, pemotretan
udara, citra satelit dan metoda survei tidak langsung lainnya
untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi
yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Sasaran utama dari
peninjauan

ini

adalah

mengidentifikasi

daerah

potensial

Pemgantar teknik perminyakan ll

87

(prospek) yang diperkirakan mengandung mineralisasi/cebakan


skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional
dan

analisis

penginderaan

jarak

jauh

untuk

dilakukan

penyelidikan lebih lanjut. Pada tahapan ini juga dilakukan


pekerjaan pemboran. Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan
pada tahapan ini adalah:
Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 25.000 sampai
skala 1 : 10.000. Penyelidikan geologi adalah penyelidikan
yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi diantaranya:
pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan
geologi

dilakukan

pemetaan

geologi

yaitu

dengan

melakukan pengamatan dan pengambilan contoh yang


berkaitan dengan aspek geologi di lapangan. Adapun
pengamatan

yang

dilakukan

mineralisasi,

ubahan

dan

meliputi:

struktur

jenis

pada

litologi,

singkapan,

sedangkan pengambilan contoh berupa batuan terpilih:


1. Pembuatan sumur uji
2. Survei geofisika aeromagnet
3. Hasilnya sumber daya emas hipotetik sampai tereka
Prospeksi Umum (General Prospection).
Tahapan prospeksi dilakukan untuk mempersempit daerah yg
mengandung

cebakan

mineral

yang

potensial.

Kegiatan

penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan


pengambilan percontoh awal, misalnya paritan dan pemboran
yang terbatas, studi geokimia dan geofisika, yang tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi suatu Sumberdaya Mineral Tereka
(Inferred Mineral Resources) yang perkiraan kuantitas dan
kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan di atas
Pemgantar teknik perminyakan ll

88

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahapan survai tinjau.


Cakupan daerah yang diselidiki sudah lebih kecil dengan skala
peta antara 1:50.000 sampai dengan 1:25.000. Data yang
didapat meliputi morfologi (topografi) dan kondisi geologi (jenis
batuan/stratigrafi, hubungan stratigrafi, dan struktur geologi yang
berkembang). Pengambilan conto pada daerah prospek secara
alterasi dan mineralisasi dilakukan secara sistematis dan
terperinci untuk analisa laboratorium, sehingga dapat diketahui
kadar/kualitas cebakan mineral suatu daerah yang akan
dieksplorasi.

Eksplorasi.
Tahapan ini merupakan tahapan lanjutan setelah survey tinjau
dan

prospeksi.

Tujuan

tahap

eksplorasi

adalah

untuk

mengetahui sumber daya cebakan mineral secara rinci, yaitu


untuk

mengetahui,

menemukan,

mengidentifikasi

dan

menentukan gambaran geologi dan pemineralan berdasarkan


ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan
mineral

untuk

kemudian

dapat

dilakukan

analisa/kajian

kemungkinan dilakukannya pengembangan secara ekonomis.


Tahapan eksplorasi dibagi dua, yaitu eksplorasi umum dan
eksplorasi rinci. Eksplorasi umum rnerupakan deliniasi awal dari
suatu endapan yang teridentifikasi, setelah itu dilanjutkan
dengan tahap eksplorasi rinci yaitu tahap eksplorasi untuk
mendeliniasi secara rinci dalarn 3-dimensi terhadap endapan

Pemgantar teknik perminyakan ll

89

mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan,


paritan, lubang bor, shafts dan terowongan.
Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan pada tahapan
eksplorasi ini adalah:
Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 :

1000
Pengambilan conto dan analisis conto
Penyelidikan Geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan
sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah
permukaan serta geometri cebakan mineral. Pada survey ini

dilakukan pengukuran Topografi, IP, Geomagnit, Geolistrik.


Pemboran inti
Hasilnya sumber daya bijih emas terunjuk dan terukur Kesan
(pengaruh) Eksplorsi Terhadap lingkungan SURVEI SEISMIK
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi
eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif,
dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber
seismic (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi
gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya
perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu,
gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah. Eksperimen seismik aktif
pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet,
yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi
instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang
Pemgantar teknik perminyakan ll

90

seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang


dibangkitkan oleh sebuah ledakan.
Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri
pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu
yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909,
Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber
gempa

bumi

untuk

eksperimennya

dan

menemukan

keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang


sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi
seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada
tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara
intemsif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung
minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode
terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi.
Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada
tahun 1921. Pelaksanaan survey seismik melibatkan beberapa
departemen yang bekerja secara dan saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Departemen-departemen yang terlibat
antara lain: Topografi, Seismologist, Processing, Field Quality
Control (QC) dan departemen pendukung lainya. Dept.
Topografi bertugas untuk memplotkan koordinat teoretik hasil
desain. Dept Seismologist bertugas mulai dari pembentangan
kabel, penempatan Shot point (proses drilling dan preloading)
dan selanjutnya dilakukan penembakan dan recording yang
teknis pelaksanaanya dikerjakan di LABO. Data hasil recording
diolah oleh departemen processing untuk mendapatkan output
Pemgantar teknik perminyakan ll

91

data akhir pelaksanaan survey. Untuk mengontrol serta


meningkatkan kualitas dalam kegiatan akuisisi data seismik
maka dilakukan juga Field QC.
Sebagai tambahan semua prospek yang telah dipilih
serta dinilai dalam suatu sistem penilaian, kemudian dipilih
untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka
semua prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud
Prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta
ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu
pemboran dan pada kedalaman berapa.Prognosis meliputi:
1.

Lokasi yang tepat, lokasi ini biasanya harus diberikan dalam


koordinat. Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam lokasi
titik terhadap tutupan struktur, sebaliknya semua koordinat lokasi
tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismik,
terutama jika tutupan ditentukan oleh metode seismik. Jika hal ini
terjadi di laut misalnya, maka pengukuran harus dilakukan dari
pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di laut pada
pengukuran seismik, juga dari titik pengukuran radar di darat.
Setidak-tidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab
kemelesetan beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif
tidak ditemukan.

2.

Kedalaman

akhir,

kedalaman

akhir

pemboran

eksplorasi

biasanya merupakan batuan dasar cekungan sampai mana


pemboran

itu

pada

umumnya

direncanakan.

Penentuan

kedalaman akhir ini sangat penting karena dengan demikian kita


dapat

memperkirakan berapa lama pemboran itu akan


Pemgantar teknik perminyakan ll

92

berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat bor itu
kita sewa. Penentuan kedalaman akhir ini diasarkan atas data
seismik, setelah dilakukan korelasi dengan semua sumur yang
ada dan juga dari kecepatan rambat reflektor yang ditentukan
sebagai batuan dasar.
3.

Latar belakang geologi, alasan untuk pemboran didasarkan atas


latar belakang geologi. Maka harus disebutkan keadaan geologi
daerah tersebut, alasan pemboran eksplorasi dilakukan di daerah
tersebut, jenis tutupan prospek dan juga struktur yang diharapkan
dari prospek tersebut.

4.

Objektif atau lapisan reservoir yang diharapkan, ini biasanya


sudah ditentukan dan stratigrafi regional dan juga diikat dengan
refleksi yang didapat dari seismik. Objektif lapisan reservoir ini
harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan
akan dicapai oleh pemboran, dimana diperoleh dari perhitungan
kecepatan rambat seismik.

5.

Kedalaman puncak formasi yang akan ditembus, juga dalam


prognosis ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang
akan dilalui bor, maka kedalaman puncak (batas) formasi ini
harus ditentukan dari data seismik.

6.

Jenis survey lubang bor yang akan dilaksanakan, pada setiap


pemboran eksplorasi selalu dilakukan survey lubang bor. Survey
meliputi misalnya Log lumpur, Log Cutting, Log Listrik, Log
Radioaktif,

dan

sebagainya.

Sebaiknya

pada

pemboran

eksplorasi dilakukan survey yang lengkap, selain itu juga harus

Pemgantar teknik perminyakan ll

93

direncanakan apakah akan dilakukan pengambilan batu inti


(coring) atau tidak.
Dalam pembuatan prognosis ini juga ahli geologi harus bekerja
sama dengan bagian eksploitasi dan bagian pemboran. Fasilitas yang
Berkaitan dengan Reservoir:

Batuan Beku (Igneous Rock)

Gambar 2.11 Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terjadi karena pembekuan


larutan silikat yang cair. Batuan beku terjadi karena pembekuan
magma di bawah permukaan bumi.
Batuan Endapan (Sedimentary Rock)

Pemgantar teknik perminyakan ll

94

Gambar 2.12 Batuan Endapan

Batuan sedimen terbentuk karena proses diagnesa dari


material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi, meliputi
proses pelapukan, erosi, transportasi dan deposisi.
Batu Pasir (Sandstone)

Gambar 2.13 Batu Pasir (Sandstone)

Batu pasir adalah batuan endapan yang terutama terdiri dari


mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu
pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral
Pemgantar teknik perminyakan ll

95

tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir,


batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum
adalah coklat muda, coklat kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena
lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan
topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat diidentikkan
dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah
Amerika Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya.
Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk.
Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk
bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran
butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat
menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan
pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang
terutama tersusun dari batuan pasir biasanya mengizinkan perkolasi
air dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar
sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik.
Batu Gamping

Pemgantar teknik perminyakan ll

96

Gambar 2.14 Batuan Gamping

Batu Gamping termasuk batuan sedimen yang pada umumnya


adalah bukan terbentuk dari batuan sedimen seperti yang kita kira,
tidak juga terbentuk dari clay dan sand, terbentuk dari batuan-batuan
bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari
organisme mikroskopik di laut dangkal. Pulau Bahama adalah
sebagai contoh dari daerah di mana proses ini masih terus
berlangsung hingga sekarang. Sebagian pelapisan batu gamping
hampir murni terdiri dari klasit, dan pada perlapisan yang lain terdapat
sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari
batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian
atas mengandung sejumlah besar fraksi silica yang terbentuk dari
kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan
terhadap cuaca.
Batu gamping merupakanbatuan fosfat yang sebagian besar
tersusun oleh mineral kalsium karbonat (CaCo3). Bahan tambang ini
biasa digunakan untuk bahan baku terutama dalam pembuatan
Pemgantar teknik perminyakan ll

97

semen abu/portland (biasa digunakan sebagai perekat untuk


memplester), industri keramik, obat-obatan, dll.
Batuan Metamorf (Methamorphic Rock)

Gambar 2.15 Batuan Metamorf

Batuan Metamorf adalah batuan yang ditunjukan dengan


adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan
yang terjadi pada fase padat akibat adanya perubahan temperature,
tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinyametamorfosa yaitu:
Suhu, Perubahan temperature dapat terjadi karena intrusi magmatik
dan perubahan gradient geothermal.
Tekanan

yang

menyebabkan

terjadinya

metamorfosa

bervariasi. Metamorfosa akibat intrusimagmatic besarnya hanya


beberapa bar saja, padakompleks ofiolit 30-40 kBar. Aktifitas kimia
fluida dan gas. Merupakan katalis serta bersifat membantu reaksi
kimia dan penyentingannya mekanis.
Sejarah pengeboran minyak bumi ini untuk kali pertama dalam
sejarah

pengeboran

pertama

dilakukan

sekitar

tahun

1885,

Pemgantar teknik perminyakan ll

98

pengeboran ini sukses memproduksi minyak secara komersil.


Pekerjaan ini sukses dilakoni oleh mbah Aeilko Jans Zifiker di telaga
tunggal no I pada kedalaman 22 meter. Begitu awalnya bagaimana
orang berhasil mengangkat minyak yang ada di perut bumi ini dan
mengolahnya di atas perut bumi. Sebenarnya minyak dan gas bumi
itu apaan sih? Minyak dan gas bumi itu kan biasa juga disebut
dengan hidrokarbon, karena penyusun utamanya adalah C (Carbon)
dan H (Hydrogen). Hidrokarbon ini berasal dari organik, senyawa
utama yang bertugas membentuk minyak dan gas bumi ini adalah
lipids (lemak, steroid, dan pigmen), protein dan karbohidrat. Proses
pembentukannya menjadi minyak bumi itu membutuhkan waktu yang
lama (dalam skala jutaan tahun) dan proses yang kompleks.
Komponen dan proses yang diperlukan buat membentuk dan
menyimpan hidrokarbon disebut dengan Petroleum System.
Agar minyak bumi ini bisa terbentuk di dalam perut bumi ini
harus ada 5 syarat yang wajib ada, yaitu:
1.

Batuan induk yang matang (source rock).

2.

Jalur migrasi (migration pathways).

3.

Batuan reservoir (reservoir rock).

4.

Perangkap (trap).

5.

Penyekat (seal).
Pemboran minyak & gas pertama dilakukan oleh Drake, lokasi

di Onshore atau darat, dengan metodel cable tool Drilling (metode


yang sama saat masang pasak bumi di dunia sipil) hanya saja
dengan menggunakan mata Bor. berbeda dengan pemboran sekang
yang menggunakan sistem rotary drilling. Industri minyak & gas
Pemgantar teknik perminyakan ll

99

adalah industri yang padat modal. Sebagai info biaya pemboran


suatu sumur eksploitasi minyak sekitar US$600/ft atau sekitar
US$3.6jt untuk kedalaman 6000ft (1800an m). jika dibandingin
dengan harga crude oil (minyak mentah) sekarang +/- 70 USD/bbl
(bbl= barrel) anggap 1 sumur punya produksi 100 BOPD (barel oil per
day) maka lebih kurang dalam waktu 514 hari atau 1,4 tahun baru
bisa balik modal (perhitungan kasar saja). Jika suatu lapangan
minyak ada 100an sumur dan Life time suatu lapangan minyak bisa
sampe 30 tahun. dapat dibayangkan berapa keuntungannya. Oleh
karena itu pengusaha seperti Bakrie dan Arifin Panigoro bisa jadi
milyarder dari bisnis minyak & gas ini.
Pencarian minyak dan gas bumi (bahasa Inggris: Oil and gas
exploration) adalah usaha penyelidikan dan penjajakan daerah yang
diperkirakan mengandung mineral hidrokarbon menggunakan survei
geologi, survei

geofisika dan

melakukan

pemboran

untuk

menemukan cekungan atau daerah prospek yang mempunyai deposit


atau cadangan, dan mengetahui luas wilayahnya, termasuk batuan
sumber, jalur migrasi, batuan reservoar, dan jebakan. Pencarian ini
merupakan langkah awal dalam usaha pertambangan minyak dan
gas bumi.
Pencarian minyak dan gas bumi merupakan upaya yang
mahal biayanya dan mengandung risiko kegagalan jika tidak
menemukan cadangan minyak yang ekonomis untuk diproduksi.
Karena itu para investor di bidang ini berusaha mengetahui terlebih
dahulu

dari

sebuahangka nisbah

keberhasilan atau success

ratio upaya eksplorasi di kawasan tertentu di masa lalu sebagai


Pemgantar teknik perminyakan ll

100

petunjuk awal. Pemerintah Indonesia mengundang kontraktor bagi


hasil asing

dan

dalam

negeri

dalam

rangka

eksplorasi

dan

eksploatasi minyak dan gas bumi karena mahalnya biaya eksplorasi.


Dari usaha pencarian ini Indonesia diketahui mempunyai
60 cekungan yang berpotensi mengandung minyak dan gas bumi,
namun hanya 22 cekungan saja yang telah dieksplorasi secara
ekstensif dan kemudian hanya 14 saja yang produktif menghasilkan
minyak. Pada tahun 2006 cadangan minyak yang ada di Indonesia
4,44 milyar barel. Lebih rendah 13% dari angka tahun 2000. Ada
kecenderungan terus menurun setelah pengusahaan. Karena itu
usaha

eksplorasi

pencarian

perlu

terus

digalakkan

untuk

mendapatkan cadangan yang diketahui dan terbukti.


Menurut Undang-undang R.I. No.22/2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi, Badan Pengelola Migas (BP Migas) merupakan badan
yang mengatur usaha eksplorasi minyak dan gas di Indonesia.
Sebelumnya, posisi itu dipegang oleh Pertamina. Selain kontraktor
bagi hasil yang sudah ada, badan ini juga melakukan supervisi atas
kerjasama

Technical Assistance

Contract

(TAC),

dan

bentuk

kerjasama baru seperti Joint Operating Agreement (JOA) dan Joint


Operating Body (JOB).
Demi menggalakkan usaha pencarian minyak dan gas bumi di
Indonesia, Pemerintah Indonesia mematok setoran pendapatan
minyak dari para kontraktor antara 65% hingga 80% untuk pihak
pemerintah sesudah biaya eksplorasi dikembalikan. Sedang untuk
gas antara 60% hingga 70%. Sebelumnya patokan itu 85% untuk
minyak dan 70% untuk gas.
Pemgantar teknik perminyakan ll

101

Pada tahun 2007 diserahkan 9 blok kepada kontraktor untuk


eksplorasi; 27 blok pada tahun 2006; 9 blok pada 2005; 16 blok pada
2004; dan 15 blok pada 2003.

Pemgantar teknik perminyakan ll

102

Indonesia adalah negara pengekspor terpenting minyak bumi


di kawasan asia dan pengekspor gas bumi terbesar di dunia. Premi
yang dibayar Pertamina sebagai perusahaan milik pemerintah yang
berwenang mengelola sektor pertambangan minyak dan gas bumi
atas seluruh asetnya mencapai 42 juta dolar AS. Jumlah ini sangat
besar, namun belum sepenuhnya dapat kita nikmati dan merupakan
peluang besar bagi perkembangan industri asuransi di Indonesia.
Minyak (petroleoum: petro=batu, leoum=minyak), merupakan
campuran molekul karbon dan hidrogen yang terbentuk dari sedimen
sisa-sisa hewan dan tumbuh-tumbuhan yang terperangkap selama
jutaan tahun. Akibat kombinasi efek temperatur dan tekanan di dalam
kerak bumi maka terbentuklah reservoir-reservoir minyak dan gas
yang berada jauh di bawah permukaan tanah. Minyak bumi sudah
dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, masyarakat Yunani kuno dan
Indian Amerika menggunakan minyak bumi untuk membakar kapalkapal

musuh

dengan

menumpahkan

minyak

ke

lautan

dan

menggunakan minyak mentah untuk mencegah air merembes ke


dalam perahu, dan juga sebagai campuran cat dan obat-obatan.
Jika semula minyak hanya digunakan untuk penerangan,
pupuk, dan pelumas, sekarang sudah tidak terhitung banyaknya
kegunaan

yang

dapat

diberikan

oleh

minyak.

Meningkatnya

kebutuhan akan produk-produk minyak ini memacu metoda-metoda


baru dalam proses penyulingannya untuk meningkatkan jumlah bahan
bakar minyak dan produk lainnya dalam satu barel minyak.
Kegiatan sektor minyak dan gas dapat dibagi menjadi kegiatan
Pemgantar teknik perminyakan ll

103

hulu (upstream) yang meliputi eksplorasi dan eksploitasi serta


kegiatan hilir (downstream) yang meliputi pengolahan, penyulingan,
pemasaran, dan distrubusi. Proses eksplorasi dimulai dengan
pencarian wilayah yang mengandung cadangan minyak dan gas.
Pemetaan geologi dan survey geofisika dan seismik dilakukan untuk
mengetahui daerah-daerah mana saja yang mempunyai kandungan
minyak dan gas. Berdasarkan letak sumber minyak dan gas bumi
tersebut, kita mengenal 2 jenis pertambangan minyak dan gas bumi
yaitu di darat (on shore) dan di lepas pantai (off shore). Setelah
ditemukan
dimulailah

daerah

yang

mempunyai

pemasangan

cadangan

fasilitas

minyak

produksi

maka
dan

pengeboran/drilling, kemudian pengangkatan minyak, penyulingan,


proses produksi dan distribusi.
Saat ini negara yang mempunyai cadangan minyak terbesar di
dunia adalah Arab Saudi dengan cadangan minyak mencapai 265
milyar barrel. Sementara di Indonesia diperkirakan mempunyai
cadangan minyak sebesar 907,3 juta barrel dengan produksi 1.5 juta
barel per hari. Pengeboran sumur minyak pertama di Indonesia
dimulai tahun 1885 dengan perusahaan yang dibentuk untuk
mengambil dan mengolahnya adalah Royal Dutch atau Shell Group
yang kemudian menjadi produsen minyak utama di Indonesia hingga
Perang Dunia II. Saat ini pun Shell masih merupakan perusahaan
dengan kapasitas penyulingan terbesar di dunia dengan 4.230.000
barrel per hari. Setelah masuknya Caltex dan Stanvac, ketiga
perusahaan ini menjadikan Indonesia negara penghasil minyak
Pemgantar teknik perminyakan ll

104

terbesar di Timur Jauh dengan produksi 63 juta barel per tahun di


tahun 1940.
Wewenang pengaturan kegiatan hulu biasanya diberikan
kepada perusahaan minyak milik pemerintah seperti Petronas di
Malaysia, Pamex di Meksiko, dan di Indonesia diberikan kepada
Pertamina (Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Negara).

Setelah

kemerdekaan,

Shell,

Stanvac

dan

Caltex

bekerjasama dengan pihak Indonesia untuk mengatur eksplorasi dan


eksploitasi minyak di Indonesia yang lambat laun dilepaskan
sepenuhnya kepada pihak Indonesia. Saat ini perusahaan asing
tersebut mempunyai kontrak Production Sharing dengan pembagian
rente ekonomi berdasarkan persentase yang besar untuk Pertamina.
Timbulnya pemanasan global yang merupakan efek rumah
kaca

yang

disebabkan

oleh

penggunaan

bahan

bakar

fosil

menghasilkan kesepakatan antara negara-negara di dunia untuk


mengurangi tingkat emisi rumah kaca. Berdasarkan Protokol Tokyo
tahun 1997 yang merupakan kelanjutan dari kesepakatan bumi di Rio
de Jeneiro, tingkat emisi rata-rata di tahun 2008 harus 5% dibawah
tingkat emisi tahun 1990. Akibatnya penggunaan bahan bakar fosil
akan berkurang dan tentu saja akan berdampak bagi negara
pengekspor minyak dan gas bumi seperti Indonesia. Apalagi sebagian
besar ekspor minyak dan gas kita di ekspor ke Jepang yang terikat
Protokol Tokyo.
Tapi hal ini tidak mempengaruhi investasi di sektor minyak dan
gas, jika selama tiga tahun terakhir tren investasi di sektor ini
Pemgantar teknik perminyakan ll

105

menunjukkan kecenderungan menurun, maka di tahun 2003 ini


diperkirakan akan naik sebesar 15%. Hal ini disebabkan dengan
ditemukannya beberapa sumber cadangan minyak dan gas bumi di
beberapa daerah, misalnya.
Kegiatan di sektor minyak dan gas bumi mempunyai
karakteristik risiko frekuensi terjadinya kerugian tinggi dan kalau
terjadi kecelakaan akan menyebabkan jumlah kerugian yang besar
dan seringkali fatal. Perkembangan teknologi dan inovasi dalam
sektor ini juga sangat cepat yang potensial menimbulkan risiko-risiko
baru atau malah dapat menekan tingginya tingkat risiko yang
dihadapi. Salah satu cara untuk menekan tingginya tingkat risiko yang
dihadapi adalah dengan adanya sistem manajemen keselamatan
proses yang menjamin bahwa fasilitas industri perminyakan telah
dirancang

dan

dioperasikan

dengan

memperhatikan

aspek

keselamatan kerja.
Objek dalam asuransi minyak dan gas adalah aset, antara lain
fasilitas pengilangan minyak, sumur minyak, anjungan lepas pantai,
alat pengeboran sumur, dan proyek konstruksinya serta orang-orang
yang terlibat dalam kegiatan minyak dan gas, yang dapat menjadi
objek asuransi kecelakaan kerja, asuransi kesehatan, asuransi jiwa,
maupun dana pensiun. Objek berupa aset juga dapat diikuti dengan
kerugian finansial dari perkiraan pendapatan yang akan diperoleh
akibat terjadinya kerusakan (business interruption), dan kerugian atas
timbulnya tanggung jawab hukum akibat tuntutan pihak ketiga yang
menderita kerugian akibat kerusakan properti maupun terhadap jiwa
Pemgantar teknik perminyakan ll

106

manusia atau luka badan.


Risiko-risiko

yang

mungkin

dihadapi

diantaranya

adalah blowout yang disebablan oleh major peril (Fire, Lightning,


Explosion) dan kesalahan manusia (human error), construction defect,
design defect, subsidence, yang dihadapi selama periode konstruksi,
dan tabrakan, kandas, dan tenggelam yang disebabkan oleh marine
peril. Bayangkan berapa besar kerugian yang dapat dialami apabila
suatu kilang minyak terbakar. Kerugian dari kerusakan propertinya
saja mungkin sudah mencapai jutaan dollar AS belum ditambah
dengan

kerugian

akibat

kehilangan

keuntungan

(Business

Interruption/Loss of Profit) akibat tidak berproduksinya kilang minyak


tersebut. Kerugian tersebut dapat mempengaruhi kondisi keuangan
perusahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan minyak
dan gas bumi maupun para kontraktor dan operatornya dalam
menjaga kondisi keuangannya terhadap risiko yang tidak diinginkan.
Misalnya dengan konsep pemindahan risiko (risk transfer) melalui
asuransi, atau dengan konsep pembiayaan risiko (risk funding) untuk
risiko-risiko yang tidak dapat ditangani melalui pemindahan risiko.

Risiko-risiko yang dapat dengan nyata dihitung berdasarkan


parameter ekonomi, misalnya kerusakan aset akibat terjadinya
kebakaran atau besarnya biaya ganti rugi yang harus diberikan akibat
tuntutan pihak ketiga dapat diatasi melalui konsep pemindahan risiko.
Tetapi untuk risiko yang belum dapat dihitung berdasarkan parameter
ekonomi, misalnya kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari
Pemgantar teknik perminyakan ll

107

kegiatan minyak dan gas, dapat diatasi melalui konsep pembiayaan


risiko.
Walaupun sudah ada peraturan yang mengharuskan industri
tidak membuang limbah berbahaya dan beracun tanpa proses
pengolahan terlebih dahulu sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan
namun nyatanya masih banyak industri yang melakukan pelanggaran.
Karena risiko kerusakan terhadap lingkungan ini bersifat gradual dan
tidak bersifat tiba-tiba dan seketika (sudden and accidental) maka
dimungkinkan untuk menjadi komponen pembiayaan dalam anggaran
perusahaan. Tapi tidak tertutup kemungkinan akan adanya asuransi
yang khusus menjamin hal ini, tentu saja setelah ada kekuatan
pengawasan secara hukum yang mengharuskan suatu badan usaha
mempunyai asuransi ini dan kesiapan industri asuransi dalam
menentukan jumlah dan bentuk pengganti kerugian serta berapa
besar premi yang harus dibayar.
Saat ini suplai asuransi minyak dan gas untuk wilayah asia
hanya 2% dari suplai asuransi minyak dan gas global, dan Indonesia
tidak termasuk sebagai negara penyuplai. Suplai asuransi minyak dan
gas terbesar berasal dari negara Inggris (53%), diikuti oleh negarnegara Eropa lainnya (25%), Amerika Serikat (9%), dan Bermuda
(10%). Bahkan negara-negara produsen minyak dan gas Asean
seperti Malaysia dan Brunei juga mencari cover asuransi minyak dan
gas ke Eropa. Di Indonesia sendiri, perusahaan asuransi yang
menutup sektor ini hanya bisa menyerap tidak lebih dari 5% dan
sisanya diserap oleh pasar global.
Pemgantar teknik perminyakan ll

108

Sebelum dibentuknya Konsorsium Pengembangan Industri


Asuransi Indonesia Minyak dan Gas Bumi (KPIAI-Migas), hanya 2
perusahaan asuransi dalam negeri yang pernah menikmati premi dari
sektor ini. Hal ini mengakibatnya rendahnya tingkat pengetahuan
asuransi minyak dan gas pada industri perasuransian nasional dan
tingginya ketergantungan reasuransi luar negeri karena keterbatasan
kapasitas.

Dengan

dibentuknya

Konsorsium

Pengembangan

Industrasi Asuransi Indonesia (KPIAI) Minyak dan Gas yang


beranggotakan

33

perusahaan

asuransi

swasta

nasional,

perusahaan asuransi BUMN, 5 perusahaan asuransi joint venture,


dan 4 perusahaan reasuransi nasional, industrasi asuransi diharapkan
dapat mengembangkan dirinya di sektor minyak dan gas.
Ketergantungan pada asing masih sangat besar pada industri
ini. Mulai dari dana investasi yang cukup besar, diperkirakan
mencapai 1.34 milyar dollar AS dan hanya 10-15% saja yang dapat
dibiayai sendiri sedang sisanya harus diperoleh dari luar atau
menggandeng mitra asing, hingga penutupan asuransinya yang
belum dapat ditutup oleh kapasitas asuransi nasional. Dengan adanya
KPIAI-Minyak dan Gas diharapkan kapasitas asuransi dalam negeri
dapat lebih ditingkatkan sehingga makin banyak premi yang dapat
ditahan di dalam negeri. Jika daya serap premi dalam negeri makin
besar maka akan memberikan manfaat langsung pada perekonomian
nasional dengan tumbuhnya investasi dan terbukanya lapangan kerja.
Bahkan bukan merupakan hal yang tidak mungkin dengan adanya
aturan main yang jelas, peran industri asuransi di sektor minyak dan
Pemgantar teknik perminyakan ll

109

gas tidak hanya dapat ditingkatkan tapi juga dapat menciptakan


kondisi yang kondusif yang dapat menciptakan industri asuransi
minyak dan gas yang kuat di tingkat nasional dan bahkan regional.
Pada dasarnya, semua perusahaan yang terlibat dalam eksplorasi
minyak dan gas bumi harus memperhitungkan berbagai faktor risiko
yang terkait dengan mereka selama masa eksplorasi berlangsung.
Khususnya pada perusahan-perusahaan yang menggunakan metode
eksplorasi seismic sebagai metode dalam pencarian minyak dan gas
bumi pada suatu daerah tertentu. Agar lingkungan sekitar nya tidak
menimbulkan dampak yang buruk, dan lingkungan tercemari, tidak
merusak dan menghancurkan ekositem yang ada. Untuk itu setiap
perusahaan yang melakukan eksplorasi perlu mempertimbangkan
dampak yang ditimbulkan agar dapat mengurangi berbagai kerusakan
yang diakibatkan dari eksplorasi minyak dan gas.

2.3.2

Proses pembentukan minyak bumi


Pemgantar teknik perminyakan ll

110

Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari


bahasan teori pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya
yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama
antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Pemahaman
tentang proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai
bahan pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada
banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan
oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah:

Teori Biogenesis (Organik)


Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama
kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763)
juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga
didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler
(1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan
bahwa: minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang
telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah
lapisan dalam perut bumi.

Teori Abiogenesis (Anorganik)


Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak
bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan
temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO 2 membentuk
asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa
minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada
karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah
Pemgantar teknik perminyakan ll

111

pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak


bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi.
Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material
hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir
beberapa planet lain.
Dari

sekian

banyak

hipotesa

tersebut

yang

sering

dikemukakan adalah Teori Biogenesis, karena lebih bisa. Teori


pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan
berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai
kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang
berjudul The Occurrence and Origin of Oil and Gas.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena
adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus
karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang
digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan,
dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO 2). Pada
arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya
CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan
laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir
melalui

respirasi

makhluk

hidup

(tumbuhan,

hewan

dan

mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran kecil yang


memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan
kembali

ke

atmosfir dalam

bentuk

CO2,

tetapi

mengalami

transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar.


Pemgantar teknik perminyakan ll

112

Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik
yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya, bagian
utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat
kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein
dan lemak) diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan
kebutuhannya,

seperti

untuk

mempertahankan

diri,

untuk

berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup


itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel,
membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan,
cendawan, jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang
berdarah dingin dan panas, sehingga dapat ditemukan di udara,
pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.

Gambar 2.16 Teori Abiogenesis

Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa


karbon dan makhluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai
rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa karbon terjebak
dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal
Pemgantar teknik perminyakan ll

113

senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak


bumi.
Embrio ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di
salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada
yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah
dasar laut, dan ada juga karena perbedaan tekanan di bawah laut
muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula
yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan
lembab, gelap dan berbau tidak sedap di antara mineral-mineral
dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan
geopolimer. Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan
tetap dengan karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan
bahan dan lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa
organik ini akan mengalami proses geologi dalam perut bumi.
Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana senyawa
organik dan makhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan
terkubur sampai 600 meter saja di bawah permukaan dan
lingkungan bersuhu di bawah 50C.

Pemgantar teknik perminyakan ll

114

Tabel 2.1 Fosil Molekul dan Prekursor

Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan


makhluk hidup mulai kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi
dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam pemendaman
terjadi, semakin panas lingkungannya, penam-bahan kedalaman 30
40 m akan menaik-kan temperatur 1C. Di kedalaman lebih dan
600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara
50 150 C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan
berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat
panas bumi.

Pemgantar teknik perminyakan ll

115

Gambar 2.2 Komponen-komponen Minyak Bumi

Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai


terbentuk dan senyawasenyawa karakteristik yang berasal dan
makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila
kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur semakin
naik, dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150C,
maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul
kecil, dan proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah
terbentuk bersama-sama dengan bio-marka. Fosil molekul yang
sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena
kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata
sejauh 5 cm per tahun, sehingga akan terperangkap pada suatu
batuan berpori, atau selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu
sumur minyak. Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini
(batuan induk) atau minyak yang terperangkap dalam rongga bumi,
akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik. Fosil-fosil senyawa
Pemgantar teknik perminyakan ll

116

inilah yang ditentukan strukturnya menggunaan be-berapa metoda


analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul fosil, bahan
pembentuk, migrasi minyak bumi serta hubungan antara suatu
minyak bumi dengan minyak bumi lain dan hubungan minyak bumi
dengan batuan induk.
2.3.3 Pengeboran Eksplorasi
Tujuan Pengeboran Eksplorasi adalah untuk membuktikan suatu
cekungan terdapat minyak dan gas bumi. Data-data pengeboran belum
ada sehingga memerlukan perencanaan yang

memperhitungkan

kemungkinan-kemungkinan selama proses pengeboran. Selain itu


pengamatan selama pengeboran harus dilakukan karena kedalaman
lapisan batuan dan sifat-sifat batuan yang akan ditembus belum
diketahui, bahkan kedalaman akhir masih akan berubah mengikuti
serbuk bor serta data logging. Sehingga casing, penyemenan, lumpur,
bit dan material lainnya akan menyebabkan biaya pengeboran lebih
mahal. Sumur Eksplorasi sering disebut dengan sumur "Wild Cat". Bila
pengeboran Eksplorasi tersebut tidak menemukan sesuatu, atau
Reservoir tersebut kosong, sumur pengeboran itu disebut Dry Hole.
2.3.4 Pengeboran Deliniasi
Pengeboran

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

penyebaran

Reservoir, mencari batas dan ketebalan Reservoir tersebut. Pengeboran


ini biasanya tidak terlalu menghabiskan biaya karena sudah ada data
dari pengeboran Eksplorasi sebelumnya. Untuk menentukan bats
Reservoir maka dilakukan pengeboran Deliniasi untuk jarak-jarak
tertentu dari sumur yang pertama. Sumur yang kedua menembus
minyak sangat tipis, dan air yang tebal. Ini dapat dikatakan sebagai
Pemgantar teknik perminyakan ll

117

Resesrvoir minyak. Sumur yang ketiga masih menembus minyak yang


tebal dan air yang cukup tebal. Untuk itu dilakukan pengeboran yang
keempat pada jarak ntertentu dari sumaur yang kedua. Ternyata sumur
keempat hanya menemukan air yang tebal. Sehingga batas minyak dan
air adalah antara sumur ketiga dan sumur keempat. Selanjutnya
berdasarkan ketebalam minyak dari setiap sumur dibuat peta isopach
yang digunakan untuk menghitung volume batuan yang mengandung
minyak.
2.3.5 Eksplorasi Geothermal
1.

Eksplorasi Pendahuluan(Reconnaisance Survey)


Eksplorasi

pendahuluan

atau

bisa

disebut

juga

reconnaisance survey dilakukan untuk mencari daerah prospek


panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya
sumberdaya panas bumi dilihat dari kenampakan dipermukaan,
serta untuk mendapatkan gambaran mengenai geologi regional di
daerah tersebut.
Secara garis besar pekerjaan yang dihasilkan pada tahap ini
terdiri dari:

Studi Literatur
Langkah pertama yang dilakukan dalam usaha mencari
daerah prospek panas bumi adalah mengumpulkan peta dan
data dari laporan-lapaoran hasil survei yang pernah dilakukan
sebelumnya di daerah yang akan diselidiki, guna mendapat
gambaran mengenai geologi regional, lokasi daerah dimana
terdapat manifestasi permukaan, fenomena vulkanik, geologi
Pemgantar teknik perminyakan ll

118

dan hidrologi di daerah yang sedang diselidiki dan kemudian


menetapkan tempat-tempat yang akan disurvei. Waktu yang
diperlukan untuk pengumpulan data sangat tergantung dari
kemudahan memperoleh peta dan laporan-laporan hasil survei
yang telah dilakukan sebelumnya, tetapi diperkirakan akan
memerlukan waktu sekitar 1 bulan.

Survei Lapangan
Survei lapangan terdiri dari survei geologi, hidrologi dan
geokomia. Luas daerah yang disurvei pada tahap ini umumnya
cukup luas, yaitu sekitar 5000-20000 km2, tetapi bisa juga
hanya seluas 5-20 km2 (Baldi, 1990). Survei biasanya dimulai
dari tempat-tempat dimana terdapat manifestasi permukaan
dan di daerah sekitarnya serta di tempat-tempat lain yang telah
ditetapkan berdasarkan hasil kajian interpretasi peta topografi,
citra landsat dan penginderaan jauh serta dari laporan-laporan
hasil survei yang pernah dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini
survei dilakukan dengan menggunakan peralatan-peralatan
sederhana dan mudah dibawa. Survei lapangan dilakukan
untuk mengetahui secara global formasi dan jenis batua,
penyebaran batuan, struktur geologi, jenis-jenis manifestasi
yang terdapat di daerah tersebut besertas karakteristiknya,
mengambil sampel fluida melakukan pengukuran temperatur,
pH, dan kecepatan air. Waktu yang diperlukan untuk survei
lapangan sangat tergantung dari kondisi geologi dan luas
daerah yang akan diselidiki, kuantitas dan kualitas data yang
Pemgantar teknik perminyakan ll

119

telah ada serta junlah orang ayng terlibat dalam penyelidikan.


Survei lapangan reconnaisab\nce yang dilakukan pada satu
daerah biasanya 2 minggu sampai 1 bulaln, dilanjutkan
dengan survei detail selama 3-6 bulan. Di beberapa negara
waktu yang diperlukan untuk survei lapangan ada yang lebih
lama. Menurut Baldi (1990), bila kuantitas dam kualitas data
yang telah ada cukup baik serta daerah yang akan diselidiki
tidak terlaullu luas, maka survei lapangan mungkin hanya
memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan. Akan tetapi, bila data yang
ada sangat terbatas dan daerah yang akan diselidiki cukup
luas, maka survey lapangan dan analisis data akan memakan
waktu beberapa bulan sampai satu tahun.

Analisis dan Interpretasi Data


Data dari survei sebelumnya serta dari hasil survei
lapangan dianalisis untuk mendapatkan gambaran (model)
mengenai regional geologi dan hidrologi di daerah tersebut.
Dari kajian data geologi, hidrologi dan geokimia ditentukan
daerah prospek, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda
adanya sumberdaya panas bumi. Dari hasil analisis dan
interpretasi data juga dapat diperkirakan jenis reservoir,
temperatur reservoir, asal sumber air, dan jenis batuan
reservoir.

Spekulasi Besar Sumberdaya Geothermal

Pemgantar teknik perminyakan ll

120

Pada tahap ini data mengenai reservoir masih sangat


terbatas. Meskipun demikian, seringkali para ahli diharapkan
dapat

berspekulasi

mengenai

besarnya

sumberdaya

panasbumi di daerah yang diselidiki. Jenis dan temperatur


reservoir dapat diperkirakan. Luas prospek pada tahapan ini
dapat diperkirakan dari penyebaran manifestasi permukaan dan
pelamparan struktur geologinya secara global, tetapi selama ini
hanya ditentukan dengan cara statistik (rata-rata luas prospek).
Pada tahap ini sudah dapat ditentukan apakah prospek yang
diteliti cukup baik untuk dikembangkan selanjutnya apakah
survey rinci pwerlu dilakukan atau tidak. Apabila tidak, maka
daerah yang diteliti ditinggalkan.

Eksplorasi Lanjut atau Rinci (Pre-Feasibillity Study)


Tahap kedua dari kegiatan eksplorasi adalah tahap prefeasibility study atau tahap survey lanjut. Survei yang dilakukan
terdiri dari survei geologi, geokimia dan geofisika. Tujuan dari
survei tersebut adalah:

Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi


geologi permukaan dan bawah permukaan.

Mengidentifikasi

daerah

yang

diduga

mengandung

sumberdaya panas bumi.


Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih
baik mengenai penyebaran batuan, struktur geologi, daerah
alterasi hydrothermal,

geometri

cadangan

panas

bumi,

Pemgantar teknik perminyakan ll

121

hidrologi, system panasbumi, temperatur reservoir, potensi


sumberdaya serta potensi listriknya.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, survei umumnya
dilakukan di tempat-tempat yang diusulkan dari hasil survei
pendahuluan. Luas daerah yang akan disurvei tergantung dari
keadaan geologi morfologi, tetapi umumnya daerah yang
disurvei adalah sekitar 500-1000 km2, namun ada juga yang
hanya seluas 10-100 km2.
Waktu yang diperlukan sangat tergantung pada luas
daerah yang diselidiki, jenis-jenis pengujian yang dilakukan
serta jumlah orang yang terlibat. Bila sumberdaya siperkirakan
mempunyai temperature tinggi dan mempunyai potensi untuk
pembangkit listrik biasanya luas daerah yang diselidiki cukup
luas,

sehingga

study (survei

untuk

lapangan,

menyelesaikan
interpretasi

tahap pre-feasibility
dan

analisis

data,

pembuatan model hingga pembuatan laporan) diperlukan waktu


sekitar satu tahun.
Ada dua pendapat mengenai luas daerah yang diselidiki
dan waktu yang diperlukan untuk eksplorasi rinci di daerah
yang sumberdayanya diperkirakan mempunyai termperatur
sedang. Sekelompok orang berpendapat bahwa

apabila

sumberdaya mempunyai temperatur sedang, maka dengan


pertimbangan ekonomi luas daerah yang diselidiki bisa lebih
kecil dan didaerah tersebut cukup hanya dilakukan satu jenis
survey geofisika saja. Dengan demikian waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility study menjadi lebih
Pemgantar teknik perminyakan ll

122

pendek, yaitu hanya beberapa bulan saja. Sementara kelompok


lain berpendapat bahwa untuk daerah panasbumi dengan
tingkatan

prospek

lebih

rendah

(sedang)

dan

akan

dikembangkan justru memerlukan survey yang lebih lengkap


dan lebih teliti untuk menghindarkan terlalu banyaknya
kegagalan pemboran.

Survei Geologi Lanjut/Rinci


Survei geologi umumnya yang pertama dilakukan untuk
memahami struktur geologi dan stratigrafi maka survei geologi
rinci harus dilakukan di daerah yang cukup luas.
Lama waktu penyelidikan tergantung pada luas daerah
yang diselidiki serta jumlah orang yang terlibat dalam
penyelidikan,

tetpi

hingga

penulisan

laporan

biasanya

diperlukan sekitar 3-6 bulan.


Survei

geologi

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

penyebaran batuan secara mendatar maupun secara vertikal,


struktur geologi, tektonik dan sejarah geologi dalam kaitannya
dengan terbentuknya suatu sistem panas bumi termasuk
memperkirakan luas daerah prospek dan sumber panasnya.
a)

Survei Geokimia Lanjut


Pekerjaan

yang

dilakukan

pada

suatu

survei

geokimia lanjut pada dasarnya hamper sama dengan pada


tahap survei pendahuluan, tetapi pada tahap ini sampel
harus diambil dari semua manifestasi permukaan yang ada
di daerah tersebut dan di daerah sekitarnya untuk dianalisis
Pemgantar teknik perminyakan ll

123

di tampat pengambilan sampel dan atau di laboratorium.


Analisis geokimia tidak hanya dilakukan pada fluida tau gas
dari manifestasi panas permukaan, tetapi juga pada daerah
lainnya untuk melihat kandungan gas dan unsure-unsur
tertentu yang terkadanga dalam tanah yang terbentuk
karena aktivitas hydrothermal. Selain itu juga perlu dibuat
manifestasi permukaan, yaitu peta yang menunjukkan
lokasi serta jenis semua manifestasi panas bumi di daerah
tersebut.
Hasil analisis kimia fluida dan isotop air dan gas dari
seluruh manifestasi panas permukaan dan daerah lainnya
berguna untuk memperkirakan sistem dan temperature
reservoir, asal sumber air, karakterisasi fluida dan sistem
hidrologi di bawah permukaan.
Hasil analisis air dapat juga digunakan untuk
memperkirakan problema-problema yang munkin terjdadi
(korosi dan scale) apabila fluida dari sumberdaya panas
bumi tersebut dimanfaatkan dikemudian hari.
b)

Survei Geofisika
Survei geofisika dilakukan setelah survei geologi
dan geokimia karena biayanya lebih mahal. Dari sember
geologi dan geokimia diusulkan daerah-daerah mana saja
yang harus disurvei geofisika. Survei geofisika dilakuakn
untuk mengetahui sifat fisik batuan mulai dari permukaan
hingga

kedalaman

beberapa

kilometer

di

bawah

permukaan. Dengan mengetahui sifat fisik batuan maka


Pemgantar teknik perminyakan ll

124

dapat diketahui daerah tempat terjadinya anomali yang


dosebabkan oleh sistem panas buminya dan lebih lanjut
geometri prospek serta lokasi dan bentuk batuan sumber
panas dapat diperkirakan.
Ada beberapa jenis survei geofisika, yaitu:
Survei resistivity
Survei gravity
Survei magnetic
Survei Macro Earth Quake (MEQ)
Survei aliran panas
c)

Survei Self Potential


Pemilihan jenis survei tergantung dari keadaan
geologi dan struktur di daerah yang akan diselidiki, serta
batasan anggaran untuk pengukuran di lapangan dan
intrepetasi data. Survei geofisika yang pertama kali
dilakukan

umumnya

adalah

survei resistivity

Schlumberger, gravity dan magnetic karena

perlatannya

mudah didapat dan biayanya murah. Dari ketiga survei


geofisika ini diusulkan daerah prospek panas bumi untuk
disurvei lebih detail dengan metoda yang lebih mahal yaitu
magnetotelluric (MT) atau Control Source Audio (CSMT)
untuk melihat struktur fisik batuan dengan kedalaman yang
jauh lebih dalam dari maksimum kedalaman yang dicapai
oleh metode Schlumberger yang hanya mampu untuk
mendeteksi kedalaman sampai beberapa ratus meter saja.
Pemgantar teknik perminyakan ll

125

d)

Survei Geografi
Selain survei geologi, geokimia, dan geofisika, pada
tahap ini biasanya dilakuakn survei geografi dan survei
lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai status
lahan, distribusi kemiringan

lereng, prasarana

jalan,

fasilitas listrik, air, kominaksi yang tersedia, jumlah dan


kepadatan penduduk.
e)

Analisis dan Interpretasi Data


Dari hasil kajian data diharapkan akan diperoleh
gambaran atau model awal mengenai sistem panasbumi
di daerah yang diselidiki, yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk menentukan target dan lokasi sumur eksplorasi
serta

membuat

program

pemboran.

Selain

itu

dari

pengkajian data dapat diperkirakan besarnya potensi


sumber daya (resources), cadangan (recoverable reserve),
dan potensi listrik panas bumi di daerah yang diduga
mengandung panasbumi.
f)

Pemboran Eksplorasi
Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data
geofisika yang diperoleh dari hasil survei rinci menunjukkan
bahwa di daerah yang diselidiki terdapat sumberdaya
panasbumi yang ekonomis untuk dikembangkan, maka
tahap

selanjutnya

adalah

tahap

pemboran

sumur

eksplorasi. Tujuan dari pemboran sumur eksplorasi ini


adalah membuktikan adanya sumberdaya panasbumi di
daerah

yang

diselidiki dan menguji model system


Pemgantar teknik perminyakan ll

126

panasbumi yang dibuat berdasarkan data-data hasil survei


rinci. Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya
luas daerah yang diduga mengandung energi panasbumi.
Biasanya di dalam satu prospek dibor 3 5 sumur
eksplorasi. Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman
reservoir yang diperkirakan dari data hasil survei rinci,
batasan anggaran, dan teknologi yang ada, tetapi sumur
eksplorasi umumnya dibor hingga kedalaman 1000 3000
meter. Menurut Cataldi

(1982), tingkat keberhasilan

atau success ratio pemboran sumur panas bumi lebih tinggi


daripada pemboran minyak. Success ratio dari pemboran
sumur panasbumi umumnya 5070%. Ini berarti dari empat
sumur eksplorasi yang dibor, ada 23 sumur yang
menghasilkan. Setelah pemboran selesai, yaitu setelah
pemboran mencapai kedalaman yang diinginkan, dilakukan
pengujian

sumur.

Jenis-jenis

pengujian

sumur

yang

dilakukan di sumur panasbumi adalah:

Uji hilang air (water loss test)

Uji permeabilitas total (gross permeability test)

Uji panas (heating measurement)

Uji produksi (discharge/ output test)

Uji transien (transient test)


Pengujian

sumur

geothermal

dilakukan

untuk

mendapatkan informasi/ data yang lebih persis mengenai:


1.

Jenis dan sifat fluida produksi.


Pemgantar teknik perminyakan ll

127

2.

Kedalaman reservoir.

3.

Jenis reservoir.

4.

Temperatur reservoir.

5.

Sifat batuan reservoir.

6.

Laju alir massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada


berbagai tekanan kepala sumur.

7. Kapasitas produksi sumur (dalam MW).


Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur
harus diambil keputusan apakah perlu dibor beberapa
sumur eksplorasi lain, ataukah sumur eksplorasi yang ada
telah cukup untuk memberikan informasi mengenai potensi
sumber

daya.

Apabila

beberapa

sumur

eksplorasi

mempunyai potensi cukup besar maka perlu dipelajari


apakah lapangan tersebut menarik untuk dikembangkan
atau tidak.
g)

Studi Kelayakan (Feasibility Study)


Studi

kelayakan

perlu

dilakukan

apabila

ada

beberapa sumur eksplorasi menghasilkan fluida panas


bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah
sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah tersebut
secara teknis dan ekonomis menarik untuk diproduksikan.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:
1.

Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika, dan


data sumur.

2.

Memperbaiki model sistem panas bumi.

3.

Menghitung besarnya sumber daya dan cadangan


Pemgantar teknik perminyakan ll

128

panas bumi (recoverable reserve) serta ppotensi listrik


yang dapat dihasilkannya.
4.

Mengevaluasi potensi sumur serta memprekirakan


kinerjanya.

5.

Menganalisa sifat fluida panas bumi dan kandungan non


condensable gas serta memperkirakan sifat korosifitas
air dan kemungkinan pembentukan scale.

6.

Mengusukan alternative pengembangan dan kapasitas


instalasi pembangkit listrik.

7.

Melakukan analisa keekonomian untuk semua


alternative yang diusulkan.

2.3.1 Jenis-jenis RIG dalam eksplorasi


Dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi tidak hanya
dilakukan di darat saja melainkkan dilakukan di laut,danau maupun
sungai. Hal ini membutuhkan peralatan khusus yang dapat digunakan
untuk melakukan pemboran dan produksi di perairan.Dalam pembuatan
sumur dalam dunia perminyakan tidak dapat dilepaskan dari alat yang
dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian
peralatan khusus yang digunakan untuk membor suatu sumur atau
pengakses sumur. Rig pengeboran juga dapat didefinisikan sebagai
suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke
dalam reservoir bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah
(on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung
kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan
pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral,
teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan
Pemgantar teknik perminyakan ll

129

secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan
peralatan

yang

digunakan

untuk

melakukan

pengeboran

pada

permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau


mineral. Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak
hanya untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga
untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan
minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.
Rig itu dicirikan dengan adanya menara yang terbuat dari baja
yang dapat digunakan untuk menaikan dan menurunkan pipa-pipa
tubular pada sumur.Berdasarkan lokasinya rig itu sendiri terbagi atas
dua macam, yaitu:
1. Rig Darat (Land Rig), merupakan rig yang beroperasi di daratan
dan dibedakan atas rig besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya
hanya digunakan untuk pekerjaan sederhana seperti untuk Well
Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa
digunakan untuk operasi pemboran, baik secara vertikal maupun
direksional. Rig darat ini dirancang secara portable sehingga dapat
dengan

mudah

untuk

dilakukan

pembongkaran

dan

pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk. Untuk


wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan heliportable.

Pemgantar teknik perminyakan ll

130

Gambar 2.17 Rig Darat (Land Rig)

(http://teknikmetalurgiunjani.com)

2. Rig Laut (Offshore Rig), merupakan rig yang dioperasikan di


atas permukaan air seperti laut, rawa-rawa, sungai, danau,
maupun delta sungai.Dari Rig Laut (Offshore Rig) sendiri terbagi
atas berbagai macam jenis berdasarkan kedalaman air yaitu:
a) Swamp Barge, merupakan jenis rig laut yang hanya pada
kedalaman maksimum 7 meter. Dan, sangat sering dipakai
pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig jenis ini
dilakukan dengan cara memobilisasi rig ke dalam sumur,
kemudian ditenggelamkan dengan cara mengisi Ballast
Tanksnya dengan air. Pada rig jenis ini, proses pengeboran
dilakukan setelah rig duduk didasar dan Spud Cannya
tertancap didasar laut.

Gambar 2.18 Swamp Barge

Pemgantar teknik perminyakan ll

131
(http://teknikmetalurgiunjani.com)

b) Tender Barge, merupakan jenis rig laut yang sama dengan


model Swamp Barge, namun dipakai pada kedalaman yang
lebih dalam lagi.
c) Jack Up Rig, yaitu jenis rig yg menggunakan platform yang
dapat mengapung dengan menggunakan tiga atau empat
kakinya.

Kaki-kaki

diturunkan,

pada

sehingga

rig

untuk

ini

dapat dinaikan

pengoperasiannya

dan

semua

kakinya harus diturunkan hingga ke dasar laut. Kemudian,


badan dari rig ini diangkat hingga di atas permukaan air dan
memiliki

bentuk

seperti platform.

Untuk

melakukan

perpindahan tempat, semua kakinya harus dinaikan dan


badan rignya akan mengapung dan ditarik menggunakan
kapal. Pada operasi pengeboran menggunakan rig jenis ini
dapat mencapai kedalaman lima hingga 200 meter.

Gambar 2.19 Jack Up Rig

(http://oil-well-drilling.blogspot.com)

Pemgantar teknik perminyakan ll

132

d) Drilling

Jacket,

merupakan

jenis

rig

yang

menggunakan platform berstruktur baja. Pada umumnya


memiliki bentuk yang kecil dan sangat cocok berada di laut
dangkal

maupun

laut

tenang.

Rig

jenis

ini

sering

dikombinasikan dengan RigJack Up maupun Tender Barge.


e) Semi-Submersible Rig, jenis rig yang sering disebut semis
ini

merupakan

model

(Flooded atau Ballasted)

rig
yang

yang

mengapung

menggunakan Hullatau

semacam kaki. Rig ini dapat didirikan dengan menggunakan


tali mooringdan

jangkar

agar

posisinya

tetap

diatas

permukaan laut. Dengan menggunakanThruster (semacam


baling-baling) yang berada disekelilingnya, dan Ballast
Control

System,

sistem

ini

dijalalankan

dengan

menggunakan komputer sehingga rig ini mampu mengatur


posisinya secara dinamis dan pada level diatas air sesuai
keinginan. Rig ini sering dipakai jika Jack Up Rig tidak
mampu menjangkau permukaan dasar laut. Karena jenis rig
ini sangat stabil, maka rig ini sering dipakai pada lokasi yang
berombak besar dan memiliki cuaca buruk, dan pada
kedalaman 90 hingga 750 meter. Rig ini umumnya
berukuran lebih besar dari jack up, memiliki barge di bagian
dasarnya yang berfungsi untuk mengapungkan unit rig. Saat
beroperasi rig ini akan dijangkar dari berbagai sisi untuk
mempertahankan posisinya saat beroperasi.

Pemgantar teknik perminyakan ll

133

Gambar 2.20 Semi-Submersible Rig

(http://teknikmetalurgiunjani.com)

f) Drill Ship, merupakan jenis rig yang bersifat mobile dan


diletakan di atas kapal laut, sehingga sangat cocok untuk
pengeboran di laut dalam (dengan kedalaman lebih dari
2800

meter).

menyerupai

Sesuai

kapal

dengan

dengan

mast

namanya,
berada

bentuknya
di

tengah.

Digunakan di laut yang lebih dalam. Drill Ship menggunakan


sistem

positioning

canggih

dipandu

satelit

untuk

mempertahankan posisinya saat beroperasi .Pada kapal ini,


didirikan menara dan bagian bawahnya terbuka ke laut
(Moon

Pool).

Dengan

sistem Thruster yang

dapat

dikendalikan dengan komputer, dapat memungkinkan sistem


ini dapat mengendalikan posisi kapalnya. Memiliki daya
muat yang lebih banyak sehingga sering dipakai pada
daerah terpencil maupun jauh dari daratan.
Dengan kata lain, pada Drill Ship semua peralatan untuk
pengeboran dipasang pada kapal.

Pemgantar teknik perminyakan ll

134

Gambar 2.21 Drill Ship

(http://teknikmetalurgiunjani.com)

Pemgantar teknik perminyakan ll

Anda mungkin juga menyukai