Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN
NECROTIZINGENTEROCOLITIS

Dosen: Ns.Mardiani, S.Kep. MM


Disusun Oleh :
Nama

: Depita

NIM : P05120214 036


Kelas

: 2A DIII Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES
BENGKULU
TAHUN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Keperawatan Anak dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebaikbaiknya untuk kita semua.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu,

Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Pembukaan.

Halaman Penyusun.

ii

Kata Pengantar.

iii

Daftar Isi

iv

Bab I Pendahuluan.

Latar Belakang..

Rumusan Masalah.

Tujuan

Bab II Tinjauan Pustaka.

A. Konsep Dasar

B. Asuhan keperawatan..

Bab III Penutup

15

1.1 Kesimpulan..
15
1.2 Saran... 15
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Necrotizing enterocolitis ( NEC ) adalah darurat bedah dan medis yang paling
umum yang mengancam kehidupan usus ditemui pada bayi prematur . NEC didiagnosis
pada hingga 5 % dari penerimaan NICU dan menyumbang hampir 10 000 bayi tahunan di
Amerika Serikat . Lebih dari 75 % kasus terjadi pada bayi yang lahir kurang dari 36
minggu kehamilan dan berat di bawah 2.000 g.1 Usia postnatal onset adalah fungsi dari
usia kehamilan , dengan puncak kejadian terjadi sekitar 3 minggu setelah lahir pada bayi
lahir di < 32 minggu , penyakit sedangkan mengembangkan sekitar 2 minggu setelah
kelahiran pada bayi yang lahir antara 32 dan 36 minggu dan di bawah 1 minggu usia
postnatal pada bayi yang lahir di > 36 minggu kehamilan . Meskipun NEC terjadi
terutama pada bayi yang lahir prematur , juga telah dijelaskan pada bayi jangka penuh
pada sekitar 10% dari cases.2
Peristiwa yang mengarah ke pengembangan dari NEC yang multifaktorial dan
kompleks dan mencakup sejarah kursus neonatal dini rumit , lingkungan intrauterin buruk
atau transisi perinatal . Satu-satunya faktor risiko epidemiologi yang konsisten untuk
NEC , bagaimanapun , prematuritas dan sejarah makanan enteral , yang mungkin
termasuk kemajuan pesat dalam makan atau tinggi osmotik rumus kekuatan feeding.1 , 3 ,
4 Sebaliknya , tidak ada asosiasi yang konsisten antara jenis kelamin , status sosial
ekonomi atau ras dan pengembangan NEC . Pada bayi jangka , riwayat penyakit jantung
sianotik , polisitemia dan riwayat transfusi tukar lebih umumnya terkait .
Kematian keseluruhan untuk pasien dengan NEC berkisar dari 10 sampai 50% ,
tetapi mendekati 100 % pada bayi dengan penyakit progresif cepat , yang biasanya
termasuk yang terkecil dan paling dini infants.4 Selain itu , bayi yang pulih dari NEC
mungkin masih memerlukan lama rawat inap karena komplikasi terkait , seperti obstruksi
usus , sindrom usus pendek dan gagal hati karena jumlah requirements.5 nutrisi parenteral
, 6 Meskipun diagnosis yang cepat dan intervensi yang penyewa diinginkan manajemen
penyakit , tidak ada bukti yang jelas membuktikan bahwa diagnosis dini dan intervensi
mengubah hasil pasien .
Variabilitas dalam presentasi dan keparahan dari NEC dapat menyerupai sepsis sistemik
dengan distensi abdomen dan residu lambung dari ileus atau etiologi lain dari bencana
4

intra-abdominal, termasuk volvulus, intususepsi, sindrom mekonium inspissated dan


kecelakaan pembuluh darah usus. pencitraan radiologis dapat, bagaimanapun,
menegakkan diagnosis, meskipun tidak secara definitif memerintah di NEC kecuali
pneumotosis intestinalis, atau udara di dinding usus, hadir. Pneumatosis intestinalis
dianggap ciri penyakit NEC tetapi juga dapat hadir dalam kasus-kasus lanjutan dari
enterocolitis Hirschsprung atau gastroenteritis berat (Gambar 1). Pneumatosis intestinalis
yang diduga hasil dari invasi bakteri, fermentasi dan produksi hidrogen di dinding usus,
sedangkan udara vena portal, yang dicatat pada sekitar 30% dari kasus lanjut, terjadi
ketika udara intramural diserap ke dalam sirkulasi vena mesenterika. Temuan loop tetap
yang tetap tidak berubah selama 24 hingga 48 jam sering dikaitkan dengan nekrosis
transmural. Meskipun beberapa laporan yang menunjukkan hubungan antara loop tetap
dan pannecrosis, hampir setengah dari pasien dengan temuan ini sembuh tanpa intervensi
bedah. udara bebas di perut dapat dilihat sebagai kumpulan pusat udara pada film
anteroposterior perut, atau dapat menyorot ligamen falsiforme. Pneumoperitoneum
dengan tidak adanya intestinalis pneumotosis mungkin lebih sugestif perforasi spontan
usus (SIP), yang baru-baru ini diakui sebagai penyakit yang berbeda dari NEC7 (Gambar
1). SIP biasanya terjadi sekitar hari ketujuh hidup dan diperkirakan terjadi pada sampai
dengan 3% dari bayi yang lahir di <1000 g dan 26 minggu kehamilan. Selain itu, tidak
seperti NEC, mayoritas bayi dengan SIP belum diberi makan atau memiliki tanda-tanda
sistemik, radiografi atau histologis NEC.8 Meskipun SIP dapat berhubungan dengan
kateter umbilikalis dan cacat bawaan dari otot-otot usus, 9, 10 prediktor terbesar penyakit
adalah penggunaan deksametason postnatal dan indometasin yang, dalam kombinasi,
telah terbukti dua kali lipat risiko SIP.11 Namun, morbiditas keseluruhan dan mortalitas
SIP menguntungkan bila dibandingkan dengan NEC.12 akhirnya, diagnosis NEC
didasarkan pada tanda-tanda klinis, gejala dan tentu saja penyakit
Merupakan kegawatan gastrointestinal yang paling sering terjadi pada bayi preterm,
kegawatan bedah

Angka kematian NEC cukup tinggi. Pada tahun 1980 angka kematian NEC di
Amerika Serikat adalah 29%. Sedangkan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
pada tahun 1988-1989, dari 35 penderita NEC dilaporkan kematian terjadi pada 19 kasus
(54,3%).
5

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjeelaskan konsep teori penyakit meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi,
WOC, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis!
2. Menjelaskan proses perawatan mulai dari pengkajian, rumusan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi!
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami konsep teori penyakit meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, WOC,
manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis.
2. Menjelaskan dan mengetahui proses perawatan mulai dari pengkajian, rumusan
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Necrotizing Enterocolitis


1. Definisi Penyakit
6

Necrotizing enterocolitis(NEC) atau enterokolitis nekrotikan adalah suatu kondisi


abdomen akut yang umum terlihat pada periode neonatal. "Necrotizing" berarti
kematian jaringan, "entero" mengacu pada usus kecil, "colo" ke usus besar, dan "itis"
berarti peradangan. Angka kejadian tinggi pada bayi prematur dan resiko tinggi .
Paling sering dijumapi pada bayi prematur dengan BB <2000 gram.
Proses inflamasi yang berlebihan yang dimulai di usus sangat immunoreaktif akibat
NEC memperluas dampak sistemik, yang berdampak kepada organ jauh seperti otak
dan menyebabkan meningkatkan resiko bayi mengalami keterlambatan perkembangan
saraf. Bayi yang pulih dari NEC 25% daripadanya bisa mengalami keterlambatan
perkembangan saraf dan ukuran otak kecil berbanding sehingga memerlukan
perhatian yang lebih dibandingkan masalah di saluran pencernaan

2. Etiologi
Penyakit ini paling sering muncul pada neonatus yang sakit dan merupakan
kedaruratan bedah yang paling sering terjadi di antara bayi baru lahir. Skala
penyakitnya berbeda-beda, dari yang rendah (dapat sembuh sendiri) sampai berat
(inflamasi dan nekrosis menyebar pada lapisan mukosa dan submukosa usus).
Penyebab utama terjadinya necrotizing enterocolitis (NEC) yaitu:
1.
2.
3.
4.

Iskemi pada saluran intestinal


Kolonisasi bakteri pada intestine
Pemberian susu formula
Gangguan pertahanan pada host(sistem imun masih lemah)

Iskemia dan agen infeksi merupakan faktor predisposisi awal terjadinya NEC, faktor
lainnya seperti mediator inflamasi (sitokin), radikal bebas, produk fermentasi bakteri
dan toksin, diduga memperparah proses penyaki
3. Manifestasi Klinis
Spesifik
a. Abdomen distensi (sering mengkilap)
b. Darah dalam tinja atau isi lambung
c. Retensi lambung
d. Eritema atau endurasi dinding perut lokal
e. Muntah bilious
Nonspesifik
a. Nafsu makan buruk
7

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Hipotensi
Muntah
Apnea
Peningkatan haluaran urin
Suhu tidak stabil
Jaundice

4. Patofisiologi
Penyebab pasti NEC tidak diketahui, tetapi beberapa teori berusaha
menjelaskan. Kemungkinan dipikirkan jaringan usus bayi prematur masih lemah
dengan sedikitnya aliran darah dan oksigen dan saat proses pencernaan dimulai,
makanan bergerak sepanjang usus, bakteri yang normal berada di usus dapat masuk
dan merusak dinding jaringan usus
Kerusakan usus yang terjadi dapat mempengaruhi sedikit bagian dari usus atau
dapat semakin berat dan melibatkan bagian usus lebih luas. Bayi tidak dapat untuk
melanjutkan proses makan (susu) dan tampak sakit bila bakteri terus menyebar
sepanjang dinding usus dan kadangkala masuk ke aliran darah. Dalam kasus NEC
yang berat dapat terjadi lubang di usus (perforasi) yang membuat bakteri keluar dari
usus dan dapat menginfeksi rongga perut.
Cedera hipoksik/iskemik menyebabkan aliran darah ke usus menurun.
Hipoperfusi usus ini selanjutnya merusak mukosa usus, dan sel mukosa yang melapisi
usus menghentikan sekresi enzim protektif. Bakteri yang berproliferasi dibantu oleh
makanan enteral (substrat), menginvasi mukosa usus yang rusak sehingga terjadi
kerusakan usus lebih lanjut karena pelepasan bakteri dan gas hidrogen. Gas mulanya
membelah lapisan serosa dan submukosa usus (pneumatosis intestinalis). Gas tersebut
juga dapat robek ke dalam bantalan vaskular mesentrika, yang akan didistribusikan ke
dalam sistem vena hepar. Tiksin bakterial yang berkombinasi dengan iskemia
mengakibatkan nekrosis. Nekrosis usus yang sangat tebal mengakibatkan perforasi
dengan pelepasan udara bebas ke dalam ronga peritoneal (pneumoperitoneum) dan
peritonitis.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium :
1. Darah lengkap dan hitung jenis
Hitung jenis leukosit bisa normal, tetapi biasanya meningkat, trombositopenia sering terlihat.
50 % kasus terbukti NEC, jumlah platelet < 50.000 uL
8

2. Kultur
Specimen darah, urin, feses, dan Cairan serebrospinal sebaiknya diperiksa untuk
kemungkinan adanya virus, bakteri, dan jamur yang patogen.
3. Elektrolit
Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipernatremia serta hiperkalemia sering terjadi.
4. Analisa gas darah
Asidosis metabolik, ataupun campuran asidosis metabolic dan respiratorik mungkin terlihat.
5. Sistem koagulasi
Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan screening koagulopati lebih lanjut harus
dilakukan. Prothrombin Time memanjang, Partial Thromboplastin time memanjang,
penurunan fibrinogen dan peningkatan produk pemecah fibrin, merupakan indikasi terjadinya
disseminated intravascular coagulation (DIC).
b. Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen adalah modalitas pilihan saat ini untuk evaluasi neonatus diduga
memiliki NEC. Waktu tindak lanjut foto polos abdomen tergantung pada keparahan dari NEC
dan dapat bervariasi 6-24 jam. Namun, foto polos abdomen juga diperlukan pada setiap saat
kemerosotan klinis akut

6. WOC (Web Of Caustion)

Idiopati
k

Iskemi pada
saluran intestinal
dan kolonisasi

Pemberian
susu formula

Imunitas bayi

bakteri

Perubahan status
kesehatan anak

Necrotizing enterocolitis

Kerusakan dinding jaringan


usus

Nyeri tekan
abdomen
Nyeri akut

Perforasi

Ansietas

Malas makan

Penurunan bunyi usus

Resiko infeksi
Suplai nutrisi kurang

Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh

7. Komplikasi
a. Striktur Usus
Striktur usus dapat berkembang pada bayi dengan atau tanpa perforasi
sebelumnya. Insidennya sekitar 25-33%. Walaupun lokasi yang paling mungkin
untuk penyakit akut, yaitu ileum terminal dan striktur yang paling sering
melibatkan sisi kiri dari kolon.
b. Sindrom Usus Pendek
10

Sindrom usus pendek adalah suatu gejala kesulitan pencernaan yang


dihasilkan dari reaksi berlebihan usus halus yang diperlukan untuk penyerapan
nutrisi penting dari lumen usus.
8. Penatalaksanaan
a. Pemasukan makanannya melalui parenteral (TPN/Total Parenteral Nutrition)
untuk mencegah terjadinya keadaan nutrisi yang memburuk
b. Pemasukan nutrisi melalui oral dapat dilakukan 10-14 hari setelah
radiographic normalization
c. Pemberian terapi antimikroba spectrum luas diperlukan untuk menangani
gejala awal
d. Bayi dalam keadaan syok. Pada keadaan ini sangat penting memberikan NaCl
0,9% albumin, serta dopamine dosis rendah (2-3 mg/kg/hr)
e. Apabila usaha tersebut gagal yaitu ditandai dengan anak kekurangan nutrisi
serta mengalami perforasi bowel, maka tindakan pembedahan harus dilakukan
f. Bowel lavage dapat dilakukan dan cairan peritoneal dikumpulkan untuk
dilakukan kultur

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian Umum
-

Identitas Klien
Nama

:
11

Umur

Alamat

Agama

Jenis kelamin :
Satatus
Pekerjaan

:
:

Riwayat Kesehatan Klien

Riwayat Kesehatan Keluarga

Pengobatan yang pernah dilakukan

b. Pengkajian Fisik
-

Kaji antropometri (BB, TB, lingkar kepala)

Observasi penampilan umum (pucat, lemah, bentuk tubuh, perut buncit)

Cek TTV (tekanan darah, suhu tubuh, nadi, pernapasan)

Turgor kulit

Kaji adanya tanda-tanda NEC, seperti distensi abdomen, tidak nafsu makan,
apnea, letargi, muntah, feses berdarah, suhu tubuh tidak stabil, jaundice, syok)

Kaji tanda-tanda infeksi (tumor, rubor, dolor, kalor, fungsiolaisa)

c. Pengkajian Lab
-

Analisa gas darah

Jumlah sel darah merah


12

Jumlah platelet

Kultur darah

Serum elektrolit

Darah arteri

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi b.d ketidak mampuan untuk mengabsorbsi nutrien
b. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
c. Resiko infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh, trauma
jaringan)
d. Ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan anak
3. Perencanaan
No.
1.

Dx Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Ketidakseimbangan NOC
nutrisi b.d
ketidakmampuan
mengabsorbsi
nutrien

fluid

Monitor TTV

Anjurkan ibu

Adanya peningkatan berat

kesehatan
klien secara
umum

bayinya
-

Timbang berat
badan setiap hari

Kriteria Hasil :

status

eksklusif kepada

intake

TTV dapat
menunjukkan

memberikan ASI

Nutrional status: nutrient

Weight control

untuk

Intake

Rasional

NIC

Nutrional status: food and

untuk

Intervensi

ASI adalah
makanan
terbaik bagi

Observasi dan

bayi

catat masukan

dibandingkan

makanan pasien

dengan
pemberian
13

bada sesuai dengan tujuan

pemeriksaan lab

Berat badan ideal sesuai

(Hb/Ht, BUN,

dengan tinggi badan

susu formula
-

dan elektrolit

kebutuhan nutrisi

serum
-

Memberikan
informasi

Albumin, protein

Mampu mengidentifikasi

tentang
keadaan
masukan diet

Kolaborasi,

atau

Berikan cairan IV

penentuan

hiperalimentasi

kebutuhan

Menunjukkan peningkatan

dan lemak sesuai

nutrisi

fungsi pengecapan dari

indikasi

Tidak ada tanda-tanda


malnutrisi

Pantau hasil

menelan

Mengawasi
jumlah

Tidak terjadi penurunan

kalori/kualitas

berat bada yang berarti

kekurangan
konsumsi
makanan
-

Meningkatkan
efektivitas
program
pengobatan
termasuk
sumber diet
nutrisi yang
dibutuhkan

Memenuhi
kebutuhan
cairan atau
nutrisi sampai
masukan oral
dapat dimulai

14

2.

Nyeri akut b.d agen NOC


cidera fisik

NIC

Pain Level
Pain Control

secara

perifer

komprehensif

meningkatkan

Mampu mengontrol nyeri

termasuk lokasi,

oksigen yang

(tahu penyebab nyeri,

karakteristik,

disuplai ke

mampu menggunakan

durasi, frekuensi,

otak dan

teknik nonfarmakologi

kualitas, dan

mengurangi

untuk mengurangi nyeri,

faktor presipitasi

akumulasi

metabolit yang

Kontrol

menyebabkan

Melaporkan bahwa nyeri

lingkungan yang

berkurang dengan

dapat

menggunakan manajemen

mempengaruhi

nyeri

nyeri seperti suhu

meningkatkan

ruangan,

kenyamanan

pencahayaan,

pasien

Mampu mengenali nyeri


(skala, intensitas,

kebisingan

frekuensi dan tanda nyeri

Perbaikan
sirkulasi

mencari bantuan)

pengkajian nyeri

Kriteria Hasil :

Lakukan

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang


-

spasme otot
-

Untuk

Analgetik

Observasi reaksi

membantu

nonverbal dari

mengurangi

ketidaknyamanan

nyeri dan

Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
pasien

memungkinka
n pasien
berpartisipasi
dalam
aktivitas dan
latihan untuk
memperbaiki
15

Kaji kultur yang

sirkulasi

mempengaruhi
respon nyeri
-

Evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau

Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri
masa lampau

Bantu pasien dan


keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan

Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan

Pilih dan lakukan


penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan

16

interpersonal)
-

Kaji tipe dan


sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi

Memberikan
analgetik sesuai
resep, dengan
pendekatan
keperawatan yang
sesuai

Tingkatkan
istirahat

Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil

17

3.

Resiko infeksi b.d

NOC

pertahanan primer

NIC
Immune Status

tidak adekuat (kulit


tidak utuh, trauma

Knowldge :

jaringan)

Infection Control

Infection Control
(Kontrol Infeksi)
-

lingkungan

Risk Control

Mendeskripsikan proses

Untuk
mngurangi

teknik isolasi

resiko infeksi

penularan penyakit, faktor

terhadap

yang mempengaruhi

pasien lain

penatalaksanaannya

resiko infeksi

Pertahankan

penularan serta

penularan

Untuk
mencegah

pasien lain

Klien bebas dari tanda


dan gejala infeksi

setelah dipakai

Kriteria Hasil :
-

Bersihkan

Untuk

Instruksikan pada

menurunkan

Menunjukkan kemampuan

pengunjung untuk

resiko infeksi

untuk mencegah

mencuci tangan

pada

timbulnya infeksi

saat berkunjung

pengunjung

dan setelah

dan pasien

Jumlah leokosit dalam

berkunjung

batas normal

meninggalkan

Menunnjukkan perilaku

pasien

hidup sehat

membunuh

Gunkan sabun

kuman atau

antimikrobia

bakteri

untuk cuci tangan

Cuci tangan

untuk
melindungi

setiap sebelum

diri terhadap

dan sesudah

resiko infeksi

tindakan
keperawatan

Untuk

untuk
18

Pertahankan

mensterilkan

lingkungan

alat

aseptik selama
pemasangan alat
-

memenuhi

Tingkatkan intake

kebutuhan

nutrisi

nutrisi

untuk

untuk
memepercepat

Berikan terapi

proses

antibiotik bila

penyembuhan

perlu, infection
protection(proteks
i terhadap infeksi)
-

4.

Ansietas b.d

NOC

untuk

Monitor tanda

mengetahui

dan gejala infeksi

tingkat infeksi

sistemik dan lokal

pasien

NIC
19

perubahan dalam

anxiety self-control

status kesehatan

anxiety level

anak

coping

Mengetahui
kemampuan

Berikan

koping

klien mampu

kesempatan

individu

mengidentifikasi dan

kepada klien

mengungkapkan gejala

untuk

hubungan

cemas

mengungkapkan

saling percaya

mengidentifikasi,

perasaan

mengungkapkan dan

kecemasannya

yang diberikan

Pada saat ansietas

dapat

untuk mengontrol cemas

berat, damping

membantu

vital sign dalam batas

pasien, bicara

menguatkan

normal

dengan tenang

sisi psikologis

postur tubuh, ekspresi

dan berikan

pasien untuk

wajah, bahasa tubuh dan

ketenangan serta

mengurangi

tingkat aktivitas

rasa nyaman

ansietasnya

menunjukkan tehnik
-

Kaji tingkat
kecemasan

Kriteria Hasil :
-

menunjukkan
berkurangnya kecemasan

Berikan informasi

Membina

Pendampingan

Informasi

tentang

yang

perawatan/keadaa

didapatkan

n anaknya

dapat
membuat klien
merasa lebih
tenang

4. Implementasi
Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan keperawatan.

5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
a. Nutrisi klien tercukupi
20

b. Nyeri klien berkurang


c. Klien bebas dari resiko infeksi
d. Kecemasan klien berkurang

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Necrotizing Enterocolitis merupakan penyakit yang memiliki angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi pada bayi baru lahir, resiko meningkat pada bayi prematur dan bayi
berat lahir sangat rendah. Kelainan ini diduga muncul sebagai akibat dari respon inflamasi
dari suatu iskemia intestinal, kolonisasi bakteri atau dan pemberian makanan enteral. Bayi
prematur berbeda dibandingkan bayi-bayi aterm dan pasien yang lebih besar dalam beberapa
hal antara lain pertahanan tubuh pada sistem pencernaan, motilitas intestinal, pola kolonisasi
bakteri, autoregulasi aliran darah splanknikus, dan regulasi jalur inflamasi.
Bayi prematur menjadi lebih rentan diakibatkan sistem imun yang imatur yang mana
tidak memadai dalam melindungi terhadap organisme patogen. Mencegah prematuritas,
pemberian antibiotik enteral, penggunaan cairan parenteral secara bijak, pemberian IgG dan
IgM enteral, pemberian kortikosteroid antenatal, penundaan atau melambatkan pemberian
makanan pendamping ASI, pemberian ASI dan penggunaan probiotik dapat menjadi
pendekatan yang paling baik dalam mencegah NEC.

3.2 Saran

21

Berdasarkan kesimpulan di atas, penyusun mempunyai saran adalah agar perawat


dapat membantu dalam upaya penyembuhan penderita Necrotizing Enterocolitis dan
agar pembaca dapat mengaplikasikan cara perawatan penderita Necrotizing Enterocolitis.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC

Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan NANDA.Yogyakarta: MediAction

Kitterman, J. 2006. Enterocolitis Necrotizing. Dalam: Buku Ajar Pediatri Rudolph


Vol. 1. Ed 20. Jakarta: EGC

Sukadi, A. 2002. Pedoman Terapi Penyakit Pada Bayi Baru Lahir. Bandung:
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS

https://www.scribd.com/doc/46126530/Necrotizing Enterocolitis

Betz, Cecily Lynn; Sowden, Linda A. (2009). Buku saku keperawatan pediatri. Ed.5.
Jakarta: EGC (alih bahasa: Eny Meiliya).

Caplan, Michael S; Jilling, Tamas. The pathophysiology of necrotizing enterocolitis.

McMillan, Julia A; Feigin, Ralph D; DeAngelis, Catherine; Jones, M.Douglas. (2006).


Oskis pediatrics: principles and practice. Philadelphia: Lippincott Williams &
Willkins.

22

Anda mungkin juga menyukai