Oleh :
MEUTIA WARDHANIE GANIE 060100381
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan
Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
2009
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan
Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
LEMBAR PENGESAHAN
Nama
Nim
060100381
Pembimbing
Penguji
Penguji
ABSTRAK
Latar Belakang, Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular
di berbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR) DBD
meningkat dengan pesat diseluruh belahan dunia. Diperkirakan 50 juta orang terinfeksi DBD
setiap tahunnya dan 2,5 miliar (1/5 penduduk dunia) orang tinggal di daerah endemik DBD.
Fokus penelitian ini adalah manusia yakni usaha Pencegahan penyakit DBD yang dilakukan
keluarga dengan melakukan 3M (Mengubur,Menguras, dan Menutup tempat penampungan air).
Untuk dapat melakukan pencegahan penyakit DBD salah satu faktor yang mempengaruhi adalah
tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Padang
Bulan Kecamatan Medan Baru yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
dan tindakan tentang 3M pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan tahun 2009.
Metode, Penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan besar sampel sebanyak 99
orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Quota sampling. Subjek penelitian adalah
kepala keluarga dan pasangannya sebagai wakilnya. Instrumen dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang berisi 6 item pertanyaan pengetahuan, 5 item pertanyaan sikap, dan 5 item
pertanyaan tindakan.
Hasil, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan
respoden adalah sedang (54,5%), sedangkan untuk tingkat pengetahuan baik (36.4%), dan
tingkat pengetahuan kurang hanya sebagian kecil saja yaitu (9.1%). Untuk penilaian sikap
sebagian besar respoden bersikap Baik (56.6%) terhadap pelaksanaan 3M, Sikap dalam kategori
sedang (43.4%), dan sikap yang termasuk dalam kategori kurang tidak ditemukan pada
responden. Terhadap pertanyaan tindakan sebagian besar tindakan tentang pelaksanaan 3M
respoden termasuk sedang (75.8%), tindakan baik (18.2%), dan tingkat pengetahuan kurang
hanya sebagian kecil saja yaitu (6.1%) .
Kata Kunci : 3M, Pencegahan DBD, Pengetahuan 3M, Demam Berdarah Dengue
ABSTRACT
DESCRIPTIONS OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICE REGARDING
BY USING 3M METHOD (MENGUBUR BARANG BEKAS, MENGURAS DAN MENUTUP
TEMPAT PENAMPUNGAN AIR) AMONG FAMILY AT KELURAHAN PADANG BULAN
YEAR 2009
Background, Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is one of the most serious infectious
diseases across the world. For a decade the prevalence or the incidence rate (IR) of DHF was
increased insidiously. It is approximately 50 million people has been infected by DHF each year
and 2.5 Billion people live in endemic areas. The main objective of this study is the prevention
of DHF by using 3M method (Mengubur Barang Bekas, Menguras, dan Menutup tempat
penampungan air). One of the factors to prevent DHF is acknowledgment, attitude and actions
from families. This study has been conducted at Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan
Baru and to find the actions of 3M on families at Kelurahan Padang Bulan year 2009.
Method, This study is a descriptive study with total sample of 99 respondents. Quota
sampling was chosen on this study. The subjects of this study are head of families and their
spouses as their representatives. The instrument for this study is questionnaire that consisted of 6
items of questions that are focus on acknowledgment, 5 items for attitude and 5 items for actions.
Result, This study showed most of the respondents acknowledgment is medium (54.5%), good
(36.4%), low (9.1%). Most of the respondents attitude is good (56.6%) to 3M method, medium
(43.4%) and no low percentage has been found. Most of the respondents
action is medium (75.8%), good (18.2%) and low (6.1%).
Conclusion, The level of acknowledgment of the families at Kelurahan Padang Bulan is
majority in medium category, level of attitude is good and majority the level of actions towards
3M is medium.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Penyusunan karya tulis ilmiah ini
dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis
memilih judul : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Tindakan tentang 3M ( Mengubur barang
bekas, Menutup, dan Menguras tempat penampungan air ) pada keluarga di Kelurahan Padang
Bulan Tahun 2009.
Penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini, memperoleh
bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak dr. Liberty Sp.B, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam
proses membimbing serta memberi arahan dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.
4. Bapak dr .Alfred C.Satyo, Sp.F, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjukpetunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Bapak Prof.dr.A.Afif Siregar, Sp.A (K), Sp.JP (K). , selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan masukan-masukan untuk penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.
6. Seluruh Dosen dan pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang untuk
semua jasa - jasanya dalam memberikan bantuan selama perkuliahan.
7. Bapak Drs. Marim Karo Karo, selaku Kepala Kelurahan Padang Bulan yang telah
memberikan bantuan dan izin melakukan penelitian di Kelurahan tersebut.
8. Kedua orang tua tercinta, H. Bustamam Ganie S.E dan Dra. Hj. Sri Handriaty terima kasih
atas kasih sayang, doa, motivasi dan dukungannya secara moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.
9. Terima kasih buat adikkku tersayang Muhammad Siddiq dan Mila Lailyana atas doa dan
bantuannya selama ini, semoga pengorbanan kita akan memberikan kesuksesan di kemudian
hari nantinya.
10. Teman-temanku : Dina, Derry, Eka, Duma, Deshinta, Amir, Aziela, Afif, Rocky, Wina,
Deshinta dan semua teman-teman seangkatan stambuk 2006 serta yang lainnya yang tidak
tersebutkan terima kasih atas persahabatan dan dukungannya selama ini kepada penulis.
Penulis menyadari penelitian ini terdapat banyak kekurangan dan penulis mengharapkan
semoga karya tulis ilmiah ini akan bermanfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan
kemajuan Civitas Akademika.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan..................................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................... iii
ABSTRACT..................................................................................................iv
Kata Pengantar............................................................................................ v
Daftar Isi.......................................................................................................viii
Daftar Tabel..................................................................................................x
Daftar Gambar.............................................................................................xii
Daftar Lampiran..........................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
10.1..........................................................................................................Latar Belakang
10.2..........................................................................................................Rumusan Masalah
10.3..........................................................................................................Tujuan Penelitian
10.4..........................................................................................................Manfaat Penelitian 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................5
2.1 Demam Berdarah Dengue.................................................................5
2.1.1 Definisi.
2.1.2 Etiologi.
2.2 Perilaku.........................................................................................14
2.2.1 Pengetahuan.
15
2.2.2 Sikap.
17
2.2.3 Tindakan...
18
19
22
22
23
23
25
25
26
28
29
34
35
5.2. Pembahasan...................................................................................... 36
5.2.1. Identitas Responden...........................................................36
5.2.2. Pengetahuan Responden .....................................................
36
38
41
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
19
Tabel 5.3.
Tabel 5.4.
29
Tabel 5.5.
Tabel 5.6.
24
Tabel 5.7.
30
Tabel 5.8.
31
Tabel 5.9.
32
Tabel 5.10.
32
Tabel 5.11.
33
Tabel 5.12.
Tabel 5.13.
35
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar 2.1.
JUDUL
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
Kuesioner Penelitian
LAMPIRAN III
Informed Consent
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V
LAMPIRAN VI
Master Data
Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner
LAMPIRAN VII
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun kebijakan pembangunan kesehatan baru
yaitu gerakan pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia
sehat 2010. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, Bangsa dan Negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik
Indonesia (Depkes RI,1999).
Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular di berbagai
belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR) DBD meningkat dengan
pesat diseluruh belahan dunia. Diperkirakan 50 juta orang terinfeksi DBD setiap tahunnya dan
2,5 miliar (1/5 penduduk dunia) orang tinggal di daerah endemik DBD.
Pada tahun 2007, dalam angka Case Fatality Rate (CFR) untuk kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) Indonesia menempati urutaan ke empat di ASEAN dengan CFR 1.01 setelah
Bhutan, India, dan Myanmar. Sampai bulan September 2008, didapatkan CFR untuk kasus DBD
menurun menjadi 0.73, namun naik menjadi peringkat ke dua di ASEAN setelah Bhutan
(WHO,2008).
Penyakit DBD pertama kali ditemukan di Indonesia yaitu di Surabaya dan Jakarta pada
tahun 1968, akan tetapi informasi virologist baru didapat pada tahun 1972. Sejak ditemukannya
penyakit DBD pertama kali, jumlah kasus terus meningkat disemua daerah di Indonesia (Depkes
RI,2003).
Angka insiden DBD di Kota Medan selama enam tahun terakhir ini menunjukkan adanya
peningkatan setiap tahunnya yaitu dari 11,8 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 menjadi 31,7
per 100.000 penduduk pada tahun 2003 menjadi 39,1 per 100.000 penduduk pada tahun 2004
dan terus melonjak tajam menjadi 97,6 per 100.000 penduduk pada tahun 2005 kemudian
menurun menjadi 62,8 per 100.000 penduduk, pada tahun 2006 kemudian meningkat lagi
menjadi 95,8 per 100.000 penduduk pada tahun 2007 (Dinkes Medan,2008).
Distribusi DBD pada periode 1 januari 2007 sampai dengan Desember 2007 di lima
kecamatan yang tertinggi antara lain: Medan Perjuangan (154 kasus), Medan Tembung (122
kasus), Medan Johor (122 kasus), Medan Selayang (124 kasus), Medan Sunggal (168 kasus),
Medan Helvetia (218 kasus). Sedangkan periode 1 januari 2008 sampai dengan mei 2008
kecamatan yang tertinggi kasus DBDnya adalah kecamatan Medan Sunggal (61 kasus) dan
kecamatan Medan Helvetia (59 kasus). Distribusi DBD pada periode 1 Januari 2008 sampai
dengan Desember 2008 di lima kecamatan tertinggi antara lain:Medan Helvetia (181 kasus),
Medan Johor (173 kasus), Medan Kota (127 kasus),Medan Sunggal (125 kasus ), Medan Baru
( 110 kasus ) data ini bisa terlihat pada lampiran 5 (Dinkes Medan, 2009).
Sehubungan dengan belum ditemukannya obat yang mampu membunuh virus dengue ini,
serta belum adanya vaksin yang efektif untuk mencegahnya, maka pencegahan penyebaran
penyakit ini lebih ditujukan kepada pemberantasan vektornya. (Depkes RI,1995).
Cara yang paling tepat untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan
memberantas jentik nyamuk ditempat perkembangbiakannya. Pemberantasan sarang nyamuk
DBD (PSN-DBD) dapat dilakukan dengan metode 3M serta teknik abatesasi. Adapun program
3M itu terdiri atas: menguras bak mandi seminggu sekali, menutup tempat penampungan air baik
didalam maupun diluar rumah serta mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air
1.2.
Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai 3M (Menutup Tempat
Penampungan Air, Mengubur barang bekas, Menguras Tempat Penampungan Air) pada keluarga
di Kelurahan Padang Bulan tahun 2009.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.4
Manfaat Penelitian
tropis
pencegahannya.
yakni
Demam
Berdarah
Dengue
khususnya
mengenai
cara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Demam Berdarah Dengue
2.1.1. Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk tersebut hidup dan
berkembang biak disekitar rumah dan tempat kerja (Depkes RI,2004). Penyakit ini dapat diderita
oleh anak maupun oleh orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang
biasanya memburuk setelah dua hari pertama.
2.1.2. Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah Virus Dengue yang termasuk
kelompok B Arthropod Borne Virus ( Arboviruses ) yang sekarang dikenal sebagai genus
Flavivirus, family Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis streotipe, yaitu ; DEN-1, DEN-2, DEN-
3, DEN-4. Infeksi salah satu streotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotype yang
bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap streotipe lain sangat
kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotype lain tersebut.
Keempat serotype virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Serotype
DEN-3 merupakan serotype yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan gejala
klinis (Depkes RI, 2004).
Telur
Telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk elips atau oval memanjang, warna hitam,
ukuran 0.5-0.8 mm, permukaan poligonal, tidak memiliki alat pelampung, dan diletakkan
satu per satu pada benda- benda yang terapung atau pada dinding bagian dalam tempat
penampungan air (TPA) yang berbatasan langsung dengan permukaan air. Dilaporkan
bahwa dari telur yang dilepas, sebanyak 85% melekat di dinding TPA, sedangkan 15%
lainnya jatuh ke permukaan air. Telur nyamuk Aedes aegypti di dalam air dengan suhu
20-40
b.
akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari (Soegeng, 2006).
Larva
Larva nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu-bulu
sederhana yang tersusun secara bilateral simetris. Larva ini dalam pertumbuhan dan
perkembangannya mengalami 4 kali pergantian kulit, dan larva yang terbentuk berturutturut disebut larva instar I, II, III, IV. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata
majemuk, Larva ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis
negatif, dan waktu istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus dengan bidang
permukaan air. Pada kondisi optimum, larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 4-9
hari (Soegeng, 2006).
c.
Pupa
Pupa nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian
kepala
sampai dada lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga tampak
seperti tanda baca koma. Pada bagian punggung dada terdapat alat pernafasan seperti
terompet. Pada ruas perut ke-8 terdapat sepasang alat pengunyah yang berguna untuk
berenang. Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu di nomor 7 pada ruas perut
ke-8 tidak bercabang. Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah
bila dibandingkan dengan larva. Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang
permukaan air. Pupa berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam 2-3 hari (Soegeng,
2006).
d.
Dewasa (Imago)
Nyamuk dewasa Aedes aegypti keluar dari pupa melalui celah antara kepala dan
dada. Nyamuk dewasa betina yang menghisap darah manusia untuk keperluan
pematangan telurnya. Nyamuk ini menyerang manusia dari bagian bawah atau belakang
tubuh mangsanya. Umur Aedes aegypti di alam bebas sekitar 10 hari. Umur ini telah
cukup bagi nyamuk ini mengembangkan Virus Dengue menjadi jumlah yang lebih
banyak dalam tubuhnya (Soegeng, 2006).
manusia baik secara langsung yaitu setelah menggigit orang yang mengalami viremia atau tidak
secara langsung yaitu setelah mengalami masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari. Pada
manusia diperlukan waktu 4-6 hari (intrinsic incubation period) sebelum menjadi sakit setelah
virus masuk ke dalam tubuhnya. Pada nyamuk, sekali virus dapat masuk ke dalam tubuhnya,
maka nyamuk tersebut dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Penularan dari
manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul
(Hadinegoro,1999).
Seseorang yang didalam darahnya mengandung Virus Dengue merupakan sumber
penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Virus Dengue berada dalam darah selama 47 hari mulai 1-2 hari sebelum demam.
Bila seorang penderita digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap
masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di
berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah
menghisap darah penderita, virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya
(Depkes RI, 1992).
b.
1)
2)
Sekolah :
a)
b)
Merupakan kelompok umur yang paling susceptible untuk terserang penyakit DBD.
Rumah sakit/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya: orang datang dari
berbagai wilayah dan kemungkinan diantaranya adalah penderita DBD, Demam Berdarah
Dengue atau carier Virus Dengue.
3)
4)
Pemukiman baru di pinggir kota: karena di lokasi ini penduduk umumnya berasal dari
berbagai wilayah, maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang
membawa tipe Virus Dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi asalnya.
nN NYAMUK
DEWASA
Kimia
JENTIK
NYAMUK
gan PSN
D
en
Biologi
Fisik
Dengan Insektisida
Adapun yang dimaksud dengan pencegahan dengan menggunakan insektisida
adalah dengan cara fogging. Sistem ini menghasilkan fog dengan cara memecahkan
tetesan larutan racun serangga oleh dorongan atau hantaman gas panas, sehingga menjadi
butiran (droplet) larutan serangga yang sangat kecil dan terkumpul merupakan fog kabut.
Ukuran droplet tersebut berkisar antara 5-100 mikrometer. Insektisida yang digunakan
dalam system thermal fogging biasanya dilarutkan dalam minyak solar atau minyak tanah
biasa. Sasaran fogging adalah rumah atau bangunan dan halaman atau pekarangan
sekitarnya. Waktu operasi pagi hari atau sore hari untuk pengendalian nyamuk Aedes,
karena puncak aktivitas menggigit Aedes pagi hari atau sore hari. Namun pemakaian
insektisida tidak mungkin dilakukan terus-menerus, sebab selain mahal, dapat mencemari
lingkungan dan menyebabkan munculnya generasi nyamuk yang resisten terhadap
insektisida yang bersangkutan (Agriculture, fisheries and conservation Departement
Hongkong,2006).
b.
Tanpa Insektisida
Cara yang paling penting dalam pengendalian vektor adalah penatalaksanaan
lingkungan dengan suatu pandangan untuk mencegah atau mengurangi perkembangan
vektor dan kontak manusia-vektor- patogen. Pemberantasan terhadap jentik (larva) Aedes
aegypti yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dilakukan
dengan cara :
1.
Kimia
( 1 sendok makan rata) residu 3 bulan. Selain itu dapat digunakan pula Bacillus
thuringlensis var, israeliensis (btl) atau golongan insect growth regulator (Depkes
RI,1992).
2.
Biologi
Intervensi yang didasarkan pada pengenalan organisme pemangsa, parasit, yang
bersaing dengan atau cara penurunan jumlah Aedes aegypti masih menjadi percobaan,
dan informasi tentang keampuhannya didasarkan pada hasil operasi lapangan yang
berskala kecil.
Cara yang bisa digunakan adalah dengan memelihara :
a) Ikan gambusia affinis dan poicilia reticulate sebagai predator (pemakan larva nyamuk)
b) Mesocyclop aspericornis sebagai predator larva stadium 1
c) Larva toxorhynchites sp. Sebagai predator larva stadium instar 1,2,3 larva Aedes
d) Endotoksin bacillus thuringienis var. israelensis serotip H-14 sebagai biolarva terhadap
Aedes dan Anopheles.
e) Hormon yang dapat menghambat perkembangan nyamuk atau insect Growth Regulator
(IGR) seperti pyriproxyfen. Pyriproxyfen ini dapat menghambat perkembangan nyamuk
Aedes.
Kerugian dari tindakan pengendalian biologis mencakup mahalnya pemeliharaan
organisme,
kesulitan
dalam
penerapan
dan
produksinya
serta
keterbatasan
penggunaannya pada tempat-tempat yang mengandung air dimana suhu, pH, dan polusi
organik dapat melebihi kebutuhan sempit agen, juga fakta bahwa pengendalian biologis
ini hanya efektif terhadap tahap imatur dari nyamuk vektor (WHO,1999)
3.
Fisik
Manajemen
lingkungan
mencakup
semua
yang
dapat
mencegah
atau
Perubahan habitasi atau perilaku manusia : upaya untuk mengurangi kontak antara
manusia dan vektor.
Di Indonesia metode ini lebih dikenal sebagai metode Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) atau 3M (Menutup tempat penampungan air, Mengubur
Barang-barang bekas,Menguras bak mandi), (WHO, 2004).
Adapun titik fokus dalam Manajemen lingkungan adalah:
a)
Modifikasi Lingkungan
Tanki atau reservoir diatas atau bawah tanah harus anti nyamuk
b)
Manipulasi Lingkungan
kembali.
Jebakan semut untuk melindungi rak penyimpanan makanan dapat ditambahkan garam
dapur atau minyak.
Manajemen Ban
Ban bekas kendaraan meruapakan lokasi utama perkembangbiakan nyamuk Aedes
sehingga menimbulkan satu masalah kesehatan masyarakat yang penting. Depot ban
bekas harus tertutup untuk mencegah tergenangnya air hujan dalam ban. Ban bekas juga
bisa kita daur ulang untuk menghindari ban menjadi sarang nyamuk.
c)
Pakaian pelindung
Pakaian mengurangi resiko tergigit nyamuk jika pakaian itu cukup tebal atau longgar.
Baju lengan panjang dan celana panjang dengan kaus kaki dapat melindungi tangan dan
kaki, yang merupakan tempat yang paling sering terkena gigitan nyamuk. Menambahkan
zat kimia pada pakaian, misalnya dengan permentrin, merupakan tindakan yang sangat
efektif untuk mencegah gigitan nyamuk.
Penolak serangga
Dari semua cara pengendalian tersebut diatas tidak ada satupun yang paling unggul. Untuk
menghasilkan cara yang efektif maka dilakukan kombinasi dari beberapa cara tersebut diatas.
Tapi yang paling penting diatas semua cara tersebut adalah menggugah dan meningkatkan
kesadaran masyarakat agar mau memperhatikan kebersihan lingkungannya dan memahami
tentang mekanisme terjadinya penularan penyakit DBD, sehingga dapat berperan secara aktif
menanggulangi penyakit DBD (WHO, 2004).
Penyuluhan kesehatan sangat penting dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.
Sementara itu perubahan perilaku manusia memerlukan proses yang panjang berkelanjutan.
Penyuluhan perorangan maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat harus
diprioritaskan, terutama didaerah endemis dan wilayah resiko tinggi terjangkit DBD. Penyuluhan
kesehatan dilaksanakan melalui saluran komunikasi personal, kegiatan kelompok, dan berbagai
media massa (Depkes RI, 2004).
2.2. Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas daripada
manusia itu sendiri. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah
apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara
tidak langsung.
Menurut Robert Kwick (1974) dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku
adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan
tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk
menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku
manusia.
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health
related behavior) sebagai berikut:
a)
Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk
juga
Perilaku sakit (illness behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan
kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk disini juga kemampuan atau pengetahuan
individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha-usaha
mencegah penyakit tersebut.
c)
Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini
disamping berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh
terhadap orang lain, terutama kepada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan
tanggung jawab terhadap kesehatannya.
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk
kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari:
a.
b.
Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude).
c.
Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi
pendidikan yang diberikan (practice).
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada
domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa
materi atau objek di luarnya.
2.2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Manusia memiliki rasa ingin tahu, lalu
ia mencari, hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah yang dinamakan pengetahuan.
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam
melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif
merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behavior).
Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu rangsangan dapat
diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni:
a. Tahu (Know)
Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke
dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu
merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui.
Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi
yang sebenarnya.
d. Analisis (Analysis)
Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen,
dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis (Synthesis)
Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo,
2005).
2.2.2. Sikap
Sikap (attitude) menurut Sarwono (2003) adalah kesiapan atau kesediaan seseorang untuk
bertingkah laku atau merespons sesuatu baik terhadap rangsangan positif maupun rangsangan
negatif dari suatu objek rangsangan. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk berperilaku.
Merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai
tingkah laku yang tertutup.
Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai
pokok, yakni:
a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Sikap
terdiri dari berabagai tingakatan, antara lain :
a. Menerima (Receiving)
Mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala
resiko.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak. Secara langsung
dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu objek. Orang lain
berperilaku bertentangan dengan sikapnya, dan bisa juga merubah sikapnya sesudah yang
bersangkutan merubah tindakannya. Namun secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa
perubahan sikap merupakan loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku.
2.2.3. Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan.
Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :
a. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatau sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indicator raktek tingkat dua.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1.
Kerangka Konsep
PENGETAHUAN
3M
SIKAP
(Mengubur,Menutup, Menguras)
TINDAKAN
3.2.Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel
Definisi operasional
o.
1.
3M
Mengubur
barang
Cara
Hasil
Skala
Ukur
Ukur
Ukur
bekas, kuesio
Menguras
tempat
penampungan air).
2.
Keluarga
perwakilannya
jika
Pengetah
1:Baik
Ordi
uan
responden
2:
nal
tentang
(Mengubur,
3M oner
Menutup,
Menguras)
Sedang
3:
Kurang
Sikap
Tanggapan
responden
atau
reaksi Kuesi
tentang
3M oner
(Mengubur,Menutup, Menguras)
1: Baik
Ordi
2:
nal
Sedang
3:
Kurang
Tindakan
Segala
sesuatu
yang
1:Baik
Ordi
2:
nal
Sedang
tentang
3:
3M
telah Kuesi
(Menguras,
Menutup, Mengubur)
3.3.
Aspek Pengukuran
3.3.1.
Pengetahuan
Kurang
Baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya tentang 3M (skor
jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4).
b.
c.
jawaban
3.3.2. Sikap
Sikap diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman, Responden
yang menjawab benar akan diberi skor 1, sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0, sehingga
skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 5 (Riduwan, 2005).
Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang, dengan definisi sebagai berikut
: (Pratomo, 1986)
a.
Baik, apabila responden memiliki sikap yang baik terhadap sebagian besar atau
seluruhnya tentang 3M (skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4).
b.
Sedang, apabila responden memiliki sikap yang baik terhadap sebagian tentang 3M (Skor
jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 2-4).
c.
Kurang, apabila responden memiliki sikap yang baik terhadap sebagian kecil tentang
3M(skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu<2).
3.3.3. Tindakan
Tindakan diukur melalui 5 pertanyaan, responden yang menjawab benar akan diberi skor
1 sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai
responden adalah 5.
Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut:
a.
Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4.
b.
Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 2-4.
c.
Kurang, apabila skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu <2.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.3.2. Sampel
Pengambilan Sampel menggunakan cara Quota Sampling, semua subjek yang memenuhi
kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian hingga jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi
(Sastroasmoro,2008).
Kriteria inklusi yang digunakan adalah :
a.
b.
a.
b.
n=
keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan yakni 0,1
Setelah dilakukan perhitungan dengan diketahui jumlah populasi pada Kelurahan Padang
Bulan adalah berjumlah 2575 kepala keluarga maka didapati besar sampel sebanyak 99 orang.
itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,2005). Uji coba
dilakukan terhadap kuesioner pengetahuan, dan sikap. Uji tersebut dilakukan terhadap 20 orang
responden yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Responden yang
dijadikan sampel untuk uji validitas ini terdiri dari beragam tingkat pendidikan dimulai dari guru,
pedagang, ibu rumah tangga, dan petugas kesehatan yang berada di Kelurahan Sei.Sikambing CII Medan Kecamatan Medan Helvetia.
Hasil uji validitas dan reliabilitas akan di sajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Data Hasil Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Total
Variabel
Nomor
Pertanyaa
Pearson
Correlation
Status
Alph
a
Status
0.622
Reliabel
n
Pengetahuan 1
0.464
Valid
0.446
Valid
Reliabel
0.510
Valid
Reliabel
0.676
Valid
Reliabel
0.451
Valid
Reliabel
0.477
Valid
Reliabel
0.518
Valid
0.652
Valid
Reliabel
0.486
Valid
Reliabel
10
0.579
Valid
Reliabel
Sikap
0.728
Reliabel
11
0.518
Valid
Reliabel
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan 23 item yang diuji validitas dan
reliabilitasnya, dimana pertanyaan tersebut bersumber dari penelitian-penelitian sebelumnya dan
hasil rancangan dari peneliti sendiri didapatkan jumlah item pertanyaan yang valid dan reliabel
sebanyak 11 item, dengan 6 item untuk pertanyaan pengetahuan dan 5 item untuk pertanyaa
sikap. Selanjutnya peneliti menambahkan 5 pertanyaan yang merupakan pertanyaan untuk
mengukur tindakan. Sehingga total jumlah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut
adalah 16 pertanyaan.
tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap
ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan
menggunakan program SPSS versi 12.0, tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu
mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Hasil
penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
b.
c.
d.
Hasil pengumpulan data dari bapak-bapak dan ibu-ibu yang digunakan sebagai responden
melakukan wawancara dalam bentuk kuesioner di Kelurahan Padang Bulan Medan dapat
disajikan dalam bentuk kuesioner di Kelurahan Padang Bulan Medan dapat disajikan dalam
bentuk sebagai berikut :
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Tingkat Usia Di Kelurahan
Padang Bulan Medan Tahun 2009
Responden
RENTANG USIA
Frekuensi
20 Tahun 30 Tahun
19
19.2
31 Tahun 40 Tahun
30
30.3
41 Tahun 50 Tahun
23
23.2
51 Tahun 60 Tahun
12
12.1
61 Tahun 70 Tahun
9.1
71 Tahun 80 Tahun
6.1
Jumlah
99
100
Dari tabel 5.1 terlihat bahwa sebagian besar responden adalah berusia antara 31
tahun s/d 40 tahun (30.3%) yang kemudian berusia antara 41 tahun s/d 50 tahun (23.3%),
usia 20 tahun s/d 30 tahun (19.2%), usia 51 tahun s/d 60 tahun (12.1%), usia 61 tahun s/d
70 tahun (9.1%), usia 71 tahun s/d 80 tahun (6.1%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Kelurahan
Padang Bulan Medan Tahun 2009
No
Responden
JENIS KELAMIN
Frekuensi
Wanita
68
68.7
Pria
31
31.3
JUMLAH
99
100
Dari tabel 5.2 terlihat bahwa sebagian besar responden adalah Wanita ( 68.7%) dan
selebihnya adalah Pria (31.3%).
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi dan Distribusi Responden Menurut Pendidikan Di Kelurahan Padang
Bulan Medan Tahun 2009
No
Responden
PENDIDIKAN
Frekuensi
Tidak tamat SD
4.0
SD/Sederajat
10
10.1
SMP/Sederajat
24
24.2
4
5
SMA/Sederajat
Akademi
37
3
37.4
3.0
Perguruan Tinggi
21
21.2
Jumlah
99
100
Dari tabel 5.3 terlihat bahwa sebagian besar besar responden adalah berpendidikan SMA
(37%) yang kemudian berpendidikan SMP (24.2%), SD (10.1%), Perguruan Tinggi (21.2%), dan
responden yang berpendidikan Akademi (3.0%) serta yang tidak tamat SD (4.0%).
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Di Kelurahan
Padang Bulan Medan Tahun 2009
No
Responden
JENIS PEKERJAAN
Frekuensi
Tidak Bekerja
52
52.5
Wiraswasta
21
21.2
Bidang jasa
3.0
Bidang kesehatan
2.0
5
6
Pedagang
Jumlah
9
12
9.1
12.1
99
100
Dari tabel 5.4 terlihat bahwa sebagian besar responden Tidak bekerja (52.5%), Wiraswasta
(21.2%), Pedagang (12.1%), Bidang Jasa (3%), Bidang Pendidikan & Pemerintahan ( 9.1%).
5.1.3. Pengetahuan Responden
Dari tabel 5.5 terlihat bahwa pada pertanyaan pertama responden lebih banyak menjawab
dengan Benar (67.7%), Menjawab Salah (32.3%). Untuk pertanyaan kedua yang Menjawab
Benar (28.3%), yang menjawab Salah (71.1%). Pada pertanyaan ketiga yang menjawab Benar
(56.6%), Yang menjawab Salah 43.3%). Pada pertanyaan keempat yang menjawab dengan Benar
(97.0%), yang menjawab Salah (3.0%), pada pertanyaan kelima yang menjawab dengan Benar
(68.7%), Yang menjawab Salah (31.3%). Dan untuk pertanyaan Keenam Benar (61.6%), Yang
menjawab Salah (38.4%).
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan
Pengetahuan Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009
No
Responden
Pertanyaan
Pengetahuan
BENAR
Frekuensi
SALAH
%
Frekuensi
Pertanyaan 1
67
67.7
32
32.3
Pertanyaan 2
28
28.3
71
71.1
Pertanyaan 3
56
56.6
43
43.3
Pertanyaan 4
96
97.0
3.0
Pertanyaan 5
68
68.7
31
31.3
Pertanyaan 6
61
61.6
38
38.4
Tabel 5.6
Distribusi
Frekuensi
dan
Persentasi
Tingkat
Pengetahuan
Responden
Responden
Pengetahuan
Baik
Frekuensi
36
36.4
Tentang
Sedang
54
54.5
Kurang
9.1
Jumlah
99
100
Dari tabel 5.6 terlihat bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan respoden adalah
Sedang (54,5%), Tingkat Pengetahuan Baik (36.4%), dan tingkat pengetahuan Kurang
hanya sebagian kecil saja yaitu (9.1%).
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Sikap Tentang
Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009
Responden
No
Pertanyaan Sikap
Pertanyaan 1
BENAR
SALAH
Frekuensi
Frekuensi
84
84.8
15
15.2
Pertanyaan 2
84
84.8
15
15.2
Pertanyaan 3
74
74.7
25
25.3
Pertanyaan 4
95
96.0
4.0
Pertanyaan 5
96
97.0
3.0
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Sikap Responden Tentang
Pelaksanaan
Sikap
Baik
56
56.6
Sedang
43
43.4
Jumlah
Frekuensi
99
100
Dari tabel 5.8 terlihat bahwa sebagian besar sikap respoden adalah Baik (56.6%),
Sikap dalam skala Sedang (43.4%), dan sikap yang termasuk dalam skala kurang tidak
ditemukan pada responden.
Tabel 5.9
Responden
Pertanyaan
Tindakan
BENAR
SALAH
Frekuensi
Frekuensi
Pertanyaan 1
50
50.5
49
49.5
Pertanyaan 2
44
44.4
55
55.6
Pertanyaan 3
78
78.8
21
21.2
Pertanyaan 4
73
73.7
26
26.3
Pertanyaan 5
85
85.9
14
14.1
Dari tabel 5.9 terlihat bahwa pada pertanyaan pertama responden lebih banyak menjawab
dengan Benar (50.5%), Menjawab Salah (49.5%). Untuk pertanyaan kedua yang Menjawab
Benar (44.4%), yang menjawab Salah (55.6%). Pada pertanyaan ketiga yang menjawab Benar
(78.8%), Yang menjawab Salah (21.2%). Pada pertanyaan keempat yang menjawab dengan
Benar (73.7%), yang menjawab Salah (26.3%), pada pertanyaan kelima yang menjawab dengan
Benar (85.9%), Yang menjawab Salah (14.1%).
Tabel 5.10
Responden
Tindakan
Frekuensi
Baik
18
18.2
Sedang
75
75.8
Kurang
6.1
99
100
Jumlah
Dari tabel 5.10 terlihat bahwa sebagian besar tindakan respoden adalah Sedang
(75.8%), Tindakan Baik (18.2%), dan tingkat pengetahuan Kurang hanya sebagian kecil
saja yaitu (6.1%) .
Tabel 5.11
Tindakan Baik
Pengetah
uan
Frekuensi
Tindakan Sedang
Tindakan
Kurang
Frekuensi
Frekuensi
Baik
13.9
28
77.8
8.3
Sedang
11
20.4
41
75.9
3.7
Kurang
22.2
66.7
11.1
Dari tabel 5.11 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik
menunjukkan tindakan baik (13.9%) dan Sedang (77.8%) serta responden yang Tindakannya
Kurang (8.3%). Responden dengan tingkat pengetahuan Sedang dengan Tindakan baik (20.4%),
dengan tindakan sedang (75.9%), dan dengan tindakan yang kurang (3.7%). Responden dengan
tingkat Pengetahuan Kurang dengan Tindakan baik (22.2%), tindakan sedang (66.7%), tindakan
kurang (11.1%).
Tabel 5.12
Sikap Baik
Pengetahuan
Frekuensi
Sikap Sedang
%
Frekuensi
Jumlah
Baik
27
75.0
25.0
36
Sedang
26
48.1
28
51.9
54
Kurang
33.3
66.7
Jumlah
56
43
99
Tabel 5.13
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubungan Tindakan dan Sikap Responden Tentang
Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009
No
Sikap Baik
Tindakan
Frekuensi
Sikap Sedang
%
Frekuensi
Jumlah
Baik
10
17.9
18.6
18
Sedang
42
75.0
33
76.7
75
Kurang
7.1
4.7
Jumlah
56
43
99
Dari tabel 5.13 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat tindakan baik menunjukkan
sikap baik (17.9%), dan dengan sikap sedang (18.6%). Responden dengan tindakan sedang
menunjukkan sikap baik (75.0%) dan yang menunjukkan sikap sedang (4.7%). Responden
dengan tingkat pengetahuan kurang menunjukkan sikap baik ( 7.1%) dan yang menunjukkan
sikap kurang (4.7%).
5.2. Pembahasan
5.2.1. Identitas Responden
Dalam penelitian ini pada tabel 5.2 terlihat bahwa kelompok responden yang terbesar
adalah kaum wanita yang rata-rata berstatus sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja).
Responden pada penelitian ini pendidikan terakhirnya yang paling banyak adalah SMA yaitu
sebesar 37.4%, kemudian yang berpendidikan SMP sebanyak 24 orang (24.2%), yang
berpendidikan SD sebanyak 10 orang (10.1%), selanjutnya yang berpendidikan Akademi
terdapat 3 orang (3.0%), dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 21 orang (21.2%),
serta yang tidak tamat SD sebanyak 4 orang (4.0%) dapat dilihat pada tabel 5.3.
Sedangkan pekerjaan responden pada tabel 5.4 secara keseluruhan yang paling besar
adalah tidak bekerja sebanyak 52 orang (52.5%). Hal ini sesuai dengan jumlah responden wanita
yang lebih banyak merupakan ibu-ibu rumah tangga yang berstatus tidak bekerja. Responden
yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 21 orang (21.2%). Para responden ada yang bekerja
dengan membuka usaha sendiri dan ada juga yang tidak ingin menjelaskan secara spesifik
tentang pekerjaan mereka sehingga selalu mengkategorikan pekerjaan mereka ke golongan
wiraswasta.
Responden yang bekerja di bidang jasa ada 3 orang (3.0%) yang bekerja dibidang
pendidikan dan pemerintahan ada 9 orang (9.1%) dan responden yang bekerja dibidang
kesehatan ada 2 orang (2.0%).
Penampungan air) adalah untuk mengetahui sejauh mana responden mengetahui tentang adanya
penyakit DBD tersebut disekitarnya dan sampai sejauh mana ia mengetahui cara-cara untuk
memberantasnya sehingga penyakit tersebut dapat dihindari.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner di Kelurahan
Padang Bulan Medan sebagaimana terlihat pada tabel 5.6 yang menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan responden terhadap pelaksanaan 3M sebagian besar adalah sedang (54.5%), tingkat
pengetahuan Baik (36.4%) dan tingkat pengetahuan kurang (9.1%). Hal ini juga didukung
dengan penelitian yang dilakukan Laksmono di Kelurahan Grondol Wetan, Semarang
menyatakan bahwa sebagian besar responden yakni sekitar 72.3% dari total responden memiliki
pengetahuan yang cukup baik. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni
tahun 1999 di Kelurahan Padang Bulan yang menyatakan bahwa mayoritas responden memiliki
tingkat pengetahuan yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai 3M masih belum dikatakan cukup baik khususnya bagi masyarakat yang berada di luar
daerah perkotaan (Kelurahan) karena akses informasi mengenai 3M belum diterima oleh
masyarakat tersebut.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh veronika tahun 2001 di Kelurahan
Padang Bulan Medan yang menyatakan bahwa sebanyak 57.3% tingkat pengetahuan masyarakat
termasuk dalam kategori baik. Keadaan ini muncul karena adanya perbedaan pembahasan.
Penelitian yang dilakukan oleh veronika membahas mengenai PSN-DBD (Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah Dengue) secara umum, sementara penelitian yang saya lakukan
membahas mengenai 3M secara khusus sebagai salah satu dari bagian PSN-DBD.
Pada tabel 5.5 terlihat bahwa sebanyak 67.7% responden menjawab benar tentang
pengertian 3M dan kegunaannya (pertanyaan 1), pada pertanyaan 2 tentang sasaran utama 3M
71.1% responden menjawab salah, mereka menyatakan bahwa nyamuk dewasa adalah sasaran
utama pelaksanaannya. Hal ini mungkin dikarenakan dalam kesalahan penyerapan informasi
yang disampaikan oleh media. Untuk pertanyaan ketiga mengenai tindakan penyemprotan obat
anti nyamuk pada tempat penampungan air sebanyak 56.6% yang menyatakan hal tersebut tidak
benar untuk dilakukan. Untuk pertanyaan mengenai penguburan dan pembuangan barang bekas
(pertanyaan 4) hampir 97% responden menjawab dengan benar. Untuk pertanyaan kelima
tentang tindakan pengasapan (fogging) sebanyak 68.7% responden menyatakan
bahwa
pengasapan merupakan hal yang paling efektif dalam pencegahan DBD. Hal ini bisa disebabkan
oleh kesalahan persepsi pada masyarakat yang hanya memikirkan keefektifan suatu tindakan dari
satu sisi saja. Pertanyaan mengenai tanggung jawab pelaksanaan 3M (pertanyaan 6) sebanyak
61.6% responden menyatakan bahwa hal ini merupakan tanggung jawab khususnya tanggung
jawab per-individu.
Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan informasi sehingga semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin banyak pula informasi yang didapatkan. Dilihat dari distribusi
jenjang pendidikan terakhir, responden terbanyak adalah lulusan SMA (37.4%).
Wetan Semarang, yang menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki tindakan yang
cukup.
bahwa
responden yang memiliki sikap yang baik diikuti dengan perwujudan sikapnya dalam tindakan
yang cukup.
Keadaan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sikap merupakan salah satu
predisposisi seseorang untuk bertindak. Sikap bukan dibawa sejak lahir namun sikap dapat
dibentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh responden. Dalam interaksi sosial
tersebut terjadi hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi diantara individu yang dapat
mempengaruhi pola tindakan dan perilaku dalam berinteraksi dalam lingkungannya(Azwar,
2005).
bahwa
pengetahuan yang baik memberikan kontribusi untuk lebih berpartisipasi terhadap pelaksanaan
3M dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.
Hasil serupa juga didapatkan oleh Sri Wahyuni tahun 1999 yang menyatakan bahwa
mayoritas responden memiliki pengetahuan baik akan melakukan tindakan yang cukup.
Teori Health Belief Models (HBM) menyebutkan bahwa perbedaan demografis (umur,
jenis kelamin, etnis), psikososial (kelas sosial, pengalaman sebelumnya) dan variabel struktural
(pengetahuan tentang penyakit, kontak pertama dengan penyakit, akses ke pelayanan kesehatan)
memberikan pengaruh dalam persepsi individu (persepsi kepercayaan kesehatan) dan secara
langsung mempengaruhi tindakan atau perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Ada
kemungkinan hasil penelitian ini sebagian tidak sesuai dengan teori HBM karena variabel
pengetahuan lebih menekankan kepada aspek persepsi keseriusan yang dirasakan terhadap
penyakit DBD menurut pengetahuan responden akan tetapi karena responden berpengetahuan
tinggi, pendapatan tinggi, maka aspek persepsi kerentanan yang dirasakan terhadap penyakit
DBD rendah, sehingga tidak berpengaruh terhadap kepercayaan kesehatan responden. Misalnya
dapat digambarkan bahwa responden menganggap penyakit DBD berbahaya, tetapi mereka
berkeyakinan tidak mungkin terkena penyakit DBD sehingga mereka tidak akan melaksanakan
tindakan pencegahan tersebut.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1) Pengetahuan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup,
dan menguras tempat penampungan air) di Kelurahan Padang Bulan Medan adalah
sedang (54.5%). Hal ini terjadi karena adanya pengaruh lingkungan disamping faktor
perilaku
2) Sikap responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan
menguras tempat penampungan air) di Kelurahan Padang Bulan Medan sebagian besar
bersikap baik (56.6%) dan yang bersikap sedang (43.4%).
3) Tindakan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan
menguras tempat penampungan air) di Kelurahan Padang Bulan Medan adalah sedang
75.8%, tindakan baik sebesar 18.2% dan tindakan kurang hanya sebagian kecil yakni
6.1%.
4) Semakin tinggi pengetahuan responden semakin baik pula sikapnya terhadap pelaksanaan
3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan Menguras tempat penampungan air)
sebaliknya, semakin rendah pengetahuan responden maka semakin cenderung bersikap
kurang/buruk.
5) Semakin baik sikap responden maka semakin senderung untuk mempunyai tindakan yang
baik dan semakin cukup sikap responden akan cenderung pula untuk mempunyai
tindakan yang kurang.
6) Pada penelitian ini didapati juga beberapa responden yang memiliki sikap yang tidak
sesuai dengan Tingkat pengetahuannya responden, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
pekerjaan,sosial, mengahambat responden untuk bertindak disamping itu motivasi
didalam diri responden sendiri tidak ada.
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2004. Raker Kesehatan Kota Medan, Dinas Kesehatan Kota
Medan, Pemerintah Kota Medan.
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2008. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun
2007,
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2009. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun
2008,
Ghazali, Muhammad vinci, et al. 2008. Studi cross-sectional. In: Sastroasmoro, sudigdo &
Ismael, sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 112123.
Glanz, et all, Health Behaviour and Health Education; Theory, Research and Practice, JosseyBass Publishers, San Fransisco Oxford,1990. P;39 .
Hadinegoro, S.R.H.,Soegijanto, S., Suroso, T., (1999), Tata Laksana Demam Dengue/Demam
Berdarah Dengue. Departemen Kesehatan RI,Jakarta.
Laksmono, Widagdo. Bhinuri. 2008. Kepadatan Jentik Aedes aegypti Sebagai Indikator
Keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3M PLUS) Di Kelurahan Grondol Wetan
Semarang. Makara, 12 (1) : 13-19.
Madiyono, Bambang et al., 2008.Perkiraan Besar Sampel. In: Sastroasmoro, sudigdo & Ismael,
sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 310-313.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 4364.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 88-92.
Pratomo, H., dan Sudarti.1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan
Keluarga Berencana. Jakarta: Depdikbud.
Riyanto, Agus . 2009, Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Nuha Medika: Yogjakarta.
Sarwono, S., 2003. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep dan Aplikasinya, Gajah Mada
University Press: Yogyakarta.
Sastroasmoro, sudigdo. 2008. Pemilihan Subjek Penelitian. In: Sastroasmoro, sudigdo & Ismael,
sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 78-90.
Sastroasmoro, sudigdo. 2008.Variabel dan hubungan antar variabel. In: Sastroasmoro, sudigdo &
Ismael, sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 255259.
Sri Rezeki, H.H., Satari, Hindra Irawan. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Tri Wulandari, 2001. Vektor Demam Berdarah dan Penanggulangannya. In: Mutiara Medika,
Vol. I, no. 1, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 27-30.
Veronika, 2001. Hubungan Perilaku IRT dengan pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2001.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara . Medan
Wahyuni, Sri . 1999. Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap upaya Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
WHO, 2004. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah
Dengue. Jakarta: EGC. 64-69 .
Lampiran -1
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
: Islam
Alamat
Riwayat Pendidikan
Bosar
Maligas
4. Tahun 2006 lulus dari Sekolah Menengah Atas Swasta Harapan 1 Medan
Riwayat Organisasi :
1. Anggota/Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi Universitas
Sumatera Utara ( UKM FOTOGRAFI USU ) Periode 2006-2007
2. Anggota/ Pengurus Standing Comittee on Public Health Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( SCOPH-FK USU ) Tahun 2006
3. Anggota/Pengurus Standing Comitee On Research Exchange Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( SCORE-FK USU ) Periode
tahun 2006-2007
4. Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru Tahun 2009 Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
5. Panitia Pekan Olahraga dan Seni 2008 Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara
Lampiran-2
IDENTITAS RESPONDEN
KOTA
: MEDAN
KECAMATAN
: MEDAN BARU
KELURAHAN/LINGK
: PADANG BULAN/ .
ALAMAT
: .
TGL.SURVEY
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama
2. Tanggal lahir/umur
: ................/tahun
3. Jenis Kelamin
: ...
4. Pendidikan Terakhir
a. Tidak tamat SD
d. SLTA/Sederajat
b. SD/Sederajat
e. Akademi
c. SLTP/Sederajat
f. Perguruan Tinggi
5. Status Pekerjaan
a. Bekerja
Sebutkan jenis pekerjaan .
b. Tidak Bekerja
PERTANYAAN PENELITIAN
6. Yang harus dilakukan untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue pada Tempat
Penampungan Air (TPA), adalah:
a. Menutup Temapat Penampungan Air
b. Membiarkan tempat-tempat penampungan air terbuka
c. Menyemprotkan obat anti nyamuk pada tempat penampungan air
d. Mengosongkan tempat penampungan air
Darimana anda mengetahuinya : .....................................................................................
7. Yang harus dilakukan untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue pada Bak mandi
adalah :
a. Mengosongkan air pada bak mandi
b. Menguras & menaburkan bubuk Abate pada bak mandi
c. Membiarkan jentik nyamuk berkembang
d. Menguras air pada bak mandi saja
Darimana anda mengetahuinya :......................................................................................
8. Yang harus dilakukan untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue pada barangbarang bekas adalah :
a. Menyimpan barang-barang bekas
b. Membiarkan barang-barang bekas berserakan
c. Menggunakan kembali barang-barang bekas tersebut
d. Mengubur dan membuang barang-barang bekas tersebut
Darimana anda mengetahuinya: ......................................................................................
Petunjuk :
Dibawah ini ada beberapa pernyataan tentang sikap. Berilah tanda silang (x) pada
jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. (S) menyatakan Setuju terhadap pernyataan
tersebut sedangkan (TS) menyatakan Tidak Setuju.
No Pernyataan-pernyataan
S
1. Saya akan mengubur barang-barang dan kaleng bekas jika
keberadaannya sudah sangat mengganggu
keindahan
lingkungan saya.
2. Menutup tempat-tempat penampungan air, dan menguras tempat
penampungan air merupakan salah satu cara mencegah
penyebaran penyakit DBD.
3. Saya sebaiknya memberikan contoh tentang cara melakukan 3M
kepada anak-anak saya dan anggota keluarga lainnya,karena 3M
merupakan tanggung jawab bersama.
4. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) hanya tanggung jawab
pemerintah .
5. Saya hanya akan rutin melaksanakan 3M setiap minggunya jika
salah satu dari anggota keluarga saya menderita penyakit DBD.
TS
SCORE
1. Apakah dalam tiga bulan terakhir ini, anda pernah melakukan bimbingan
kepada keluarga tentang cara membersihkan rumah dan pekarangan dengan cara
3M?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah dalam tiga bulan terkahir ini, anda dan keluarga melakukan kerja bakti
bersama warga lain untuk membersihkan lingkungan dari air yang tergenang
walaupun tidak mendapat anjuran dari petugas kelurahan?
a. Ya
b. Tidak
3. Jika anda melihat kaleng bekas, pecahan botol, dan barang bekas lain yang dapat
menampung air hujan berserakan di lingkungan rumah anda, maka anda akan
mengubur barang-barang tersebut tanpa menunggu petugas kebersihan?
a. Ya
b. Tidak
4. Saya & Keluarga tidak membuang sampah plastik dan kaleng bekas sembarangan
a. Ya
b. Tidak
5. Saya menguras bak penampungan air minimal satu kali dalam seminggu
a. Ya
b. Tidak
Lampiran 3
Assalamualaikum Wr.Wb.
Salam Sejahtera bagi kita semua
Kepada bapak/ibu, sebelumnya saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas
kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini.
Pertama-tama, ijinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Meutia Wardhanie Ganie.
Saya berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU), stambuk
tahun 2006. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian guna melengkapi Karya Tulis Ilmiah
yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran.
Adapun judul penelitian saya adalah Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Mengenai 3M (Menutup,Mengubur,Menguras) pada Keluarga Di Kelurahan Padang
Bulan tahun 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran pengetahuan,
Sikap, dan Tindakan Mengenai 3M pada keluarga Dikelurahan Padang Bulan, karena dari data
terakhir 2008 diperoleh bahwa Kelurahan Padang Bulan merupakan daerah dengan angka
kejadian Demam Berdarah tertinggi.
Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu
sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa hal seputar identitas Bapak/Ibu,
Pengetahuan Bapak/Ibu tentang 3M, bagaimana tindakan dan sikap Bapak/Ibu Mengenai 3M.
Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya. Semoga partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini membawa manfaat besar
bagi kita semua.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Meutia Wardhanie Ganie
SURAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan
dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti
dengan jujur dan apa adanya.
Medan,
2009