Memiliki rumah yang sekadar bersih tak cukup jika Anda ingin terhindari dari
berbagai risiko penyakit akibat penyebaran kuman di rumah. Gaya hidup higienis perlu
menjadi kebiasaan dalam keluarga jika ingin sehat dan meminimalisasi berkembang biaknya
kuman di berbagai benda dan peralatan juga perlengkapan rumah tangga.
Meski begitu, Anda tak lantas perlu bersikap berlebihan dengan menginginkan
segalanya serba steril. Bagaimana pun bakteri akan mudah didapati pada pakaian kotor, pada
permukaan di berbagai peralatan rumah tangga seperti di atas meja makan, di lantai yang
kerap ketumpahan susu atau sisa makanan, pada kain seperti selimut, seprai, sarung bantal,
handuk, gorden yang tak dibersihkan secara teratur berkala.
Kuman atau bakteri berkembang biak melalui berbagai medium di rumah tangga ini.
Terutama bakteri Klebsiella Pneumoniae yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Jika tak dijaga kebersihannnya, berbagai peralatan rumah tangga dari kain memungkinkan
terpapar jenis bakteri ini.
Dokter spesialis infeksi tropis anak dari FKUI dan Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo,dr Hindra Irawan Satari, SpA(K) mengatakan bersih belum tentu steril,
namun Anda perlu mengupayakan agar rumah tangga selalu higienis.
Dr Hindra menjelaskan, higienis merupakan suatu keadaan yang bersih, yang bisa
diterapkan individu akan menciptakan kebesihan di masyarakat.
"Edukasi higienitas diawali di keluarga, oleh para orangtua. Masyarakat bersih cermin
individu bersih, dan ini menjadi kunci untuk sehat. Budaya, perilaku, kebiasaan higienis
harus dibangun di keluarga," jelas dr Hindra yang kini menjabat sebagai Ketua Komite
Pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit ini.
Menerapkan kebiasaan hidup higienis bisa membantu Anda dan keluarga terhindar
dari infeksi bakteri yang merusak jaringan tubuh dan menimbulkan penyakit. Meskipun
rumah tangga tak bisa sepenuhnya steril dari bakteri, tapi setidaknya perilaku hidup higienis
bisa meminimalisasi risiko penyakit karena kuman.
"Kita tak harus steril 100 persen atau tidak perlu terlalu khawatir dengan kuman.
Tidak semua bakteri berbahaya. Makanan yang masuk ke dalam tubuh pun harus dicerna
bakteri, yogurt yang kita makan pun melewati proses fermentasi dengan bantuan bakteri.
Yang perlu dilakukan adalah perilaku higienis agar bakteri tidak menyebabkan penyakit,"
ungkapnya di sela peluncuran pelembut dan pewangi pakaian anti bakteri.
Lantas
apa
yang
harus
kita
lakukan
agar
terhindar
dari
infeksi
bakteri?
Anda dan keluarga bisa mulai hidup lebih higienis untuk mencegah penjalaran kuman.
Fakta dari hasil penelitian International Scientific Forum on Home Hygiene (IFH)
menunjukkan pola hidup higienis di rumah tangga dapat mencegah terjadinya infeksi atau
penyakit.
Penelitian IFH di Kanada, Jepang, Amerika menyimpulkan bahwa bakteri dapat hidup
pada pakaian, maupun peralatan rumah tangga berbahan kain, jika tak terjaga kebersihannya.
Mata rantai penyakit infeksi karena penjalaran bakteri ini dapat diatasi dengan gata hidup
higienis.
Ryan Gene Gaia Sinclair, PhD, MPH, environmental microbiologist dari IFH
mengatakan banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penjalaran bakteri di rumah
tangga. Melakukan pembersihan rutin pada peralatan dan perlengkapan rumah tangga
menjadi langkah utamanya. Selain juga menggunakan disinfektan dalam setiap proses
pembersihan.
"Biasanya kita hanya membersihkan rumah pada bagian tertentu saja, ada bagian yang
tidak tersentuh, di kolong kursi atau meja misalnya, di mana bakteri bisa berkembang biak di
sana. Penyebaran bakteri bisa diminimalisasi dengan rutin membersihkan berbagai peralatan
rumah tangga, dengan maksimal. Selain kebiasaan higienis lain yang perlu dilakukan seperti
cuci tangan, memastikan baju selalu bersih, dan rutin membersihkan perlengkapan rumah
tangga dari bahan," jelasnya.
Standar minimum pencegahan penjalaran bakteri dapat dipraktikkan dengan cara
sederhana yakni menggunakan komponen anti bakteri saat membersihkan berbagai peralatan
dan perlengkapan rumah tangga.
"Utamanya dalam membersihkan perlengkapan rumah tangga berbahan kain, karena
banyak bakteri yang bisa berkembang biak di pakaian," tutur Sinclair.
Kesadaran untuk hidup higienis di rumah tangga ini perlu dimiliki setiap anggota
keluarga Anda. Dengan memahami higienitas di rumah tangga, Anda lebih terlindungi dari
berbagai jenis bakteri yang menyebabkan penyakit, dan dampak jangka panjang dari bakteri
terhadap tubuh.
Risikonya
jenis
bakteri
dan
penyakit
yang
ditimbulkan
akibat
bakteri.
SECARA UMUM
Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada
malam sebelum pengambilan sputum.
Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yangdibatukkan benar-benar
merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupuncampuran antara sputum dan saliva.
Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkansputum.
Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan air dan pasien
harus melepas gigi palsu(bila ada)
Cara membatukkan sputum:Tarik nafas dalam dan kuat (dengan pernafasan dada) batukkan
kuat sputum dari bronkus trakea mulut wadah penampung.Wadah penampung berupa pot
steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium)
Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalahair liur/saliva, maka
pasien harus mengulangi membatukkan sputum.
Sebaiknya,pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus,seperti, butir keju, darah dan
unsur-unsur lain.
Bila sputum susah keluarlakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan
obat glyseril guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat
malam sebelum pengambilan sputum.
10. Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:
-Aspirasi transtracheal
-Bronchial lavage
-Lung biopsy4
Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengandata/keterangan,
baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data yang harus disertakan, yaitu:
1. Data1:Pot/wadah dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct
labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta
dan tanggal pengambilan.
dan
sputum
diambil
dengan
cara
pengambilan
yang
benar.
yang diteliti, dan selama ini dipakai sebagai alat diagnostik. Cara kerja Penelitian
Eksploratif Metode Mendapatkan Kuman Klebsiella pneumoniae. Kuman yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dari penderita pneumonia yang
disebabkan oleh kuman K. pneumoniae yang diisolasi laboratorium Mikrobiologi
Hasil isolasi kuman K. pneumoniae dilakukan perbenihan dengan Biphasic Media
(MH) Sampai terbentuk koloni kuman kira-kira 50 botol yang masingmasing
mempunyai volume 250 ml. Metode Isolasi Protein dari Outer Membrane Protein
Klebsiella pneumoniae (5) Koloni kuman K. pneumoniae yang telah didapatkan
dari perbenihan dilakukan sentrifugasi 6000 rpm selama jam, supernatannya
dibuang
dan
ditambahkan
diambil
pelletnya.
Pellet
nOctyl-B-D-glucopyranoside
disuspensikan
(NOG)
0,5
dengan
dan
PBS
dan
selanjutnya
telur dan kulit kuning telur. Kuning telur disuspensikan dengan cairan buffer A
yang mengandung 10 mM kalium fosfat dan 100 mM NaCl pH 7 sampai volume
mencapai 30 ml. Kemudian dicampur dengan larutan prophylene ethylene glygol
(PEG) 6.000 30 ml 7%. Suspensi disentrifugasi 14.000 selama 10 menit suhu
4oC. Supernatan diambil dan disaring dengan kasa steril. Ditambahkan PEG
padat
sampai
konsentrasi
12%
dan
diaduk
sampai
PEG
larut.
Larutan
disentrifugasi 14.000 g selama 10 menit pada suhu 4oC. Pelet yang mengandung
Imunoglobulin G Yolk sac (IgG Y) disuspensi dengan buffer A dan dicampur
dengan volume yang sama PEG 24 % dalam buffer A. Suspensi disentrifugasi
14.000 g selama 10 menit suhu 4 oC. Pelet dilarutkan dengan buffer A 10 ml
kemudian dilakukan dialisa dalam bufer A semalam. Selanjutnya dilakukan
sentrifugasi 12.000 g selama 10 menit suhu 4oC untuk menghilangkan kotoran.
Supernatan disimpan pada suhu 20 oC disiapkan untuk penelitian selanjutnya.
Metode Western Blotting Metode ini bertujuan untuk menguji apakah antibodi
yang kita dapatkan dari telur ayam merupakan antibodi terhadap OMP dari
Klebsiella pneumonia. Gel elektroforesis tanpa pewarnaan direndam dalam
transfer buffer selama 40 menit. Membran nitroselulosa direndam dalam transfer
buffer selama 40 menit. Filter tebal (2 buah) ditambah Kasa biasa (2 buah)
direndam dalam transfer buffer selama 5 menit.
Susun Sandwich terdiri dari filter tebal 2 buah, kertas saring 2 buah,
Nitrocellulose membrane, gel, kertas saring 2 buah dan filter tebal 2 buah.
Transfer pada 0,3 A, 20 Volt selama 2 jam. Cuci membrane nitroselulosa dengan
aquadest untuk menghilangkan gel yang melekat. Rendam dengan Ponceau 2 %
selama 3 menit. Cuci dengan aquadest sampai warna hilang. Blocking dengan
TBS pH 7,4 dan BSA 3 % selama 2 jam menggunakan shaker pada suhu ruangan.
Tambahkan antibodi primer perbandingan 1: 100 overnight pada suhu 4oC.
Inkubasikan pada suhu ruangan pada shaker selama 2 jam. Cuci dengan TBS 3
kali 5 menit. Tambahkan substrat alkaline phosphatase selama 30 menit dan siap
direkam. Penelitian untuk Uji diagnostik Prosedur Pengecatan (21) Usapkan
sputum pada obyek glass dan keringkan dalam udara. Fiksasi dengan alkohol 96
%. Rehidrasi dengan alkohol bertingkat (80%, 70%, 50%, 30%) masing-masing 3
menit. Cuci dengan PBS pH 7,4 selama 4 menit dan diulang sampai 3 kali. Tetesi
dengan BSA (Bovine Serum Albumin) dan diinkubasi 20 menit, kemudian
keringkan. Tetesi sampel tersebut dengan antibodi primer (IgG Y) dan inkubasi
selama 60-120 menit pada suhu ruangan atau semalam pada suhu 4oC.
Kemudian cuci dengan PBS pH 7,4 selama 2 menit sebanyak 3 kali. Tetesi
adalah
pada
bahan
sputum
yang
mengandung
kuman
K.
Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate) yang dipakai untuk
mengidentifikasi kemampuan bakteri dalam melisiskan sel-sel darah yang terdapat dalam media ini dapat berupa
zona lisis (alfa), (betha), dan (gamma). Bakteri Klebsiella, tumbuh sebagai koloni yang berwarna abu-abu,
smooth, cembung, mucoid atau tidak dan tidak melisiskan darah pada media BAP.
cembung, berwarna merah muda-merah bata. Jika diambil dengan ose, maka akan tertarik karena pada koloni
memiliki kapsul.
3) Identifikasi akhir
Koloni dari media padat diidentifikasi oleh bentuk reaksi biokimia dan tes aglutinasi mikroskop dengans serum
spesifik. (jawetz, et al, 2001). Media yang digunakan untuk reaksi biokimia adalah (Gani A, 2003) :
Triple Sugar Iron agar (TSIA)
Media ini terdiri dari 0,1 % glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa, fernik sulfat untuk pendeteksian produksi H2S,
protein, dan indicator Phenol red.Klebsiella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi
dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali denga adanya phenol red maka terbentuk warna
merah, Klebsiella memfermentasi glukosa yang bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning (Jawtz, et al,
2001).
Sulfur Indol Motility (SIM)
Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S, indol dan
motility dari bakteri. Hampir semua bakteri Klebsiella membentuk indol kecuali tipe pneumonia dan ozaenae.
Motility negatif sesuai dengan morfologi Klebsiella yang tidak memiliki flagella. sedangkan pembentukan
H2S juga tak terlihat pada semua jenisKlebsiella
Citrate
Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan menghasilkan natrium karbonat yang bersifat
alkali, dengan adanya indicator brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru. Pada
bakteri Klebsiella, hanya jenis rhinos yang tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat
hasilnya negative. Sedangkan spesiesKlebsiella lainnya seperti pneumonia, oxytoca, dan ozaenae menunjukkan
hasil positif pada media ini.
Urea
Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia dengan terbentunya wana merah karena
adanya indicator phenol red,Klebsiella pada media urea memiliki pertumbuhan yang lambat memberikan hasil
positif pada pneumonia, oxytoca atau bisa juga ozaenae karenaKlebsiella juga ada beberapa
yang mampu menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.
Methyl red
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri yang memproduksi asam kuat sebagai
hasil fermentasi dari glukosa dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan methyl red.
Hampir semua Klebsiella sp memproduksi asam yang kuat sehingga pada penambahan larutan methyl red
terbentuk warna merah, kecuali padapneumonia dan oxytoca yang juga dapat memberikan hasil negatif
Voges Proskauer
Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl carbinol dari ferentasi glukosa yang dapat diketahui dengan
penambahan larutan voges proskauer, Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak memproduksi acetyl methyl carbinol
sehingga penanaman pada media ini meberikan hasil negative, berbeda dengan
jenis pneumonia dan oxytoca yang mampu memberikan hasil positif pada media ini.
Fermentasi Karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi
maka media terlihat berwarna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Klebsiella spmemfermentasi glukosa,
maltose sedangkan sukrosa tidak difermentasikan pada jenis rhinos atau bisa juga ozaenae