Oleh :
Aditya Fadil Nugroho
(12520010)
Rian Saifulloh
(12520013)
(13520001)
BAB I
PENDAHULUAN
IASB menyatakan bahwa beberapa informasi yang bermanfaat lebih baik
disajikan dalam laporan keuangan dan beberapa lainnya lebih baik disajikan dengan
menggunakan media pelaporan keuangan selain lapiran keuangan. Sebagai contoh,
meskipun laba dan arus kas telah tersedia dalam laporan keuangan, namun para
investor mungkin lebih baik melihat perbandingan hal itu dengan perusahaan lain
dalam industry yang sama, yang bisa ditemui pada artikel berita atau laporan
perusahaan perantara (broker).
Pengertian Disclosure Financial Statement
Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan
(Chariri, Anis dan Ghozali 2007:377). Apabila dikaitkan dengan kata, disclosure
berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data
tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, tujuan dari
pengungkapan tersebut tidak akan tercapai. Apabila dikaitkan dengan laporan
keuangan, disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan
informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha.
Dengan demikian, informasi tersebut harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan
secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil
operasi unit usaha tersebut. Informasi yang diungkapkan harus berguna dan tidak
membingungkan pemakai laporan keuangan dalam membantu pengambilan
keputusan ekonomi. Berapa banyak informasi yang harus diungkapkan tidak hanya
tergantung pada keahlian pembaca, tetapi juga pada standar yang dibutuhkan.
Pengertian pengungkapan dalam laporan keuangan menurut Stice (2000) dalam
Sidharta dan Sherly Christianti (2007), pengungkapan dalam laporan keuangan
adalah pelaporan rinci sebuah transaksi dalam catatan pada laporan keuangan.
Hendriksen (2002:429) mengatakan secara sederhana, pengungkapan dapat diartikan
sebagai pengeluaran informasi (the release of information).
BAB II
ISI
Tujuan Disclosure Financial Statement
Tujuan pengungkapan dalam laporan keuangan menurut (Chariri, Anis dan Ghozali
2007:382), mengungkapkan bahwa tujuan pengungkapan dalam laporan keuangan
adalah:
1. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai
lainnya dalam mengambil keputusan secara rasional.
2. Memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai
lainnya menilai jumlah, pengakuan tentang penerimaan kas bersih.
3. Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan.
4. Menyediakan informasi tentang hasil usaha (performance keuangan) suatu
perusahaan selama 1 periode.
5. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai
kepentingan pemilik.
6. Untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun. Untuk menyediakan
informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar dimasa mendatang.
7. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya
lain Imhof mengatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan
dengan tingkat kelengkapan.
Berapa banyak informasi tersebut harus diungkapkan tidak hanya bergantung pada
keahlian pembaca, akan tetapi juga pada standar yang dibutuhkan (Harahap,
2007:268).
Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu:
1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup),
2. Fair disclosure (pengungkapan wajar),
3. Full disclosure pengungkapan penuh)
Jenis Disclosure
Menurut (Chariri, Anis dan Ghozali, 2007:393), menyatakan ada dua jenis
pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar,
yaitu:
antara partisipan pasar. Kredibilitas dan reabilitas merupakan hal utama yang menjadi
perhatian dalam pengungkapan informasi secara sukarela.
.
MASALAH PENGUNGKAPAN
Pengungkapan Transaksi atau Peristiwa Khusus
Seorang akuntan diharapkan untuk melaporkan substansi ekonomi dan bukannya
format hukum dari transaksi tersebut serta membuat pengungkapan yang memadai.
IASB no 57 mengharuskan pengungkapan berikut untuk transaksi pihak terkait yang
material :
1.
2.
Uraian tentang transaksi (termasuk transaksi di mana tidak ada jumlah atau
jumlah nominal yang terlibat) untuk setiap periode di mana laporan laba rugi
disajikan.
3.
Jumlah uang yang terlibat dalam transaksi untuk setiap periode di mana laporan
Jumlah yang terhutang dari atau kepada pihak terkait pada setiap tanggal neraca
disajikan
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi suatu entitas adalah prinsip serta metode akuntansi spesifik yang
digunakan dan dianggap paling tepat untuk menyajikan laporan keuangan entitas
tersebut secara wajar. Kebijakan itu merekomendasikan bahwa laporan yang
menyebutkan kebijakan akuntansi yang dipakai dan diikuti oleh entitas pelapor juga
harus disajikan sebagai bagian integral dari pelaporan keuangan.
Prinsip-Prinsip Pengukuran
Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan untuk pengungkapan segmen
tidak harus sama dengan prinsip-prinsip yang digunakan untuk membuat laporan
konsolidasi. Fleksibilitas ini mungkin akan tampak seperti inkonsistensi. Namun,
menyiapkan informasi segmen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
merupakan hal yang sulit karena beberapa prinsip tersebut diperkirakan tidak berlaku
pada tingkatan segmen.
Oleh IASB alokasi biaya gabungan, bersama atau biaya yang berlaku untuk
perusahaan secara keseluruhan tidak diperlukan untuk tujuan pelaporan ekstenal.
Biaya bersama adalah biaya yang terjadi karena terciptanya manfaat bagi lebih dari
satu segmen dan karenanya pembagian biaya antarsegmen yang mendapat
manfaat sangat sukar dilakukan secara objektif.
Infromasi Segmen yang Dilaporkan
IASB mengharuskan perusahaan untuk melaporkan :
1.
2.
3.
Aktiva segmen
4.
Rekonsiliasi
5.
6.
Pelanggan utama
Laporan Interim
Laporan Interim adalah laporan yang mencakup periode kurang dari
setahun. Bursa saham, SEC dan profesi akuntansi telah berperan aktif dalam
mengembangkan pedoman untuk penyajian laporan interim. Akan tetapi, karena
sifatnya yang jangka pendek, laporan ini menciptakan kontroversi. Satu pihak (yang
mempunyai pandangan terpisah) percaya bahwa setiap periode interim harus
diperlakukan sebagai periode akuntansi yang terpisah.
Pihak lainnya (yang mempunyai pandangan terpadu) percaya bahwa
laporan interim merupakan bagian integral dari laporan tahunan dan pengangguhan
serta akrual harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi selama satu tahun
penuh.
Jika persediaan LIFO dilikuidasi pada tanggal interim dan diperkirakan akan
diganti kembali sebelum akhir tahun, maka HPP harus mencakup perkiraan biaya
penggantian dasar LIFO yang dilikuidasi dan tidak mempengaruhi likuidasi interim
3.
interim kecuali dianggap bersifat sementara dan tidak ada kerugian yang diperkirakan
untuk tahun fiskanl tersebut
4.
Biaya Iklan dan Biaya Sejenis (Biaya ini harus ditangguhkan dalam periode
interim jika manfaatnya melampaui periode tersebut, sebaliknya biaya-biaya itu harus
dibebankan pada saat terjadi
Beban yang akan Disesuaikan pada Akhir Tahun (Biaya tersebut harus
diestimasi dan dialokasikan ke periode interim dengan cara terbaik yang mungkin
dilakukan)
dalam kuartal di mana hal itu terjadi dan bukannya mencoba beberapa alokasi periode
berganda yang bersifat arbitrer)
Laba Per Saham (Pelaporan Laba per Saham interim melibatkan semua
masalah inheren dalam menghitung dan menyajikan laba per saham tahunan serta
beberapa lainnya)
satu periode yang singkat dari satu tahun sementara beberapa biaya terjadi secara
merata sepanjang tahun tersebut)
BAB III
CONTOH PENGUNGKAPAN PENUH
Pengungkapan Penuh (Full Disclosure) sudah diterapkan di PT.Unilever
Indonesia.Tbk. Dimana PT.Unilever Indonesia Tbk telah mengikuti peraturan yang
ditetapkan dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No.Kep-134/BL/2006. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan
suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan prinsipprinsip pengungkapan penuh (full disclosure). Prinsip pengungkapan penuh (full
disclosure) mengakui bahwa penyajian informasi dalam laporan keuangan baik
jumlah maupun sifat, harus memenuhi kaidah keseimbangan antara manfaat dan
biaya (Suwardjono, 2005).
Dalam Kep.Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan No.Kep-134/BL/2006 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten Atau Perusahaan Publik
disebutkan bahwa bentuk dan isi laporan tahunan terdiri dari item berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
c. Laporan Direksi
e. Analisis dan Pembahasan Manajemen
d. Profil Perusahaan
BAB IV
PEMBAHASAN
PT.Unilever Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang go publik dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan pengungkapan penuh dalam laporan
tahunan (annual report). Dalam Pengungkapan laporan keuangan yang memadai bisa
dicapai melalui penerapaan peraturan yang baik. Pemerintah dalam hal ini telah
menunjuk Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) untuk menyelenggarakan peraturan tersebut bagi para pelaku pasar modal.
Bapepam adalah badan yang ditunjuk untuk mengawasi, mengatur, membuat, dan
mengubah peraturan yang telah ditetapkan di pasar modal.
Peraturan yang ditetapkan di pasar modal termuat dalam Keputusan Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.Kep-134/BL/2006.
Peraturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan
pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip
pengungkapan penuh (full disclosure). Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure)
mengakui bahwa penyajian informasi dalam laporan keuangan baik jumlah maupun
sifat, harus memenuhi kaidah keseimbangan antara manfaat dan biaya (Suwardjono,
2008).
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendalakendala yang dihadapi perusahaan; 2) gambaran tentang prospek usaha; 3)
penerapan tata kelola perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan;
d. Profil Perusahaan
Profil perusahaan PT Unilever memuat hal-hal sebagai berikut: 1) nama dan
alamat perusahaan; 2) riwayat singkat perusahaan; 3) bidang dan kegiatan
usaha perusahaan meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan; 4)
struktur organisasi dalam bentuk bagan; 5) visi dan misi perusahaan; 6) nama,
jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota dewan komisaris; 7) nama,
jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota direksi; 8) jumlah karyawan dan
deskripsi pengembangan kompetensinya, dll.
e. Analisis dan Pembahasan Manajemen
Laporan tahunan PT Unilever memuat uraian singkat yang membahas dan
menganalisis laporan keuangan dan informasi lain dengan penekanan pada
perubahan-perubahan material yang terjadi dalam periode laporan keuangan
tahunan terakhir. Uraian dalam pembahasan manajemen memuat tinjauan
operasi per segmen usaha, antara lain memuat pembahasan mengenai:
Produksi, penjualan/pendapatan usaha, profitabilitas, dan peningkatan
kapasitas produksi. Kemudian analisis kinerja keuangan yang mencakup
perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun
sebelumnya.
f. Tata Kelola Perusahaan
Laporan tahunan PT Unilever memuat uraian singkat mengenai penerapan tata
kelola perusahaan yang telah dan akan dilaksanakan oleh perusahaan dalam
periode laporan keuangan tahunan terakhir. Uraian tata kelola perusahaan PT
Unilever antara lain :
Dewan komisaris, Direksi, Komite Audit, Tugas dan Fungsi Sekretaris
Perusahaan, Uraian Sistem Pengendalian Internal mengenai pelaksanaan
pengawasan intern, penjelasan mengenai mengelola resiko-resiko, uraian
mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berdasar tanggung jawab
sosial (CSR) terhadap masyarakat dan lingkungan.
Daftar Pustaka