PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya
diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah SWT
kepada Rasulullah SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana
yang gelap menuju yang teran, serta membimbing mereka ke jalan
yang lurus. Rasulullah SAW menyampaikan al- Quran itu kepada para
sahabatnya dan orang-orang Arab asli sehingga mereka dapat
memahaminya berdasarkan naluri mereka yang kemudian untuk
disampaikan kembali kepada seluruh umat manusia. Apabila mereka
mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, mereka
menanyakan kepada Rasulullah SAW
relevansinya
menunjukkan
kehebatan
mukjizat
al-Quran.
Sebab
istilah
yang
dipakai
di
dalamnya
juga
menggunakan
ia
berdimensi
manusiawi.
Telah
banyak
kajian
bahkan
BAB II
PEMBAHASAN
mashdar
dari
ajaza-yujizu-ijazan
yang
mempunyai
arti
terwujudnya
ketidakmampuan dinamai
mujiz
dan bila
yang
ditantangkan
kepada
yang
meragukan
atau
keisti-mewaan
al-Quran
yang
menetapkan
kelemahan
mendatangkan
sesuatu
hal
yang
serupa
atau
yang
melemahkan
pengertian
kepada
yang
mereka
sebenarnya.
tentang
Artinya
kelemahan
ia
memberi
mereka
untuk
bahwa al-Quran ini haq dan Rasul yang membawanya adalah Rasul
yang benar.1
Al-Quran meruapakan mukjizat terbesar yang berikan kepada
Nabi SAW yang kemudian disampaikan kepada seluruh umatnya untuk
menjadi saksi segala kebenaran yang ada dalam Al-Quran, disamping
itu Al-Quran juga dijadikan sebagai petunjuk utama bagi umat manusia
yang mana Allah SAW menjamin keselamatan, kesucian dan kemurnian
Al-Quran sebagaimana berfirman-Nya:
Artinya:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.(QS. Al HIjj: 9)
Kemukjizatan al-Quran antara lain terletak pada segi fashahah
dan balaghahnya, susunan dan gaya bahasanya, serta isinya yang
tiada tandingannya. Al-Quran dibeberapa ayat menentang seluruh
manusia dan jin untuk membuat yang serupa dengan al-Quran, salah
satu firman Allah SWT:
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS. Al-Kahfi:
88)
B.Tujuan dan Fungsi Mukjizat
Mukjizat berfungsi sebagai bukti kebenaran para Nabi dalam
menyampaikan firman Allah SWT. Meskipun dari segi bahasa berarti
melemahkan sebagaimana dikemukakan di atas, namun dari segi
1 Drs. Muhammad Chirzin, M.Ag. Al-Quran dan Ulumul Quran. PT. Dana Bhakti
Prima Jaya (Yogyakarta: 1998), hal. 96
4
bahwa
mukjizat
pada
hakikatnya
berada
dalam
daya
manusia
sungguh
besar
dan
tidak
dapat
melalui
bantuan
Allah
SWT
peristiwa
luar
biasa
yang dapat dilakukan oleh siapa pun selama terpenuhi syaratsyaratnya. Boleh jadi dalam konteks ini yang menyebabkan terjadinya
adalah kesucian jiwa tersebut.
C. Macam-Macam Mukjizat
Secara garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian
pokok yaitu mukjizat yang bersifat material indrawi lagi tidak kekal dan
mukjizat imaterial, logis, lagi dapat dibuktikan sepanjang masa dengan
secara nyata (rasional). Mukjizat Nabi-nabi terdahulu kesemuanya
merupakan jenis pertama. Mukjizat mereka bersifat material dan
indrawi dalam arti keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan atau di
jangkau langsung lewat indra oleh masyarakat tempat Nabi tersebut
menyampaikan risalahnya. Mukjizat jenis ini diderivasikan pada
kekuatan yang muncul dari segi fisik yang mengisyaratkan adanya
kesaktian seorang Nabi. Secara umum dapat diambil contoh adalah
mukjizat Nabi Musa dapat membelah lautan, mukjizat Nabi Daud dapat
melunakkan besi serta mukjizat Nabi-nabi dari bani Israil yang lain.
Kesemuanya bersifat material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi
tempat Nabi tersebut berada, dan berakhir dengan wafatnya masingmasing Nabi. Ini berbeda dengan mukjizat Nabi Muhammad SAW. yang
sifatnya bukan indrawi atau material, namun dapat dipahami oleh akal.
Maka ia tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat
al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan
akalnya di mana dan kapan pun.
Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok. Pertama, para nabi
sebelum Nabi Muhammad SAW ditugaskan untuk masyarakat dan
masa tertentu. Karena itu mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa
dan masyarakat tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Sedangkan
Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk seluruh umat manusia hingga
6
material,
karena
kematerialan
membatasi
ruang
dan
waktunya.
Kedua, manusia mengalami perkembangan dalam peimikirannya.
Auguste Comte (1798-1857) berpendapat bahwa pikiran manusia
dalam perkembangannya mengalami tiga fase yaitu:
1. Fase pertama adalah fase keagamaan, di mana karena keterbatasan
pengetahuan manusia ia mengembalikan penafsiran semua gejala
yang terjadi kepada kekuatan tuhan atau dewa yang diciptakan oleh
benaknya.
2. Fase kedua adalah fase metafisika, dalam fase ini manusia
menafsirkan
gejala
atau
fenomena
yang
ada
dengan
D.Aspek-Aspek Mukjizat
1. Segi Bahasa dan Susunan Redaksi (Ijaz Lughowi)
Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat
turunnya al-Quran telah mencapai tingkat yang belum pernah
dicapai oleh bangsa satu pun yang ada didunia ini, baik sebelum
7
dan
sesudah
mereka
dalam
bidang
kefashihan
bahasa
orang
lain
dalam
kesempurnaan
menyampaikan
mereka.
Padahal
mereka
memiliki
kemampuan
menghadapinya,
tak
ada
satupun
yang
mampu
menugaskan
kepada
tim
penulis
wahyu
untuk
diketahui
pula
bahwa
Nabi
Muhammad
antara
ketersambungan
keterpautan
satu
antara
antara
surat
dengan
surat
lainnya,
ada
ayat
dengan
ayat
lainnya,
ada
kalimat
lainnya,
ada
kalimat
dengan
merupakan
satu
kesatuan
yang
utuh.
Keindahan
datang
antara
dengan
lain
ilmu
berbagai
akidah,
macam
ibadah,
ilmu
dan
muamalah,
Artinya:
Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia
yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah: 163).
Artinya:
Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana dia mempunyai anak padahal dia
tidak mempunyai isteri. dia menciptakan segala sesuatu; dan dia mengetahui
segala sesuatu. (QS. Al Anam: 101)
Artinya:
Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran
(Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk
Maka Sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. dan
barangsiapa yang sesat, Maka Sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan
dirinya sendiri. dan Aku bukanlah seorang Penjaga terhadap dirimu".(QS.
Yunus: 108)
Pemaknaan
kemukjizatan
al-Quran
dalam
segi
ilmiyyah
diantaranya :
a. Dorongan serta stimulasi al-Quran kepada manusia untuk selalu
berfikir keras atas dirinya sendiri dan alam semesta yang
mengitarinya.
b. Al-Quran memberikan
ruangan
sebebas-bebasnya
pada
Artinya:
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang
kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada
Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang
yang paling keras. (QS. Al-Baqoroh: 204)
c. Ramalan kejadian masa mendatang
Diantaranya ramalan kemenangan Romawi atas Persia di awal
surat ar-Ruum.
:Artinya
Tidakkah orang-orang kafir memperhatikan bahwa langit
dan bumi tadinya merupakan satu yang padu (gumpalan,),
12
oleh-Nya.
mengantarkan
mereka
Pengamatan
kepada
tersebut
keimanan
diharapkan
akan
keesaan
dapat
dan
California,
Amerika
Serikat.
Dalam
keasyikannya
mempelajari itu, ia menemukan pada tahun 1925 bahwa galaksigalaksi tersebut di samping berotasi, juga bergerak menjauhi bumi.
Semakin jauh letak galaksi dari bumi, semakin cepat gerak tersebut
sehingga ada yang memiliki kecepatan seratus ribu kilometer
perdetik (lebih kurang sama dengan sepertiga kecepatan cahaya).
Tadinya penemuan tersebut diduga sebagai suatu kesalahan,
tetapi lama kelamaan setelah ia diterima oleh banyak ilmuwan,
akhirnya mereka menyatakan adanya apa yang dinamai The
Expanding Universe. Menurut teori ini, alam semesta bersifat
seperti balon atau gelembung karet yang sedang ditiup ke segala
arah. Langit yang kita lihat dewasa ini, sebenarnya semakin tinggi
dan semakin mengembang ke segala arah dengan kecepatan yang
luar biasa.
Bumi kita diliputi oleh ruang angkasa atau langit. Langit
ditinggikan berarti ia bergerak sedemikian rupa ke arah tegak lurus
pada seluruh permukaan bumi. Dan karena bumi bulat, ini berarti
langit yang melingkungi bumi itu harus mengembang ke segala
arah. Demikian ayat Al-Ghsyiyah ini bertemu maknanya bahkan
dipertegas oleh firman-Nya:
Artinya:
14
Dan
langit
Kami
bangun
dengan
kekuasaan
(Kami),
dan
berkomentar
mengenai
hikmah
kebanyakan maukjizat yang ditanpakkan Allah SWT pada diri para nabi
yang diutus kepada bani Israil adalah mukjizat jenis fisik.
Beliau
2M.Ag Hal 10 Drs. Muhammad Chirzin, M.Ag. Al-Quran dan Ulumul Quran. PT.
Dana Bhakti Prima Jaya (Yogyakarta: 1998), hal. 96
15
merta
menafikan
mukjizat-mukjizat
fisik
yang
telah
sifat
yang
berbeda
dengan
mukzijat
Rasul
sebelum-
yang
ditetapkan
mengherankan
apabila
oleh
ilmu
al-Quran
kontemporer.
menegaskan
Maka,
tidaklah
pembenaran
dan
sesuatu
terlintas
dalam
pengetahuan
menusia
waktu
DAFTAR PUSTAKA
Abdushshamad, Kamil, Muhammad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-quran.
Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002.
Baidan, Nasrudin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005.
Shihab, M. Qurashy, Mukjizat Al-quran. Bandung: Penerbit Mizan, 1994.
RofiI, Ahmad, Ulumul Quran. Bandung: CV Pustaka Setia, 2000.
Umar, Nasruddin, Ulumul Quran, Volume 2, Jakarta: Al-Gazal, country,
2000.
Chirzin M.Ag, Drs. Muhammad. Al-Quran dan Ulumul Quran. Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Prima Jaya, 1998.
17