Alfiah Trihastutik
22020114130098
22020114120051
22020114120020
22020114130116
Siti Aisyah
22020114120049
Rifqi Rizqia
22020114140089
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
dikeluhkan.
Mereka
para
pasien
yang
menggunakan
BPJS
untuk sekarang ini masih ada perawat yang belum berani dan percaya diri
untuk mempromosikan ke ahliannya atau kegiatan yang akan menunjang
karir hidupnya di dunia kesehatan.
Pada pasal 13 ayat 2 yang berbunyi :
(13) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan obat, obat
tradisional, suplemen makanan, alat kesehatan, dan jasa pelayanan kesehatan dengan
cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan/atau jasa lain.
Pada pasal tersebut kurang menguntungkan bagi bidang pemasaran kesehatan termasuk
pemasaran jasa keperawatan karena dibatasi dengan tidak boleh menjanjikan pemberian
hadiah berupa barang atau jasa padahal dengan cara tersebut akan lebih menarik minat
konsumen. Dengan adanya pasal tersebut pemasaran bidang kesehatan menjadi terbatas dan
tidak leluasa dalam mengembangkan kreativitas pemasaran seperti produk/jasa yang lain,
Dalam bab VIII dalam UU perlindungan konsumen dibentuk sebuah badan perlindungan
konsumen dimana dalam pasal 34 disebutkan beberapa tugasnya yaitu melakukan penelitian
menyangkut keselamatan konsumen dan menerima pengaduan tentang masalah perlindungan
konsumen di masyarakat. Hal ini berarti bahwa kepuasan pasien menjadi hal yang utama
dalam pelayanan dan badan perlindungan tersebut sebagai pengawas kinerja tenaga keehatan.
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki intensitas temu lebih banyak dari
yang lain, sehingga keprofesionalan perawat akan lebih banyak teruji dan dinilai oleh pasien.
Pada tahun 2009 2010 lembaga perlindungan mendapatkan pengaduan dari pasien, dimana
rata-rata keluhan utama ialah masalah informasi dan pelayanan. Pasien menilai kedua hal
tersebut belum diberikan secara optimal malah cenderung mengecewakan. Disini perawat
berperan besar dalam melindungi keselamatan, kenyamanan dan memberikan informasi
terhadap pasien dan keluarganya, sehingga dibutuhkan manajemen keperawatan yang baik
agar menjaga keprofesionalan perawat dan menimbulkan kepuasan pasien.
Dewasa ini pasien sebagai konsumen kesehatan lebih kritis menanggapi hak haknya sebagai
konsumen kesehatan yang harus dilindungi dari tindakan menyimpang pelaku usaha jasa
layanan kesehatan. Dengan adanya Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 untuk
melindungi kepentingan pasien serta melindungi pihak pasien dari hal-halatau perbuatan yang
melawan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha jasa layanan kesehatan. Seorang pasien
yang merasa dirugikan hak haknya oleh pelaku usaha jasa layanan kesehatan dapat
mengajukan gugatan kepada dokter,perawat, Rumah Sakit maupun ketiganya untuk meminta
pertanggungjawaban atas pelayanan yang diberikan tersebut karena tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Hal ini akan menuntut tenaga kesehatan bertindak hati-hati sesuai
standar yang berlaku.