Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

KOLESTEATOMA
Oleh
Thyrister Nina Asarya .S., S. Ked
FAA 111 0046
Pembimbing:
dr. Nuch Sabunga, Sp.THT.KL
Program Pendidikan Profesi Bagian Telinga
Hidung Tenggorok (THT)
Kepala & Leher (KL)
Fakultas Kedokteran UPR/RSUD dr.Doris
Sylvanus Palangkaraya

PENDAHULUAN
Kolesteatoma merupakan tumpukan deskuamasi
keratin dengan epitel skuamosa dilapisan luarnya,
massa tersebut bersifat destruktif dan sebagian besar
ditemukan terletak di telinga tengah dan rongga
mastoid.1
Kolesteatoma pertama kali dijelaskan pada tahun 1829
oleh Cruveilhier, tetapi dinamakan pertama kali oleh
Muller pada tahun 1838, yang dipercaya sebagai suatu
tumor dan salah satu komponen utamanya adalah
kolesterol. Kolesteatoma dapat berkembang dimana
saja dalam bagian sel pneumatisasi dari tulang
temporal, dengan lokasi yang paling sering menjadi
telinga tengah dan mastoid.2

Tentang Kolesteatoma
Insiden kolesteatoma tidak diketahui. Bila didiagnosis kolesteatoma
maka mutlak harus dilakukan operasi tetapi obat-obatan juga dapat
digunakan untuk mencegah infeksi setelah operasi. Pada tahun 1950-an
dan 1960-an, sebuah pendekatan baru diperkenalkan oleh William dan
Howard Otologic DPR Medical Group. Bedah anatomi wajah
digambarkan dan dijelaskan oleh William House, MD, seorang perintis
ahli penyakit telinga dari abad ke-20. Operasi melalui reses wajah
menghasilkan akses ke telinga tengah melalui tulang mastoid tanpa
menghapus dinding kanal posterior. Dengan teknik ini, kolesteatoma
dapat dihilangkan tanpa menghancurkan dinding kanal posterior. 3
Seiring waktu, semakin banyak ahli bedah berusaha untuk membiarkan
dasar-dasar struktur anatomi telinga dan tulang temporal tetap utuh
dengan menjaga keutuhan dinding kanal. Paham yang berupaya untuk
menjaga anatomi di dekat telinga tetap normal mengundang
kontroversi besar. Para ahli bedah cenderung untuk memilih antara
teknik lama canal wall-down atau filosofi baru yaitu, canal wall-up.3,4

Anatomi Telinga
Auris (telinga) dibedakan atas bagian luar, tengah, dan dalam.
Auris berfungsi ganda yaitu untuk keseimbangan dan untuk
pendengaran. Membran timpani memisahkan auris eksterna
dari auris media atau kavum timpani. Tuba auditiva (tuba
Eustachius) menghubungkan telinga dengan nasofaring.3

Telinga Luar
Telinga luar terdiri aurikula, meatus akustikus
eksernus, dan membran timpani. Daun
telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan
kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan
rangka tulang rawan pada sepertiga bagian
luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam
rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya
kira-kira 2,5 3 cm. Pada sepertiga bagian
luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar
serumen dan rambut. Kelenjar keringat
terdapat pada seluruh liang telinga. Pada dua
pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai
kelenjar serumen.3

Telinga Tengah
Auris media terletak di dalam pars petrosa ossis
temporalis. Auris media terdiri dari kavum
timpani, yakni rongga yang terletak langsung di
sebelah dalam membran timpani, dan recessus
epitimpanikus. Ke depan auris media
berhubungan dengan nasofaring melalui tuba
auditiva. Ke arah posterosuperior kavum
timpani berhubungan dengan cellulae
mastoidea melalui antrum mastoideum. Kavum
timpani dilapisi membran mukosa yang
bersinambungan dengan membran mukosa
pelapis tuba auditiva, cellulae mastoidea, dan
antrum mastoideum.

Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang
berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang
terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau
puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan
perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli. 3

Fisiologi Telinga
Fungsi Telinga
Telinga luar berfungsi mengumpulkan
suara dan mengubahnya menjadi energi
getaran sampai ke gendang telinga.
Telinga tengah menghubungkan gendang
telinga sampai ke kanalis semisirkularis
yang berisi cairan. Di telinga tengah ini,
gelombang getaran yang dihasilkan tadi
diteruskan melewati tulang-tulang
pendengaran sampai ke cairan di kanalis
semisirkularis; adanya ligamen antar
tulang mengamplifikasi getaran yang
dihasilkan dari gendang telinga.3

Fisiologi Telinga
Fisiologi Pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya
energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang
ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran
timpani diteruskan ke telinga tengah melalui
rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang
pendengaran dan perkalian perbandingan luas
membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar
yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes
yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga
perilimfa pada skala vestibuli bergerak. 3,5

Mekanisme Penjalaran Impuls Suara di


Telinga

Penyakit pada Telinga


Berdasarkan penyebabnya, penyakit
pada telinga dapat diklasifikasikan
menjadi penyakit telinga kongenital,
trauma, radang/infeksi, metabolik,
neoplasma, vaskuler, dan neurologis.
Kelainan pada telinga dapat
menyebabkan tuli konduktif atau tuli
sensorineural. Tuli konduktif disebabkan
oleh kelainan yang terdapat di telinga
luar atau telinga tengah. Tuli
sensorineural dibagi menjadi tuli
sensorineural koklea dan retrokoklea. 3

Kolesteatoma
Kolesteatoma adalah suatu kista epitelial
yang berisi deskuamasi epitel (keratin).
Deskuamasi terbentuk terus lalu
menumpuk sehingga kolesteatoma
bertambah besar. Istilah kolesteatoma
mulai diperkenalkan oleh Johannes Muller
pada tahun 1838 karena disangka
kolesteatoma merupakan suatu tumor,
yang kemudian ternyata bukan. Beberapa
istilah lain yang diperkenalkan oleh para
ahli antara lain: keratoma (Schucknecht),
squamos eipteliosis (Birrel, 1958),
kolesteatosis (Birrel, 1958), epidermoid

Kolesteatoma
Kolesteatoma terdiri dari epitel skuamosa yang
terperangkap di dalam basis cranii. Epitel skuamosa yang
terperangkap di dalam tulang temporal, telinga tengah,
atau tulang mastoid hanya dapat memperluas diri dengan
mengorbankan tulang yang mengelilinginya. Akibatnya,
komplikasi yang terkait dengan semakin membesarnya
kolesteatoma adalah termasuk cedera dari strukturstruktur yang terdapat di dalam tulang temporal. Kadangkadang, kolesteatoma juga dapat keluar dari batas-batas
tulang temporal dan basis cranii. Komplikasi
ekstratemporal dapat terjadi di leher, sistem saraf pusat,
atau keduanya. Kolesteatoma kadang-kadang menjadi
cukup besar untuk mendistorsi otak normal dan
menghasilkan disfungsi otak akibat desakan massa. 1,4,5

Epidemiologi
Insiden kolesteatoma tidak diketahui, tetapi
kolesteatoma merupakan indikasi yang relatif
sering pada pembedahan otologi. Kematian
akibat komplikasi intrakranial dari
kolesteatoma sekarang jarang terjadi, yang
berkaitan dengan diagnosis dini, intervensi
bedah tepat waktu, dan terapi antibiotik yang
adekuat. Akan tetapi kolesteatoma tetap
menjadi penyebab umum relatif tuli konduktif
sedang pada anak-anak dan orang dewasa. 3

Klasifikasi
Kolesteatoma dapat digambarkan
secara umum dengan adanya
kantong epitel skuamosa yang terisi
debris keratin dalam telinga tengah.
Terdapat 3 tipe yang dikenal yaitu6 :
- Kolesteatoma Kongenital
- Kolesteatoma Akuisital
- Kolesteatoma Akuisital Sekunder

Distribusi kuman dari kavum timpani pada Otitis Media


Supuratif Kronis dengan Kolesteatoma3,4
Jenis Kuman

Jumlah temuan

Pseudomonas aeruginosa

31,5%

Proteus mirabilis

17

58,5%

Difteroid

3,3%

Streptococcus -hemolyticus

3,3%

Enterobacter sp.

3,3%

Patogenesis
Infeksi pada kolesteatoma bukan saja menyebabkan
sklerosis mastoid yang cepat tetapi juga peningkatan
proses osteolitik. Hal ini menimbulkan bahaya perluasan
penyakit ke kanalis semisirkularis, kanalis fasial, atik dan
tegmen mastoid serta lempeng sinus lateralis, dan juga
penghancuran tulang-tulang pendengaran. Kasus-kasus
ini memerlukan diagnosis yang tepat dan tindakan bedah
segera. Bila penyakitnya dibiarkan berjalan dapat
mengakibatkan komplikasi atau destruksi seluruh
mastoid, telinga tengah dan dinding liang telinga posterior
sehingga terjadilah mastoidektomi radikal alami. Ada
kasus yang mencapai keadaan seimbang menjadi tenang
bila tidak diganggu oleh infeksi akut. 7

Presentasi Klinis
Gejala khas dari kolesteatoma adalah otorrhea tanpa rasa nyeri,
yang terus-menerus atau sering berulang. Ketika kolesteatoma
terinfeksi, kemungkinan besar infeksi tersebut sulit dihilangkan.
Karena kolesteatoma tidak memiliki suplai darah (vaskularisasi),
maka antibiotik sistemik tidak dapat sampai ke pusat infeksi pada
kolesteatoma. Antibiotik topikal biasanya dapat diletakkan
mengelilingi kolesteatoma sehingga menekan infeksi dan menembus
beberapa milimeter menuju pusatnya, akan tetapi, pada kolestatoma
terinfeksi yang besar biasanya resisten terhadap semua jenis terapi
antimikroba. Akibatnya, otorrhea akan tetap timbul ataupun berulang
meskipun dengan pengobatan antibiotik yang agresif. 3,4,5
Gangguan pendengaran juga merupakan gejala yang umum pada
kolesteatoma. Kolesteatoma yang besar akan mengisi ruang telinga
tengah dengan epitel deskuamasi dengan atau tanpa sekret
mukopurulen sehingga menyebabkan kerusakan osikular yang
akhirnya menyebabkan terjadinya tuli konduktif yang berat. 3,4

ndikasi dan Kontraindikasi Pembedahan


Hampir semua kolesteatoma harus dibersihkan. Kadangkala dilakukan pengecualian
apabila keadaan umum pasien sangat buruk sehingga membuat prosedur pembedahan
terlalu berisiko. Beberapa pasien yang memiliki kolesteatoma di satu-satunya telinga
yang dapat mendengar, dengan alasan yang rasional, enggan untuk menjalani operasi.
Risiko kehilangan pendengaran akibat dari operasi pengangkatan umumnya lebih kecil
daripada risiko yang berhubungan dengan membiarkan kolesteatoma in situ. 3
Gangguan pendengaran di telinga kontralateral adalah kontraindikasi relatif untuk
pembedahan. Seringkali, kolesteatoma menyebabkan risiko lebih besar untuk sisa
pendengaran daripada pembedahan itu sendiri, dan, lebih sering daripada tidak, operasi
pengangkatan adalah pilihan yang baik bahkan ketika kolesteatoma berada di satusatunya telinga yang dapat mendengar. 3

Pemeriksaan Penunjang
CT scan merupakan modalitas pencitraan pilihan
karena CT scan dapat mendeteksi cacat tulang yang
halus sekalipun. Namun, CT scan tidak selalu bisa
membedakan antara jaringan granulasi dan
kolesteatoma. Densitas kolesteatoma dengan cairan
serebrospinal hampir sama, yaitu kurang-lebih -2
sampai +10 Hounsfield Unit, sehingga efek dari
desakan massa itu sendirilah yang lebih penting dalam
mendiagnosis kolesteatoma.7Gaurano (2004) telah
menunjukkan bahwa perluasan antrum mastoid dapat
dilihat pada 92% dari kolesteatoma telinga tengah dan
92% pulalah hasil CT scan yang membuktikan erosi
halus tulang-tulang pendengaran

Penatalaksanaan
Terapi Medis
Terapi medis bukanlah pengobatan yang sesuai untuk
kolesteatoma. Pasien yang menolak pembedahan atau
karena kondisi medis yang tidak memungkinkan untuk
anestesi umum harus membersihkan telinga mereka
secara teratur. Pembersihan secara teratur dapat
membantu mengontrol infeksi dan dapat
memperlambat pertumbuhan kolesteatom, tapi tidak
dapat menghentikan ekspansi lebih lanjut dan tidak
menghilangkan risiko komplikasi. Terapi antimikroba
yang utama adalah terapi topikal, akan tetapi terapi
sistemik juga dapat membantu sebagai terapi
tambahan.2,3,4

Penatalaksanaan
Terapi Pembedahan
Terapi pembedahan bertujuan untuk mengeluarkan kolesteatoma.
Mastoidektomi adalah prosedur pembedahan untuk menghilangkan
proses infeksi pada tulang mastoid. Tujuan mastoidektomi adalah
menghindari kerusakan lebih lanjut terhadap organ telinga dan
sekitarnya.Dalam keadaan tertentu, ahli bedah dapat membuat
keputusan untuk menggunakan teknik canal wall up atau canal wall
down. Mastoidektomi canal wall up bertujuan membersihkan
kolesteatoma atau jaringan patologik di daerah kavum timpani dan
rongga mastoid dengan mempertahankan keutuhan dinding belakang
liang telinga.Mastoidektomi canal wall down adalah teknik pembedahan
yang dilakukan dengan meruntuhkan dinding posterior liang telinga
menjadi rongga terbuka. Rongga terbuka tersebut dapat ditutup dengan
jaringan kulit atau tulang, atau fasia, atau tidak ditutup. Luas ukuran
rongga sesuai dengan luas sel yang akan dibuang dan dibersihkan,
sesuai dengan area luas pandang yang dibutuhkan dan margin bedah
yang diinginkan. 2,3,4

Prognosis
Mengeliminasi kolesteatoma hampir selalu berhasil, namun
mungkin memerlukan beberapa kali pembedahan. Karena
pada umumnya pembedahan berhasil, komplikasi dari
pertumbuhan tidak terkendali dari kolesteatoma sekarang ini
jarang terjadi.3
Timpanoplasti dinding runtuh menjanjikan tingkat
kekambuhan yang sangat rendah dari kolesteatoma.
Pembedahan ulang pada kolesteatoma terjadi pada 5%
kasus, yang cukup menguntungkan bila dibandingkan tingkat
kekambuhan timpanoplasti dinding utuh yang 20-40%. 3
Meskipun demikian, karena rantai osikular dan/atau
membran timpani tidak selalu dapat sepenuhnya direstorasi
kembali normal, maka kolesteatoma tetaplah menjadi
penyebab umum relatif tuli konduktif permanen. 3

KESIMPULAN
Kolesteatoma adalah suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin)
terdiri dari epitel skuamosa yang terperangkap di dalam basis cranii. Patogenesis
dari terbentuknya kolesteatoma sebenarnya masih belum pasti hingga saat ini.
Sangat penting untuk memiliki pengetahuan dasar yang memadai mengenai
karkteristik anatomi dan fungsional dari telinga tengah untuk mencapai
penatalaksanaan yang memuaskan untuk kolesteatoma. Kunci dari
didapatkannya diagnosis dini dan penatalaksanaan segera yang tepat untuk
kolestatoma adalah evaluai yang hati-hati dan menyeluruh mengenai presentasi
klinis hingga ke pencitraannya.
Penatalaksanaan yang paling sesuai adalah pembedahan dengan tujuan untuk
mengeradikasi penyakit dan untuk mencapai kondisi telinga yang kering dan
aman dari infeksi berulang.
Pendekatan secara bedah harus disesuaikan pada masing-masing pasien sesuai
dengan keadaan umum dan luasnya penyebaran kolesteatoma itu sendiri. Ahli
bedah harus sangat waspada terhadap komplikasi pasca-pembedahan yang
mengancam nyawa ataupun menyebabkan kondisi serius terhadap pasien
seperti cedera nervus fasialis

Terimakasih..
Luv U :*

Anda mungkin juga menyukai