ASUHAN KEPERAWATAN
NECROTIZINGENTEROCOLITIS
: Depita
: 2A DIII Keperawatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Keperawatan Anak dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebaikbaiknya untuk kita semua.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bengkulu,
Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Pembukaan.
Halaman Penyusun.
ii
Kata Pengantar.
iii
Daftar Isi
iv
Bab I Pendahuluan.
Latar Belakang..
Rumusan Masalah.
Tujuan
A. Konsep Dasar
B. Asuhan keperawatan..
15
1.1 Kesimpulan..
15
1.2 Saran... 15
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kematian NEC cukup tinggi. Pada tahun 1980 angka kematian NEC di
Amerika Serikat adalah 29%. Sedangkan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
pada tahun 1988-1989, dari 35 penderita NEC dilaporkan kematian terjadi pada 19 kasus
(54,3%).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi
Penyakit ini paling sering muncul pada neonatus yang sakit dan merupakan
kedaruratan bedah yang paling sering terjadi di antara bayi baru lahir. Skala
penyakitnya berbeda-beda, dari yang rendah (dapat sembuh sendiri) sampai berat
(inflamasi dan nekrosis menyebar pada lapisan mukosa dan submukosa usus).
Penyebab utama terjadinya necrotizing enterocolitis (NEC) yaitu:
1.
2.
3.
4.
Iskemia dan agen infeksi merupakan faktor predisposisi awal terjadinya NEC, faktor
lainnya seperti mediator inflamasi (sitokin), radikal bebas, produk fermentasi bakteri
dan toksin, diduga memperparah proses penyaki
3. Manifestasi Klinis
Spesifik
a. Abdomen distensi (sering mengkilap)
b. Darah dalam tinja atau isi lambung
c. Retensi lambung
d. Eritema atau endurasi dinding perut lokal
e. Muntah bilious
Nonspesifik
a. Nafsu makan buruk
7
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Hipotensi
Muntah
Apnea
Peningkatan haluaran urin
Suhu tidak stabil
Jaundice
4. Patofisiologi
Penyebab pasti NEC tidak diketahui, tetapi beberapa teori berusaha
menjelaskan. Kemungkinan dipikirkan jaringan usus bayi prematur masih lemah
dengan sedikitnya aliran darah dan oksigen dan saat proses pencernaan dimulai,
makanan bergerak sepanjang usus, bakteri yang normal berada di usus dapat masuk
dan merusak dinding jaringan usus
Kerusakan usus yang terjadi dapat mempengaruhi sedikit bagian dari usus atau
dapat semakin berat dan melibatkan bagian usus lebih luas. Bayi tidak dapat untuk
melanjutkan proses makan (susu) dan tampak sakit bila bakteri terus menyebar
sepanjang dinding usus dan kadangkala masuk ke aliran darah. Dalam kasus NEC
yang berat dapat terjadi lubang di usus (perforasi) yang membuat bakteri keluar dari
usus dan dapat menginfeksi rongga perut.
Cedera hipoksik/iskemik menyebabkan aliran darah ke usus menurun.
Hipoperfusi usus ini selanjutnya merusak mukosa usus, dan sel mukosa yang melapisi
usus menghentikan sekresi enzim protektif. Bakteri yang berproliferasi dibantu oleh
makanan enteral (substrat), menginvasi mukosa usus yang rusak sehingga terjadi
kerusakan usus lebih lanjut karena pelepasan bakteri dan gas hidrogen. Gas mulanya
membelah lapisan serosa dan submukosa usus (pneumatosis intestinalis). Gas tersebut
juga dapat robek ke dalam bantalan vaskular mesentrika, yang akan didistribusikan ke
dalam sistem vena hepar. Tiksin bakterial yang berkombinasi dengan iskemia
mengakibatkan nekrosis. Nekrosis usus yang sangat tebal mengakibatkan perforasi
dengan pelepasan udara bebas ke dalam ronga peritoneal (pneumoperitoneum) dan
peritonitis.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium :
1. Darah lengkap dan hitung jenis
Hitung jenis leukosit bisa normal, tetapi biasanya meningkat, trombositopenia sering terlihat.
50 % kasus terbukti NEC, jumlah platelet < 50.000 uL
8
2. Kultur
Specimen darah, urin, feses, dan Cairan serebrospinal sebaiknya diperiksa untuk
kemungkinan adanya virus, bakteri, dan jamur yang patogen.
3. Elektrolit
Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipernatremia serta hiperkalemia sering terjadi.
4. Analisa gas darah
Asidosis metabolik, ataupun campuran asidosis metabolic dan respiratorik mungkin terlihat.
5. Sistem koagulasi
Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan screening koagulopati lebih lanjut harus
dilakukan. Prothrombin Time memanjang, Partial Thromboplastin time memanjang,
penurunan fibrinogen dan peningkatan produk pemecah fibrin, merupakan indikasi terjadinya
disseminated intravascular coagulation (DIC).
b. Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen adalah modalitas pilihan saat ini untuk evaluasi neonatus diduga
memiliki NEC. Waktu tindak lanjut foto polos abdomen tergantung pada keparahan dari NEC
dan dapat bervariasi 6-24 jam. Namun, foto polos abdomen juga diperlukan pada setiap saat
kemerosotan klinis akut
Idiopati
k
Iskemi pada
saluran intestinal
dan kolonisasi
Pemberian
susu formula
Imunitas bayi
bakteri
Perubahan status
kesehatan anak
Necrotizing enterocolitis
Nyeri tekan
abdomen
Nyeri akut
Perforasi
Ansietas
Malas makan
Resiko infeksi
Suplai nutrisi kurang
Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
7. Komplikasi
a. Striktur Usus
Striktur usus dapat berkembang pada bayi dengan atau tanpa perforasi
sebelumnya. Insidennya sekitar 25-33%. Walaupun lokasi yang paling mungkin
untuk penyakit akut, yaitu ileum terminal dan striktur yang paling sering
melibatkan sisi kiri dari kolon.
b. Sindrom Usus Pendek
10
Identitas Klien
Nama
:
11
Umur
Alamat
Agama
Jenis kelamin :
Satatus
Pekerjaan
:
:
b. Pengkajian Fisik
-
Turgor kulit
Kaji adanya tanda-tanda NEC, seperti distensi abdomen, tidak nafsu makan,
apnea, letargi, muntah, feses berdarah, suhu tubuh tidak stabil, jaundice, syok)
c. Pengkajian Lab
-
Jumlah platelet
Kultur darah
Serum elektrolit
Darah arteri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi b.d ketidak mampuan untuk mengabsorbsi nutrien
b. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
c. Resiko infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh, trauma
jaringan)
d. Ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan anak
3. Perencanaan
No.
1.
Dx Keperawatan
Ketidakseimbangan NOC
nutrisi b.d
ketidakmampuan
mengabsorbsi
nutrien
fluid
Monitor TTV
Anjurkan ibu
kesehatan
klien secara
umum
bayinya
-
Timbang berat
badan setiap hari
Kriteria Hasil :
status
eksklusif kepada
intake
TTV dapat
menunjukkan
memberikan ASI
Weight control
untuk
Intake
Rasional
NIC
untuk
Intervensi
ASI adalah
makanan
terbaik bagi
Observasi dan
bayi
catat masukan
dibandingkan
makanan pasien
dengan
pemberian
13
pemeriksaan lab
(Hb/Ht, BUN,
susu formula
-
dan elektrolit
kebutuhan nutrisi
serum
-
Memberikan
informasi
Albumin, protein
Mampu mengidentifikasi
tentang
keadaan
masukan diet
Kolaborasi,
atau
Berikan cairan IV
penentuan
hiperalimentasi
kebutuhan
Menunjukkan peningkatan
nutrisi
indikasi
Pantau hasil
menelan
Mengawasi
jumlah
kalori/kualitas
kekurangan
konsumsi
makanan
-
Meningkatkan
efektivitas
program
pengobatan
termasuk
sumber diet
nutrisi yang
dibutuhkan
Memenuhi
kebutuhan
cairan atau
nutrisi sampai
masukan oral
dapat dimulai
14
2.
NIC
Pain Level
Pain Control
secara
perifer
komprehensif
meningkatkan
termasuk lokasi,
oksigen yang
karakteristik,
disuplai ke
mampu menggunakan
durasi, frekuensi,
otak dan
teknik nonfarmakologi
kualitas, dan
mengurangi
faktor presipitasi
akumulasi
metabolit yang
Kontrol
menyebabkan
lingkungan yang
berkurang dengan
dapat
menggunakan manajemen
mempengaruhi
nyeri
meningkatkan
ruangan,
kenyamanan
pencahayaan,
pasien
kebisingan
Perbaikan
sirkulasi
mencari bantuan)
pengkajian nyeri
Kriteria Hasil :
Lakukan
spasme otot
-
Untuk
Analgetik
Observasi reaksi
membantu
nonverbal dari
mengurangi
ketidaknyamanan
nyeri dan
Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
memungkinka
n pasien
berpartisipasi
dalam
aktivitas dan
latihan untuk
memperbaiki
15
sirkulasi
mempengaruhi
respon nyeri
-
Evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau
Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri
masa lampau
Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
16
interpersonal)
-
Memberikan
analgetik sesuai
resep, dengan
pendekatan
keperawatan yang
sesuai
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
17
3.
NOC
pertahanan primer
NIC
Immune Status
Knowldge :
jaringan)
Infection Control
Infection Control
(Kontrol Infeksi)
-
lingkungan
Risk Control
Mendeskripsikan proses
Untuk
mngurangi
teknik isolasi
resiko infeksi
terhadap
yang mempengaruhi
pasien lain
penatalaksanaannya
resiko infeksi
Pertahankan
penularan serta
penularan
Untuk
mencegah
pasien lain
setelah dipakai
Kriteria Hasil :
-
Bersihkan
Untuk
Instruksikan pada
menurunkan
Menunjukkan kemampuan
pengunjung untuk
resiko infeksi
untuk mencegah
mencuci tangan
pada
timbulnya infeksi
saat berkunjung
pengunjung
dan setelah
dan pasien
berkunjung
batas normal
meninggalkan
Menunnjukkan perilaku
pasien
hidup sehat
membunuh
Gunkan sabun
kuman atau
antimikrobia
bakteri
Cuci tangan
untuk
melindungi
setiap sebelum
diri terhadap
dan sesudah
resiko infeksi
tindakan
keperawatan
Untuk
untuk
18
Pertahankan
mensterilkan
lingkungan
alat
aseptik selama
pemasangan alat
-
memenuhi
Tingkatkan intake
kebutuhan
nutrisi
nutrisi
untuk
untuk
memepercepat
Berikan terapi
proses
antibiotik bila
penyembuhan
perlu, infection
protection(proteks
i terhadap infeksi)
-
4.
Ansietas b.d
NOC
untuk
Monitor tanda
mengetahui
tingkat infeksi
pasien
NIC
19
perubahan dalam
anxiety self-control
status kesehatan
anxiety level
anak
coping
Mengetahui
kemampuan
Berikan
koping
klien mampu
kesempatan
individu
mengidentifikasi dan
kepada klien
mengungkapkan gejala
untuk
hubungan
cemas
mengungkapkan
saling percaya
mengidentifikasi,
perasaan
mengungkapkan dan
kecemasannya
yang diberikan
dapat
berat, damping
membantu
pasien, bicara
menguatkan
normal
dengan tenang
sisi psikologis
dan berikan
pasien untuk
ketenangan serta
mengurangi
tingkat aktivitas
rasa nyaman
ansietasnya
menunjukkan tehnik
-
Kaji tingkat
kecemasan
Kriteria Hasil :
-
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
Berikan informasi
Membina
Pendampingan
Informasi
tentang
yang
perawatan/keadaa
didapatkan
n anaknya
dapat
membuat klien
merasa lebih
tenang
4. Implementasi
Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan keperawatan.
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
a. Nutrisi klien tercukupi
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Necrotizing Enterocolitis merupakan penyakit yang memiliki angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi pada bayi baru lahir, resiko meningkat pada bayi prematur dan bayi
berat lahir sangat rendah. Kelainan ini diduga muncul sebagai akibat dari respon inflamasi
dari suatu iskemia intestinal, kolonisasi bakteri atau dan pemberian makanan enteral. Bayi
prematur berbeda dibandingkan bayi-bayi aterm dan pasien yang lebih besar dalam beberapa
hal antara lain pertahanan tubuh pada sistem pencernaan, motilitas intestinal, pola kolonisasi
bakteri, autoregulasi aliran darah splanknikus, dan regulasi jalur inflamasi.
Bayi prematur menjadi lebih rentan diakibatkan sistem imun yang imatur yang mana
tidak memadai dalam melindungi terhadap organisme patogen. Mencegah prematuritas,
pemberian antibiotik enteral, penggunaan cairan parenteral secara bijak, pemberian IgG dan
IgM enteral, pemberian kortikosteroid antenatal, penundaan atau melambatkan pemberian
makanan pendamping ASI, pemberian ASI dan penggunaan probiotik dapat menjadi
pendekatan yang paling baik dalam mencegah NEC.
3.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC
Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan NANDA.Yogyakarta: MediAction
Sukadi, A. 2002. Pedoman Terapi Penyakit Pada Bayi Baru Lahir. Bandung:
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS
https://www.scribd.com/doc/46126530/Necrotizing Enterocolitis
Betz, Cecily Lynn; Sowden, Linda A. (2009). Buku saku keperawatan pediatri. Ed.5.
Jakarta: EGC (alih bahasa: Eny Meiliya).
22