Disusun Oleh:
Kelompok X K3LN
Defri Andrian Dwi Ardika
115070207131019
Siti Sulaicha
115070213131001
115070213131002
115070201131024
Nurul Amborowati
115070205131001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan keperawatan merupakan suatu integral penting dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pengelolaan pelayanan
keperawatan yang dilakukan secara profesional mampu mewujudkan kepuasan pasien, khususnya dalam pemberian asuhan
keperawatan. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat tentang pelayanan keperawatan profesional dan tuntutan global,
maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan sangat
ditentukan oleh manajemen yang tepat.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di
mana di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi (Grant & Massey, 1999 dalam Nursalam, 2002).
Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional.
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Menganalisa proses manajemen di Ruang Kemuning Rumah Sakit paru Batu Meliputi: Controling dan Kenyamanan
Pasien, Actuating dan Kepuasan Pasien, Organizing dan indikator perawatan diri, Planning dan Angka Keselamatan
Pasien, Pengkajian Market, Operan, Pre dan Post Conference, Metode Penugasan, penelian evaluasi, penialain
kecemasan pasien, penialaian pengetahuan pasien, proses Penilaian Kinerja Perawat, Pengembangan Askep & Kinerja
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi analisis SWOT pada proses Controling dan Kenyamanan Pasien, Actuating dan
Kepuasan Pasien, Organizing dan indikator perawatan diri, Planning dan Angka Keselamatan Pasien, Pengkajian Market,
Operan, Pre dan Post Conference, Metode Penugasan, penelian evaluasi, penialain kecemasan pasien, penialaian
pengetahuan pasien, proses Penilaian Kinerja Perawat, Pengembangan Askep & Kinerja di Ruang Kemuning Rumah
Sakit paru Batu
1.2.2
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui hasil pengkajian pada proses penelian evaluasi, penialain kecemasan pasien, penialaian
pengetahuan pasien, proses Penilaian Kinerja Perawat, Pengembangan Askep & Kinerja di Ruang Kemuning Rumah
Sakit paru Batu
2. Mahasiswa mampu melakukan analisa SWOT dari hasil pengkajian
3. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan pengkajian
4. Mahasiswa mampu menentukan prioritas strategi penyelesaian masalah
BAB II
GAMBARAN UMUM
di Kota Batu yang secara geografis terletak didaerah dataran tinggi dengan ketinggian 7001.100 m dari permukaan air laut dengan
kemiringain 0450 C. Rumah Sakit Paru Batu memiliki luas tanah 41.490 m2 dan luas lahan bangunan 12.344 m2 dan masih ada
tanah kosong seluas 29.146 m2 yang memungkinkan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: YM.02.04.3.3.3228 Pada tanggal 4 Juli 2007
diberikan Ijin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus dengan nama Rumah Sakit Paru Batu dan pada tangaal 29 Desember
2009 Nomor : 118/259/kpps/013/2009 Rumah Sakit Paru Batu di tetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berstatus
BLUD penuh serta tahun 2011 penetapan akreditas 5 pelayanan. Lokasi Rumah Sakit Paru Batu berada di jalur transportasi dan
komunikasi yang mudah dijangkau masyarakat sehingga dapat mendorong pihak rumah sakit untuk memberikan pelayanan dengan
cepat dan mudah untuk mengembangkan pelayanan serta meningkatkan mutu pelayanan. Namun untuk CT Scan pasien harus
dirujuk ke RS yang memiliki CT Scan misalnya RS Baptis. Di Rumah Sakit Paru Batu juga terdapat komite keperawatan.
RSP Batu merupakan RS milik pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan pada 4 bagian besar (bagian Anak,
Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) serta beberapa bagian kecil (Syaraf, Radiologi dll). Jumlah pasien yang
berkunjung juga cukup banyak. Dalam pendidikan RSP Batu telah digunakan sebagai wahana pendidikan bagi perawat. Mengingat
RSP Batu belum terakreditasi sebagai RS Pendidikan. Kepaniteraan Klinik yang dilakukan FKUB sistemnya terdiri dari; kegiatan
tahap pertama adalah orientasi Rumah Sakit dan pengenalan kasus pasien.
Jumlah tenaga perawat di RSP Batu sebanyak 81 orang, S1 berjumlah 10 orang, D4 berjumlah 2 orang, D3 berjumlah 65
orang, Perawat gigi 2 orang, dan perawat pembantu 4 orang. Saat ini RS sedang merekrut perawat dan sedang di tes di berbagai
ruangan. Ada juga perawat yang sedang profesi di RSP batu yaitu institusi dari Stikes Kepanjen dan dari Keperawatan FK
Universitas Brawijaya.
.
2.2 Profil RSP Batu
RS Paru Batu adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.
a. Ketersediaan tempat tidur
Tempat ini tersedia 104 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Jawa Timur yang tersedia rata-rata 53
tempat tidur inap.
b. Jumlah Dokter
Terdapat 27 dokter di rumah sakit Paru Batu.
c. Perlayanan Inap Kelas Tinggi
18 dari 104 tempat tidur
di rumah sakit ini
berkelas VIP keatas.
d. Dokter Tersedia Lumayan Lengkap
Rumah sakit ini tersedia 3 dari 5 categori besar dokter. Yang tidak ada di rumah sakit ini:
Spesialis Gigi
Dokter Bedah
Tipe Dokter
Jumlah Orang
12 orang
Dokter Umum
+
Spesialis
Dokter Gigi
13 orang
2 orang
Jumlah Orang
81 orang
1 orang
7 orang
Jumlah Orang
Teknisi Medis
+
Pegawai Khusus Bidan
+
9 orang
5 orang
Khusus
10 orang
Kefarmasian
+
Pegawai Non Kesehatan
f.
84 orang
Kelas VVIP
g.
g. Jumlah tempat tidur di kamar bayi baru lahir sebanyak 7 tempat tdiru
a. Bed Occupancy Ratio BOR: Ini adalah angka penggunaan tempat tidur. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. BOR di
RSP Batu sebanyak 36,9%.
b. Turn Over Interval (TOI) : Ini adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. TOI di RSP Batu sebanyak 5,57/ hari.
c. Gross Death Rate (GDR) Ini adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. GDR di RSP Batu tidak ada
atau 0%.
d. Net Death Rate (NDR): Ini adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar. NDR di RSP
Batu tidak ada atau sebanyak 0%.
e. Average Length of Stay (ALOS): Ini adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan
gambaran tingkat efisiensi rumah sakit. Nilai ALOS yang ideal di antara 6-9 hari. ALOS di RSP Batu sebanyak 3/hari.
Kepala Ruangan
Mahfud Surya, S. Kep.
Ns
Administrasi
Sih Lini Pur
Staf Pelaksana
Keperawatan
1.Winaryo, Amd. Kep.
2.Utari Ika, Amd. Kep.
3.Ferawati, Amd. Kep.
A. Visi dan Misi
4.Mukhridatul Ulifah, Amd.
Visi dan Misi ruangKep.
kemuning adalah sebagai berikut:
VISI
MISI
Pengembangan sumber daya khususnya Sumber Daya Manusia Berbasis Teknologi Informasi
Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan
Ruang Kemuning merupakan ruang rawat inap yang memiliki jumlah pasien rawat inap sebanyak 10 orang per hari. Pasien
dengan kasus COPD atau PPOK biasanya akan di tempatkan di ruang Kemuning. Hasil tabulasi tahun 2010 penyakit Pnemonia
menempati urutan pertama dengan jumlah 64 pasien.
C. Grafik Jumlah Pasien
Berdasarkan catatan pasien masuk dan pulang di ruang rawat inap Kemuning selama priode tahun 2014, terdapat 388
pasien laki-laki dan 191 pasien perempuan. 7 pasien di rujuk kerumah sakit lain, 19 pasien meninggal.
Inisial Nama
Kelas
Diagnosa Medis
Tingkat Ketergantungan
Tn. S
III
Partial
Tn. M
III
Anemia
Massa
Abdomen
Ikterik
+
+
Partial
Suspect Abses
Ny. SP
III
Asma
Partial
Tn. W
II
Sirosis
Partial
Ny. Pr
Partial
Ny. Pa
III
CHF
Partial
Tn. U
III
DHF
Partial
Tn. MA
GE + Dehidrasi
Partial
Ny. E
III
Suspect Asma
Partial
Ny. S
III
COPD EA
Partial
Rasio tersebut menggambarkan tingkat efektivitas ruang rawat inap dirumah sakit
BAB 3
ANALISA
Nama Perawat
Pangkat/Gol
Pendidikan
1.
Kepala Ruangan :
Sugito
PELDA
DIII
2.
Ketua Tim 1 :
Siti Patoyah
PNS IIIA
S1 (Ners)
3.
Dwi Wahyuni
PNS IID
S1
4.
Nur Chamid
HR
SPK
5.
Muaffa
HR
S1
6.
Shinta
Magang
DIII
7.
Zulfa
HR
DIII
8.
Ketua Tim 2:
Taufik
SERMA
S1
9.
Abd. Rohman
PNS IIC
S1
10.
Eni W
HR
DIII
11.
Dwi Susanti
HR
DIII
12.
Nurfiana
Magang
DIII
13.
Ika R
Magang
DIII
14.
Novia Putri
Magang
DIII
Selain itu, di ruang seruni juga terdapat tenaga non medis sebanyak 2 orang yaitu sebagai berikut:
No
Nama
Pangkat/Gol
Pendidikan
1.
Sulami
HR
SMA
2.
Retno
HR
SMA
Ruang
kemuning
menentukan
Tidak Lolos
seleksi
administrasi
Lolos seleksi
Dikirim ke
Badan
Rumah sakit
Dinas
badan
kepegawaian
mengirimkan
kesehatan
kepegawaian
menirimkan
kebutuhan
mengirimkan
Dilakukanny
kebutuhan tenaga
Rumah sakit
tenaga ke dinas
Gubernur menentukan
BKD
a seleksi
membuka
mengirimkan
administrasi
lowongan tenaga
kebutuhan
administrasi
Mengikuti tes
Lolos tes
Tes
tulis
tulis
wawancara
S1: 75 soal
wawancar
mingggu
pada 5
Tidak Lolos
Tidak
tes
Lolos tes
skill
Tidak
Orientasi 1 bulan
Lolos tes
pada 5
Lolos tes
Diterima sebagai
pegawai RSUP
Ditempatkan
di ruang
kemuning
berdasarkan
diberikan
kesempatan
untuk
mengikuti
pelatihan,
dan
B. Directing
Alas kasur
Baju Operasi
Bungkus
Kasur perlak
Handuk
kecil/lap cuci
tangan
Korden
jendela hijau
Korden
lurus/sekat
Manset tensi
dewasa
Perlak hijau
Sarung
bantal hijau
Sarung Kasur
Selimut lorek
Selimut wool
Skort
Perawat
Sprei hijau
Stik laken
hijau
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
inventaris/Kebu
tuhan
17/17
10/10
Kondisi
Baik Rusa
k
17
10
-
Standar
1:2
5/ruanga
n
1:2
17/17
17
39/39
39
80/ruang
an
28/28
28
1:2
1:3
3/3
1:3
20/20
28/28
20
28
1:3
1:3
17/17
30/30
10/10
20/20
17
30
10
20
60/60
20/20
60
20
1:2
1:3
1:3
12/ruang
an
1:3
1:3
16
Tutup tabung
oksigen hijau
17 Over laken
Jumlah
Rata-rata
3.2.2
4/4
6/ruanga
n
23/23
23
1:3
353
349
4
502
(349/502) x 100% = 70 %
Jumlah
inventaris/Keb
utuhan
21/21
Kondisi
Baik Rusa
k
21
Standa
r
Bantal
melamin
Bantal
dewasa
Bel pasien
Ceret
plastic/ teko
Dispencer
6
7
Gelas pasien
Jam dinding
Gayung
Kasur pasien
bayi busa
Kereta
makan
Kulkas
17/17
17
1/1
1/1
Kursi
penunggu
panjang
kayu
Kursi
penunggu
kotak
Kursi
petugas jaga
Lap dapur
2/2
17/17
17
1:1
6/6
5/5
12/12
12
17
Loker
petugas
Papan tulis
1/1
18
Rak handuk
7/7
19
20
Meja pasien
Tempat
17/17
1/1
17
1
7/ruang
an
3/ruang
an
1/ruang
an
2/ruang
an
1/ruang
an
1:1
3
2
3
4
10
11
12
13
14
15
16
20/20
20
1:1
17/17
2
17
2
1/1
24/24
3/3
24
3
5/5
1:1
1/ruang
an
1/ruang
an
12
1/kamar
pasien
1/kamar
mandi
11
1/ruang
an
1/ruang
an
7/ruang
an
sampah
kecil
terbuka
21 Sendok
22 Tempat
sampah
tanggung
tertutup
23 Troli baju
kotor
24 Rak formulir
25 Almari linen
26 Almari
ruangn
ukuran
27 Kipas angin
gantung
28 Kompor
listrik
29 Piring snack
melamin
30 Meja kepala
ruangan
31 Meja
perawat
32 Piring snack
lonjong
33 Telepon
fleksi
34 Telepon
permanen
35 Televisi 14
inchi
36 Meja
37 Tempat tidur
pasien
38 Piring lauk
melamin
39 Piring makan
melamin
Jumlah
Rata-rata
3.2.3
45/45
3/3
45
3
1:2
3
1/1
2/2
1
3/3
2
1
3
2
1
1/ruang
an
4/4
18/18
18
1/1
28/28
28
2/2
17
2
17
1:1
29/29
29
1:1
39/39
39
1:1
225
221
4
(221/245) x 100% = 90%
245
Nurse Station
Pada nurse station dengan luas 36m2 terdapat beberapa peralatan medis,
Langkah Langkah
08/04/15
09/04/15
Persiapan
1.
2.
3.
4.
5.
Prosedur Pelaksanaan:
1.
Perawat yang bertugas mengucapkan salam
(selamat
pagi/
menyampaikan
assalamualaikum)
akan
segera
di
dan
lakukan
2.
operan.
Perkenalkan diri dan perawat yang akan
3.
bertugas selanjutnya.
Kegiatan di mulai
mengidentifikasi
4.
dengan
secara
menyebut
satu
persatu
5.
6.
belum dilakukan
Jelaskan hasil tindakan. masalah teratasi
7.
kolaborasi)
Memberikan kesempatan anggota shift yang
menerima operan untuk melakukan klarifikasi /
bertanya tentang hal-hal atau tindakan yang
9.
kurang jelas.
Perawat yang menerima operan mencatat hal-
10.
pasien
11
berikutnya.
Penutup
1.
Perawat yang melakukan operan kembali ke
2.
Nurse Station
Berdoa bersama yang di pimpin oleh kepala
3.
ruang/ketua Tim.
Mengucap salam.
4.
5.
TOTAL
66
16
16
16
Presentase
66%
66%
66%
66%
yang
akan
menjalankan
tugas
berikutnya
Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
Langkah Langkah
08/04/15
09/04/15
Persiapan
1.
2.
3.
4.
5.
ketua
tim
untuk
menjelaskan
pasien
6.
anggota tim
Memberikan kesempatan kepada Tim untuk
mempresentasikan
kasus
special
yang
7.
yang menunjang
Tindakan
keperawatan
yang
sudah
8.
memberikan masukan.
Karu / Katim mencatat hasil diskusi anggota
9.
Tim.
Karu memberikan kesimpulan dari diskusi
10.
12.
13.
post konferens
Mengucapkan salam
14.
TOTAL
PRSENTASE
untuk
0
0%
14
100
%
Keterangan :
D : dilakukan
T : tidak dilakukan
c) Post confrence
NO
Langkah Langkah
TANGGAL
0
0%
14
100
%
08/04/15
09/04/15
Persiapan
1.
2.
3.
ketua
4.
tim
untuk
menjelaskan
pasien
kelolaannya.
Memberikan kesempatan kepada Tim untuk
mempresentasikan
kasus
special
yang
5.
yang menunjang.
Tindakan
keperawatan
yang
sudah
6.
memberikan masukan.
Karu / Katim mencatat hasil diskusi anggota
7.
Tim.
Karu memberikan kesimpulan dari diskusi
8.
9.
10.
11.
TOTAL
PRSENTASE
tim
untuk
0
0%
14
100
%
0
0%
14
100
%
Dokter umum
Dokter spesialis
Dokter umum
Dokter spesialis
Rp 44.000,00
Rp 50.000,00
Rp 47.000,00
Rp 47.000,00
Sedangkan untuk pasien BPJS baik kelas I, II, maupun III tidak
dipungut biaya sepeser pun 0% kecuali pindah ke kelas VIP. Rincian tarif
rawat inap ditentukan coding dari pusat Rumah Sakit.
B. Market
1. Jenis pembayaran
a. Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan
Kebanyakan pasien ruang Seruni pasien yang menggunakan jasa
BPJS, karena ruang Seruni hanya terdapat satu kelas saja yaitu
kelas III.
b. Asal daerah pasien
Pasien yang dirawat di Ruang Seruni adalah pasien yang berasal
dari regional Malang (daerah kota dan kabupaten) hingga luar
regional. Disini tidak ada pasien yang berasal dari lain provinsi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar dari Ruang Seruni ini
adalah pasien dari regional Malang ataupun luar kota malang, namun
tetap berada di provinsi Jawa Timur.
2. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi Ruang
No
Indikator
Standar
1
2
3
4
BOR
ALOS
TOI
BTO
60-85%
6-9 hari
1-3 hari
40-50 hari
BOR
Jumlah pasien yang berada di Ruang Seruni dari tanggal ....... adalah
sebagai berikut:
Jumlah
Tgl
Shift
Bed
Pagi
Pagi
Pagi
Diketahui:
TT (terisi )
x100%
TT (tersedia )
BOR=
Keterangan:
TT = tempat tidur
Analisa:
Prosentase BOR
Prosentase BOR
Prosentase BOR
BOR
Data BOR Januari Juli 2015
NO
1
2
3
4
5
6
7
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Total
Rata-rata
BOR
ALOS
Data ALOS Januari Juli 2015
N
O
Bulan
ALOS
BOR
Pasie
n
(Px/Bed x 100%)
1
2
3
4
5
6
7
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Total
Rata-rata
TOI
Data TOI Januari Juli 2015
N
O
1
2
3
4
5
6
7
Bulan
TOI
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Total
Rata-rata
BTO
Data BTO Januari Juli 2015
N
O
1
2
3
4
5
6
7
Bulan
BTO
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Total
Rata-rata
Analisa market yang dilakukan di Ruang Seruni yang pertama adalah dari
segi faktor lingkungan eksternal. Lingkungan atau faktor eksternal merupakan
gambaran ancaman atau peluang pasar yang perlu disikapi dan ditindaklanjuti
oleh manajemen termasuk manajemen pemasaran untuk dapat bertahan di
persaingan pasar. Dalam industri jasa pelayanan kesehatan yaitu RSP Batu
faktor faktor yang dianalisa diantaranya adalah faktor demografi, sosial ekonomi
1. KOMUNIKASI
a. Arah Komunikasi
Di Ruangan Seruni arah komunikasinya menggunakan sistem 2
arah atau horisontal. Sistem komunikasi alur yang disampaikan sudah
berjalan dengan baik.
Informasi yang di dapatkan oleh sender di terima lalu di
sampaikan oleh receiver dan di berikan feedback yang baik.
Untuk komunikasi dokter- perawat :
- Terbuka terhadap data
- Akurat
- Timelines
- Menyampaikan data ke dokter
b. Jadwal pertemuan/ rapat
Sering di adakan rapat untuk ruangan seruni. Biasanya 1 bulan
sekali ruang seruni mengadakan rapat. Hal yang di bahas juga
4. PENDELEGASIAN
a. Mekanisme pendelegasian
Sampai
sekarang
mekanisme
pendelegasian
hanya
baru.
Mereka
menyarankan
agar
pendelegasian, mempunyai
definisi kerja yang tidak jelas
takut tidak disukai oleh staf, dianggap melemparkan tugas
menolak untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain
kurang kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah,
staf kurang
memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas
apa
dan
kapan
melakukan
tersebut.
5. PENAMPILAN KINERJA
Penilaian dan pegembagan terhadap karyawan adalah salah satu
kegiatan yang di lakukan oleh kepala ruanganuntuk mendukung kinerja
perawat /perawat dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan ,evaluasi di gunakan untuk megetahui
perkembagan pelayanan keperawatan yang di lakukan.
tanggung
jawab
x 100% = 0 x 100% =
6 Benar Obat
33,3%
1. Benar Pasien
Jumlah
paisen
2. Benar
Obatrisiko dekubitus
3. Benar Waktu
4. Benar Dosis
5. Benar Rute
6. Benar Dokumentasi
KNC
Jumlah pasien
0
Jumlah KTD x 100% = 0 x 100% =
0
Di Ruangan Seruni KNC dan KTD di pernah di dapatkan .
Jumlah pasien
0
Ruangan Seruni selalu menjaga keselamatan pasien.
Begitu juga untuk pasien jatuh. Tidak pernah ada kejadian
pasien jatuh.
Jumlah Pasien Jatuh
x 100% = 0 x
100% = 0
Jumlah pasien risiko Jatuh
0
Di Ruangan seruni tidak ada cedera akibat restrain
Cedera akibat restrain
x 100% = 0 x
100% = 0
Total pasien dipasang restrain
x 100% = 4 x
100% = 33,3%
Jumlah pasien dirawat total/ parsial
Kepuasan Pasien
12
x 100% = 3
x 100% = 23,076%
Jumlah
pasien
periode
tertentunyeri
Jumlah total
tindakan
perawat
terhadap
130 x
x 100% =
100% = 0 %
Jumlah pasien skala nyeri >4
Jumlah pasien nyeri terkontrol
Jumlah pasien yang nyeri
0
x 100% = 0 x 100% = 0%
0
x 100% = 0 x
100% = 0%
Jumlah total pasien
Jumlah PASIEN
pasien yang tidak dibuat Discharge Planning x 100% = 0
7. IDENTIFIKASI
Di100%
Ruangan
seruni, setiap pasien masuk, pasien diberikan gelang
x
= 0%
identitasJumlah
di sebelah
pergelangan
tangan pasien. Untuk pasien 13
Pasien kiri
yang
dirawat
perempuan menggunakan gelang berwarna pink, biru untuk yang lakilaki, merah untuk alergi dan ungu untuk risiko jatuh.
1. Sebelum melakukan prosedur
2. Sebelum pemberian obat
3. Sebelum pengambilan sampel darah
4. Sebelum transfusi darah
8. S B A R
7. Ketanggapan,
kemampuan
para
pengelola
kegiatan
yakni
kemampuan
lembaga
dan
seluruh
staf
dapat
ditata
siapa
yang
bertanggung
jawab
menjembatani masa kini dan masa depan, mengklasifikasi tujuan dan arah
organisasi, memuat isu isu kritik bagi perubahan, dapat mengartikulasi dengan
baik sehingga mudah dipahami, perlu ambisius dalam arti menumbuhkan insirasi
dan tantangan, menggerakkan kegiatan sepanjang usia organsasi, berperan
untuk menarik minat, meningkat komitmen dan membentuk prilaku SDM.
Misi Rumah Sakit Paru Batu dapat diemban dan dilaksanakan oleh organisasi
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi dari Rumah Sakit Paru Batu
sudah spesifik dalam menjabarkan dari visi yang ada, serta dapat terukur karena
dilihat dari waktu yang akan dilaksanakan, orang yang terlibat serta keberhasilan
dari misi yang akan dijalankan. Misi dari Rumah Sakit Paru Batu dapat dicapai
dilihat dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang aman, ramah,
dan berkualitas, serta adanya penerimaan tenaga kesehatan untuk memenuhi
kebutuahan rumah sakit. Rumah Sakit Paru Batu memiliki misi yang berorientasi
pada hasil yang dingin dicapai dari rumah sakit. Misinya juga terikat pada waktu
sehingga organisasi mampu melaksanakan misi sesui standart waktu.
a) Analisa Tujuan
Tuuan dari Rumah Sakit Paru Batu memiliki penjabaran atau implementasi dari
misi yang telah ditentukan. Serta dapat mengarahkan perumusan sasaran,
kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Tujuan
yang spesifik yang mengarah pada pelayanan prima dengan sentuhan kasih
sayang. Dapat diukur karena tujuan dari Rumah Sakit Paru Batu memiliki
keterlibatan banyak orang, namun waktu yang belum bisa ditentukan, tujuan dari
rumah sakit ini berorientasi pada hasil yang ingin memiliki pelayanan keperatan
yang maksimal.
b) Analisa Kebijakan Dan Prosedur
Kebijakan dan prosedur organisasi di rumah sakit paru batu sudah spesifik
dapat dilihat dari adanya kebijakan dan prosedur di tiap-tiap ruangan rumah
sakit paru batu.Kebijakan dan prosedur organisasi di rumah sakit paru batu
dapat diukur dilihat dari pelatihan yang diadakan dapat dilaksanakan dan
seluruh staff tenaga medis terlibat di dalam penerapan kebijakan dan prosedur
rumah sakit. Kebijakan dan prosuder tersebut berlaku lama dilihat dari tiap
kebijakan yang diselenggarakan tiap waktu tertentu.
Kebijakan dan prosedur organisasi di rumah sakit dapat dicapai dilihat
dari salah satunya pengembangan metode tim untuk penugasan bisa dilakukan
dilihat dari diadakannya penerimaan calon tenaga kerja jenjang S1 di rs paru
batu. Kebijakan dan prosedur rumah sakit paru batu dilaksanakan dengan baik
dilihat dari kebijakan dan prosedur yag ditetapkan dapat mengembangkan
profesionalisme tenaga kesehatan di rumah sakit paru batu. Kebijakan dan
prosedur rumah sakit paru batu dapat diterapkan dalam waktu pendek karena
setiap kebijakan dan prosedur bisa berubah sesuai persetujuan tiap tenaga kerja
kesehatan.
c) Analisa Tata Tertib Peraturan
Tata tertib peraturan organisasi di Rumah Sakit Paru Batu sudah spesifik, dilihat
dari adanya klasifikasi tata tertib bagi pengunjung pasien secara umum, tata
tertib pasien di ruang inap dan tata tertib di ruang kemuning. Dapat dilihat juga
dari klasifikasi yang spesifik jam berkunjung pasien atau jam untuk konsultasi
dengan dokter, perawat, atau kepala ruang.
Tata tertib peraturan organisasi di Rumah Sakit Paru Batu belum begitu
ditegakkan secara maksimal. Dilihat dari jam berkunjung pasien yang belum
ditegakkan secara maksimal, dapat dilihat dari jam berkunjung habis pengunjung
masih berada di rumah sakit. Serta banyak pengunjung yang sering membawa
makanan dari luar dan memberikan makanan ke pasien tanpa ijin tenaga medis.
Tata tertib peraturan di rumah sakit paru batu sudah melibatkan semua orang
yang berada di rumah sakit baik itu pasien, tenaga medis tiap ruangan maupun
pengunjung rumah sakit. Tata tertib di rumah sakit secara umum berlaku lama
dilihat dari rumah sakit lainnya yang menerapkan pedoman tata tertib tersebut.
Tata tertib peraturan organisasi di rumah sakit paru batu dapat dicapai, dilihat
dari peraturan yang mudah ditaati oleh semua pasien dan pengunjung, tetapi
masih banyak yang melanggar peraturan contohnya: saat jam berkunjung sudah
habis banyak yang tetap berada di rumah sakit, terlalu bnyak yang menunggu
pasien, keluarga memberi makanan ke pasien tanpa ijin petugas kesehatan.
Tata tertib peraturan organisasi di rumah sakit paru sudah ditentukan dengan
baik namun pada kenyatanyaannya tidak sesuai harapan, masih ada yang
melanggar. Tata tertib peraturan organisasi di rumah sakit paru dapat diterapkan
dalam jangka waktu yang panjang agar para pelanggan tidak kebingungan
dengan peraturan yang berubah-ubah.
d) Analisa Perencanaan Strategis
Proses perencanaan strategis atau manajemen strategis merupakan proses
pengarahan usaha perencanaan strategis dan menjamin strategi tersebut
dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam
jangka panjang. Di rumah sakit paru batu, perencanaan strategis belum
sepenuhnya diimplementasikan karena rumah sakit tersebut masih dalam status
peralihan dari rumah sakit khusus penyakit paru menjadi rumah sakit umum.
Perencanaan strategis belum dibentuk secara lengkap dan masih dalam proses
pembuatan perencanaan. Dimana perencanaan strategis seharusnya mencakup
unsur-unsur berikut:
1. Misi
Sebuah misi merupakan suatu alasan keberadaan rumah sakit
tersebut. Misi sering diungkapkan dalam pernyataan misi, yang
menyampaikan
rasa
tujuan
proyek
kepada
karyawan
dan
citra
tujuan
konkret
organisasi
berusaha
untuk
telah
yang
diketahui,
jelas
tentang
alternatif
instansi
strategis
RS
tertentu
dan
dapat
dikembangkan. Di RSP Batu sudah disusun strategi seperti programprogram untuk peningkatan SDM, pengimplementasian kebijakan,
peraturan-peraturan, hak dan kewajiban pasien, serta peraturan atau
kebijakan untuk keluarga atau pengunjung rumah sakit.
5. Pelaksanaan
Implementasi yang efektif, perlu diterjemahkan ke dalam kebijakan
yang lebih rinci dapat dipahami di tingkat fungsional organisasi. Ekspresi
strategi dalam hal kebijakan fungsional juga berfungsi untuk menyoroti
isu-isu praktis yang mungkin tidak terlihat pada tingkat yang lebih tinggi.
Sebagian besar strategi di ruang kemuning sudah dilaksanakan namun
masih dalam tahap proses penyempurnaan.
6. Kontrol
Setelah diimplementasikan, hasil dari strategi perlu diukur dan
dievaluasi, dengan perubahan yang dibuat seperti yang diperlukan untuk
tetap pada jalur rencana. Sistem kontrol harus dikembangkan dan
dilaksanakan untuk memfasilitasi pemantauan ini. Standar kinerja yang
ditetapkan, performa yang sebenarnya diukur, dan tindakan yang tepat
diambil
untuk
memastikan
keberhasilan.
Di
ruang
kemuning
Ka. Instalasi
Rawat Inap
Kepala
Ruangan
Ns. Mahfud,
S.Kep
Administrasi
Sih Lini Pur
Staff
Pelaksana
Keperawatan
pelaksana menjadikan model modifikasi tim dan fungsional ini digunakan untuk
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
Pada metode fungsional, pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada
penyelesaian tugas atau prosedur. Setiap perawat diberi satu atau beberapa
tugas untuk dilaksanakan kepada semua klien di satu ruangan. Pada metode ini,
kepala ruang menentukan tugas setiap perawat dalam satu ruangan. Perawat
akan melaporkan tugas yang dikerjakannya kepada kepala ruangan dan kepala
ruangan tersebut bertanggung jawab dalam pembuatan laporan klien. Metode
fungsional mungkin efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah
perawat sedikit, tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan yang
diterimanya.
Metode ini kurang efektif karena :
a) Proritas utama yang dikerjakan adalah kebutuhan fisik dan kurang
menekankan pada pemenuhan kebutuhan holistik
b) Mutu asuhan keperawatan sering terabaikan karena pemberian asuhan
keperawatan terfragmentasi
c) Komunikasi antar perawat sangat terbatas sehingga tidak ada satu
perawat yang mengetahui tentang satu klien secara komprehensif,
kecuali mungkin kepala ruangan.
d) Keterbatasan itu sering menyebabkan klien merasa kurang puas terhadap
pelayanan atau asuhan yang diberikan karena seringkali klien tidak
mendapat jawaban yang tepat tentang hal-hal yang ditanyakan.
e) Klien kurang merasakan adanya hubungan saling percaya dengan
perawat.
Pada metode tim seorang perawat professional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Metode tim didasarkan pada keyakinan
bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan
dan memberikan asuhan keperawatan sehingga menimbulkan rasa tanggung
jawab yang tinggi.
Metode tim akan berhasil baik apabila didukung oleh kepala ruang untuk itu
kepala ruang diharapkan telah :
1. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
2. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
3. Memberi
kesempatan
pada
ketua
tim
untuk
pengembangan
kepemimpinan
4. Mengorientasikan
tenaga
yang
baru tentang
fungsi
metode
tim
keperawatan
5. Menjadi narasumber bagi ketua tim
6. Mendorong
staf
untuk
meningkatkan
kemampuan
melalui
riset
keperawatan
7. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
Kekurangan metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal.
b) Proses pendokumentasian proses keperawatan
Hasil observasi wawancara serta pengamatan data yang dilakukan
oleh kelompok clinical studi 7 kelas k3ln manajemen keperawatan tanggal 25
maret 2015 di ruang kemuning RSP Batu didapatkan data bahwa sampai
saat ini kegiatan pendokumentasian masih dilakukan secara manual. Hal ini
dikarenakan RSP Batu masih dalam tahap RS yang berkembang dengan
penambahan-penambahan area RS.Sehingga untuk penambahan sistem
pendokumentasian yang computerized masih dalam tahap perencanaan.
Pendokumentasian sudah memenuhi aspek pesting yang harus ada
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yang meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
yang dirancang.
Diagnosa keperawatan formulasikan dari data yang dikumpulkan
Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi tujuan,
hasil yang diharapkan dan aktifitas keperawatan yang ditetapkan
f.
g.
kesehatan
dan
juga
untuk
memaksimalkan
potensi
kesehatan.
Catatan evaluasi tepat waktu kesehatan dan perkembangan atau
kurangnya
diharapkan.
perkembangan
ke
arah
pencapaian
tujuan
yang
h.
c) Jadwal/shift dinas
Di Ruang Kemuning, penyusunan jadwal dinas merupakan tanggung jawab
kepala ruang hal ini karena lebih mengetahui tingkat kesibukan ruangan dan
karakteristik stafnya. Hal ini akan memudahkan dalam menerapkan orang
yang tepat untuk setiap periode jaga (shift).
Prinsip
penyusunan
jadwal
hendaknya
memenuhi
beberapa
prinsip
d) Ketenagaan
a. Analisa Situasi Tenaga RS
Ketersediaan tenaga saat ini terdiri dari 5 perawat pelaksana tetap, 1
karu, dan 1 administrasi. Namun karena Rumah Sakit Paru dalam
proses pembangunan, maka terjadi penambahan 2 perawat dari
ruangan lain.
1. Beban Kerja
= 47 %/100 x 14 = 7
= 35 %/ 100 x 14 = 5
= 17%/ 100 x 14 = 2
Diruang kemuning terdapat 5 perawat pelaksana definitif yang
x 100%
0
x 100% = 0
6
Jumlah pasien yang tidak terpenuhinya perawatan diri adalah tidak ada. Semua
perawat mengusahakan membantu untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
pasien. Baik itu pasien total maupun partial.
shift tersebut. Pada Ruang Ini juga tidak ditemui adanya pre-conferen dan postconferens, perawat hanya melakukan pergantian sift untuk menggali atau
memberi informasi terkait keadaan klien seperti Shift malam hanya meakukan
operan ke perawat yang sift pagi tanpa adanya pre-conferen pada pagi harinya.
Pada Ruang Kemuning Rumah Sakit Batu ini terdapat 1 perawat S1
yangmerangkap sebagai kepala ruangan dan 5 perawat pelaksana, Setelah
dilakukan perhitungan analisa kebutuhan tenaga keperawatan di unit dan tiap
hari di Ruangan Kemuning Rumah Sakit Paru Batu dapat di simpulkan ruangan
ini masih kekurangan banyak tenaga perawat dari jenjang S1 yang seharusnya
terdapat 7 perawat S1 tapi pada ruangan ini masih mempunyai 1 perawat S1
dengan perbandingan perawat dengan tingkat pendidikan S1 : d3 (1:5), pada
ruangan ini shift pagi hanya terdiri 1-3 perawat pelaksana dimana seharusnya
pada shift pagi hari menurut perhitungan analisa tenaga keperawatan terdapat 4
perawat pelaksana di tambah kepala ruangan, pada siang hari 3 perawat dan
pada malam hari terdapat 2 perawat. Dari data tersebut sudah bisa disimpulkan
selama 2 hari kerja sumber daya manusia perawat yang bertugas masih kurang
dan perlu di tambah kembali.
Selama 2 hari kami semua disana dalam departemen managemen terjadi
reqruitmenttenaga kerja perawat. Dari 200 pendaftar yang telah melalui Skilltest
tersaring 6 orang perawat baru dengan tingkat pendidian S1 sejumlah 4 orang
dan D3 sejumlah 2 orang. Berdasarkan kuesioner kepuasan pasien yang
diberikan kepada pasien yang akan pulang terdapat 25% pasien yang
menyatakan fasilitas kamar mandi kurang, khususnya untuk wastafel di kamar
pasien yang tidak bisa digunakan, sedangkan kita tahu bahwa wastafel sangat
dibutuhkan
oleh
pasien
maupun
keluarga
pasien
untuk
beberapa rumah sakit yang berdekatan dengan Rumah Sakit Paru Batu jika ada
klien atau masyarakat tidak puas dengan pelayanan yang ada di Rumah Sakit
tersebut bisa dipastikan mereka akan mencari Rumah Sakit yang sesuai
harapanya dan keinginanya. Dewasa ini masyarakat banyak yang sudah
mengerti tentang pelaporan ke penegak hukum jika terjadi kesalahan
penanganan klien yang ada di rumah sakit,dari situ seorang perawat atau tenaga
kesehatan yang lain dituntut bisa melayani secara benar dan prima kepada klien.
KOMUNIKASI
a
Arah komunikasi
Di Ruang Kemuning hampir sama dengan ruangan lain untuk arah
komunikasinya jika terjadi komplain dari pegawai atau dari pasien
semua akan di laporkan ke kepala ruangan dan kepala ruangan
selanjutnya akan di laporkan ke komite keperawatan untuk segera di
tindak lanjuti.
Jadwal pertemuan rapat
Di Ruang Kemuning jadwal pertemuan rapat diselengarakan minimal
satu bulan sekali atau saat terjadi masalah yang harus segera di
selesaikan.
Faktor penghambat
Faktor penghambat dari komunikasi di Ruangan Kemuning tidak
terlalu banyak karena perawat dan dokter di ruangan tersebut sudah
bekerja
sama
lebih
kurang
dari
tahun
lamanya,
untuk
Cara Motivasi
Cara memotivasi dalam Ruangan Kemuning
biasanya di lakukan
pemecahanya.
Sistem reward dan punishment
menurut seorang perawat di sana penghargaan bagi pegawai yang
berprestasi adalah berbeda-beda ada yang di tulis di papan
pengumuman ruangan atau hanya di masukan di catatan rumah sakit.
3.10 CONTROLING
A. Supervisi
a) Mekanisme Supervisi terhadap staf dan program
Supervisi rutin di Ruang Kemuning dilakukan sebulan sekali dengan
supervisor adalah Karu. Teknik supervisi yang digunakan adalah langsung dan
tak langsung. Meskipun supervisi dijadwalkan 1 bulan sekali, jika terdapat
kejadian mendadak / yang bersifat insidental dari hasil laporan PP atau
observasi Karu dan dibutuhkan supervisi, maka Karu sebagai supervisor
langsung melakukan supervisi pada saat kejadian, misalnya pendampingan
saat melakukan tindakan menginfus klien, terdapat konflik keluarga klien yang
komplain kepuasan pelayanan RS kepada PP, sarana dan prasarana.
b) Faktor Penghambat Supervisi
Faktor penghambat supervisi di manajemen Ruang Kemuning adalah
faktor SDM / tenaga kesehatan yang terbatas. Karu sebagai supervisor harus
merangkap jabatan sebagai tim Komite Keperawatan, sehingga jika sudah
terjadwalkan harus melakukan supervisi tetapi Karu harus mengemban tugas
lain selain tanggung jawabnya sebagai Karu, maka Karu harus menunda
melakukan supervisi yang telah terjadwalkan hingga Karu memiliki waktu yang
tepat untuk melakukan supervisi.
SDM di ruangan Kemuning sangat terbatas yaitu dalam 1 harinya ada
5 perawat yang bertugas di shif, yaitu 1 Karu, 2 perawat di shif pagi (1 PP, 1
perawat Back up pagi), 1 PP di shif sore, dan 1 PP di shif malam yang
memiliki tambahan jam kerja 3 jam dari jam kerja semestinyanyaitu 7 jam.
B. Delegasi
a) Mekanisme Pendelegasian
Ketika Karu sedang Dinas Luar, Karu mengkomunikasikan tugas yang
didelegasikannya kepada Perawat Back up pagi. Hal yang dikomunikasikan
misalnya : terdapat anak buah yang sakit, mendadak cuti, maka karu yang
sedang berdinas di Luar mendelegasikan tugas kepada Perawat Back Up pagi
untuk mengatur dan menunjuk PP pengganti yang dusesuaikan dengan shif
pagi, sore, malam sehingga tidak menggangu jadwal PP pengganti tersebut.
Pendelegasian diberikan kepada PP oleh Karu sebagai delegator
dengan kriteria-kriteria tertentu, yaitu : PP yang bisa dipercaya, memiliki
kompetensi lebih, dan nilai kinerja yang lebih. Jadi, Karu sebagai delegator
tidak sembarangan dalam mendelegasikan tugas dan wewenangnya kepada
anak buahnya.
4
5
x 100%
= 27%
1
1
x 100% = 100%
3
x 100% = 75%
4